Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1271 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aguk Irawan Mn., 1979-
Jakarta: Exchange, 2015
808.3 AGU p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wira Nagara
Jakarta: Media Kita, 2019
899.221 WIR d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Kurniawan
Yogyakarta: Bentang, 2022
899.221 EKA p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gibran, Kahlil, 1883-1931
Yogyakarta: Narasi, 2007
808.1 GIB t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Kurniawan
Yogyakarta: Bentang, 2016
808.835 98 EKA p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Asy-Syadzili, Karim
Surakarta: Insan Kamil, 2010
297.563 ASY ut
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Suryana Saputra
"Penelitian ini mengulas cinta, benci, dan patah hati dalam tinjauan filsafat psikoanalisis Slavoj Žižek. Terutama berkaitan dengan kritik Žižek terhadap seruan cinta universal kepada sesama manusia yang justru menghindari pertemuan dengan sesama. Seruan cinta universal dianggap mengingkari hal-hal yang tak dapat dicintai, mungkin dibenci, dalam diri manusia. Maka penelitian ini menelaah, pertama, soal apa dan bagaimana “yang kurang” dalam seruan cinta kepada sesama manusia sehingga gagal mengatasi kebencian? Kedua, apa dan bagaimana “yang kurang” dalam kritik Žižek tentang cinta itu sendiri? Metode analisis konseptual dan struktural diterapkan sehubungan dengan acuan Žižek pada tiga tataran psikis Lacanian yang membentuk realitas dan identitas: The Imaginary, The Symbolic, dan The Real. Adapun “yang kurang” merujuk pada konsep Lacanian tentang lack sebagai kondisi dasar atau ontologis dari keberadaan manusia. Dengan pendekatan pemikiran dialektis dan interpretasi kritikal dalam bingkai psikoanalisis, didapati bahwa hal “yang kurang” dalam seruan cinta universal kepada sesama manusia adalah kesediaan untuk jatuh, terlibat dan bertemu dengan sesama—dengan kemungkinan mengorbankan segala, hingga menumbuhkan benci. Lalu, “yang kurang” dalam cinta yang jatuh dan terlibat adalah patah hati, kesediaan untuk menghadapi sakit dari hati yang tercabik.

This research analyze love, hatred, and heartbreak from the perspective of Slavoj Žižek's psychoanalytic philosophy. Especially related to Žižek's criticism of universal love towards neighbor, which paradoxically avoids encounters with others. The call for universal love is considered to deny the aspects within humans that are unlovable, and even hated. Therefore, this research examines, first, the issue of what is “lack” and how does “lack" in universal love fail to overcome hatred? Second, what and how is “lack” in Žižek's criticism of universal love itself? Conceptual and structural analysis methods are applied in connection with Žižek's reference to the three Lacanian psychic realms that shape reality and identity: The Imaginary, The Symbolic, and The Real. The “lack” refers to the Lacanian concept as a basic or ontological condition of human existence. Through a dialectical thinking approach and critical interpretation within the framework of psychoanalysis, it is found that the “lack” in the universal love is the willingness to fall, engage, and encounter others—with the possibility of sacrificing everything, even nurturing hatred. Then, the “lack” in love that falls and engages is heartbreak, the willingness to face the pain of a torn heart."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Saroni
Kebumen: CV. Intishar Publishing, 2018
808.81 MOH s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kinoysan
Jakarta: Lingkar Pena, 2008
899.221 3 KIN l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Hakim konstitusi adalah daging yaitu hati dalam tubuh mahkamah konstitusi (MK). Jika hati itu baik maka baik pula tubuh itu dan sebaliknya jika hati itu buruk maka buruk pula tubuh itu. Hati yang baik itu diisi oleh hakim yang memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela; adil; dan negarawan yang menguasai konstitusi dan ketatanegaraan. Oleh karena itu mereka memiliki kewajiban untuk membuat putusan yang responsif dan preskriptif demi tegaknya hukum berdasar moralitas dan kebenaran. Putusan itu menjadi matahari yang akan tetap bersinar dan menyinari kehidupan nusa dan bangsa"
JK 11 (1-4) 2014
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>