Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98614 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"This article about accountability of hospitals for medical malpractice in relation whit the medical service is a sociologist research about the legal principle, norm and various legal definition concerning contractual law, tort and judicial decision related to accountability by the hospital for medical malpractice. The result of research at Dr. Sardjito Hospital and a public hospital in the Sleman subdistrict of Yogyakarta shows that relation between hospital and doctor in the medical service execution is legal relationship based in giving medical service. In the execution of the medical services by doctor in the hospital, the doctor bears full responsibility for the rights and duties. The complete freedom in exercising his rights and responsibilities of the doctor determined by the type of medical service which has to be giving to the patient."
JHYUNAND 6:8 (1999)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Puspito Sari
"Salah satu indikator untuk menunjukkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah data atau informasi dari rekam medis yang baik dan lengkap. Rekam medis yang lengkap dapat memberikan gambaran secara keseluruhan tentang pasien yang akan digunakan untuk berobat kembali. Rekam medis adalah bukti otentik jika terjadi tuntuntan di pengadilan.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis dan faktor-faktor ekstrinsik yang mempengaruhinya.
Jenis penelitian ini adalah metode observasional. Data diambil secara potong lintang sebanyak 50 rekam medis selama bulan September-November 2011 yang diisi oleh 10 dokter spesialis, serta dilakukan wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner.
Hasil analisis menunjukkan variabel beban kerja (Pvalue=0,001), prosedur kerja (Pvalue 0,001), dan supervisi teknis (Pvalue=0,036) mempengaruhi langsung kelengkapan pengisian rekam medis. Variabel yang paling dominan mempengaruhi kelengkapan rekam medis adalah variable dengan nilai coeff. B paling besar yaitu status prosedur kerja dengan coeff B=13,7.
Saran yang diberikan kepada RS. Hermina Depok ialah melakukan sosialisasi dan pelatihan pengisian rekam medis secara rutin. Selainitu, melakukan pemeriksaan dan pengawasan dalam hal pengisian rekam medis secara tepat dan sesuai dengan periode yang ditetapkan.

One of the indicators of the health service quality in the hospital is the comprehensive information from patients? medical records. A comprehensive medical record could display the whole patient?s condition which can be used for their next treatment. A medical record, in addition, is also important legal evidence used in the court, provided there is any lawsuit.
This research is carried out to illustrate the link between Doctors individual characteristics with the completion of patients? medical records together with other external related factors.
Observational study is the method used in the research, with cross sectional data from 50 patients? medical records in September-November 2011, filled out by 10 specialist doctors; as well as data collection from interview with the use of questionnaires.
The Results indicate: workload variable (Pvalue=0,001), work procedures (Pvalue 0.001), and supervisory techniques (Pvalue=0,036) affecting the completion of the medical records directly. The most dominant variable affecting the completion of health records is the one with the highest Coeff B value work procedures with Coeff B value=13.7.
Suggestion given to RS HerminaDepok is to perform regular training and socialization, as well as to carry out checks and supervision in regard to the correct completion of patients? medical records based on the indicated period.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
T30057
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lenny Naulita
"Latar Belakang: Meskipun kontroversial, hospital readmission (HR) dapat mencerminkan keadaan pasien saat dipulangkan dan sebagai indikator untuk mengevaluasi mutu perawatan rumah sakit (RS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui insidensi dan faktor risiko HR pada pasien infeksi intrakranial.
Metode Penelitian: Studi kohort retrospektif pasien infeksi intrakranial periode April 2019-November 2021, menggunakan data Indonesian Brain Infection Study dan telusur rekam medis. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square dan Mann Whitney, dilanjutkan dengan analisis multivariat regresi logistik.
Hasil: Insidensi HR pasien infeksi intrakranial sebesar 28,45%. Mayoritas subjek mengalami HR sebelum 30 hari (64,7%). Penyebab HR terbanyak adalah penyakit lain yang berbeda dengan diagnosis awal (55,9%). Komorbid penyakit ginjal meningkatkan risiko HR (aOR=7,2, IK 95%=2,2-23,8,p=0,000). Gejala klinis saat perawatan awal berupa kelemahan motorik dan kejang juga meningkatkan risiko HR (aOR=2,27,IK 95%=1,28-4,01, p=0,001) dan (aOR=1,93,IK 95%=1,02-3,62, p=0,037). Sedangkan ketersediaan pelaku rawat dapat menurunkan risiko HR (aOR=0,07,IK 95%=0,03-0,45, p=0,002).
Kesimpulan: Insidensi HR pada pasien infeksi intrakranial dalam waktu 6 bulan sebesar 28,45%. Penyakit ginjal, gejala klinis kelemahan motorik dan kejang pada perawatan awal merupakan faktor yang dapat meningkatkan risiko HR, sedangkan ketersediaan pelaku rawat merupakan faktor yang dapat menurunkan risiko HR. 

Background: Although controversial, hospital readmission (HR) can reflect the patient's condition at discharge and as an indicator to evaluate the quality of hospital care. This study aims to determine the incidence and risk factors for HR in intracranial infections.
Method: A retrospective cohort study of intracranial infection patients, in period April 2019-November 2021, using secondary data from the Indonesian Brain Infection Study and tracing medical records. Bivariate analysis using Chi Square and Mann Whitney test, followed by multivariate logistic regression analysis.
Results: The incidence of HR in patients with intracranial infections was 28.45%. The majority of subjects experienced HR before 30 days (64.7%). The most common cause of HR was other diseases that were different from the initial diagnosis (55.9%). Kidney disease comorbidity increased HR risk (aOR=7.2;95%CI=2.2-23.8;p=0.000). Clinical symptoms during initial treatment such as motor weakness and seizures also increased the risk of HR (aOR=2.27;95%CI=1.28-4.01;p=0.001) and (aOR=1.93;95%CI=1.02-3.62;p=0.037). Meanwhile, the availability of caregivers can reduce HR risk (aOR=0.07;CI 95=0.03-0.45;p=0.002).  
Conclusion: The incidence of HR in patients with intracranial infection within 6 months was 28.45%. Kidney disease, motor weakness and seizures are factors that can increase the risk of HR, while the availability of caregivers is a factor that can reduce the risk of HR.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rejeki
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan kinerja dokter di poliklinik rawat jalan Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Mintohardjo, yang dilakukan terhadap seluruh dokter sebagai responden, menggunakan kuesioner penelitian dengan analisa univariat dan bivariat dengan disain cross sectional. Penilaian kinerja dokter dilakukan oleh pasien yang meliputi perilaku, kehadiran dan komunikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor - faktor yang mempengaruhi kinerja dokter di poliklinik rawat jalan Rumkital Dr. Mintohardjo Jakarta adalah faktor psikologis (kepuasan kerja), faktor organisasi (kepemimpinan) dan faktor organisasi (budaya organisasi).

The research aims to find out the factors that relate to the performance of doctors in outpatient polyclinics Naval Hospital Dr. Mintohardjo, with the respondents of all doctors, using the questionnaire, analysis of univariate and bivariate by cross sectional design. Performance appraisal of doctor was performed by patients, which covers the behavior, presence and communication.
The result showed that factors that influence the performance of doctors in outpatient polyclinic Naval Hospital Dr. Mintohardjo Jakarta are psychological factor (satisfaction work), the organization factor (leadership) and the organization factor (organization culture).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30618
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Setyorini
"Sumberdaya manusia dalam organisasi rumah sakit adalah penentu pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu. Manajemen kinerja yang efektif adalah alat untuk mengevaluasi dan meningkatkan kinerja individu dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Bagian terpenting dari manajemen kinerja di rumah sakit adalah penilaian kinerja Dokter. Pelaksanaan penilaian kinerja individu Dokter merupakan bagian tersulit dari pekerjaan manajer rumah sakit di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model Instrumen Penilaian Kinerja Dokter Spesialis Obsgyn melalui Analisis Kinerja yang sesuai untuk RSIA Budi Kemuliaan. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode dan analisis kualitatif. Penelitian ini melibatkan Dokter Spesialis Obsgyn dan stakeholder yang terlibat dalam manajemen kinerja Dokter Spesialis Obsgyn di RSIA Budi Kemuliaan.
Penelitian ini berhasil mengembangkan metode penyusunan instrumen penilaian kinerja yang valid yaitu dengan menggunakan Metode Nominal Group Technique. Sehingga didapatkan Form Penilaian Kinerja Dokter Spesialis Obsgyn, yang berisi 8 indikator kinerja kunci individu berbasis kompetensi dan diklasifikasikan sesuai dengan kerangka kerja kompetensi dari JCAHO, lengkap dengan standar, bobot, kriteria penilaian dan skoring untuk setiap indikator tersebut, yang sesuai untuk RSIA Budi Kemuliaan.

The human resources in healthcare is determinant to high quality of health care services. Effective performance management is a tool for evaluating and improving individual performance to achieve organization?s goals. The most important activity of performance management is how to measure Medical Doctors performance. Appraising individuals Medical Doctors is the most difficult aspects of a manager?s hospitals job in Indonesia.
The purpose of this studyis to develop an instrument that appropriate to measured Obstetrician and Gynecologist performance in Budi Kemuliaan Hospital through Performance Analysis. Descriptive study with qualitative method aims to constructed a Performance Appraisal?s Instrument. A convenience Informan of Obstetrician and Gynecologists and stakeholders in Budi Kemuliaan Hospital participated in this study.
This study successfully developed a valid method to constructed a Performance Appraisal?s Instrument in Budi Kemuliaan Hospital by using Nominal Group Technique Method. A performance appraisal?s instrument contains 8 (eight) specific measurable criteria for Obstetrician and Gynecologists using the JCAHO's six competencies to evaluated Medical Doctors performance that suitable for Budi Kemuliaan Hospital, with standards each specific measurable criteria and scoring categories.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44918
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Tri Utami
"Dalam menghadapi era global, rumah sakit di Indonesia menghadapi tantangan untuk bersaing dengan rumah sakit lain, antara lain persaingan dalam menjaga dan meningkatkan mutu pelayanannya.
Untuk mengevaluasi kualitas pelayanan, diperlukan adanya indikator yang dapat dikelompokkan kedalam indikator klinis dan indikator organisasi. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Untuk pengumpulan data, khususnya yang berhubungan dengan indikator klinis dan indikator organisasi, menggunakan instrumen penelitian, wawancara dengan pihak yang terkait di RSUD, dan melakukan studi dokumentasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis indikator klinis dan indikator organisasi yang dapat dipakai untuk mengevaluasi kualitas pelayanan RSUD. Dari wawancara dengan pihak yang terkait yaitu Direktur, Kepala Tata Usaha, Kepala Subbag Kesekretariatan, Kepala Subbag Keuangan, Komite medik, Kepala Rung Rawat Inap Kebidanan dan Anak/Perinatologi, didapatkan unsur-unsur yang dapat dikelompokkan kedalam indikator klinis dan indikator organisasi.
Dari hasil penelitian diperoleh indikator klinis yang dapat dipergunakan pada kelompok pelayanan ibu melahirkan dan bayi neonatal (AKIP, AKIE, AK3 baru lahir dengan BB<=2000 gram), dan indikator organisasi yang dapat dipergunakan untuk mengukur produktivitas RSUD (BOR, kunjungan optimal pasien), efisiensi dengan mengadakan pengukuran terhadap ALOS, mutu layanan dengan pengamatan terhadap pengelolaan keluhan/kepuasan pasien RSUD dan NDR.
Kesimpulannya, dengan adanya indikator klinis dan indikator organisasi, dapat dipakai untuk mengevaluasi kualitas pelayanan RSUD sebagai upaya koreksi dan peningkatan kualitas pelayanan RSUD di Propinsi Sumatera Barat.
Daftar Pustaka : 31 buku (1986-2001)

Evaluating of the General District Hospital's Service Quality in West Sumatera Province
In facing the globalization era, hospitals in Indonesia are facing challenges in competing with other hospitals, such as competition in maintaining and improving the service quality.
To evaluate the service quality, clinical and organization indicators are needed. This research is using qualitative and exploration approaches. To collect the data, specifically which refers to clinical and organization indicators, the writer uses research instrument, interview the resource persons of the General District Hospital, and applies documentation studies.
The purpose of this research is to analyze clinical and organization indicators that can be used to evaluate the service quality of General District Hospital. The writer is able to get some elements that can be put in clinical and organization indicator from the interviews with the management of the hospital; they are the Director, Head of Administration, Head Department of Secretarial, Head Department of Finance, Medical committee, and chief of Perinatology word.
From the result of the research, the writer is able to get clinical indicator that can be used in the group of giving birth mother and neonatal baby services (AKIP, ANTE, AKB newborn BB <= 2000 gram), and organization indicator that can be used to measure the productivity of General District Hospital (BOR, patients optimum Visits), efficiency by measuring ALOS, service quality by observing the management of the hospital patients complaints/satisfaction and NDR.
The conclusion is, if there are clinical and organization indicators, they can be used to evaluate the service quality of general District Hospital as a correction and an improvement of the General District Hospital in West Sumatera Province.
Reference: 31 (1986 - 2001)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T9532
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husin Usman
"Penelitian ini merupakan studi observasional melalui pendekatan analisis kuantitatif secara cross sectional yang meneliti tentang karakteristik pasien pada pemilihan rawat inap di RSUBY yang berlokasi di Kodya Depok merupakan salah satu rumah sakit yang memiliki fasilitas rawat inap yang lengkap di kawasan ini, Sejak tahun 1995 s/d 1999 terjadi penurunan tingkat hunian (BOR) yang cukup signifikan dan puncaknya terjadi pada tahun 1999 (54%). Banyak aspek yang berpengaruh pada penurunan angka BOR Mi. Pihak Rumah Sakit perlu menitikberatkan upaya secara proaktif pada upaya peningkatan BOR ini. Salah satunya dengan mengidentifikasi aspek-aspek yang berpengaruh pada pemilihan rawat inap.
Penelitian ini dilaksanakan pada fasilitas rawat inap umum RSUBY sejak 8 Rini ski 15 Juli 1999. Maksud penelitian ini untuk mengidentifikasi aspek karakteristik pasien yang terdiri dari aspek pribadi pasien dan aspek tempat pelayanan rumah sakit sebagai variabel bebas yang dihipotesiskan berhubungan dengan pemilihan rawat inap di RSUBY sebagai variabel terikat.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa dari aspek karakteristik pasien variabel Alasan Pilihan Rumah Sakit, Tempat Tinggal Pasien, Penghasilan dan Pengalaman dirawat di Rumah Sakit lain berhubungan dengan Pemilihan Rawat Inap di RSUBY dan aspek Tempat Pelayanan Rumah Sakit variabel Tingkat Kepuasan Pelayanan Perawat, Tingkat Kepuasan, Pelayanan Administrasi dan Keuangan serta Tingkat Kepuasan Pelayanan Kebersihan dan Kenyamanan Ruang Perawatan berhubungan dengan Pemilihan Rawat Inap di RSUBY. Hasil Penelitian juga menemukan informasi lain seperti karakteristik profil konsumen, situasi persaingan dan kekuatan internal rumah sakit.
Pada bagian akhir, penulis menyajikan bentuk ulasan berupa aplikasi pemasaran berdasarkan hasil penelitian. Penulisan lebih terfokus pada komunikasi pemasaran secara event marketing yang didukung publisitas."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roefmilina Maaroef
"ABSTRAK
Pelaksanaan Akreditasi Rumah sakit adalah merupakan langkah strategis dari Departemen Kesehatan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia
Pengertian Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia adalah pengakuan yang diberikan oleh Pemerintah kepada Rumah Sakit karena telah memenuhi standar.
Pelayanan Medik adalah salah satu aspek yang akan diakreditasi, mempunyai peranan penting di rumah sakit, karena baik / buruknya pelayanan medik yang diberikan, akan menentukan baik / buruknya mutu pelayanan rumah sakit tersebut.
RSUD Pasar Rebo telah mendapat kepercayaan dari Departemen Kesehatan untuk melakukan akreditasi rumah sakit pada tahun 1998 ini.
Rendahnya nilai pelayanan medik pada waktu diadakan evaluasi self assessment tahap pertama, memacu Subtim Pelayanan Medik RSUD Pasar Reba untuk meningkatkan manajemen pelayanan medik dalam upaya memenuhi standar pelayanan medik.
Untuk memperoleh kejelasan tentang langkah persiapan dan Cara pengorganisasian yang dilakukan Subtim Pelayanan Medik RSUD Pasar Rebo dalam upaya pemenuhan standar pelayanan medik, maka diadakan penelitian pada bulan Mei - Juni 1998 di RSUD Pasar Rebo.
Metoda penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus untuk mengidentifikasi langkah persiapan dan pengorganisasian Subtim Pelayanan Medik dalam upaya pemenuhan standar pelayanan medik 1 - 7. Subtim pelayanan medik secara struktur organisasi berada dibawah Komite Medik yang merupakan organisasi non struktural di RSUD Pasar Rebo.
Secara organisatoris sebagai organisasi non struktural agak sulit bagi Subtim Akreditasi Pelayanan Medik untuk menata kondisi struktural agar mau memenuhi ketentuan akreditasi rumah sakit. Untuk mengatasi kendala diatas maka dalam melakukan penmgiorganisasian kegiatannya Subtim Pelayanan Medik RSUD Pasar Rebo memanfaatkan budaya organisasi yang ada di RSUD Pasar Reba dan melakukan pembagian tugasnya mempergunakan organisasi matriks sehingga walaupun bersifat nonstruktural , Subtim Pelayanan Medik ini bisa Iangsung berhubungan dengan struktural maupun nonstruktural ada dilingkungan RSUD Pasar Rebo.

Analysis on Preparation of Medical Service Accreditation ; Case Study at RSUD Pasar ReboA Hospital accreditation process is a strategic program from the Ministry of Health in order to Improve the quality care of hospital all over Indonesia
Accreditation in Indonesia is mean the legitimization from the government that the hospital has already fulfill the standard.
Structurally the medical service accreditation is under the position of medical committee which is nonstructural organization line at RSUD Pasar Rebo.
The place of medical service is one of the accreditation aspect with an important role in the hospital. It does because whether it is good or bad will influence the quality of the hospital service.
RSUD Pasar Rebo, trusted by the ministry of Health to accredited at 1998.
The lower quality of medical services activity at the first self assessment evaluation had evoke Medical Service Accreditation Sub Team to improve the hospital medical service management.
To get a clear understanding about the preparation stage and organizational process that was carried out by RSUD Pasar Rebo, a research had done from May-June 1998. The aim of this research was in order to fulfill the medical service standard. This research was done by using qualitative method with case study approach to identification the preparation stage and the organization process which has done by the medical service Accreditation Sub Team at RSUD Pasar Rebo.
As a nonstructural organization it is difficult for the Medical Service Accreditation Sub Team to arrange its structure to follow the accreditation regulation. With an Already Formulated organizational cultural and using the organizational matrix, all the obstacle can be over come by the Medical Service Accreditation Sub Team. Therefore in the evaluative stage, RSUD Pasar Rebo stated accredited with the category full Accredited.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ary Agustanti
"Latar belakang: Tren kepenyakitan gigi dan mulut secara global menunjukkan kelompok usia remaja berpotensi mengalami peningkatan risiko penyakit gigi dan mulut. Perawatan gigi dan mulut juga menjadi kebutuhan kesehatan yang paling banyak tidak terpenuhi pada kelompok remaja. Penelitian ini bertujuan menganalisis self-reported oral health dan normative need, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan utilisasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada remaja usia 15 tahun di Indonesia. Metode: Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dikumpulkan dari Riset Kesehatan Dasar Indonesia 2018. Sampel dalam penelitian ini adalah 572 remaja berusia 15 tahun. Data yang dianalisis dalam penelitian ini didapatkan dari pemeriksaan klinis dan pemberian kuesioner. Hasil pemeriksaan klinis dan penilaian subjektif dibandingkan untuk mengukur validitas diagnostik. Selain itu dilakukan uji komparasi dan analisis area di bawah kurva (AUC) dari kurva ROC. Analisis bivariat dan multivariat dengan regresi logistik dilakukan untuk mengetahui hubungan antara utilisasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil: Kondisi yang paling banyak ditemukan dari pemeriksaan klinis dan penilaian subjektif adalah karies gigi. Terdapat variasi hasil pengukuran validitas self-reported oral health pada remaja Indonesia berusia 15 tahun dengan perbedaan nilai sensitivitas, spesifisitas, PPV, NPV, LR+, LR-, akurasi, dan AUC. Jenis kelamin, domisili, tingkat pendidikan orang tua, dan self-reported oral health berhubungan dengan utilisasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut (p < 0.05). Kesimpulan: Self-reported oral health bisa digunakan untuk skrining dan perencanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, serta alokasi prioritas pada populasi. Disparitas pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut antar karakteristik sosiodemografi masih persisten.

Background: The global trend of oral diseases shows that the adolescent age group has the potential to experience an increased risk of oral diseases. Dental care is the most common unmet health needs in adolescents. This study aims to analyze self-reported oral health and normative need, and to identify associated factors of the utilization of dental services in Indonesian adolescents aged 15 years. Methods: This analysis used secondary data collected from the Indonesian Basic Health Survey 2018. Samples for this study were 572 adolescents aged 15 years. Data analyzed in this study were obtained from the clinical examination and questionnaires administration. The clinical examinations and subjective assessments were compared to measure its diagnostic validity. In addition, comparative test and analysis of the area under the curve (AUC) of the ROC curve were also carried out. Bivariate and multivariate analysis with logistic regression were conducted to determine the relationship between the utilization of dental services and its associated factors. Results: The most common condition reported in clinical examination and subjective assessment was dental caries. There were variations in the results of diagnostic validity measurement of self-reported oral health in Indonesian adolescents aged 15 years with different values ​​of sensitivity, specificity, PPV, NPV, LR+, LR-, accuracy, and AUC. Gender, residential area, parental education level, and self-reported oral health were related to the utilization of oral health services (p < 0.05). Conclusion: Self-reported can be used for screening, planning dental services. Disparity of dental service utilization between sociodemographic characteristics is still persistent.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atiek Sri Asmawati
"Sejak berdirinya pada zaman Belanda, seluruh kegiatan Rumah Sakit Bukit Asam dibiayai penuh oleh pemiliknya yaitu Perusahaan PTBA yang bergerak dibidang tambang batubara. Keputusan pemerintah agar Perusahaan PTBA Go Publik, mempunyai dampak terhadap Rumah Sakit yaitu RSBA harus mempunyai kinerja yang tinggi supaya bisa membiayai dirinya sendiri. Rumah Sakit akan selalu mempunyai Kinerja yang tinggi apabila memiliki Visi Misi kedepan yang bisa dilaksanakan dengan Budaya organisasi kuat yang sesuai.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran Budaya Organisasi RSBA kaitannya dengan Visi Misi RSBA. Dimensi Budaya yang diteliti adalah Kepemimpinan, Kinerja, Kerjasama, Komunikasi, Pelayanan terhadap Pelanggan dan Kesiapan untuk berubah. Desain penelitian yang digunakan adalah survei, cross sectional dengan populasi penelitian adalah karyawan RSBA. Penelitian ini merupakan penelitian Diskriptif Analitik dengan analisa kwantitatif dan kwalitatif. Sampel diambil sebesar 20 % dari populasi melalui system Accidental Random Sampling.
Berdasarkan penilaian responden Budaya organisasi RSBA saat ini mempunyai nilai rerata 2,7366 dengan simpang Baku sebesar 0,10777 yang berarti Budaya RSBA tidak lemah dan tidak kuat. Responden mengganggap bahwa Kepemimpinan merupakan dimensi terpenting untuk mencapai keberhasilan. Dimensi yang menonjol adalah pelayanan pelanggan, dan yang paling lemah adalah komunikasi. Dimensi yang perlu diperkuaat adalah Kepemimpinan, dengan penekanan pada aspek Komunikasi, Bimbingan dan Evaluasi.
Belum terlaksananya Visi Misi RSBA berkaitan dengan masalah Komunikasi didalam RSBA yang belum berjalan dengan semestinya. Perlu peninjauan ulang Visi Misi RSBA yang sudah ada pada saat ini. Dan penelitian ini bisa digali Budaya kuat RSBA yang sudah dimiliki oleh karyawannya yaitu Menggalang kebersamaan dan kerjasama dalam dinamika kelompok, Mengutamakan kepentingan pelanggan, Bersikap peka dan tanggap terhadap perubahan, Melandaskan hubungan antar karyawan dan antar unit kerja atas dasar kepercayaan dan keterbukaan, Menjunjung tinggi prestasi dan kwalitas.
Perlu penetapan dan pengembangan Budaya Organisasi RSBA sesuai dengan basil penelitian ini agar bisa dipakai sebagai nilai dasar dari semua kegiatan yang ada di RSBA. Untuk mencapai keberhasilan tujuan RSBA, perlu lebih mensosialisasikan dan mengimplementasikan Visi Misi RSBA. Dalam pencapaian tujuan RSBA tersebut perlu pembenahan manajemen internal pada system komunikasi, pembinaan dan evaluasi

Organizational Culture Analysis of Bukit Asam Hospital in Conjunction with Bukit Asam Hospital Vision and MissionSince its establishment during Dutch colonial era, all of Bukit Asam Hospital expenditure has been funded by its owner, Bukit Asam Private Limited, a coal mining company. The Government decision to alter company structure from a private limitedcompany to a public company, affect Bukit asam Hospital policy to improve its self funded abioility. In order to achive that goal, hospital needs to enhance its overall performance based on future vision and mission that its executed with a strong and exact organizational culture.
In general, this thesis focus on studying Bukit Asam Hospital organizational culture related with hospital vision and mission. Culture dimension to be studied include : leadership, performance, cooperation, communication, customer services and readiness to change. The study was designed for cross sectional survey among hospital employee as its study population. This study is performed as analitical descriptive study with quantitative and qualitative analysis. Sample was taken with accidental random sampling method, representing 20 % of total population. Study shows that presently hospital organizational culture is evaluated with mean of 2,7366 and varians of 0,10777. This shows that hospital organizational culture is not weak and not strong enough. Responden consider that leadership is the most important dimension to reach success. Hospital vision and mission, wich is not yet wellimplemented, mostly caused by communication problem within hospital personel. Responden felt that educational and evaluation system are not yet executed as expected.
From this study, also explored that hospital culture that is embodied to employee can be defined as : empowerment of cooperation and unity within group dynamic, customer oriented, sensitive and prompt reaction toward changes, employee infra unit relation based on trust and understanding, work quality and achivement.
Further, this thesis recomendens the result of the study to be used for improvement of every aspects of hospital organizational culture. To achive its success, hospital needs to socialize and implement its vision and mission. Hospital requiers internal management structuring of communication, educational and evaluation system to enchanceits ability for reaching the overall goal.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T446
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>