Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5840 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Water supply in Yogyakarta municipality is mainly originated from two main sources, the pine water and groundwater. The pipe water which is operated by the local drinking water authority does not suffice for the water demand of the people in the city. The second source is groundwater, which is used by most people in the city by traditional system. The aquifer of the Yogyakarta which consists of volcanic materials erupted by Merapi volcano is fairly good, however the expansion of the city area toward the northern and north eastern area may reduce groundwater recharge. The rapid growth of population and other city facilities such as hotels may cause groundwater suplly to decline. Groundwater quality in certain area may subject to pollution by domestic wastes, assigned by the high content of chemical substances such as iron and suplate, besides high content of coliform bacteria, and nitrite. Heavy metals were undetected in the groundwater of the area. "
GEOUGM 26:68 (1994)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. Faisal Baihaqi
"Daerah aliran (DA) Ci Deres mencakup 5 kecamatan. Dari tahun 2010 sampai tahun 2018 telah terjadi peningkatan laju pertumbuhan penduduk di ke 5 kecamatan tersebut dengan nilai mencapai 0.58 % pertahun. Hal tersebut menjadi masalah karena mengharuskan pembukaan lahan baru untuk pemukiman penduduk sehingga dapat menurunkan kualitas lingkungan di DA Ci Deres. Metode DRASTIC-LU telah banyak digunakan untuk menilai kerentanan airtanah di suatu wilayah. Selain itu metode ini juga telah banyak dipakai sebagai pembanding untuk metode-metode baru. selain itu ada metode SINTACS-LU yang merupakan pengembangan dari DRASTIC-LU. Metode ini sesuai untuk diaplikasikan dengan kontaminan jenis nitrat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji pola spasial kerentanan airtanah dangkal terhadap pencemaran menggunakan model DRASTIC-LU dan SINTACS-LU serta membandingkan dan memverifikasi hasil tersebut dengan kondisi pencemaran airtanah dangkal yang terjadi di DA Ci Deres. Model DRASTIC-LU dan SINTACS-LU sama-sama menghasilkan wilayah kelas kerentanan tinggi dengan luasan yang paling dominan. Pada model DRASTIC-LU wilayah kelas kerentanan tinggi tersebar merata dari hulu sampai hilir DA Ci Deres, sedangkan pada model SINTACS-LU wilayah kelas kerentanan tinggi tersebar merata dari hulu sampai hilir DA Ci Deres. Berdasarkan perhitungan kappa model SINTACS-LU memiliki akurasi yang lebih baik dari model DRASTIC-LU yaitu dengan nilai indek kappa sebesar 0,256 dan nilai signifikansinya lebih kecil terhadap alfa yang digunakan sedangkan nilai indek kappa untuk DRASTIC-LU adalah 0.214 namun nilai signifikansinya lebih besar dari alfa yang digunakan sehingga nilai index tersebut tidak dapat digunakan.

The Ci Deres watershedarea covers 5 sub-districts. From 2010 to 2018 there has been an increase in the rate of population growth in the 5 sub-districts with values reaching 0.58% per year. This is a problem because it requires opening new land for residential areas so that it can reduce the quality of the environment at Ci Dereswatershed. The DRASTIC-LU method has been widely used to assess the vulnerability of groundwater in an area. In addition this method has also been widely used as a comparison for new methods. besides that there is a SINTACS-LU method which is the development of DRASTIC-LU. This method is suitable for application with nitrate contaminants. The purpose of this study was to examine the spatial pattern of shallow groundwater susceptibility to pollution using the DRASTIC-LU and SINTACS-LU models and to compare and verify these results with the shallow groundwater pollution conditions that occurred at Ci Dereswatershed. The DRASTIC-LU and SINTACS LU models both produce the highest dominant area of vulnerability. In the DRASTIC-LU model the high vulnerability class area is spread evenly from upstream to downstream Ci Dereswatershed, whereas in the SINTACS-LU model the high vulnerability class is spread evenly from upstream to downstream Ci Dereswatershed. Based on the kappa calculation, the SINTACS-LU model has better accuracy than the DRASTIC-LU model which is the value of the kappa index of 0.256 and the significance value is smaller for the alpha used while the kappa index value for DRASTIC-LU is 0.214 but the significance value is greater than alpha used so that the index value cannot be used.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Charbeneau, Randall J
New Jersey: Prentice-Hall, 2005
628.168 CHA g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Knesse, Allen V.
Washington: Resources for the Future, 1962
363.739 4 KNE w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mayrisna Sari
"Pencemaran yang terjadi di sekitar daerah aliran sungai di pengaruhi oleh faktor penggunaan tanah dan aktivitas penduduk di sekitar daerah aliran sungai. Permasalahan yang timbul adalah bertambahnya jumlah total beban pencemar di yang terdapat di daerah aliran sungai yang menyebabkan penurunan kualitas air. Pemodelan merupakan metode yang banyak digunakan untuk mendapatkan manajemen daerah aliran sungai (DAS) yang baik karena memenungkinkan untuk dilakukan peramalan terhadap dampak-dampak yang mungkin akan terjadi. Model sistem dinamik telah digunakan beberapa peneliti untuk mempelajari pencemaran air sungai.
Penelitian ini dilakukan pada Kali Caringin, Kali Angsana, dan Ci Putat yang merupakan anak sungai dari Kali Angke dan Kali Pesanggrahan yang tersebar di Kecamatan Sawangan Kota Depok. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana hasil simulasi model dinamik terhadap sumber pencemar dan kualitas air parameter fosfar, nitrat, dan nitrit. meluasnya willayah pemukiman akan meningkatkan nilai sumber pencemar dalam sungai di Kecamatan Sawangan Kota Depok. Hasil penelitan menunjukan bahwa model sistem dinamik dapat menghasilkan simulasi yang baik pada wilayah yang memiliki karakteristik yang homogen.

Contamination that occurred around the watershed is influenced by land use factors and people's activities around the watershed. The problem that arises is increasing the total amount of pollutant load contained in the watershed that led to a decrease in water quality. Modelling approach is widely used to get best management in watershed because it is possibility to do forecasting of impacts could be happened in future. Model System Dynamic has been used to study of river water pollution.
This research is take place at Kali Caringin, Kali Angsana, and Ci Putat located in Kecamatan Sawangan, Kota depok. That hugging of residencial area will cause increasing pollutan sources and phospat and nitrat consentration in the rivers. This research tells us that model system dynamic can make good simulation in watershed that homogeneous area.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42675
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puti Parameswari
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memahami kekuatan NGO melalui strategi
advokasi kampanye yang dilakukan untuk mengubah perilaku atau
kebijakan aktor-aktor lain. Dalam penelitian ini akan dianalisa strategi
advokasi Greenpeace Detox Campaign on Fashion dalam mengadvokasi
polusi air di Tiongkok tahun 2011 hingga 2013. Strategi advokasi yang
digunakan oleh Greenpeace adalah kampanye?meliputi information
politics, leverage politics, symbolic politics serta accountability politics.
Dalam penelitian ini juga dianalisa bagaimana hubungan antar aktor,
terutama Greenpeace sebagai aktor NGO dengan aktor target kampanye,
yaitu perusahaan fashion global, masyarakat global dan Tiongkok.
Penelitian ini menemukan bahwa strategi advokasi berupa kampanye
berhasil mempengaruhi kebijakan aktor target kampanye terkait persoalan
polusi air di Tiongkok.

ABSTRACT
This study aims to understand the power of NGOs through advocacy
campaign strategies to change the behavior or policies of other actors. This
study analyzed Greenpeace advocacy on Detox Campaign on Fashion in
China, in the period of 2011 to 2013. The main advocacy strategies used
by Greenpeace is campaign?include information politics, leverage
politics, symbolic politics and accountability politics. This research also
analyzed the relations between Greenpeace as NGO and targeted actors,
namely global brand fashion, global society and state actors, China. This
study found that the campaign strategy success in influencing targeted
actors to change their behavior and policies regard to the issue of water
pollution in China., This study aims to understand the power of NGOs through advocacy
campaign strategies to change the behavior or policies of other actors. This
study analyzed Greenpeace advocacy on Detox Campaign on Fashion in
China, in the period of 2011 to 2013. The main advocacy strategies used
by Greenpeace is campaign—include information politics, leverage
politics, symbolic politics and accountability politics. This research also
analyzed the relations between Greenpeace as NGO and targeted actors,
namely global brand fashion, global society and state actors, China. This
study found that the campaign strategy success in influencing targeted
actors to change their behavior and policies regard to the issue of water
pollution in China.]"
2015
T44613
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Laili Sahwan
"Untuk meningkatkan bilangan oktan pada bensin dan mengurangi letupan di dalam mesin kendaraan bermotor, maka ke dalam bensin ditambahkan TEL (tetra ethyl lead), yang jumlahnya berbeda-beda untuk setiap negara. Di Indonesia, jumlah TEL yang ditambahkan ke dalam bensin Premium SB ataupun Premix sebanyak 1,5 ml per gallon. Penggunaan TEL dalam bensin ternyata menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Gas buang dari kendaraan bermotor merupakan sumber utama Pb di lingkungan.
Penggunaan bensin untuk 1,5 juta kendaraan bermotor di Jakarta mencapai 5,3 juta liter per hari dengan TEL yang ditambahkan sebanyak 2.088 liter (3.403 kg). Di dalam TEL tersebut, terdapat 2.182 kg Pb. Dari Pb yang dibakar, 75% akan dikeluarkan kembali, sehingga diperkirakan ada sejumlah 1.636 kg Pb per harinya akan diemisikan dari keseluruhan kendaraan bermotor di Jakarta.
Tingginya emisi Pb menyebabkan udara, pakan hijauan dan air minum ternak sapi perah, rawan untuk tercemar Pb. Jika hal tersebut benar, maka di dalam tubuh ternak akan terjadi akumulasi Pb, yang pada akhirnya sebagian dari Pb tersebut dikeluarkan kembali melalui air susu. Apabila kandungan Pb di air susu sapi perah melebihi ambang batas aman, maka air susu tersebut akan berpengaruh negatif bagi manusia yang mengkonsumsinya.
Untuk kota Jakarta, kandungan Pb di udara pernah terdeteksi di atas ambang batas (0,06 mg/m3). Kandungan Pb di rumput dan dedaunan yang pernah dianalisa, nilainya di atas normal (2,5 ppm). Rata-rata kandungan Pb di air tanah sebesar 0,04 ppm. Sedangkan kandungan Pb di lingkungan peternakan sapi perah (udara, pakan hijauan dan air minum) serta di air susu sapi perah belum diketahui jumlahnya.
Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan:
1. Mengetahui kandungan Pb di udara, pakan hijauan, air minum dan air susu sapi perah.
2. Mengetahui pengaruh perbedaan lokasi peternakan terhadap kandungan Pb di udara, pakan hijauan, air minum dan air susu sapi perah.
3. Mengetahui hubungan antara kandungan Pb di udara, pakan hijauan dan air minum dengan kandungan Pb pada air susu sapi perah.
Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan, mulai tanggal 13 Mei sampai dengan tanggal 15 Agustus 1991 di 4 (empat) lokasi yaitu:
1. Jalan Industri, Kelurahan Gunung Sahari (lokasi I).
2. Kelurahan Kuningan Timur (lokasi II)
3. Sekitar Jalan Buncit Raya (lokasi III)
4. Kecamatan Jagakarsa (lokasi IV)
Pada setiap lokasi, dipilih secara acak 5 (lima) peternakan yang memiliki ternak sapi perah minimal 20 ekor, sehingga secara keseluruhan diperoleh 20 sampel peternakan. Terhadap 20 sampel tersebut, dilakukan pengukuran kandungan Pb di udara, pakan hijauan, air minum dan air susu sapi perah. Data yang diperoleh dilakukan analisis statistik menggunakan analisis varian dan regresi berganda.
Hasil penelitian menyimpulkan:
1. Rata-rata kandungan Pb di udara, pakan hijauan, air minum dan air susu sapi perah sudah cukup tinggi. Rata-rata kandungan Pb di udara terdeteksi sebesar 34,2 mikrogram/m3 (lokasi I), 45,8 mikrogram/m3 (lokasi II), 26,4 mikrogram/m3 (lokasi III) dan 16,8 mikrogram/m3 (lokasi IV). Rata-rata kandungan Pb di pakan hijauan terukur sebesar 20,49 ppm (lokasi I), 21,14 ppm (lokasi II), 17,75 ppm (lokasi III) dan 12,85 ppm (lokasi IV). Untuk air minum sapi perah rata-rata kandungan Pb-nya sebesar 0,09 ppm (lokasi I), 0,10 ppm (lokasi II), 0,08 ppm (lokasi III) dan 0,07 ppm (lokasi IV). Sedangkan di air susu sapi perah rata-rata kandungan Pb-nya tercatat 0,77 ppm (lokasi I), 1,03 ppm (lokasi II), 0,74 ppm (lokasi III) dan 0,37 ppm (lokasi IV).
2. Lokasi peternakan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan Pb di udara, pakan hijauan, air minum dan air susu sapi perah. Hal ini berarti bahwa perbedaan lokasi peternakan dapat menyebabkan perbedaan pada kandungan Pb di udara, pakan hijauan, air minum dan air susu sapi perah dengan kecenderungan bahwa apabila lokasi peternakan semakin ke pusat kota, maka kandungan Pb-nya semakin tinggi.
3. Antara kandungan Pb di air minum dengan kandungan Pb pada air susu sapi perah tidak ada hubungan yang nyata karena adanya multicollinearity, sedangkan kandungan Pb di udara dan pakan hijauan berhubungan nyata dengan kandungan Pb pada air susu sapi perah. Besarnya hubungan tersebut terlihat dari persamaan:
Y = - 0,698 + 0,018X1 + 0,041X2 + 0,221D3 + 0,232D4 (Y = kandungan Pb di air susu; X1 = kandungan Pb di udara; X2 kandungan Pb di pakan hijauan; D3 = variabel dummy lokasi III dan D4 = variabel dummy lokasi IV).
Mengingat sudah cukup tingginya kandungan Pb pada air susu sapi perah, maka upaya yang paling penting dilakukan untuk menurunkan kandungan Pb tersebut adalah menghilangkan kandungan TEL dalam bensin. Apabila upaya tersebut belum dapat dilakukan, maka upaya lainnya yang dapat dilakukan adalah:
1. Lokasi peternakan sapi perah sebaiknya jauh dari jalan raya atau pusat kota.
2. Pakan hijauan sebaiknya diambil dari lokasi yang jauh dari jalan raya atau pusat kota.
3. Melakukan pencucian dengan air terhadap pakan hijauan yang diduga mengandung Pb tinggi.
4. Melakukan penambahan mineral Ca atau Mg pada makanan ternak, karena mineral tersebut dapat menekan penyerapan Pb oleh alat pencernakan.
5. Menggantikan sebagian pakan hijauan dengan makanan konsentrat."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pingkan Roeroe
"Perairan Teluk Buyat terletak di Desa Ratatotok, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Desa ini terkenal dengan tambang emas yang dikelola oleh rakyat dengan metode tradisional. Pada tahun 1987 secara resmi Pemerintah Sulawesi Utara sudah menutup kegiatan pertambangan rakyat di desa ini. Pada tahun 1996 sebuah perusahaan PMA yaitu PT. Newmont Minahasa Raya (PT. NMR) memulai kegiatan pertambangan yang dikelola secara besar-besaran. Limbah tailing-nya dibuang ke perairan ini pada kedalaman 82 meter melalui sebuah pipa.
Selain itu beberapa desa yang berbatasan dengan Desa Ratatotok ini masih melakukan kegiatan pertambangan yang dikelola oleh rakyat. Dalam pengolahannya digunakan Iogam berat merkuri untuk mengikat emas. Limbah yang mengandung logam berat terutama merkuri dibuang langsung ke tanah dan sungai yang ada kemudian mengalir ke perairan di sekitar Teluk Buyat.
Merkuri merupakan salah satu logam berat yang banyak dimanfaatkan oleh manusia, tetapi berbahaya untuk lingkungan dan kesehatan. Hal ini terjadi karena salah sifat dari merkuri yang dapat terakumulasi dalam tubuh suatu organisme dalam jangka waktu yang lama. Daya racun merkuri terhadap organisme perairan terutama disebabkan terjadinya perubahan komponen merkuri anorganik menjadi merkuri organik (metil merkuri) oleh jasad renik dalam air. Senyawa metil merkuri bersifat mudah diabsorbsi dan terakumulasi dalam jaringan tubuh organisme dan tahan terhadap penguraian lebih lanjut (OECD dalam Laws, 1981).
Gambaran secara umum kadar bahan pencemar dalam suatu lingkungan dapat diketahui dengan menggunakan beberapa indikator yang dapat mengakumulasi bahan-bahan pencemar yang ada sehingga dapat mewakili keadaan lingkungan tersebut. Dalam lingkungan perairan ada 3 media yang dapat dipakai sebagai indikator pencemaran logam berat merkuri yaitu air, sedimen, dan organisme hidup.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui besamya kandungan logam berat merkuri dalam air laut, sedimen dan kerang sebagai indikator pencemaran di perairan Teluk Buyat dan sekitamya dan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh kegiatan pertambangan emas terhadap kualitas perairan Teluk Buyat dan sekitamya.
Pengambilan contoh dilakukan di 3 lokasi yaitu Pantai Kotabunan (lokasi A) dengan 10 stasiun, Teluk Buyat (lokasi B) dengan 10 stasiun dan Teluk Totok (lokasi C) dengan 5 stasiun.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1) Kandungan merkuri dalam air laut, sedimen, dan kerang di lokasi A (Pantai Kotabunan) lebih tinggi dad lokasi B (Teluk Buyat) dan lokasi C (Teluk Totok). Hasil uii statistik menunjukkan adanya perbedaan secara nyata antara kandungan merkuri dalam air laut, sedimen, dan kerang di lokasi A dengan lokasi B dan C, sedangkan merkuri dalam air Taut di lokasi B tidak berbeda nyata dengan lokasi C.
2) Kandungan merkuri dalam sedimen dan kerang di lokasi C sebagai kontrol lebih tinggi daripada lokasi B. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar merkuri dari pertambangan rakyat pada waktu lalu yang masuk dalam Iingkungan perairan mengendap di dasar perairan dan terakumulasi dalam tubuh kerang.
3) Kandungan merkuri dalam sedimen dan kerang di lokasi A (Pantai Kotabunan) lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi B (Teluk Buyat), dan lokasi C (Teluk Totok) lebih tinggi dari lokasi B, ini menunjukkan bahwa proses pengolahan emas yang dikelola secara tradisional oleh rakyat adalah sumber utama pencemaran merkuri di daerah penelitian.
Untuk mengendalikan pencemaran merkuri perlu adanya pengolahan limbah secara terpadu dan perhatian khusus dari Pemerintah Daerah Sulawesi. Maka mengingat saat ini banyak kegiatan pertambangan rakyat di daerah ini.

Buyat Bay is located in Ratatotok Village, Minahasa Regency, North Sulawesi. This village is well known for gold mining and managed by people in traditional method. In 1987, the local government has been discontinued its activities. In 1996, PT. Newrnont Minahasa Raya (PT. NMR) as a foreign investment started the mining activity on a large scale. The tailing waste is thrown away to Buyat Bay at 82 meters depth through a pipe.
Beside this company, there are a few villages surrounding Ratatotok Village still doing the mining activity. It uses mercury to bind the gold. Mercury is one of heavy metal. The waste that contents mercury is thrown away to soil and river, and then flow to Buyat Bay.
Mercury is one of heavy metal that is dangerous for environment and human health but people often use it. One of the characteristics of mercury is it can be accumulated in organism body in long, term period. Mercury contents poison caused by component change from anorganic mercury to organic mercury (methyl mercury) by microorganism in water. Methyl mercury is easy to absorb and accumulate in organism body and resistant further to chemical processes (OECD in Laws, 1981).
General description about pollution degree in environment can be known by use of a few indicators that accumulate polluters in location. In waters environment, there are 3 media that can be used as environment indicators of mercury, those are water, sediment, and living organism.
The purposes of this research are as follows to know the content of mercury in seawater, sediment, and mollusk as pollution indicators in Buyat Bay and surroundings, and to know the impact of gold mining activity to water quality in Buyat Bay and surroundings.
Sample are taken in 3 locations; those are Kotabunan Beach (A location), with 10 station, Buyat Bay (B location) with 10 station, and Totok Bay ( C location) with 5 station.
According to analysis and discussions of this research are as follows
1) The content of mercury in seawater, sediment, and mollusk in location A (Kotabunan Beach) is higher than location B (Buyat Bay) and location C (Totok Bay). Statistic test indicates significant difference between mercury content in seawater, sediment, and mollusk in location A with location B and C, but mercury in sea water in location B indicates not significant with location C.
2) The content mercury in sediment and mollusk in location C as an indicator control higher than location B. This indicates that a large part of mercury in people mining has been settled in the bottom of waters environment and accumulate in mollusk.
3) The content of mercury in sediment and mollusk in location A (Kotabunan Beach) is higher than location B (Buyat Bay) and location C (Totok Bay) is higher than location B indicates that process of gold mining managed by the people traditionally is a major source of mercury pollution at study areas.
To control mercury pollution one needs integrated waste treatment and special attention from local government because of a lot of mining activity in this province.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T14618
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silmina Sabila
"Transportasi laut kapal berpotensi memberikan bahaya pencemaran melalui kecelakaan kapal. Kargo curah kering berbahaya yang diangkut dapat secara langsung memberikan paparan terhadap lingkungan laut. Kargo curah kering seperti batu bara dan bijih besi merupakan contoh jenis kargo curah kering berbahaya. Namun, saat ini informasi mengenai bahaya pencemaran dari tumpahan kargo curah kering masih terbatas. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bahaya pencemaran dari tumpahan kargo curah kering akibat kecelakaan kapal X, menganalisis kebijakan penanggulangan, serta menyusun strategi keberlanjutan penanggulangan. Metode yang digunakan adalah mixed methods kuantifikasi risiko bahaya pencemaran, dampak sosial ekonomi, analisis komparatif kebijakan, serta analisis SWOT untuk penyusunan strategi. Hasil yang didapatkan yaitu tumpahan kargo curah kering kapal X termasuk kategori risiko rendah. Tumpahan berdampak terhadap kondisi lingkungan laut, dengan estimasi sebaran tumpahan 874,187km2. Tidak terdapat dampak sosial ekonomi terhadap masyarakat di sekitar lokasi. Terdapat legal gap atas kebijakan yang berlaku. Strategi yang dapat dilakukan adalah menyusun contingency plan nasional dan mengoptimalkan monitoring kecelakaan kapal.

Marine transportation has the potential to pose a pollution threat through ship accidents. Dangerous dry bulk cargoes carried may provide direct exposure to the marine environment. Dry bulk cargoes such as coal and iron ore are examples of dangerous dry bulk cargoes. However, current information regarding the dangers of pollution from spilled dry bulk cargo is still very limited. Therefore, this study aims to analyze the pollution hazard from spills of dry bulk cargo due to the X ship accident, analyze prevention policies, and develop strategies for sustainability of countermeasures. The method used is a mixed methods descriptive analysis of hazards, socio-economic impacts, policy comparative analysis, and SWOT analysis for strategy formulation. The results obtained are that the dry bulk cargo spill has an impact on marine environmental conditions, with an estimated spill distribution of 874,187km2. There is no socio-economic impact on the community around the location. There is a legal gap over the applicable policies. The strategy that can be implemented is to develop a national contingency plan and to optimize monitoring of ship accidents."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Tia Putri Octaviani Halim
"QUAL2K merupakan pemodelan numerik yang biasa digunakan untuk badan air permukaan. Model ini dinilai sederhana dengan hasil yang didapat cukup akurat. Walau cukup sederhana, variabel yang diperlukan untuk QUAL2K cukup banyak, sehingga pada umumnya parameter yang digunakan sudah bersifat default. Dimana hal ini menyebakan tidak diketahuinya sensitivitas atau seberapa berpengaruhnya suatu parameter terhadap objek studi. Penelitian ini bertujuan untuk mensimulasikan kualitas dan perubahan amonia, total nitrogen, BOD, dan DO pada Sungai Ciliwung dari hulu ke hilir dengan aplikasi QUAL2K dan menganalisis hubungan antara sensitivitas parameter laju reaksi kinetik dan variabel input terhadap kualitas amonia, total nitrogen, BOD, dan DO pada Sungai Ciliwung. Metode yang digunakan untuk analisis pada penelitian ini adalah metode QUAL2K. Melalui simulasi pada kondisi eksisting, diketahui bahwa untuk konsentrasi amonia hanya segmen satu yang memenuhi baku mutu PP No.22 Tahun 2021. Seluruh segmen pada untuk parameter total nitrogen memenuhi baku mutu. Untuk konsentrasi dari BOD hanya segmen satu yang memenuhi baku mutu kelas IV. Dan terakhir untuk DO hanya ada segmen satu memenuhi baku mutu untuk kelas II, III, dan IV. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas diketahui untuk amonia paling sensitif dengan konsentrasi amonia, debit diffuse source, koreksi temperatur reaerasi oksigen. Untuk total nitrogen paling sensitif dengan konsentrasi amonia, debit diffuse source, dan koreksi temperatur nitrifikasi amonia. BOD paling sensitif dengan koreksi temperatur CBOD Fast, konsentrasi BOD diffuse source, debit diffuse source. Parameter yang terakhir yaitu DO paling sensitif dengan koreksi temperatur reaerasi oksigen, air temperature, koreksi temperatur CBOD Fast. Sehingga berdasarkan analisis sensitivitas, parameter debit diffuse source dan koreksi temperatur paling sensitif terhadap seluruh parameter.

QUAL2K is a numerical model commonly used for surface water bodies. This model is regarded as being clear, and the outcomes are relatively accurate. Although QUAL2K is very basic, there are a number of variables that must be used, hence default values are typically used. Where this results in undetermined sensitivity or how important a parameter is to the study's subject. The purpose of this study is to use the QUAL2K application to simulate the quality and change of ammonia, total nitrogen, BOD, and DO in the Ciliwung River from upstream to downstream and to examine the relationship between the sensitivity of the kinetic reaction rate parameters and input variables on the quality of ammonia, total nitrogen, BOD, and DO on the Ciliwung River. The method used for analysis in this study is the QUAL2K method. Through simulations under existing conditions, from ammonia concentration only segment one meets PP No. 22 of 2021 quality standards. For the total nitrogen, all segments meet the quality standards. For the concentration of BOD, only segment one meets class IV quality standards. And finally, for DO there is only segment one that meets the quality standards for class II, III and IV. Based on the results of the sensitivity analysis, it is known that ammonia is most sensitive to ammonia concentration, diffuse source discharge, oxygen reaeration temperature correction. While for total nitrogen, the parameter is sensitive to ammonia concentration, diffuse source discharge, and ammonia nitrification temperature correction. For the next parameter which is BOD is sensitive the most to temperature correction CBOD Fast, diffuse source BOD concentration, diffuse source discharge. And the final parameter is DO that is sensitive to oxygen reareration temperature correction, air temperature, CBOD Fast temperature correction. Therefore, based on the study, diffuse source discharge and temperature correction will be the most dependent on water quality parameters."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>