Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115254 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Islam telah memberi solusi untuk membangkitkan itsar itu. Zakat, infak, sedekah dan wakaf adalah sarana berlatih mencapai itsar. Menunaikan zakat, berarti memulai sedikit memikirkan orang lain. Memperbanyak infak, sedekah dan wakaf akan menumbuhkan kasih sayang kepada orang lain. Ini adalah praktek tasawuf. Sementara itu, tasawuf dan sufi sering diidentikkan dengan kehidupan menjauhi dunia, individualistik, hidup menyendiri, tidak peduli lingkungan, suka berdiam diri, berbusana apa adanya, dan hidup hanya untuk ibadat dan dzikir semata. Bahkan, dalam bentuk yang lebiih ekstriem, tasawuf itu sendiri dianggap bukan bersumber dari Islam, tetapi merupakan ajaran yang diimpor dari lar Islam. Oleh sebab itu, sering kita dengar bahwa tasawuf itu bukan milik kaum muda, tetapi secara eksklusif hanya teruntuk bagi orang-orang lanjut usia, karena tasawuf merupakan pengalihan perhatian dari hal-hal duniawi kepada hal-hal ukhrawi. Dari pandangan yang keliru itu timbul citra bahwa tasawuf adalah ajaran yang membawa kemunduran Islam. Sufisme adalah doktrin yang membuat orang membelakangi dunia. Surfisme membuat muslim bersikap hidup individualistik, tanpa peduli masyarakat sekitar."
KONSTAINT 9:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Artikel ini mendiskusikan hubungan antara Tasawuf, Filsafat, dan Kalam. Semua istilah tersebut pada akhirnya akan menuju pada apa yang dinamakan kebenaran. Namun untuk menuju sebuah kebenaran tidak hanya dengan sebuah pendekatan tertentu."
KONSTAIN 1:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mulyati
Jakarta: Kencana, 2004
297.409 598 SRI m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhri
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang dua orang tokoh sufi yang terkenal bernama Syekh Abdul Qodir al-Jailani dan Ibn lsquo;Arabi dan pemikirannya tentang hakikat ma rsquo;rifat. Ma rsquo;rifat adalah tahapan tasawuf yang paling tinggi tingkatannya. Ada syarat dan banyak jalan menuju ma rsquo;rifat. Pandangan Syekh Abdul Qodir al-Jailani tentang hakikat ma rsquo;rifat berbeda dengan Ibn lsquo;Arabi walaupun mempunyai tujuan yang sama. Pada masa kehidupanya terdapat pro dan kontra terhadap pemikiran mereka. ketika Abdul Qodir al-Jailani berpandangan tentang ma rsquo;rifat. Orang yang kontra terhadap pemikiran beliau terselesaikan secara damai karena pemikirannya yang masih rasional. Berbeda dengan Ibn lsquo;Arabi, menurut pandangan Ibn Taimiyah bahwa ia terlalu melenceng. Penulisan ini mengunakam metodologi penelitian kualitatif-deskritif dengan teknik penelitian kajian pustaka. Keyword : ma rsquo;rifat, Abdul Qodir, Ibn lsquo;Arabi, tasawuf.

ABSTRACT
This journal discusses about two famous Sufis, they are Syekh Abdul Qodir al Jailani and Ibn lsquo Arabi. They have a well known opinion about ma rsquo rifat. Both of them agree that Ma rsquo rifah is the highest level of tasawuf. There are some terms and conditions also ways to get ma rsquo rifat level. On the other hand, Syekh Abdul Qodir al Jailani and Ibn lsquo Arabi have different opinions about ma rsquo rifat principles. At this journal, the author is about to reveal the differeces between them. This methodology is using qualitatif ndash description tith study oriented technique.Keyword ma rsquo rifat, Abdul Qodir, Ibn lsquo Arabi, tasawuf. "
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wishnu Prahutomo
"ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji teks Serat Gandakusuma koleksi Ruang Naskah Perpustakaan Universitas Indonesia. Fokus kajian ini secara filologis adalah untuk menyajikan suntingan teks Serat Gandakusuma yang telah dibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan sehingga dapat dipahami isinya oleh pembaca pada masa kini. Secara kesastraan, penelitian ini menyoroti karakter teks sebagai karya sastra alegoris bermuatan sufisme Jawa yang mengisahkan tentang perjalanan spiritual tokoh Raden Gandakusuma di dalam mencapai kesempurnaan. Penelitian ini mengkaji bagaimana metrum-metrum tembang macapat yang digunakan di dalam teks mewujudkan perjalanan sufi Raden Gandakusuma, serta bagaimana peran perempuan di dalam mendukung perjalanan sufi yang dilakukan oleh Raden Gandakusuma.
ABSTRACT
This research examines the text of Serat Gandakusuma from the collection of The Manuscript Section of The Library of Universitas Indonesia. Philologically, this study focuses on the presentation of the edition text of Serat Gandakusuma which has been cleaned from its error and translated in Indonesian language so that its content can be understood by today rsquo;s readers. As in the perspective of literature, this research focuses in the text rsquo;s character as an allegorical text which contains the concepts of Javanese Sufism through the story of Raden Gandakusuma and his spiritual journey to reach a true perfection. This research analyzes how the macapat meters in the text actualizes the sufi journey of Raden Gandakusuma, and also how the role of women in supporting the sufi journey of Raden Gandakusuma."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
D2452
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tasawuf adalah ilmu yang bertujuan untuk mendekatkan manusia kepada Allah dengan sedekat-dekatnya dan agar manusia tidak tergoda dengan nafsu yang nikmatnya hanya sementara dan orientasinya hanya kepada dunia. Untuk itu, para sufi memiliki konsepsi tentang jalan (tariqat) menuju Allah. Jalan ini dimulai dengan latihan-latihan rohaniah (riyadah), lalu secara bertahap menempuh berbagai fase, yang dikenal dengan maqam (tingkatan) dan hal (keadaan), dan berakhir dengan mengenal (ma'rifat) kepada Allah.Tujuan tasawuf adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah sedekat-dekatnya. Para sufi mencapai keadaan tersebut dalam keadaan yang berbeda-beda. Dalam memasuki dunia tasawuf, seorang sufi harus mengenal maqam dan ahwal. Maqam sering dipahami oleh para sufi sebagai tingkatan, yakni tingkatan seorang hamba di hadapan-Nya, tingkatan ini sesuai dengan kesungguhan atau kerja keras manusia dalam hal ibadah dan latihan-latihan jiwa seperti pengendalian hawa nafsu dan semuanya yang berhubungan dengan pendekatan diri kepada-Nya yang dilakukannya. Ciri khas maqam adalah menetap. Maqamat yang dilalui oleh para sufi berbeda satu dengan yang lainnya, karena kondisi psikologis antara satu dengan lainnya tidak sama. Ahwal adalah suatu keadaan atau kondisi jiwa yang dirasakan seseorang (sufi) yang mengiringi maqam tertentu dari sufi tersebut tanpa daya dan upaya. Ciri khusus hal ini adalah hanya sementara dan tidak bisa diusahakan. Ahwal antara sufi satu dengan sufi yang lainnya. Macam hal ini juga banyak."
KONSTAIN 1:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Chodjim
Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2013
297.4 ACH s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zoetmulder, Petrus Josephus
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991
899.24 ZOE m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Daulay, M. Zainuddin
"Pada tanggal 6 Oktober 1955 syekh Muhammad Makmun bin Yahya kembali ke Tanah Air dari Makkah, Saudi Arabia, setelah bermukim di sana selama kurang lebih 21 tahun menimba ilmu agama. Kepulangannya ke tanah air sekaligus mendirikan tarekat Mufarridiyah. Syekh Muhammad Makmun mendirikan tarekat ini, antara lain untuk meningkatkan ketaatan orang Islam kepada perintah-perintah agama. Menurut syekh Makmun, kehidupan masyarakat Islam di Indonesia saat itu sudah semakin jauh dari ukuran-ukuran keislaman sehingga masyarakat dipandang mengalami kekosongan agama dan kejiwaan. Itulah sebabnya ia mengajak masyarakat Islam berdzikir agar meningkat rasa takut kepada Allah. Dengan kata lain, ia ingin memperbaiki kondisi sosial masyarakat melalui jalur agama. Tarekat Mufarridiyah cepat berkembang dan memperoleh pengikut yang cukup banyak di berbagai wilayah Indonesia, bahkan sampai ke beberapa Negara, seperti Malaysia, Brunai Darusssalam, Singapura, Jepang, dan Australia. Daya tank tarekat ini selain amalan dzikir yang praktis, juga karena integritas sosok syekh Muhammad Makmun yang memiliki kharisma sangat tinggi dalam pandangan para pengikut dan pengagum. Syekh Makmun digambarkan sebagai wall dan ulama yang saat taat dan konsisten dengan ajaran agama, ia memiliki ilmu agama yang luas dan hafal al Quran. Selama 42 tahun sampai akhir khayatnya (1978) digambarkan setiap hari tanpa absen menghatamkan Al Quran. Dengan berbagi keutamaan yang dia miliki, dia diberi gelar al AlTamah (orang yang luas Ilmu), al hafidz (orang yang hafal Al Quran) dan Al kassyaaf ( orang yang diberi keistimewan oleh Allah dapat mengetahui berbagai hal di balik tabir yang ghaib). Bersamaan dengan pesatnya perkembangan tarekat Mufarridiyah pada tahun 70-an, sedang terjadi pula arus besar yang sulit dibendung melanda segenap penjuru tanah air, yaitu golkarisasi. Menghadapi arus golkarisasi pada saat itu, berbagai ormas keagamaan dan pemimpin kharismatik dihadapkan pada posisi dilemmatic. Jika bersedia mengikuti logika pemerintah masuk golkar, berarti slap dengan resiko terkoptasi serta kemungkinan kehilangan legitimasi umat. Bersikap kritis dan menolak bergabung, berarti siap dengan konsekwensi dan resiko politik tertentu. Syekh Muhammad Makmun adalah sosok yang memandang tidak perlu bergabung dengan Golkar sehingga mengalami berbagai tekanan dan hambatan dalam menjalankan aktivitas keagaman dan sosial. Bahkan tarekat Mufarridiyah dilarang di Sumatera Selatan dan Sumatera Barat dengan alasan sebagai aliran faham menyimpang. Ternyata dalam penelitian, aliran ini tidak mengajarkan sesuatu ajaran dan aktivitas yang menyimpang. Mufarridiyah juga tidak sama dengan gerakan sosial keagamaan yang lain seperti kasus Tanjung Priok, kasus kerusuhan Lampung, yang ingin menarapkan syariah Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mereka hanya ingin nilai-nilai Islam hidup dan menjadi landasan moral masyarakat. Namun mereka juga tidak setuju dengan berbagai ormas keagamaan yang dinilai akomodatif terhadap kepentingan pemerintah Orde Baru yang dipandang sekuler dan zalim. Penilaian dan sikap seperti inilah yang sering menjadi sumber ketegangan antara umat Islam dengan pemerintah pada masa Orde Baru. Dan ketegangan yang sama juga juga melanda Mufarridiyah, terutama setelah syekh Makmun wafat tahun 1978.

On October 6'h, 1955, Syekh Muhammad Makmun bin Yahya came back to the country from Makkah, Saudi Arabia, after he lived there for less than 21 years to study Islamic religion. His return to the country is olso to establish Tarekat Muffaridiyah. Syekh Muhammad Makmun established this tarekat (Moslem organization) to increase the Moslems obedience of the religion's commands. According to Syekh Makmun, the lives of the Moslem society in Indonesia during that time had become further away from the norms of Islam, that the society was considered in having an emptiness of religion and spirituality. This is the reason why he expects the society to do dzikir (repeatedly chant part of the confession of faith, as a form of worship) in order to increase fear towards Allah. On the other hand, he wishes to improve the society's social condition through religion. Tarekat Muffaridiyah has grown rapidly and has acquired well enough followers of some regions in Indonesia, even reaching other countries, such as Malaysia, Brunei Darussalam, Singapore, Japan, and Australia. The attraction of this tarekat, besides practical deeds of dzikir, it is also because of the integrity of the figure of Syekh Muhammad Makmun who, according to his followers and admirers is very charismatic. Syekh Makmun is described as a religious leader and an Islamic scholar and teacher who is truly obedient and consistent to the lessons of the religion. He has vase knowledge of of the Islamic religion and has memorized the Koran. For 42 years till his death (1978), he was described to not passing a day without completing reciting the whole Koran. With a multitude of excellence that he had, he was given a title Al Allamah (a person who has vase knowledge), Al Hgfidz (a person who memorizes the Koran) and Al Kassyaaf (a person who is given a specialty by Allah of identifying various things behind supernatural happenings). At the same time of the rapid development of Tarekat Muffaridiyah in the 70's, there was also an enormously strong movement, happening all across the country, which was known as Golkarization. To face the Golkarization during that time, several of the religious organizations and charismatic leaders were faced with a difficult situation. If they agreed to follow the government's logic to join Golkar, it meant they had to face the risk of being co-opted and the possibility of losing the legitimacy of their religious community. Being critical and refusing to join in, meant that they had to be prepared with the consequences and some certain political risks. Syekh Muhammad Makmun was a figure who had a certain view not to join in Golkar, resulting that he would experience all sorts of pressure and obstacles on doing religious and social activities. In fact, Tarekat Muffaridiyah was not allowed in South Sumatra and West Sumatra for the reason that it was a deviate religious sect. Apparently based on an observation, this religious sect does not teach deviate lessons and activities. Muffaridiyah is also not identical with other social religious movements such as the Tanjung Priok case, the Lampung riot case, which desires to apply Islamic Law in the life of the nation and country. They only wish the values of Islam in life and to become a moral base in the society. However they also do not agree with all sorts of other social religious organizations that are considered accommodative concerning the Orde Baru (New Order) that is described secular and tyrannical. The consideration and attitude like this is often being a source of strained situation between the Moslems and government in the Orde Baru periode. Muffaridiyah also felt the same stress, especially after Syekh Makmun passed away in 1978."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T37524
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Oman Fathurahman, 1969-
Jakarta : Mizan, 2012
297.4 OMA i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>