Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 43909 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Budaya jawa, khususnya petungan, pada jaman sekarang ini harus segera ditinggalkan. Petungan tidak mengalami perubahan. Petungan hanya bergerak statis, tidak berkembang. Keyakinan akan budaya Jawa semacam itu tidak dapat menjawabi kehidupan. Maka, paradigma bahwa seseorang yakin dengan petungan dapat menjawabi kehidupan itu harus sesegera mungkin untuk diubah. Paradigmanya harus diubah pada ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan mengalami proses yang terus berkembang. Dan ilmu pengetahuan juga yang lebih dapat menjawab kehidupan. Ilmu pengetahuan lebih menjanjikan untuk sebuah perubahan. Jika seseorang masih mempercayai petungan berarti ia masih mempercayai sebuah opini yang kosong."
JFW 2:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Partrijunianti Gularso
"ABSTRAK
Pada tahun 1981, Pemerintah membentuk Kota Administratif Depok berdasarkan Peraturan Pemerintah No.43 th 1981, dan dalam kurun waktu 18 tahun, Depok menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Pada tahun 1999 berdasarkan UU No 15, atas dasar tuntutan dan aspirasi masyarakat maka Kotif Depok diangkat menjadi Kodya Daerah Tk II Depok dan ditetapkan pada tgl 20 April 1999.Perkembangan kota Depok semakin pesat dan meluas ke wilayah-wilayah lain di sekitarnya.Pembangunan perumahan, pembangunan perkantoran, pembangunan pusat-pusat perbelanjaan, pembangunan pasar tradisional semi modern, dan bermacam-macam pembangunan pelayanan umum dilaksanakan hampir di seluruh wilayah secara bersamaan. Dengan semakin meluasnya perkembangan pembangunan di segala bidang, sudah barang tentu membutuhkan lahan untuk mengaktualisasikannya.Lahan penduduk kampung yang semula merupakan lahan pertanian, dan perkebunan buah-buahan, menjadi menyusut karena dijual untuk kepentingan tersebut.Kondisi ini berdampak pada terjadinya suatu perubahan di berbagai aspek kehidupan penduduk kampong Rawakalong yang mengaku dirinya sebagai orang Betawi di wilayah Kodya Depok. Mereka kemudian mengubah pekerjaannya semula sebagai petani, menjadi pekerjaan lain di sector informal seperti bekerja sebagai tukang ojek, srabutan, tukang bangunan, dan pemilik rumah petak yang disewakan. Pekerjaan di sector informal tidak memberikan penghasilan tetap dan tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarga, dan mereka merespons kondisi ini dengan cara adaptif dimana para suami mengijinkan isteri mereka untuk bekerja di luar rumah dengan beberapa syarat yang tidak jauh menyimpang dari kebudayaan mereka. Dan pekerjaan yang banyak dilakukan oleh para perempuan di kampung ini adalah sebagai pekerja rumahtangga. Bentuk respons lainnya terjadinya konflik antara pasangan suami dan isteri karena tidak bisa menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Konflik yang berkepanjangan bisa berakhir dengan suatu perceraian, dan kemudian terjadi perkawinan baru dengan perempuan lain. Oleh karena itu kawin?cerai menjadi suatu hal yang biasa terjadi di kampong ini. Untuk memperoleh data penelitian dilakukan penelitian kualitatif, terhadap beberapa orang informan yang bisa mencakup berbagai usia dan status perkawinan dengan cara observasi, wawancara mendalam dan menggunakan pengalaman hidup mereka (life history method).

ABSTRACT
In 1981, the government established the Administrative Town of Depok through Government Decree No.43 of 1981, and within 18 years, Depok showed considerable development. In 1999, based upon Legislation No.15 as well as the aspirations of its citizens, the Administrative Town of Depok was elevated to the Regional Municipality of Depok on April 20, 1999. The rate of development of Depok increased and spread to the surrounding areas. The development of housing, office complexes, retail centers, semi-modern traditional markets, and other public service facilities went underway almost at once throughout the area. The increase in growth and development in every area required space. Land held by kampong residents that was previously utilized as farmland and orchards decreased in area through their sale for development projects. The impact took the form of change in many aspect of life among the people of the kampong of Rawakalong,who identify themselves as Betawi of the Municipality of Depok. The people left their farmwork for other occupations in the informal sector, such as motorcycle taxis (ojek ), construction work, and tenement leasing. Work in the informal sector does not provide a steady income, nor does it cover family needs, and their response is adaptive. Husbands allow their wives to takes jobs outside the home, under certain conditions that do not break from their cultural norms. The job must often sought by the women of the kampong is as domestic help. Another response involves conflict between spouses, due to an inability to adapt to the changes occurring . A prolonged conflict may end in divorce, which may lead to re-marriage. Thus divorce and re-marriage has become common in this kampong. Data was collected through qualitative research among informant of varying age and marital status, with observation, in-depth interviews and the use of the life-history method."
Depok: 2012
D1305
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di desa Krenceng, Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kontribusi wanita dalam usaha gula semut. Metode yang digunakan adalah survei dengan jumlah responden sebanyak 40 orang. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data dianalisis menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam usaha gula semut wanita berperan memasak nira sampai menjadi gula. Curahan waktu yang dihabiskan oleh wanita untuk kegiatan ini relatif lebih sedikit daripada laki-laki yang berperan sebagai penderes, namun jika ditinjau dari pekerjaan rumah tangga secara keseluruhan maka curahan waktu yang dihabiskan oleh wanita lebih besar daripada laki-laki. Penggunaan uang hasil usaha dikelola bersama-sama untuk kepentingan rumah tangga, menyekolahkan anak, dlsb. Namun pengambilan keputusan khususnya untuk hal-hal yang menyangkut pengolahan gula seut, wanita lebih dominan daripada laki-laki."
Malang: Departemen pendidikan nasional, Universitas Brawijaya, 1999
300 JIIS
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Akhyar Yusuf
Depok: Departemen Filsafat FIB UI, 2012
001.01 LUB t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Akhyar Yusuf
Jakarta: Rajawali, 2014
001.01 LUB t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Selo Soemardjan
Jakarta: Universitas Indonesia, 1972
300 SEL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Miriam Budiardjo, 1923-2007
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Jakarta , 2005
320.01 MIR d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Miriam Budiardjo, 1923-2007
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004
320.01 MIR d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Miriam Budiardjo, 1923-2007
Jakarta: Gramedia, 1980
320.01 MIR d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>