Ditemukan 152940 dokumen yang sesuai dengan query
"Penentuan hubungan kekerabatan spesies nyamuk yang ada di Yogyakarta telah dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif secara numeris. Pada penelitian ini didapatkan 11 spesies Anopheles yaitu 1 spesies dari subgenus Anopheles dan 10 termasuk subgenus Celia. Pengamatan sifat morfologi yang dipakai dari 11 spesies Anopheles menunjukkan bahwa antara AN.subpictus dan An.indefinititus mempunyai hubungan kekerabatan fenetis yang paling dekat dengan koefisisen korelasi 0,989 dan jarak taksonomi 2. Dalam pengelompokan didapatkan 2 gambar fenogram yang tidak sama dari perhitungan di atas. "
MPARIN 9 (1-2) 1996
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Penelitian menggunakan jasad hayati B.sphaericus 2362 telah dilakukan di laboratorium stasiun penelitian vektor penyakit, Salatiga dan beberapa kolam tidak terawat milik penduduk desa Sukutukan, kecamatan Wulanggitang, kabupaten Fleres Timur. Kolam tidak terawat tersebut merupakan tempat perindukan jentik An.barbirostris. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efikasi formulasi liquid B.sphaericus 2362 terhadap jentik An.barbirostris baik di laboratorium maupun di lapangan. Pengujian di laboratorium dilakukan menurut prosedur WHO dan dimaksudkan untuk mendapatkan nilai LC50 dan LC90 yang dihitung dari analisis probit. Dari hasil pengujian di lapangan dengan dosis aplikasi sebesar 30 ppm, efikasi B.sphaericus 2362 terhadap jentik An.barbirostris dapat dipertahankan sampai hari ke-35 dengan persentase reduksi lebih dari 50%."
MPARIN 9 (1-2) 1996
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Suatu penelitian dilakukan di kecamatan Wulanggitang – kabupaten Flores Timur dengan menggunakan Bacillus thuringiensis H-14 (TEKNAR) dosis 0,6 liter per Ha terhadap jentik Anopheles barbirostris pada kolam tanpa vegetasi, dengan vegetasi rumput dan vegetasi lumut, untuk menekan kepadatan populasi jentik vektor di ketiga jenis kolam tersebut. Tangki semprot “Hudson” digunakan untuk menyemprotan bakteri ini ke masing-masing kolam. Kolam tanpa vegetasi sebanyak 1,98 ml per 33 m2, kolam vegetasi rumput 7,2 ml per 120 m2 dan kolam vegetasi lumut 2,1 ml per 36 m2. Hasil pengamatan 24 jam sesudah penyemprotan menunjukkan bahwa B.thuringiensis H-14 dapat menekan kepadatan populasi jentik instar I – II dan III-IV masing-masing sebesar 97.52% dan 100% pada kolam tanpa vegetasi, 91,70% dan 88,99% pada kolam vegetasi rumput serta 55,92% dan 51,39% pada kolam vegetasi lumut. Pengamatan 6 hari penyemprotan menunjukkan penurunan kepadatan populasi jentik instar 1-II dan III-IV. Penurunan ini relatif rendah, bahkan kadang tidak terlihat adanya penurunan.
"
MPARIN 7 (1-2) 1994
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Penelitian mengenai pemakaian pembalut (band) yang mengandung insektisida (DEET) pada pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan kepala untuk pelindung perorangan dari gigitan nyamuk Anopheles maculatus sebagai vektor malaria, telah dilakukan di daerah Kuang, Selangor, Malaysia, pada bulan Mei sampai Juni 1998. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa konsentrasi insektisida (DEET) pada pembalut yang efektif dan efisien untuk pelindung perorangan dari gigitan nyamuk An.maculatus. Cara yang digunakan untuk penangkapan nyamuk di alam terbuka dengan umpan manusia yang memakai pembalut yang mengandung DEET dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 5%, 10%, dan 30% sedangkan kontrol 0% dengan memakai pembalut yang mengandung alkohol absolut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama 6 kali percobaan diperoleh 85 ekor nyamuk (36 ekor An.maculatus dan 49 ekor nyamuk yang lain) dari pemakai pembalut nyamuk yang 0%, 22 ekor nyamuk dari pemakai pembalut yang mengandung DEET 5%, 10 ekor nyamuk dari pemakai pembalut yang mengandung DEET 10%, dan dari DEET 30% diperoleh 3 nyamuk. Dengan memakai pembalut yang mengandung DEET 30% dapat mengurangi gigitan nyamuk An.maculatus sebesar 95,77%."
MPARIN 7 (1-2) 1994
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Pada saat ini telah dikembangkan penggunaan kelambu yang dicelup dengan insektisida sebagai suatu cara dalam penanggulangan vektor malaria. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas kelambu yang dicelup permetrin dan lamda siholotrin terhadap vektor malaria di Tipuka, Irian Jaya denagn menggunakan gubuk percobaan. Parameter yang dievaluasi adalah efek bunuh, efek iritan, dan efek halau kelambu celup permetrin dan lamba sihalotrin. Dosis permetrin yang digunakan adalah 500 mg/m2 dan lamda sihalotrin 25 mg/m2. Pengamatan dilakukan sebanyak 53 kali selama 6 bulan. Hasil penelitian menunjukkan kelambu celup lamda sihalotrin 25mg/m2 mempunyai efek deterent yang lebih besar dibanding kelambu celup permetrin tetapi efek bunuhnya lebih kecil dibanding kelambu celup permetrin terhadap vektor malaria di Tipuka, Irian Jaya. Efek excito-reppelent tidak berbeda antara kelambu celup permetrin dan lamda sihalotrin."
MPARIN 10 (1-2) 1997
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Jasad hayati Mesocycops sp dipelihara dan dikembangkan di Stasiun Penelitian Vektor Penyakit Salatiga agar dapat digunakan untuk menunjang penelitian-penelitian pengendalian vektor baik di laboratorium maupun di lapangan. Untuk mengetahui efisiensi predasi Mesocyclops sp, telah diuji kemampuan makannya terhadap jentik nyamuk An.acoinitus, Cx.quinquefasciatus dan Ae.aegypti instar I masing-masing dengan ukuran panjang berturut-turut 1,25 mm ; 1,75 mm ; 2,30 mm. Hasil pengujian selama 24 jam, 48 jam, dan 72 jam terlihat bahwa jentik nyamuk Ae.aegypti menunjukkan persentase kematian paling tinggi. Efisiensi predasi Mesocyclops sp (betina dan jantan) tidak dipengaruhi oleh panjangnya jentik nyamuk. Tidak ditemukan korelasi antara panjang jentik nyamuk (mm) dan persentase kematian jentik nyamuk.
"
MPARIN 8 (1-2) 1995
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Kasus penularan dirofilariasis pada anjing sering terjadi di berbagai tempat di Indonesia tetapi informasi tentang vektor nyamuk lokal sebagai penularnya masih minim sekali. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai vektor alamiah dari segi pengamatan sistematik di lapangan, khususnya di daerah Bogor yang bersifat endemik dirofilariasis. Dalam penelitian ini tiga lokasi dipilih, yaitu sekitar kandang anjing di daerah lingkungan perkotaan (urban), pinggiran kota (semi-rural), dan daerah yang kondisi alamnya masih belum banyak berubah (natural bush-land condition). Penangkapan nyamuk dilakukan dengan perangkap cahaya, dua kali sebulan selama tujuh bulan. Nyamuk yang tertangkap dibedah dan diperiksa terhadap paritas dan infeksi larva Dirofilaria immitis. Dari 9 jenis nyamuk yang tertangkap di Taman Kencana, 4 jenis di antaranya terinfeksi oleh larva D.immitis, dan 1 jenis bersifat infektif karena mengandung larva stadium III. Di lokasi pinggiran kota (Mega Mendung) dan lokasi yang masih terawat kondisi alamnya (Gunung Putri) tidak ditemukan nyamuk yang terinfeksi. Berdasarkan indeks vektor potensial diduga bahwa Culex quinquefasciatus adalah vektor utama, Culex tritaeniorhynchus vektor sekunder, dan Armigeres subalbatus serta Culex fuscocephalus adalah vektor-vektor yang bersifat minor. "
MPARIN 12 (1-2) 1999
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Suatu penelitian telah dilakukan untuk mengisolasi bakteri patogen lokal Bacillus thuringiensis dari sampel jentik nyamuk dan sampel tanah dari berbagai habitat lubang pohon. Isolasi dilakukan pada media nutrien agar (2,3 gr/100ml), suhu 30C, selama 48 jam, diperoleh isolat B. thuringiensis. Masing-masing isolat dumurnikan dalam media antibiotik “NYPC” yang terdiri dari mutrien agar, ekstrak ragi, antibiotik polimiksin B sulfat 1,0 mg/ml dan kloramfenikol 0,1 mg/ml dan tanpa antibiotik (nutrien agar 2,3 gr/100 ml) selama 48 jam, suhu 30C. Mengingat bahwa 87,5% isolat B.thuringiensis yang dimurnikan dalam media antibiotik “NYPC” mempunyai patogenitas > 50%, maka “NYPC” lebih sensitif dan selektif daripada nutrien agar untuk mengisolasi B.thuringiensis. "
MPARIN 9 (1-2) 1996
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Penelitian perilaku Anopheles sundaicus sebagai vektor malaria telah dilakukan pada bulan Juni – Agustus 1990 di Tarahan Lampung Selatan, suatu desa yang endemis malaris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tempat hinggap di dalam rumah yang disenangi An.sundaicus betina adalah di kelambu dan pakaian yang bergelantungan, sedangkan di luar rumah (alam) lebih suka di semak-semak. Pengetahuan mengenai tempat hinggap An.sundaicus betina menunjang program pengendalian nyamuk dewasa. "
MPARIN 7 (1-2) 1994
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Penelitian vektor malaria telah dilakukan pada tahun 1995 di tiga desa yaitu Hilinifaoso, Lagundri, dan Hilisimaetano, kecamatan Teluk Dalam, pulau Nias. Penelitian dilakukan dengan penangkapan nyamuk sepanjang malam, dua minggu satu kali, untuk menentukan kepadatan spesies di setiap lokasi penelitian. Pemeriksaan sporozoit dilakukan terhadap nyamuk Anopheles parous, menggunakan tiga metode yaitu pembedahan kelenjar ludah, sediaan toraks, dan uji ELISA. Hasil penangkapan nyamuk menunjukkan bahwa tersangka vektor di tiga daerah penelitian adalah An.nigerrimus, An.sundaicus, An.kochi, An.barbirostris, An.sinensis, An.tessellatus. An.sinensis ditemukan dominan di antara nyamuk Anopheles penggigit manusia."
MPARIN 10 (1-2) 1997
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library