Ditemukan 4719 dokumen yang sesuai dengan query
Afthonul Afif
Depok: Kepik, 2012
305.895 AFI i
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Aimee Dawis
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010
305.859 8 AIM o (2)
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
JK 4:1 (2007)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Arsela Surya Andoko
"Penelitian ini bertujuan untuk mendalami topik mengenai diaspora dan krisis identitas budaya pada generasi kedua imigran di novel Mambo in Chinatown (2014) karya Jean Kwok. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menerangkan konstruksi budaya dalam hidup karakter utama, dan untuk membandingkan prosesnya dari waktu ke waktu. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis tekstual menggunakan teori dari Stuart Hall (1990) tentang identitas budaya dan diaspora. Saya akan menganalisis bagian-bagian dari novel yang mengindikasikan pandangan karakter utama mengenai hidupnya sebagai diaspora. Sebagai tambahan, perangkat sastra, seperti penyimbolan, penokohan, alur cerita dan narasi yang berkaitan dengan karakter utama akan dianalisis untuk mengungkapkan berbagai makna atau pesan yang disampaikan oleh penulis novel. Kemudian, kaitan antara kondisi kehidupan, ketercabutan dari asal usul, dan pandangan mengenai identitas karakter utama di awal dan akhir akan dibandingkan untuk mengungkapkan proses pergeseran dalam rasa kepemilikan dan identitas sebelum dan sesudah dia mengadopsi budaya Amerika sepenuhnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa akulturasi dan penerimaan dari negara tuan rumah adalah aspek penting dalam rekonstruksi identitas dan pembentukan rasa kepemilikan identitas dalam generasi kedua imigran. Selain itu, juga ditemukan bahwa kepuasan hidup yang lebih tinggi membantu generasi kedua imigran, dalam kasus ini Tionghoa-Amerika, untuk berasimilasi dan berakulturasi dengan budaya negara tuan rumah, yang selanjutnya berbalik membentuk rasa kepemilikan identitas dan kesadaran bahwa mereka bukan lagi hanya Tionghoa tapi juga adalah seorang Amerika. Pada akhirnya, kesadaran ini membuat Charlie dapat menerima asal usul dirinya dan juga menerima menjadi apa dirinya sekarang. Hal ini membuatnya tidak merasa malu atau benci menjadi bagian dari diaspora Tionghoa, sambil berdamai dengan dirinya sendiri karena tidak menjadi cukup Tionghoa menurut standar tradisional.
The study aims to explore the diaspora and cultural identity crisis of the second generation of immigrants through the novel Mambo in Chinatown (2014) by Jean Kwok. Moreover, this paper aims to elucidate identity reconstruction in the main character's life, and to comprehend the process over time. The method used is qualitative with textual analysis using Stuart Hall’s (1990) theories on cultural identity and diaspora. I will analyse parts in the novel that indicate the main character’s view of her life as a diaspora. In addition to that, the literary devices , like symbolism, characters, and plot, and narration surrounding the main character will be analysed to unwrap the various meanings that the writer of the novel communicates. Then, the relation between the life condition, uprootedness and view of identity of the main character from the beginning and the end will be compared to see the shifting process in her sense of belonging and identity before and after she fully embodies American culture. The result shows that acculturation and acceptance of the host country’s culture are important aspects in identity’s reconstruction and the formation of a sense of belonging in second-generation immigrants. It is also found that better life satisfaction helps the second-generation of immigrants, in this case the Chinese-Americans, to assimilate and acculturate to the host country’s culture that in turn forms their sense of belonging and realisation that they are not just Chinese anymore but also American. In the end, this realisation allows Charlie to accept her origin as well as what she has become in the present, which makes her not feeling ashamed or hatred of being part of Chinese diaspora while making peace with herself for not being Chinese enough according to traditional standard of being Chinese. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
"Selain keunggulan teknologi informasi di dalam praktik perdagangan internasional di dalam praktik perdagangan internasional, ada juga kekurangan dari penerapan teknologi informasi dalam transaksi bisnis antara lain, tidak adanya saksi yang melihat atau menyaksikan terjadinya transaksi elektronik, tidak adanya pertemuan atau kehadiran para pihak yang bertransaksi, para pihak yang bertransaksi dapat menggunakan identitas orang lain, sehingga jika terjadi sengketa dalam bertransaksi akan menghadapi kendala dalam menemukan saksi dan alat bukti yang sah menurut hukum dalam transaksi elektronik tersebut...."
JHB 29 : 2 (2010)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Amorettya Minayora
"Tulisan ini secara umum memaparkan bagaimana orang Tionghoa Indonesia dipahami dewasa ini dan sejauh mana kebijakan asimilasi yang disuarakan oleh pemerintah Orde Baru mempengaruhi mereka dalam proses penggantian agama. Kemudian dipaparkan pula bagaimana mereka memandang diri mereka dalam bersosialisasi dengan pribumi, setelah memeluk agama Islam. Metode yang dipakai dalam menyusun penelitian ini adalah metode penelitian kepustakaan di bidang Sosial dan Budaya serta penelitian lapangan melalui serangkaian wawancara dengan tokoh-tokoh yang paham mengenai masalah Tionghoa Indonesia dan Islam. Di akhir penelitian terlihat bahwa selain karena adanya kebijakan mengenai asimilasi, terdapat pula beberapa faktor lain yang mendorong orang Tionghoa Indonesia memutuskan memeluk agama Islam. Asimilasi bukanlah satu-satunya faktor yang mendorong mereka untuk memeluk agama Islam."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13987
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Afthonul Afif
"The dramatic change in some important aspects of this country after the collapse of New Order Regime, primarily in the political aspect, provided larger opportunity to Indonesian Chinese in constructing their real identity, included to the Indonesian Chinese Muslim. In one hand, Indonesian Chinese Muslim tended to re-strengthen their cultural identity shown by articulating some features of their ethnic identity, and they show more the involvement in developing discourse of national building and the life of majority group by using their Islamic identity in the other hand. At this point, they then could not be categorized as ?peranakan? and ?totok?, the binary category which is often used to refer to the asimilated and unasimilated Chinese into the cultural system practized by the native majority. After the state launched the new regulation of citizenship No. 12/2006, they were then positioned by the state as the ?real? citizen who had the same civil rights before the law as well as the other groups. The implication of this legacy in the social and cultural context is that they then developed the inclusive identity, such as absorbing the categories and features of identity of other group, involved in the activities of majority group, and occupied the same kind of majority group profession, until they felt that those had become part of their own identity. By sharing their identity with non-Muslim Chinese and majority group, they could take a strategic role as cultural mediators, political brokers and bridge builders."
2012
PDF
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Eka Nurcahyani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pembangunan konsep biracial yang emansipatoris dalam konteks ideologi ras di Amerika Serikat tahun 1960-an sampai dengan tahun 1980-an. Konsep identitas budaya, performativitas dan posthetnic digunakan untuk melihat bagaimana ideologi biracial yang emansipatoris dibangun melalui penokohan tokoh utama, Birdie Lee, seorang remaja biracial hitam/putih yang memiliki ciri-ciri fisik mirip dengan orang kulit putih dalam mencari dan menegoisasikan identitas yang melampaui kungkungan oposisi biner hitam/putih.
Dari hasil analisis tampak bahwa tokoh utama melakukan passing ganda, yaitu menjadi kulit hitam di dalam komunitas kulit hitam, kemudian menjadi kulit putih di dalam komunitas kulit putih sebagai strategi bertahan hidup dan agar diterima di dalam masing-masing komunitas. Passing ganda ini menunjukkan bahwa ras adalah suatu konstruksi sosial yang dibentuk lewat performativitas.
Tesis ini menunjukkan bahwa konsep postethnic seperti yang ditawarkan oleh novel ini sebagai strategi untuk memilih identitas (afiliasi) sendiri nyatanya hanya dalam tataran pribadi karena masih terbentur oleh norma sosial dan hukum. Namun dengan segala keterbatasannya, identitas biracial dalam perspektif postethnic yang ditawarkan oleh Caucasia adalah suatu alternatif untuk meruntuhkan kategori ras, khususnya oposisi biner ras hitam/putih, yang selama ini dianggap tetap dan stabil."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T30226
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Christine
Jakarta: St. Dominic Publishing, 2016
495.03 CHR l
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Bandung: Alumni, 1991
720.9 JAT
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library