Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46120 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pengecatan Giemsa yang merupakan prosedur rutin untuk deteksi Plasmodium, meskipun sederhana, dinilai memakan waktu dan interpretasinya diperlukan tenaga terlatih dan berpengalaman. Prosedur pengecatan Acridine Orange yang diharapkan bisa mengatasi kekurangan pengecatan Giemsa ternyata menghadapi kendala karena harus menyediakan mikroskop fluoresen atau mikroskop standar yang dimodifikasi sebagai mikroskop fluoresen. Oleh karena itu dikembangkan prosedur pengecatan Methylgreen-pyronin untuk deteksi Plasmodium. Sebagai model digunakan sediaan apus kultur vitro Plasmodium falciparum. Dengan prosedur ini DNA Plasmodium berwarna biru dan RNA berwarna merah cerah. Munculnya warna merah cerah ini memudahkan deteksi Plasmodium, lebih mudah dibedakan dengan artefact, dan memungkinkan untuk diterapkan pada sediaan darah tebal."
MPARIN 8 (1-2) 1995
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Kemoprofilaksis masal telah dilakukan selama 2 tahun berturut-turut (1985-1986) di desa Berakit, Riau Kepulauan. Lima tahun kemudian dilakukan pemeriksaan malariometri dan zat anti skizon-merozoit P.falciparum dengan ELISA pada penduduk desa tersebut dibandingkan dengan penduduk di sekitarnya yang tidak diberi kemoprofilaksis. Hasil pemeriksaan serologi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada angka seropositif penduduk yang diberi kemoprofilaksis dibandingkan dengan penduduk tidak diberi kemoprofilaksis. "
MPARIN 7 (1-2) 1999
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan penyemprotan sistem Ultra Low Volume (ULV) dengan menggunakan insektisida lorsban 100 ULV, 150 ULV (dosis 250, 500, 1000 ml/ha) dan malathion 96 EC (dosis 500 ml/ha) terhadap Aedes aegypti. Penyemprotan dilakukan pada pagi hari dengan menggunakan alat Fontan ULV di daerah pemukiman Kotamadya Salatiga pada tahun 1995. berdasarkan uji hayati (Air Bioassay) dosis yang paling efektif membunuh Ae.aegypti lebih dari 70% pada radius 0-15 meter dari rute penyemprotan adalah lorsban ULV dosis 500 ml/ha , 1000ml/ha dan malathion 96 EC dosis 500 ml/ha. "
MPARIN 9 (1-2) 1996
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Filiariasis limfatik adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh parasit Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Diagnosis secara mikroskopis dengan menemukan mikrofilaria dalam darah mempunyai sensitifitas yang rendah terhadap penderita infeksi ringan, kronis, maupun pada occult filariasis. PCR merupakan metode invitro untuk mengamplifikasi DNA spesifik secara enzimatik. Disimpulkan bahwa teknik amplifikasi Hha 1 dengan PCR dapat digunakan sebagai alternatif dalam diagnosis filaria Brugia maupun deteksi larva filaria Brugia dalam nyamuk vektor untuk kepentingan epidemiologi."
MPARIN 9 (1-2) 1996
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada saat ini telah dikembangkan penggunaan kelambu yang dicelup dengan insektisida sebagai suatu cara dalam penanggulangan vektor malaria. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas kelambu yang dicelup permetrin dan lamda siholotrin terhadap vektor malaria di Tipuka, Irian Jaya denagn menggunakan gubuk percobaan. Parameter yang dievaluasi adalah efek bunuh, efek iritan, dan efek halau kelambu celup permetrin dan lamba sihalotrin. Dosis permetrin yang digunakan adalah 500 mg/m2 dan lamda sihalotrin 25 mg/m2. Pengamatan dilakukan sebanyak 53 kali selama 6 bulan. Hasil penelitian menunjukkan kelambu celup lamda sihalotrin 25mg/m2 mempunyai efek deterent yang lebih besar dibanding kelambu celup permetrin tetapi efek bunuhnya lebih kecil dibanding kelambu celup permetrin terhadap vektor malaria di Tipuka, Irian Jaya. Efek excito-reppelent tidak berbeda antara kelambu celup permetrin dan lamda sihalotrin."
MPARIN 10 (1-2) 1997
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penanggulangan penyakit cacing yang ditularkan melalui tanah pada murid sekolah dasar di Jakarta dilakukan dengan program penyuluhan dan pengobatan masal. Penelitian dilakukan di 3 sekolah dasar di kecamatan Gambir, Jakarta Pusat. Pada penelitian ini dilakukan 3 macam cara pemberian mebendezol. Di sekolah I murid-murid diobati dengan 200 mg mebendezol 2 hari berturut-turut. Di sekolah II diberikan 100 mg dosis tunggal selama 3 hari berturut-turut dan di sekolah III diberikan dosis standar berupa mebendezol 100 mg 2 kali sehari selama 3 hari berturut-turut. Pemberian mebendezol selama 3 hari berturut-turut sangat efektif untuk trikuriasis, bahkan 100 mg mebendezol dosis tunggal selama 3 hari berturut-turut, memberikan hasil optimal, pemberian obat lebih mudah dan biaya operasional lebih murah daripada dosis standar."
MPARIN 8 (1-2) 1995
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian penanggulangan penyakit malaria dengan peran serta masyarakat melalui kemoprofilaksis mingguan selama 2 tahun di R K 1 desa Berakit dapat menurunkan angka parasit dari 24.55 menjadi 6.9%. Angka limpa pun menurun dari 69.2% menjadi 45.9%. Lima setengah tahun setelah berakhirnya penelitian tersebut, dilakukan evaluasi apakah morbiditasnya tetap rendah setelah dilakukan penyuluhan penyakit malaria dengan menggunakan Buku Panduan malaria yang dibagi-bagikan kepada kepala keluarga oleh 10 pelopor (cadres) di desa tersebut. Untuk perbandingan dilakukan juga pemeriksaan malariometrik di RK II Desa Berakit yang tidak pernah dilakukan penanggulangan atau intervensi malaria sebelumnya (sebagai kontrol). Hasilnya menunjukkan bahwa angka parasit di RK I meningkat sebesar 38.8%. Peningkatan angka parasit mungkin disebabkan oleh antara lain: akhir-akhir ini persediaan obta malaria (klorokuin) mengurang, dan bila ada, harganya lebih mahal sehingga penduduk yang kurang mampu tidak dapat membeli obat, walaupun mereka mengetahui bahwa mereka mungkin menderita penyakit malaria. Sebaliknya di RK II yang merupakan kelompok kelola (kontrol), angka parasitnya adalah 32.4%, kurang lebih sama dengan angka parasit di RK I. Angka parasit ini menurun bila dibandingkan dengan angka parasit pada tahun 1982, sebesar 54,3%, walaupun tidak pernah dilakukan intervensi. Hal ini mungkin disebabkan adanya perubahan lingkungan di daerah RK II, a.l pembukaan dan pelebaran jalan serta pemukiman baru.
"
MPARIN 7 (1-2) 1994
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Widiarti
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis makanan inang yang baik bagi pertumbuhan dan perbanyakan Romanimermis iyengari. Penggunaan jasad hayati dalam program pengendalianpenyakit tular-vektor perlu dikembangkan karena penggunaan DDT sudah dihapuskan sejak tahun 1990. Untuk suatu pengujian di lapangan diperlukan R.iyengari dalam jumlah banyak, sehingga cacing ini harus dikembangbiakkan di laboratorium. Pengembangbiakan R.iyengari hanya dapat dilakukan secara in vivo menggunakan inang jentik nyamuk. Di stasiun penelitian vektor penyakit pengembangbiakan R.iyengari menggunakan inang jentik nyamuk Cx.quinquefasciatus karena kepekaannya tinggi terhadap infeksi/serangan R.iyengari dan mudah dipelihara. Dari 5 jenis makanan inang yang dicoba, jenis makanan inang yang terdiri dari campuran serbuk halus dogfood dan ragi tape merupakan makanan inang yang menghasilkan berat stadium pasca parasit nematode R.iyengari paling baik, yaitu 0,821 gram/1000 ekor. "
Jakarta: Perkumpulan Pemberantasan Penyakit Parasit Indonesia, 1994
MPARIN 7 (1-2) 1994
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Permatasari
"Malaria masih merupakan masalah kesehatan di dunia, termasuk Indonesia dengan angka kejadian setiap tahun mencapai 500 juta jiwa dan lebih dari satu juta diantaranya meninggal dunia. Munculya, strain Plasmodium yang resisten menjadikan pengobatan kurang efektif sehingga dibutuhkan bahan alami sebagai alternatif antiplasmodium. Flamboyan diketahui telah digunakan untuk pengobatan malaria, namun masih sedikit penelitian mengenai aktivitas antiplasmodium tanaman ini. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan ekstrak kulit batang dan ekstrak bunga Delonix regia yang dilakukan uji penapisan fitokimia dan uji aktivitas antiplasmodium secara in vivo pada mencit Swiss-webster yang diinfeksi Plasmodium berghei. Dari 24 sampel dibagi menjadi 8 kelompok perlakuan yang terdiri atas 3 kelompok ekstrak kulit batang dan bunga masing-masing dengan dosis 2,8 mg, 8,4 mg, dan 14 mg, serta 1 kelompok kontrol positif dan 1 kelompok kontrol negatif. Setiap kelompok perlakuan diamati densitas parasit dan dihitung persentase pertumbuhan dan persentase penghambatan yang terjadi. Data kemudian dilakukan uji normalitas dengan Shapiro-wilk dan uji hipotesis menggunakan One Way Anova dilanjutkan dengan uji Post Hoc. Hasil penelitian menunjukan kulit batang dosis 2,8 mg dan 8,4 mg menunjukan aktivitas antiplasmodium. Aktivitas antiplasmodium terbesar terjadi pada kulit batang dosis 8,4 mg sebesar 66,25% (p=0,314) diikuti kulit batang dosis 2,8 mg sebesar 38,88% (p=0,550).

Malaria is still a worldwide health problem, including Indonesia. Each year there are 500 million cases and more than one million people died. Resistant Plasmodium's strains makes the treatment less effective, therefore, discovery of natural substance as an alternative antiplasmodium treatment is necessary. Flamboyan is used to treat malaria, but only few research were done about it. This study is an experimental research using extract from Delonix regia's flower and bark. This study conducted phytochemical and antiplasmodium activity test using Swiss-Webster mice infected with Plasmodium berghei in vivo. From 24 samples, they were divided into 8 groups that consists of 3 groups of bark extracts and flowers, each with a dose of 2.8 mg, 8.4 mg, and 14 mg, 1 positive control and 1 negative control group. Each group were counted the percentage of growth and inhibition parasite density. The normality data is tested with Shapiro-Wilk and the hypothesis test using One Way ANOVA followed by Post Hoc test. The results showed extract of bark dose 2.8 mg and 8.4 mg have antiplasmodium activity. The greatest effect occured at dose of 8,4 mg with 66.25% (p=0,314) growth inhibition percentage, followed by bark dose's extract of 2,8 mg with 38,88% (p=0,550)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan pemeriksaan tinja warga negara asing yang bertugas dan menetap di Indonesia selama Juni 1989 sampai dengan Juli 1990 dengan gejala diare. Dari 370 sediaan, 8 mengandung telur cacing Ascaris lumbricoides, 9 mengandung telur cacing Trichuris trichiura, frekuensi protozoa adalah 8 Giarda lambia, 1 Entamoeba histolytica, 9 Entamoeba coli, 1 Iodamoeba butschlii, 1 Endolimax nana, dan 6 Blastocystis hominis. Tidak ditemukan infeksi cacing tambang. Presentase tersebar didapat pada mereka yang telah tinggal dan berdiam lebih dari 6 bulan dengan angka kesakitan 45,9% pada bangsa Amerika, Inggris 15,9% , dan Australia 14,2 %. "
MPARIN 8 (1-2) 1995
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>