Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123179 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Telah dilakukan sintesis hidrogel metilselulosa dari 5 tipe berat molekul menggunakan radiasi berkas elektron pada dosis 10 kGy hingga 100 kGy. Film hidrogel dengan ukuran 16cm x 16 cm x 1,2mm dilakukan pengamatan terhadap sifat fisik dan mekanik yang meliputi, persen pengembangan, fraksi gel, kekuatan tarik dan perpanjangan lurus. Pengukuran dengan viscometer ubbelohde, diperoleh berat molekul (Mv)m metilselulosa berurutan dari rendah ke tinggi adalah sebagai SM-4"
AIDR 10:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nisa Rabriella
"Kopolimerisasi onggok-polivinil alkohol (PVA)-akrilamida (AAm) dibuat dengan teknik iradiasi sinar gamma. Campuran bahan-bahan tersebut dibuat menjadi suatu kopolimer yang ramah lingkungan bersifat biodegradable sehingga dapat diaplikasikan dalam bidang pertanian sebagai bahan untuk modifikasi pupuk fosfat yang memiliki sifat pelepasan lambat. Kopolimer dibuat dengan jumlah onggok tetap, serta volume PVA 10% w/v dan akrilamida 3% w/v divariasikan. Selain itu, variasi dosis iradiasi (5, 10, 15, dan 20 kGy) dilakukan pada pembuatan kopolimer. Pada penelitian ini diperoleh kopolimer yang paling baik untuk digunakan sebagai bahan modifikasi pupuk fosfat adalah sampel (I). Sampel (I) merupakan kopolimer onggok-polivinil alkohol-akrilamida dengan komposisi 3 gram onggok, 45 mL PVA 10% w/v, dan 105 mL Akrilamida 3% w/v. Terjadinya kopolimerisasi onggok-PVA-akrilamida pada sampel (I) ditunjukan oleh hasil karakterisasi FTIR. Pengaruh penambahan onggok terhadap kestabilan termal dan terbentuknya pori pada kopolimer sampel (I) di tunjukan oleh hasil karakterisasi TGA dan SEM. Pengamatan dan pengujian terhadap nilai persen fraksi gel, rasio swelling, dan persen pelepasan fosfat pada kopolimer sampel (I) diperoleh hasil sebesar 48.71%, 321.63 %, 18.13%. Pengukuran sifat pelepasan lambat dilakukan dengan metode absorbsi-desorbsi. Dalam penelitian ini terlihat bahwa sifat kopolimer dipengaruhi oleh komposisi PVA dan akrilamida dan dosis iradiasi.

Copolymerization of tapioca waste-polyvinyl alcohol (PVA)-acrylamide was made with gamma irradiation techniques. Mixtures of these materials made into an copolymer that have environmentally-friendly with biodegradable properties so that it can be applied in agriculture as a material for the modification of phosphate fertilizers that have slow release properties. Copolymer was made with fixed amount of tapioca waste and the volume of PVA 10% w/v and acrylamide 3% w/v was varied. In addition, the variation of irradiation dose (5, 10, 15, and 20 kGy) was done on making of the copolymer. In this study was obtained the best copolymer to be used as material for the modification of phosphate fertilizers was sample (I). Sample (I) was the copolymer of tapioca waste-polyvinyl alcohol-acrylamide with 3 gram tapioca waste, 45 mL PVA 10% w/v, and 105 mL acrylamide 3% w/v as the composition. The occurrence of copolymerization tapioca waste-PVA-acrylamide on sample (I) was shown by the results of FTIR characterization. Effect of tapioca waste on the thermal stability and the formation of pores in the copolymer sample (I) was shown by the results of TGA and SEM characterization. Observation and testing the yield of percent gel fraction, swelling ratio, and percent release of phosphate in the copolymer sample (I) was obtained respectively 48.71%, 321.63 %, 18:13%. Measurement of slow release properties was done by absorption-desorption methode. In this study shows that the properties of copolymer is influenced by the composition of the PVA and acrylamide and irradiation dose."
2016
S62126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Muhammad Ersal
"Chitosan adalah polisakarida alami yang memiliki sifat biokompatibel dan tidak beracun. Kombinasi antara kitosan dan hidroksiapatit akan membentuk nanokomposit yang menyediakan pori-pori untuk migrasi sel sehingga memungkinkan pertumbuhan jaringan dan dapat diaplikasikan sebagai bahan implan tulang. Tujuan dari penelitian ini adalah sintesis dan karakterisasi komposit hidroksiapatit-kitosan melalui in situ yang digunakan oleh iradiasi gelombang mikro dengan variasi waktu. Komposit dibentuk oleh hidroksiapatit dan larutan kitosan 2% melalui in situ kemudian diiradiasi dengan tenaga 270 watt selama 20-60 menit dengan interval 10 menit.
Hasil XRD menunjukkan puncak hidroksiapatit dan kitosan. Ukuran kristalit tertinggi ditemukan pada komposit 50 menit dengan nilai 20,87 nm. Spektroskopi FTIR mengidentifikasi kelompok fungsional hidroksiapatit dan kitosan (NH2). Peningkatan waktu iradiasi menyebabkan pengurangan kitosan berdasarkan keberadaan CH dan NH2. Massa tertinggi hadir pada waktu 20 menit yang berarti reduksi massa juga terjadi dengan meningkatnya waktu iradiasi.
Hasil SEM dan EDX menunjukkan bahwa hidroksiapatit telah memenuhi matriks kitosan. Kehadiran cluster NH membuktikan bahwa metode iradiasi gelombang mikro dapat digunakan untuk mensintesis nanokomposit hidroksiapatit dan kitosan. Peningkatan waktu iradiasi menyebabkan berkurangnya keberadaan kitosan dan massanya.

Chitosan is a natural polysaccharide which has biocompatible and non-toxic properties. The combination of chitosan and hydroxyapatite will form nanocomposites which provide pores for cell migration to enable tissue growth and can be applied as bone implant material. The purpose of this study is the synthesis and characterization of hydroxyapatite-chitosan composites through in situ used by microwave irradiation with time variations. Composites are formed by hydroxyapatite and 2% chitosan solution through in situ then irradiated with 270 watts of power for 20-60 minutes at intervals of 10 minutes.
XRD results showed the peak of hydroxyapatite and chitosan. The highest crystallite size was found in the 50 minute composite with a value of 20.87 nm. FTIR spectroscopy identified the hydroxyapatite and chitosan (NH2) functional groups. Increased irradiation time causes reduction of chitosan based on the presence of CH and NH2. The highest mass is present at 20 minutes which means mass reduction also occurs with increasing irradiation time.
SEM and EDX results indicate that the hydroxyapatite meets the chitosan matrix. The presence of NH clusters proves that the microwave irradiation method can be used to synthesize hydroxyapatite and chitosan nanocomposites. Increased irradiation time causes reduced presence of chitosan and its mass.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Salshabila Aurelia
"Keberadaan limbah antibiotik di berbagai sumber air menimbulkan bahaya lingkungan yang besar, karena limbah tersebut tetap utuh dan tahan terhadap dekomposisi, sehingga menimbulkan tantangan bagi ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi masalah ini dengan berfokus pada penetapan muatan optimal g-C3N4 dalam komposit g-C3N4-TiO2. g-C3N4 diproduksi dari beberapa prekursor seperti melamin, disiandiamida, dan urea. Tujuan utama komposit baru ini adalah berfungsi sebagai fotokatalis yang sangat efisien untuk degradasi ciprofloksasin di bawah pengaruh pencahayaan yang berbeda. Fotokatalis yang dihasilkan akan dikarakterisasi secara menyeluruh menggunakan berbagai teknik termasuk XRD, UV-Vis DRS, SEM, dan FTIR. Degradasi ciprofloksasin akan dipantau secara cermat dengan mengumpulkan sampel larutan secara berkala dan melakukan analisis menyeluruh menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Uji degradasi akan dilakukan menggunakan reaktor foto yang dibangun secara khusus, yang akan memanfaatkan iradiasi internal dari lampu UV 20 W dan lampu tampak 23 W. Metode yang digunakan untuk percobaan ini adalah kalsinasi untuk sintesis g-C3N4, dan impregnasi untuk pencampuran komposit. Setelah melakukan percobaan, jenis komposit yang paling efektif ditemukan yaitu (5)U-CN- TiO2, dengan laju degradasi 82%, yaitu 29% lebih besar dari TiO2 murni di bawah Iradiasi sinar UV dan laju degradasi 31%, yaitu 15% lebih besar dari TiO2 murni di bawah cahaya tampak. Oleh karena itu, penambahan g-C3N4 ke TiO2 dapat meningkatkan laju degradasi fotokatalitik.

The presence of antibiotic waste in different water sources poses a substantial environmental hazard, as it remains intact and resistant to decomposition, hence posing a challenge to the ecosystem. This study aims to address this problem by focusing on establishing the optimal loading of g-C3N4 within g-C3N4-TiO2 composite. The g-C3N4 is produced from several precursors such as melamine, dicyandiamide, and urea. The primary objective of these new composites is to function as exceptionally efficient photocatalysts for the degradation of ciprofloxacin under the influence of different lighting. The generated photocatalysts will be thoroughly characterized using a range of techniques including XRD, UV-Vis DRS, SEM, and FTIR. The degradation of ciprofloxacin will be carefully monitored by periodically collecting samples of the solution and doing thorough analysis using UV-Vis spectrophotometry. The degradation trials will be carried out using a specifically built photo reactor, which will utilize internal irradiation from a 20 W UV light and 23 W visible light. The methods used for this experiment were calcination for the synthesis of g-C3N4, and impregnation for mixing the composite. After conducting the experiment, the most effective type of composite was discovered to be (5)U-CN-TiO2, with a degradation rate of 82%, which is 29% greater than pure TiO2 under UV light Irradiation and 31% degradation rate, which is 15% greater than purê TiO2 under visible light. Therefore, the addition of g-C3N4 to TiO2 can increase the photocatalytic degradation rate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nuhaz Abroor
"Produksi plastik dunia tahun 2019 meningkat 22,900% dari produksi tahun 1950. Tingginya tingkat produksi tidak berbanding dengan tingkat daur ulang plastik yang konstan berada di angka 9%. Limbah plastik yang tidak terdaur ulang berpotensi memberikan dampak negatif bagi lingkungan. Tidak hanya limbah plastik/anorganik, limbah organik Indonesia dengan potensi 49.6 juta ton juga mengancam lingkungan. Untuk mengatasi masalah ini, metode daur ulang digunakan untuk mengubah limbah anorganik dan limbah organik menjadi WPC (Wood Polymer Composite) yang memiliki keunggulan berupa kekakuan dan kekerasan yang tinggi serta ringan. Akan tetapi, produk WPC dari limbah anorganik dan organik memiliki kompatibilitas yang buruk karena perbedaan sifat alami kedua material. Untuk mengatasi masalah tersebut, metode iradiasi elektron digunakan untuk meningkatkan kompatibilitas WPC melalui pembentukan radikal bebas yang dapat menginisasi pemotongan rantai, penggabungan rantai, dan ikatan silang. Formulasi WPC yang digunakan pada penelitian ini adalah 78% limbah polietilena (rPE), 20% limbah sekam padi, dan 2% limbah polietilena teriradiasi (i-rPE) dengan variabel dosis iradiasi 100, 200, dan 300 kGy. Limbah polietilena teriradiasi akan dikarakterisasi menggunakan Differential Scanning Calorimetry (DSC) dan Fourier Transform Infrared (FTIR) sebelum di-rheomix dengan kedua bahan lain menjadi WPC yang kemudian dikarakterisasi menggunakan Universal Testing Machine (UTM) dan Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-ray Spectroscopy (SEM-EDS). dan Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-ray Spectroscopy (SEM-EDS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sifat kimia diketahui seiring dengan meningkatnya dosis iradiasi gugus fungsi karbonil dan hidroksil yang terbentuk semakin banyak dan menstimulasi proses mekanisme crosslink dan chain scission. Pada perilaku termal temperatur leleh diketahui menurun karena adanya chain scission. Pada perilaku mekanis kekuatan tarik dan elongasi menurun pada dosis 100 kGy dan kembali naik lalu turun pada dosis 200 dan 300 kGy. Hal ini disebabkan oleh kurangnya gugus fungsi hidroksil dan karbonil dan beberapa faktor seperti degradasi, kadar air, perbedaan ukuran mesh pada sekam padi, dan kurangnya komposisi compatibilizer.

World plastic production in 2019 increased by 22.900% from production in 1950. The high production level is not proportional to the plastic recycling rate, which remains constant at 9%. Plastic waste that is not recycled has the potential to hurt the environment. Besides plastic/inorganic waste, Indonesia's organic waste, with a potential of 49.6 million tons, threatens the environment. To overcome this problem, recycling methods are used to transform inorganic and organic waste into WPC (Wood Polymer Composite), which has the advantages of high stiffness, hardness, and lightweight. However, WPC products from inorganic and organic waste have poor compatibility due to differences in the natural properties of the two materials. To overcome this problem, the electron irradiation method is used to increase the compatibility of WPC through the formation of free radicals that can initiate chain scission, chain joining, and cross-linking. The WPC formulation used in this research was 78% polyethylene waste (rPE), 20% rice husk waste, and 2% irradiated polyethylene waste (i-rPE) with variable irradiation doses of 100, 200, and 300 kGy. Irradiated polyethylene waste will be characterized using Differential Scanning Calorimetry (DSC) and Fourier Transform Infrared (FTIR) before being rheomixed with the other two materials to become WPC, which is then characterized using Universal Testing Machine (UTM) and Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-ray Spectroscopy (SEMEDS). The results show that the chemical properties are known as the radiation dose increases, more carbonyl and hydroxyl functional groups are formed and stimulate the process of crosslink and chain scission mechanisms. In thermal behavior, the melting temperature decreases due to chain scission. In mechanical behavior, tensile strength and elongation decreased at a dose of 100 kGy and increased and then decreased at 200 and 300 kGy doses. The behavior is caused by factors such as lack of hydroxyl and carbonyl group function and factors such as degradation, water content, differences in rice husk’s mesh size, and lack of compatibilizer’s composition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Nabila Hariowibowo
"Magnesium-Hidroksiapatit (MgHA) disintesis dengan mensubstitusi Magnesium (Mg), yang berperan dalam metabolisme tulang, pada Hidroksiapatit (HA), yaitu salah satu komponen utama dari tulang. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis nano-powder MgHA melalui iradiasi gelombang mikro, dan mengetahui pengaruh dari daya dan waktu iradiasi gelombang mikro terhadap karakteristik MgHA. Sintesis dilakukan dengan mencampurkan larutan diammonium hidrogen fosfat dan larutan magnesium hidroksida ke dalam larutan kalsium hidroksida. Larutan yang telah tercampur diiradiasi dengan gelombang mikro, dengan variasi daya dan waktu iradiasi. Parameter kisi, kristalinitas, ukuran kristalit, gugus fungsi, morfologi, ukuran partikel, dan komposisi MgHA ditentukan dengan menggunakan beberapa metode karakterisasi yaitu; x-ray diffraction (XRD), fourier transform infrared (FTIR) spectroscopy, scanning electron microscopy (SEM), dan energy dispersive x-ray (EDX).
Pola XRD menunjukkan bahwa seiring dengan kenaikan daya dan waktu iradiasi, parameter kisi a dan c, indeks kristalinitas dan ukuran kristalit MgHA tereduksi. Hasil FTIR menunjukkan terdapat ikatan antara Mg2+ dengan gugus hidroksil pada daya dan waktu iradiasi maksimum. Hasil SEM dan EDX menunjukkan substitusi Mg2+ mengakibatkan aglomerasi pada partikel dan Ca/P yang dimiliki oleh MgHA kurang dari 1.67, menunjukkan bahwa sebagian Ca2+ telah lepas dari struktur apatit. Penelitian ini menunjukkan daya yang tinggi dan waktu iradiasi yang lebih lama lebih efektif dalam melakukan sintesis MgHA.

Magnesium-Hydroxyapatite (MgHA) is synthesized by substituting magnesium (Mg) into hydroxyapatite (HA). The studys aim was to synthesize MgHA nano-powder via microwave irradiation and determine the effects of the microwave irradiations power and irradiation time variation on the synthesis of the MgHA crystal. The synthesis of MgHA was done by titrating solutions of diammonium hydrogen phosphate and magnesium hydroxide into a solution of calcium hydroxide. The microwave irradiation was done with variations of irradiation power and time. The phase composition, functional groups, morphology, particle size, and the element composition of the MgHA powder was evaluated using the following characterization method; XRD, FTIR, and SEM-EDX.
The XRD patterns show that lattice parameters a and c, crystallinity index, and crystallite size of MgHA decreases as the irradiation time increases. The FTIR results show that a stretching mode is caused by the bonding of Mg2+ and the hydroxyl group. The SEM and EDX results shows that the substitution of Mg2+ causes the particles to agglomerate and the Ca/P value of MgHA was determined to be lesser than 1.67, showing that some Ca2+ was released from the apatite. The results show that higher irradiation power and longer irradiation time is more effective in MgHA synthesis.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Pangestu
"Teknik rekayasa jaringan digunakan untuk memperbaiki jaringan rusak dengan menggunakan pengganti biologis. Saat ini,para peneliti mengembangkan implan untuk rekayasa jaringan. Material berbasis polimer sebagai bahan implan banyak menarik perhatian karena biaya realtif murah, sumber berlimbah dan dapat diterima tubuh. Pendekatan material rekayasa jaringan tulang didasari dengan substansi dari material penyusun tulang. Pada penelitian ini digunakan hidroksiapatit yang berfungsi sebagai filler karena mampu memberikan kekerasan yang baik dan meningkatkan kemampuan adhesi (perekatan) sel. Silk Fibroin berfungsi sebagai matriks yang berfungsi untuk meningkatkan elastisitas dan sifat mekanik komposit. Hidroksiapatit berhasil ditumbuhkan pada silk fibroin dengan metode in-situ berbantukan iradiasi gelombang mikro (720 W; 15 menit). Larutan  SF yang telah diekstraksi dengan Adjisawa reagent dicampurkan dengan larutan kalsium fosfat yang telah dipreparasi menggunakan Ca(OH)2 dan (NH4)2HPO4 sebagai prekursor. Pengaruh rasio SF terhadap kekerasan komposit HA/SF diamati pada variasi rasio (v/v) yaitu HA90/SF10, HA80/SF20, dan HA70/SF30. Hasil XRD didapatkan bahwa ukuran kristal (L) dan indeks kristalinitas (CI) menurun seiring bertambahnya rasio SF pada komposit. Indeks kristalinitas terbesar terhitung pada sampel HA90/SF10 yaitu 32,6 dan 0.885. FTIR dipilih pada sampel HA70/SF30 didapatkan gugus fungsional utama yaitu pada bilangan gelombang 569, 608, 900, dan 1036, amida I pada bilangan gelombang 1636, amida II pada bilangan gelombang 1527 dan amida III pada bilangan gelombang 1264 yang menandakan bahwa HA dan SF saling mengikat menggambarkan bahwa kandungan SF mempengaruhi ukuran partikel, dimana semakin banyak kandungan SF maka semakin menurun ukuran partikel yang terbentuk. Hasil uji mekanik microvickers menunjukkan bahwa semakin banyak rasio SF dalam komposit HA/SF mengakibatkan semakin tinggi nilai kekerasan komposit ditandai dengan nilai kekerasan sampel HA70/SF30 yaitu 0,0335 GPa, sampel HA80/SF20 sebesar 0,0278 GPa dan sampel HA90/SF10 sebesar 0,0266.

Tissue engineering techniques are used to repair damaged tissue using biological substitutes. Currently, researchers are developing implants for tissue engineering. Polymer-based materials as implant materials have attracted a lot of attention because of their relatively low cost, wasteful sources and acceptable to the body. The bone tissue engineering material approach is based on the substance of the bone building material. In this study, hydroxyapatite was used as a filler because it was able to provide good hardness and increase cell adhesion. Silk Fibroin serves as a matrix that serves to increase the elasticity and mechanical properties of the composite. Hydroxyapatite was successfully grown on silk fibroin by in-situ method assisted by microwave irradiation (720 W; 15 minutes). The SF solution that had been extracted with Adjisawa reagent was mixed with a calcium phosphate solution that had been prepared using Ca(OH) 2 and (NH4)2HPO4 as a precursor. The effect of the SF ratio on the hardness of the HA/SF composite was observed in the variation of the ratio (v/v) namely HA90/SF10, HA80/SF20, and HA70/SF30. XRD results showed that the crystal size (L) and crystallinity index (CI) decreased with increasing SF ratio in the composite. The largest crystallinity index was calculated for the HA90/SF10 sample, namely 32.6 and 0.885. FTIR was chosen on the HA70/SF30 and the main functional groups were found at wave numbers 569, 608, 900, and 1036 ,amide I at wave number 1636 ,amide iI at wave number 1527 and amide III at wave number 1264 which indicates that HA and SF bind to each other. The SEM results show that SF content affects particle size, where the more SF content, the particle size was decrease. The results of the microvickers mechanical test showed that the higher the ratio of SF in the HA/SF composite, the higher the hardness value of the composite was indicated by the hardness value of the HA70/SF30 sample, which was 0.0335 GPa, the HA80/SF20 sample of 0.0278 GPa and the HA90/SF10 sample of 0.0278 GPa. 0.0266. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina Asnawi
"Telah dilakukan penelitian untuk mempelajari pengaruh
iradiasi sinar gamma pada karakteristika kimia dan fisika vitamin D, minyak jagung dan campuran keduanya dengan dosis radiasi 0,10,20 dan 30 kGy dan penyimpanan 0,1,2 dan 3 bulan. Penyimpanan untuk minyak jagung dilaksanakan pada suhu kamar (29 ± 2 0C), sedang untuk vitamin D dan campurannya disimpan ditempat yang sejuk (± 15°C).
Parameter yang diuji untuk minyak jagung meliputi bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan iod, bobot jenis, indeks bias, metil ester asam lemak dengan kromatografi Cairan-gas, kadar vitamin D . dengan spektrofotometer, titik lebur vitamin D dengan " Differential Thermal Analyzer " kestabilan vitamin D dan campurannya dengan kromatograf I cairan- cairan tekanan tinggi.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa bilangan iod, bobot
jenis, indeks bias dan metil ester asazu lemak dan minyak jagung tidak dipengaruhi.dosis radiasi dan penyimpanan. Iradiasi sampai 30 kGy memberikan pengaruh terhadap bilangan asam minyak jagung dan menurunkan kestabilan camnpuran. Penyimpanan member ikan pengaruh terhadap b ilangan penyabunan dan bilangan asam minyak jagung. Titik lebur, kadar dan kestabilan vitamin D menurun karena iradiasi sampai 30kGy dan penyimpanan saiapai 3 bulan.

Studies on effect of irradiation by gamma rays on
chemical and physical characteristics of vitamine D, corn
oil and their mixture with radiation dose 0,10,20.and 30 kGy
respectively and storage for 0,1,2 and 3 months have been
done. Corn oil was stored at room temperature (29 ± 2°C)
while vitamine D and the mixture were in a cool place
(.± 15°C).
The parameter studied were acid value, saponification
value, iod value, 'density, refraction index, fatty acid metil
ester of corn oil with Gas Liquid Chromatography; vitamine
•D assays with Spectrophotometre; melting 'point of vitamine
D with Differential Thermal Analyzer where stability
of vitamine D and the mixture by High Pressure Liquid Chromatography.
The results obtained, didn't show any influence of
radiation dose and storage periode towards iod value, density,
refraction index and fatty acid meti1 ester of corn oil.
Irradiation dose up to 30 kGy affected the acid value of
corn oil and decreased the mixture stability, while storage
periode changed saponification and acid value of corn oil.
Irradiation dose up to 30 kGy and storage until 3 months reduced
melting point, stability and concentration of vitamine
D.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1985
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>