Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51239 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Direct liquefaction of South Sumatera low-rank coal was studied experimentally at laboratory scale. This study was carried out in an autoclave of 5 litre capacity using vehicle oil as donor solvent and CoMo as a catalyst. Time reaction and reaction temperature were varied. The initial pressure and the reaction temperature makes the progress of conversion and oil yield much more sensitive to the residence time variable."
IMJ 3:1 (1997)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The experiment of CWF preparation in laboratory scales have been studied using the kind and amount of additives and coal content as the process variables. Other variables such as particle size, time, and speed rate of stirring were kept constant. CWF with 45 wt % of dry solids, heating value of 5,475 BTU/lb, and stable without the evidence of sedimentation for 9 weeks have been obtained by using Carboxy Methyl Cellulose as the additive. Low coal content and heating value can be increased by hydrothermal process on the elevated temperature and pressure. By this process, CWF with dry solid of 55 wt % and heating value of 7,125 BTU/lb could be obtained."
IMJ 1:1 (1995)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"A potential coal deposit has been identified during detailed coal exploration campaign carried out by the Directorate General of Mines coordinating with the NEDO in Napal, Central Sumatera. Eight coal seams were found in the Upper Miocene formation, with horizontal dips. Considering the fact, a big open pit coal mining operation is possible to be planned in Napal."
IMJ 1:2 (1996)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Erly Ayustyana
"Cekungan Sumatera Selatan merupakan salah satu cekungan sedimen di Indonesia yang memiliki formasi pembawa batubara. Formasi pembawa batu bara merupakan formasi batuan yang memiliki lapisan batu bara di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakterisasi batu bara di Cekungan Sumatera Selatan menggunakan data proksimat dan data ultimat dengan metode pembelajaran mesin. Metode pembelajaran mesin memiliki beberapa konsep dasar, yaitu mampu memprediksi suatu data dengan mempelajari beberapa pola dan faktor yang telah di latih  dalam waktu yang relatif singkat. Karakterisasi yang di prediksi oleh metode pembelajaran mesin terhadap batu bara Cekungan Sumatera Selatan yaitu memiliki dua klaster. Persebaran dua klaster batu bara pada Cekungan Sumatera Selatan dipengaruhi oleh umur formasi di Cekungan Sumatera Selatan. Pada klaster nol tersebar pada Formasi Airbenakat dan Formasi Muaraenim, sedangkan pada klaster satu tersebar pada Formasi Muaraenim dan Formasi Kasai. Umur Formasi dari yang paling muda yaitu Formasi Kasai, Formasi Muaraenim, dan Formasi Airbenakat.

South Sumatra Basin is one of the sedimentary basins in Indonesia which has coal-carrying formations. Coal-bearing formations are rock formations that have coal layers in this area. This study aims to determine the characterization of coal in the South Sumatra Basin using proximate data and ultimate data using machine learning methods. The machine learning method has several basic concepts, namely being able to predict data by studying several patterns and factors that have been trained in a relatively short time. The characterization predicted by the machine learning method of coal in the South Sumatra Basin, which has two clusters. The distribution of the two coal clusters in the South Sumatra Basin is influenced by the age of the formation in the South Sumatra Basin. In cluster zero, it is scattered in the Airbenakat and Muaraenim Formations, while in the first cluster it is scattered in the Muaraenim Formation and the Kasai Formation. The age of the youngest formations are the Kasai Formation, the Muaraenim Formation, and the Airbenakat Formation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Mahakarya Sembahen
"Batu bara masih menjadi primadona di beberapa daerah yang memiliki potensi besar di Indonesia, termasuk Provinsi Sumatera Selatan. Tidak terpenuhinya pasokan batu bara dalam negeri pada sistem Domestic Market Obligation dari tahun ke tahun menjadi indikator bahwa batu bara dijual secara ekspor dengan berorientasi pada perolehan pendapatan yang maksimal. Dalam paradigma pembangunan berkelanjutan, produksi yang bergantung pada permintaan ekspor dinilai dapat mengganggu stabilitas ekonomi dan menghasilkan eksternalitas negatif. Dalam Geografi Ekonomi Evolusioner, pendekatan Path Dependence digunakan dalam penelitian ini untuk mengurai kondisi tersebut berdasarkan penelusuran proses sejarah Provinsi Sumatera Selatan sebagai wilayah pengekspor batu bara yang dibentuk oleh kelembagaan, serta menelisik perilaku kelembagaan yang mengunci identitas tempat tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kelembagaan dalam membentuk dan mengunci identitas tempat Provinsi Sumatera Selatan sebagai Wilayah Pengekspor Batu Bara. Pendekatan kualitatif yang digunakan pada penelitian ini bersifat desk research untuk literatur sejarah terkait dengan menekankan dari masa kemerdekaan, serta melakukan wawancara mendalam kepada kelembagaan pada masa sekarang untuk menggali perspektif yang mengunci identitas tempat. Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa kelembagaan pada masa ke masa memberikan kontribusi dalam berbagai bentuk yang terus berkembang dari masa ke masa, dan kelembagaan terkait mengunci identitas tempat Provinsi Sumatera Selatan sebagai wilayah pengekspor batu bara.

Coal is basic commodity in several provinces that have great potential in Indonesia, including the Province of South Sumatra. The non-fulfillment of domestic coal supply through the ‘Domestic Market Obligation’ system from year to year is an indicator that coal is sold by export with the orientation of obtaining maximum income. In the sustainable development paradigm, production that depends on export demand is considered to make economic be volatile and create negative externalities. In Evolutionary Economic Geography, Path Dependence approach is used in this study to unravel this conditions based on tracing historical process of South Sumatra Province as a coal exporting region formed by institutions, and examines this condition being locked the place identity. The purpose of this study was to analyze the influence of institutions in shaping and lock the identity of the province of South Sumatra as a Coal Exporting Region. The qualitative approach used in this research is desk research for and related history literature around Indonesia post-independence period, and conducting in-depth interviews with institutions this era. The results of the study was concluded that institutional from time to time gave contributions in various forms and continued to develop, then the related institutions locked the place identity of South Sumatra Province as a coal exporting region."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Damayanti
"Material Potential Acid-Forming (PAF) mine waste batubara yang digunakan sebagai material backfill saat reklamasi tambang dapat membentuk Ait Asam Tambang (AAT) yang memudahkan mobilisasi logam berat dan dapat mencemari air tanah. Abu layang yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dikenal dengan kemampuan mentralisasi asam sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sebagai chemical liner pada kegiatan reklamasi untuk mencegah pembentukan AAT. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas lindi yang dihasilkan mine waste dengan penambahan abu layang melalui simulasi column leaching test. Penelitian ini menggunakan variasi persentase berat abu layang sebesar 0% (kontrol); 20%; 25%; dan 30%. Hasil penelitian menunjukkan mine waste tanpa penambahan abu layang menghasilkan lindi dengan pH ±3. Nilai pH lindi meningkat dengan penambahan abu layang, dimana persentase abu layang 30% menunjukkan rata-rata nilai pH tertinggi yaitu 6,68. Penambahan abu layang menunjukkan konsentrasi logam Fe, Mn, Zn, Cu, dan Pb pada lindi yang lebih rendah dibadingkan lindi yang berasal dari mine waste saja. Maka berdasarkan hasil penelitian ini abu layang dapat digunakan sebagai material backfill untuk mencegah pembentukan AAT.

Potential Acid-Forming (PAF) material in coal mine waste is used as backfill material during mine reclamation and could form Acid Mine Drainage (AMD) which facilitates the mobilization of heavy metals and pollutes groundwater. Fly ash sourced from the Coal-Fired Power Plant (CFPP) is known for its ability to neutralize acids. Therefore, fly ash potential to be used as a chemical liner in reclamation activities to prevent AAT formation. The purpose of this study was to determine the quality of the leachate produced by mine waste with the addition of fly ash through a column leaching test. This study used variations of fly ash weight of 0 w/w% (control); 20% w/w; 25%; and 30% w/w. The results showed that mine waste without the addition of fly ash produced leachate with a pH of ±3. The pH value of leachate increased with the addition of fly ash, where the fly ash 30% w/w showed the highest average pH value (6.68). The addition of fly ash showed that the concentration of Fe, Mn, Zn, Cu, and Pb metals in the leachate was lower than that of the leachate from mine waste alone. Based on the results of this study fly ash could be used as a backfill material to prevent AAT formation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anthonyus Chrisman
"Skripsi ini membahas tentang proses pembuatan karbon aktif dari batubara subbituminus sumatera selatan. Karbon aktif adalah senyawa karbon yang telah ditingkatkan daya adsorpsinya dengan melakukan proses karbonisasi dan aktivasi.
Pada penelitian ini proses karbonisasi dilakukan dengan memvariasikan lamanya proses karbonisasi dan debit menambahkan gas (O2) dengan debit 10 ml/menit dan gas N2 dengan debit 80 ml/menit dan pada proses oksidasi dilakukan dengan memvariasikan debit aliran oksigen yaitu 10 ml/menit, 50 ml/menit, 100 ml/menit, sedangkan pada proses aktivasi dilakukan dengan menggunakan gas CO2 sebagai absorbat. Kemudian didapat nilai burn off yang akan digunakan untuk menganalisa baik atau tidaknya karbon aktif tersebut.
Bahan dasar karbon aktif adalah seluruh material yang memiliki unsur karbon, seperti kayu, kulit kacang, tulang, cangkang kelapa, cangkang kelapa sawit, batubara dan lain-lain (Marsh, Harry and Francisco Rodriguez-Reinoso, 2006).

This minithesis is countain about the proces to make the activated carbon from South Sumatera Coal. Activated Carbon is Carbon compound, which has increase power adsorption with the proces of Carbonisation and aktivation.
In this research the process of Carbonisation is doing with make variation of debit the flow gas oksigen (O2) and mixed them with gas N2, and in proces of activation is doing with the CO2 gas as absorbat.
The substance of activated carbon is whole material which have Carbon element, like wood, peanut skin, bone, coconut shell, coal etc. (Marsh, Harry and Francisco Rodriguez-Reinoso, 2006).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50742
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ilma Theana
"ABSTRAK
Rendahnya tax ratio terkait pemungutan PBB pertambangan batubara di Provinsi
Sumatera Selatan salah satunya disebabkan karena ketidakmampuan Kanwil DJP
Sumatera Selatan dan Bangka Belitung dalam menyediakan data pembanding.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi dan implementasi strategi
dalam meningkatan penerimaan PBB pertambangan batubara di Provinsi
Sumatera Selatan. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan
paradigma post-positivisme dan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah
wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi yang
digunakan untuk meningkatkan penerimaan PBB pertambangan batubara adalah
ekstensifikasi pajak berupa penambahan jumlah wajib pajak dan perluasan basis
pajak, serta intensifikasi pajak berupa penyempurnaan administrasi pajak dan
sosialisasi perpajakan. Implementasi strategi dilakukan oleh semua KPP Pratama
di wilayah administrasi Kanwil DJP Sumatera Selatan dan Bangka Belitung.
Dalam pelaksanaannya, tidak semua strategi telah direalisasikan yaitu penggunaan
teknologi pesawat drone. Hal tersebut karena adanya skala prioritas dan juga
kendala yang dihadapi dalam proses pemungutan PBB pertambangan batubara.
Kontrol strategi oleh KPP Pratama dan Kanwil DJP Sumatera Selatan dan Bangka
Belitung dilakukan dengan rapat koordinasi secara berkala dengan tujuan untuk
mengevaluasi pelaksanaan strategi di KPP Pratama.

ABSTRACT
Inability of South Sumatera and Bangka Belitung DGT Regional Office in
providing comparative data is one of factors of the low level of tax ratio in
Property Tax on Coal Mining collection. This research is aimed to analyze the
strategy and it?s implementation in increasing the Property Tax on Coal Mining
revenue. The research is conducted with post-positive paradigm, quantitative
approach, and in-depth interview as data collection technique. As the result, the
strategies are tax extensification and tax intensification. Tax extensification
includes expanding the number of tax payers and tax bases. Tax intensification
includes tax administration improvement and tax socialization. The strategy
implementation was done by all Pratama Tax Offices. Utilization of drone aircraft
technology is one of strategies which is not implemented yet. Priority level and
some obstacles as the factors. Regular meetings are done by Pratama Tax Offices
and South Sumatera and Bangka Belitung DGT Regional Office to implement the
controlling function;"
2016
S64557
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dade Jubaedah
"The Lubuk Lampam floodplain?s ecosystem is naturally affected by the fluctuation of the water surface. This ecosystem also receives anthropogenic substances such as nutrients and other chemicals, especially from the oil palm plantation and its industrial processing activities. The main objective of this research was to determine the trophic status of the floodplain using the trophic level index (TLI) and Carlson?s trophic state index (TSI). The water quality and the fish samples were collected and analyzed from 7 stations representing various types of floodplain habitat. The results showed that the trophic status of Lubuk Lampam was hypereutrophic (very nutrient-rich). This was also supported by the high increase of the body weight (?b? value more than 3) and the high gonadosomatic index (GSI) of the studied fishes, i.e. Osteochilus vittatus 2.53-6.81% (male) and 3.00-15.86% (female); Helostoma temminckii 0.28-3.33% (male) and 1.30-10.43% (female); and Channa striata 0.33-0.59% (male) and 0.21-2.73% (female).

Status Trofik Rawa Banjiran Lubuk Lampam di Sumatera Selatan, Indonesia. Rawa banjiran Lubuk Lampam merupakan ekosistem yang secara alamiah dipengaruhi oleh fluktuasi tingkat muka air. Ekosistem ini juga menerima bahan masukan antropogenik berupa nutrien dan bahan kimia pertanian terutama dari perkebunan kelapa sawit dan industri pengolahannya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan status trofik untuk rawa banjian menggunakan trophic state index (TSI) dari Carlson dan trophic level index (TLI). Pengambilan dan analisis kualitas air dan ikan pada 7 stasiun yang mewakili berbagai tipe habitat rawa banjiran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan dua metode tersebut, Lubuk Lampam berada dalam status hypereutrofik (sangat subur). Hal ini juga didukung oleh pertambahan berat ikan yang tinggi (nilai ?b? lebih besar dari 3) dan indeks kematangan gonad ikan (Gonado Somatic Index, GSI) yang cukup besar dari 3 jenis ikan sampel yaitu ikan Osteochillus vittatus 2,53-6,81% (jantan) dan 3,00-15,86% (betina); Helostoma temminckii 0,28-3,33% (jantan) dan 1,30-10,43% (betina); Channa striata 0,33-0,59% (jantan) dan 0,21-2,73% (betina)"
Palembang: Universitas Sriwijaya, Palembang. Study Program of Aquaculture, Faculty of Agriculture, 2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Amalia
"Provinsi Sumatera Selatan merupakan daerah dengan kekayaan sumber daya alam tak terbarukan yang melimpah khususnya batubara, minyak bumi dan gas alam. Perekonomian Sumatera Selatan ditopang oleh investasi di sektor pertambangan migas sebagai sektor andalan. Sebagai non-renewable natural resources atau sumber daya alam tak terbarukan, cadangan migas terus mengalami deplesi sehingga mengharuskan Sumatera Selatan mencari sumber-sumber investasi di sektor lain sebagai penopang pertumbuhan ekonomi. Sumber daya dan cadangan batubara yang melimpah di Sumatera Selatan dapat dijadikan dasar pijakan untuk pengembangan industri pendukung, antara lain melalui pembangunan PLTU Batubara. Pembangunan PLTU batubara merupakan salah satu upaya memanfaatkan energi primer selain bahan bakar minyak. Selama ini pemenuhan kebutuhan listrik di Sumatera Selatan dirasakan masih kurang. Dengan sumber daya batubara yang cukup besar kurang lebih 11,54 Milyar ton, sudah sepatutnya potensinya diarahkan sebagai modal pembangunan dalam bentuk sumber energi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak dari pembangunan PLTU batubara terhadap perekonomian Sumatera Selatan, mulai dari saat konstruksinya sampai dengan setelah PLTU batubara berdiri. Dengan menggunakan analisa model input-output, akan dapat diketahui efek multiplier yang terdiri dari angka pengganda output, pendapatan dan lapangan kerja. Elastisitas permintaan listrik Sumatera Selatan data tahun 1995 ? 2009 diperkirakan 1,96 yang merupakan indikator yang menunjukkan laju konsumsi listrik lebih besar dari pertumbuhan ekonomi. Dengan asumsi bahwa pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan mencapai 6% di tahun 2023 dan kapasitas produksi listrik yang telah ada di Sumsel berkisar 724,65 MW , maka kapasitas produksi yang perlu disediakan sebesar 1.020 MW untuk mengatasi defisit listrik sampai dengan tahun 2023.
Melalui analisa model Input-Output, disimpulkan bahwa dengan adanya PLTU batubara 1.020 MW di Sumatera Selatan melalui permintaan akhir di sektor konstruksi selama 5 tahun (2009-2013), batubara dan listrik pada tahun 2013 akan dapat menstimulir pertumbuhan perekonomian Sumatera Selatan yang ditandai dengan terciptanya output di seluruh sektor perekonomian menjadi sebesar Rp. 174,3 Triliun, peningkatan total pendapatan masyarakat menjadi sebesar Rp. 24,56 Triliun dan penyerapan tenaga kerja yang meningkat sebanyak 110.954 tenaga kerja di tahun 2013. Saat PLTU mulai beroperasi tahun 2013, terjadi peningkatan nilai output di sektor batubara sebesar Rp. 2,26 Triliun, pendapatan naik Rp. 0,546 Triliun dan terciptanya lapangan kerja baru pada sektor batubara sebanyak 3.372 lapangan kerja jika dibandingkan dengan dampaknya selama PLTU batubara dibangun tahun 2009-2013. Dengan dibangunnya PLTU batubara 1.020 MW diharapkan peranan batubara ke depan sebagai penyedia energi dapat ditingkatkan sejalan dengan Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional

South Sumatra Province is an area with a wealth of abundant a non-renewable natural resources, especially coal, petroleum and natural gas. South Sumatra's economy is sustained by oil and gas investment in the mining sector as the leading sectors. As a non-renewable natural resources, oil and gas reserves continue to depletion, thereby necessitating the South Sumatra to find sources of investment in other sectors as the support of economic growth. The resources and coal reserves are so abundant in South Sumatra can be used as the foundation for supporting industry development, one through the construction of coal power plant. Development of coal power plant is one of the efforts to utilize the primary energy than fuel oil. During this time, the meeting of electricity demand in South Sumatra felt still lacking. With coal resources are large enough to approximately 11.54 billion tonnes, should be directed their potential as development capital in the form of an energy source.
The purpose of this study was to determine the impact of coal power plant construction to the economy of South Sumatra, from the time of construction until after the coal power plant stands. By using input-output analysis model, will be known multiplier effect which consists of multiplier output, income and employment. The elasticity of electricity demand in South Sumatra 1995 - 2009 is estimated to 1.96 which is an indicator that shows the rate of electricity consumption is greater than economic growth. Assuming that economic growth reached 6% in 2023 and electricity production capacity that has existed in South Sumatera 724.65 MW range, then the production capacity of 1020 MW should be provided to overcome the power deficit until the year 2023.
Through analysis of the Input-Output model, concluded that the 1020 MW coal power plant in South Sumatra through the final demand in the construction sector for 5 years (2009-2013), coal and electricity in 2013 will be able to stimulate economic growth in South Sumatra which is characterized by the creation of output in all sectors of the economy to Rp. 174.3 trillion, an increase in total income to Rp. 24.56 trillion and employment increased to 110,954 workers in 2013. When the plant started operating in 2013, there is increased output of coal sector amounted to Rp. 2.26 Trillion, revenue rose to Rp. 0.546 trillion and new employment in the coal sector as many as many as 3372 workers if compared with its effects during coal power plant was built during the years 2009-2013. With the construction of 1020 MW coal power plant is expected in the future role of coal as an energy provider can be increased in line with Presidential Decree No. 5 Year 2006 on National Energy Policy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29336
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>