Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197080 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Energi merupakan bagian yang sangat vital di dalam menggerakan roda perekonomian. Kajian yang dilakukan oleh International Energy Agency (IEA) dalam buku World Energy Outlook 2004 memperkirakan kebutuhan energi dunia akan terus meningkat dan di tahun 2030, peningkatan tersebut akan mencapai 60% (Sambodo, 2005). Demikian juga dengan negara-negara berkembang yang akan menyerap 67% dari total peningkatan tersebut (Sambodo,2005). Dorongan kenaikan permintaan minyak terutama dari negara seperti dari Cina dan India, telah mendorong kenaikan harga minyak dunia. Jika diperhatikan sejak tahun 2002 hingga medio 2005 harga minyak dunia sudah meningkat sebesar 180% (Sambodo, 2005). Studi ini akan mengkaji pengaruh kebijakan harga energi (BBM dan TDL) terhadap dunia usaha yaitu sektor industri menengah dan besar yang tergolong sebagai padat energi. Hasil kajian ini memberikan rekomendasi kebijakan akan cara-cara penyesuaian harga energi guna memberikan dampak yang minimal terhadap kegiatan ekonomi di bidang industri"
JEP 18:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Sintya Suly
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari harga relatif, Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai proxy kapasitas produksi, dan nilai tukar terhadap volume ekspor komoditi Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia ke Amerika Serikat. Periode penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data triwulanan dari tahun 1995 sampai dengan tahun 2006, di mana pada periode tersebut volume ekspor produk TPT Indonesia ke Amerika Serikat menunjukkan tren yang selalu meningkat tetapi tidak terlalu signifikan peningkatannya. Namun, apakah kenaikan volume ekspor TPT (sebagai variabel terikat) tersebut dipengaruhi oleh variabel harga relatif, PDB Indonesia, dan nilai tukar (sebagai variabel penjelas) baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis Cointegration Test dengan prosedur Johansen dan model koreksi kesalahan (Error Correction Model/ECM) dengan metode Hendry’s General to Specific.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh variabel penjelas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap volume ekspor TPT Indonesia ke AS, baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T32041
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Farizi Indrayadi
"

Industri tekstil Indonesia telah menempatkan diri sebagai salah satu eksportir terkemuka di antara berbagai sektor lokal, berhasil memperluas jangkauannya ke pasar global. Meskipun demikian, kinerja ekspor industri ini masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga dan rekan global lainnya. Sejumlah penelitian telah menangani keprihatinan serupa mengenai peningkatan kinerja ekspor tekstil, dengan fokus pada peran kunci Penanaman Modal Asing Langsung (PMDA) sebagai penggerak utama untuk meningkatkan daya saing industri lokal baik di negara berkembang maupun negara maju. Penelitian ini bertujuan untuk menilai dampak nyata PMDA terhadap ekspor tekstil Indonesia, menjelajahi apakah hal ini berfungsi sebagai strategi efektif untuk mengembangkan komoditas tekstil negara. Dengan menggunakan data kuantitatif dari sumber yang terpercaya seperti Kementerian Investasi, Badan Pusat Statistik, WITS, dan Bank Dunia, penelitian ini mengambil pendekatan unik dengan menganalisis data PMDA berdasarkan asal investor utama dalam industri tekstil Indonesia. Selain itu, penelitian ini mempertimbangkan faktor-faktor signifikan lainnya, termasuk partisipasi dalam Global Value Chain (GVC) inflasi, nilai tukar, teknologi, investasi dalam negeri, dan tarif, untuk mengisolasi pengaruh nyata PMDA dari setiap negara investor utama dan memberikan wawasan menyeluruh untuk menjelaskan ekspor tekstil Indonesia. Temuan penelitian menunjukkan bahwa PMDA dari Hong Kong secara positif memengaruhi ekspor tekstil, sementara PMDA dari Tiongkok dan Singapura memberikan dampak negatif pada ekspor tekstil Indonesia. Selain itu, partisipasi dalam GVC, investasi dalam negeri, dan kemajuan teknologi di sektor manufaktur terbukti dapat meningkatkan daya saing ekspor tekstil Indonesia. Sebaliknya, inflasi dan tarif memberikan efek negatif pada ekspor tekstil.


Indonesia's textile industry has positioned itself as a leading exporter among various local sectors, successfully expanding its reach to the global market. Despite these achievements, the industry's export performance still falls behind neighboring countries and other global counterparts. Numerous studies have addressed similar concerns about improving textile export performance, focusing on the pivotal role of Foreign Direct Investment (FDI) as a primary driver for enhancing the competitiveness of local industries in both developing and developed nations. This study aims to assess the tangible impact of FDI on Indonesia's textile exports, exploring whether it serves as an effective strategy for advancing the country's textile commodities. Utilizing quantitative data from reputable sources such as the Ministry of Investment, Badan Pusat Statistik, WITS, and the World Bank, this research takes a unique approach by analyzing FDI data based on its primary investor origins in Indonesia's textile industry. Additionally, the study considers other significant factors, including Global Value Chain participation, inflation, exchange rates, technology, domestic investment, and tariff rates, to isolate the genuine influence of FDI from each main investor country and provide comprehensive insights into explaining Indonesia's textile export. The study's findings indicate that FDI from Hong Kong positively influences textile exports, while FDI from China and Singapore negatively affects Indonesia's textile exports. Furthermore, participation in the Global Value Chain, domestic investment, and technological advancements in the manufacturing sector are proven to enhance Indonesia's textile export competitiveness. Conversely, inflation and tariff rates exert negative effects on textile exports.

 

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranda Yustika Elmaria Marbun
"Pertumbuhan Industri tekstil dan produk teksil (TPT) di Indonesia cukup masif namun belum memenuhi permintaan dunia karena produk tekstil yang dihasilkan dan akan dipasarkan secara mendunia belum memenuhi kriteria ekolabel yang saat ini banyak dipersyaratkan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk evaluasi penerapan ekolabel pada produk tekstil Indonesia khususnya yang dihasilkan dari Industri TPT X. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode gabungan dan melakukan analisa deskriptif serta menggunakan analisis Strength Weakness Opportunities and Threats (SWOT) untuk mengembangkan strategi. Hasil penelitian membuktikan bahwa Industri TPT X memberikan efek positif yakni mendukung peningkatan daya saing produk tekstil tetapi belum sepenuhnya menerapkan kriteria ekolabel untuk mendukung konsep keberlanjutan. Untuk mewujudkan produk tekstil yang menerapkan ekolabel dengan daya saing yang lebih besar diperlukan strategi pengembangan produk tekstil berkelanjutan yang sinergis serta optimalisasi kolaborasi antar pemangku kepentingan.

The growth of the textile industry in Indonesia is quite massive but has not yet met world demand because the textile products produced and marketed globally do not meet the ecolabel criteria that are currently required by many. Therefore, this research was conducted to evaluate the application of ecolabelling on Indonesian textile products, especially those produced by the textile industry X. This research uses a quantitative approach with a combined method to carry out descriptive analysis and uses Strength Weakness Opportunities and Threats (SWOT) analysis to develop strategies. The results prove that the textile industry X has had a positive effect which increased the competitiveness of textile products but has not fully implemented ecolabel criteria to support sustainability. To realize textile products that apply ecolabels with greater competitiveness, a synergistic sustainable textile product development strategy is needed as optimized collaboration between stakeholders."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prasiwi Westining Dyah Ibrahim
"Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) merupakan salah satu industri yang memiliki peranan cukup besar pada perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari peranan industri TPT dalam perolehan devisa melalui ekspor non-migas dan juga dalam penyerapan tenaga kerja. Namun, banyak kendala dan permasalahan yang terjadi di industri tersebut, diantaranya produktivitas tenaga kerja yang rendah. Setelah adanya liberalisasi perdagangan, terutama adanya kesepakatan penghapusan kuota impor tekstil, dikhawatirkan industri TPT dalam negeri tidak dapat bersaing dengan negara lain.
Studi ini mencoba untuk melihat apakah liberalisasi perdagangan mempengaruhi produktivitas tenaga kerja industri TPT di Indonesia, terutama setelah adanya penghapusan kuota impor tekstil yang disepakati melalui pembentukan WTO, serta melihat faktor-faktor lainnya yang juga mempengaruhi pertumbuhan produktivitas tenaga kerja industri TPTIndonesia. Studi dilakukan dengan menggunakan metode data panel studi kasus industriTPT di Indonesia tahun 1991-2005.Berdasarkan hasil regresi yang dilakukan, ternyata liberalisasi perdagangan padaindustri TPT, yang ditandai dengan penghapusan kuota impor tekstil berpengaruh secaranegatif terhadap produktivitas tenaga kerja industri TPT di Indonesia. Selain itu faktorfaktor lainnya seperti perubahan intensitas ekspor, perubahan permintaan internal, pertumbuhan output, indeks skala, dan rasio konsentrasi juga berpengaruh terhadap pertumbuhan produktivitas tenaga kerja industri TPT di Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S5889
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dody Widodo
"Pembangunan industri Indonesia dititik beratkan pada industri yang berorientasi ekspor dan banyak menyerap tenaga kerja, mengolah hasil pertanian dan industri penghasil mesin-mesin industri. Industri yang berorientasi ekspor adalah industri yang berdaya saing kuat, yaitu industri yang mampu memanfaatkan dan dapat mengembangkan keunggulan komparatif. Selain itu pengembangan industri harus diarahkan pada pengembangan industri yang mampu memanfaatkan peluang yang tersedia, utamanya peluang pasar potensial, balk pasaran ekspor maupun dalam negeri. Dalam pengembangan industri yang berdaya saing kuat salah satunya adalah pengembangan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) yang selama ini menjadi andalan ekspor nasional serta penghasil devisa utama.
Industri TPT Indonesia merupakan andalan ekspor bagi industri nasional semenjak tahun 1987 dan mencapai puncaknya pada tahun 1992 dengan nilai ekspor US$ 6,1 milyard. Ekspor industri TPT Nasional juga sangat bergantung pads lingkungan bisnis TPT dunia. Industri TPT dunia selama ini memiliki karakteristik sendiri dalam lingkungan bisnisnya, dimana tata niaganya diatur dalam MFA (Multi Fibre Arrangement).
Produk TPT Indonesia yang meliputi produk serat, benang dan tekstil Iembaran, pakain jadi serfs tekstil lainnya beberapa tahun terakhir ini sedang mengalami penurunan dalam pertumbuhan ekspornya dan proporsinya. Penurunan tersebut dapat disebabkan oleh pennintaan yang menurun dan pertumbuhannya melamban karena krisis ekonomi yang melanda sebagian dunia, tumbuhnya negara-negara pesaing baru yang turut serta mengembangkan industri TPT atau perkembangan teknologi yang pesat sehingga membawa dampak pada proses produksi industri ini dan merubah bentuk persaingan di pasar international karena persaingan international tersebut untuk sebagian besar tidak lagi hanya didasarkan atas persaingan dalam harga, akan tetapi juga atas inovasi dan teknologi.
Selain itu industri TPT Indonesia menghadapi tantangan yang berat dalam persaingannya di pasar dunia antara lain dengan terwujudnya WTO yang menyebabkan perubahan mendasar pada lingkungan bisnis TPT pada tahun 2005. Pada tahun tersebut seluruh produk TPT dunia tidak lagi diatur oleh tata niaga MFA tetapi akan dengan bebas diperdagangkan baik ekspor maupun impornya, sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada pada perjanjian didalam WTO. Sehingga hanya kekuatan daya saing internal dimasing-masing negara produsen saja yang akan menentukan keunggulan daya saing komoditinya.
Dalam periode 1991-1998 industri TPT nasional mengalami tingkat daya saing yang cenderung terus menurun. Penurunan ini terlihat setelah dianalisa menggunakan alat analisis RCA, ISP dan CMSA. Dari hasil analisa ini dapat dilihat bahwa industri TPT yang selama ini anya mengandalkan endowment factor tidak dapat bersaing di pasar dunia. Kecenderungan ini dapat juga dilihat sebagai akibat tidak efektifnya kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah. Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas, pemerintah harus mampu membuat kebijakan yang menyangkut industri TPT nasional dengan tidak hanya mempertimbangkan kelebihan dari endowment factor saja tapi juga harus mempertimbangkan competitive factor sehingga kebijakan yang dihasilkan akan mampu mengangkat industri TPT Indonesia untuk bersaing di pasar dunia.
Selain itu kebijakan yang dihasilkan harus bersifat menyeluruh dan tidak bersifat sementara/hanya peredam. Kebijakan-kebijakan tersebut juga diharapkan mampu mendorong pengembangan industri TPT nasional dari hulu hingga hilirnya menjadi sebuah industri yang modem yang efektif dan effisien dengan tidak melupakan peningkatan sumber daya manusia, teknologi , R&D dan juga mampu mendorong pengusaha industri ini membuka pasar baru selain pasar tradisonal bagi produk industri TPT selama ini.
Dengan kebijakan yang komprehensif seperti telah diungkapkan di atas, industri TPT Indonesia diharapkan akan mampu meningkatkan daya saingnya di pasar dunia utamanya pada tahun 2005 disaat MFA terintegrasi dengan WTO."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T9815
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Silalahi, P. Remedy
"Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi/peluang pemberdayaan industri TPT, mengingat kelangsungan industri TPT terkait erat dengan lingkungan strategis global, faktor eksternal dan internal pemerintahan serta manajemen TPT nasional. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor pengaruh pilihan konsumen, kebijakan pemerintah, besarnya devisa yang hilang dan relevansi industri TPT terhadap ketahanan ekonomi nasional. Teori untuk mengidentifikasi permasalahan, konsepsi ketahanan nasional, tugas pokok dan fungsi leading sector sebagai pengendali kebijakan dan instansi terkait lainnya.
Metode analisis, digunakan AHP dengan melibatkan 30 (tigapuluh) orang expert (responder). Adapun hasil temuan menunjukkan, faktor dominan dalam preferensi konsumen adalah desain, harga, motif, merek dan kualitas. Besarnya konsumsi masyarakat terhadap produk TPT impor (baru, illegal dan bekas), sangat merugikan. Upaya pemerintah untuk mengamankan industri TPT belum optimal, mengingat hadirnya pesaing baru didukung pemerintahnya untuk mendapatkan devisa. Relevansi industri TPT dengan ketahanan ekonomi nasional sangat signifikan mengingat besarnya angkatan kerja dan devisa yang dihasilkan, peran produktivitas dan konsumsi di dalam negeri.
Solusi bersama untuk menumbuhkembangkan industri TPT sebagai perkuatan ketahanan ekonomi nasional, adalah kesadaran berbangsa dan bernegara dalam membentuk nasionalisme baru. Kebijaksanaan yang sinkron dengan dinamika usaha, dan diikuti pendekatan dengan multi disiplin ilmu pengetahuan. Transparansi, kepastian hukum dan berusaha, dapat menstimuli lapangan usaha dan pekerjaan, sebagai dasar lahirnya produktivitas dan kreativitas dengan memfasilitasi bidang perbankan dan Iptek guna meningkatkan kemampuan industri lokal dalam penyediaan bahan baku, restrukturisasi mesin guna memenangkan persaingan.

Development Policy of Textile and Product Textile Industry with Domestic Customer Preferences Toward Its (A Study of Economic National Tenacity Point of View)This research purpose is to know opportunities of TPT industry empowerment, consider with TPT's industry persistence tight-related by global strategic environment, internal and external factors have governmental and national's TPT management. Also to know influence of customer preference, government policy, amounts have Foreign exchange and relevancy of TPT industry toward national tenacity. The theory to identify problems, national tenacity conception, and other agencies related. Analytical methods use of AI-IP involved 30 (thirty) respondent (who expert). There coming out shown, dominant factor in customer preference is design, price, motive, merk and quality. Have a lot of public refreshment toward import textile-product (newest, illegal and former), quiet suffer financial lost. Government efforts' to safe TPT industry not optimal yet, remain arose of new competitor that support by government to gain the foreign exchange. Significance between TPT industry and national economic tenacity is interrelated, consider with field of endeavor and foreign exchange outcome, productivity role and domestic consumption.
A collective solution to flourish TPT industry as strengthen of national economic tenacity is awareness of new nationalism in sense of having a nationality and state-owned. Policy that synchronized with business in dynamic, follow by multidiscipline of science approaches. Transparency, law enforcement and good business condition, can stimulate business field and job opportunities as ground of increase productivity and creativity by facilitate it banking sector and technology in order to extent local industrial capability to provide raw material, machine restructurization to win competition.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11848
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhayati
"Tesis yang ditulis dengan deskriptif analitis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak yang terjadi akibat adanya penghapusan sistem kuota ekspor pada industri Tekstil dan Produk Tekstil di Indonesia sebagai bagian dari kebijakan yang telah ditetapkan dalan ketentuan hasil perundingan WTO. Penulisan secara metode kualitatif kali ini akan membahas perkembangan industri TPT Indonesia sebagai dampak dari penghapusan sistem kuota. Dimana tingkat pertumbuhan ekspor tekstil Indonesia cenderung mengalami penurunan sejak pertengahan periode penghapusan sistem kuota diberlakukan.
Hasil perundingan yang telah disepakati oleh semua negara-negara anggota tersebut, pada awalnya memang merupakan permintaan dari kelompok negara-negara berkembang untuk mempercepat proses penghapusan sistem kuota akan tetapi mendekati berakhirnya periode tahapan sistem kuota tersebut kelompok negara-negara berkembang mulai merasa tidak mampu untuk bersaing di dalam perdagangan bebas dunia. Peran WTO dalam hat ini sangat membantu kelompok negara-negara berkembang tersebut yang di kombinasikan dengan kebijakan yang di tetapkan oleh pemerintah setempat.
Dengan keluarnya kebijakan-kebijakan yang ditentukan oleh pemerintah Indonesia diharapkan dapat memberikan arah bagi perkembangan perdagangan industri Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13894
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didik Setiawan
"Penelitian ini menganalisis hubungan antara program restrukturisasi mesin industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) dengan kinerja ekspor TPT nasional. Penelitian ini menggunakan data panel dengan 4 negara tujuan ekspor yaitu Amerika Serikat, Jepang, Jerman, dan Inggris serta periode tahun 2004-2012 dan dengan menggunakan analisa regresi estimasi EGLS weighting pada Cross-section SUR.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa program restrukturisasi industri tekstil berpengaruh signifikan terhadap nilai ekspor TPT dan Variabel PDB negara tujuan ekspor secara signifikan berpengaruh positif terhadap nilai ekspor TPT nasional.

This study analyze the relationship between the restructuring program of textile industrial machinery and performance the national textile exports. This study using panel data with four export destinations which are the United States, Japan, Germany, and England in the period from 2004 to 2012 and using weighting EGLS Cross-section SUR regression analysis to estimate.
The results show that textile industry restructuring program significantly influence the value of textile exports and GDP of export destinations is significantly has positive effect on the value of national textile exports."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T35267
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>