Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39888 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Rak sumber radiasi adalah salah satu perangkat irradiator gamma yang digunakan untuk meradiasi hasil pertanian yang berada di dalam carrier dengan berat 150 kg. Rak sumber radiasi dari dalam kolam ditarik ke atas permukaan kolam atau diturunkan ke dalam kolam dengan perantara tali sling baja tahan karat. Proses naik turunnya rak sumber dikendalikan dikendalikan oleh motor induksi dengan daya 2,5 kW yang dikopel oleh gigi redusi dan kopling tetap. Sistem transmisi ini juga mempertimbangkan aspek gagal listrik dan gagal UPS ketika gagal listrik solusinya adalah dengan menggerakkan motor induksi secar amanual. Adaun gerak rak sumber menuju posisi iradiasi dilakukan dengan kecepatan 1,57 m/s dengan dua pertimbangan yaitu agar diperoleh gerakan yang halus ketika rak sumber sampai pada teralis dan mencegah terjadinya shut down akibat terbentuknya teralis dengan rak sumber atau carrier."
PRIMA 7:13 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini telah dilakukan untuk mendukunh kelengkapan daya ukuran pada desain dasar irradiator gamma ISG-500. Perhitungan ini dilakukan dengan memperhatikan layout dan gambar mekanik dari betuk fisik carrier pada desain dasar irradiator gamma ISG-500 serta menggunakan rumus-rumus aturan trigonometri di segitiga. Hal tersebut berfungsi sebagai acuan pengambilan data ukuran dan pembuatan sketsa gerak melingkar dua buah carrier yang berdekatan, sedangkan rumus-rumus trigonometri digunakan untuk menyelesaikan perhitungan jarak minimal antar carrier mengacu pada sketsa yang dibuat. Dari perhitungan ini diperoleh nilai ukuran jarak minimal antar carrier sebesar 184,8mm. Nilai ini diharapkan bisa melengkapi data perhitungan mekanis pada desain dasar irradiator gamma ISG-500."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Irradiator yang dikaji adalah tipe kolam menggunakan sumber radiasi Cobalt-60 (Co-60) bentuk batang pensil yang tersusun sebagai rak papan pipih. Iradiator di desain untuk aktivitas 2 MCi. Namun untuk analisis keselamatan, aktivitas yang dipertimbangkan adalah 1,5 kali atau 3 MCi. Apabila iradiator sedang tidak beroperasi sumber radiasi tersimpan dan terendam dalam dasar kolam air yang mempunyai ukuran panjang 360 cm, lebar 280 cm dan kedalaman 600 cm. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui pada kedalaman berapa radiasi ,menggunakan program MCNP6. Dari hasil analisis didapatkan bahwa pada kedalaman 163 cm dosis radiasi di dalam air kolam sudah mendekati nol uSv/jam. Dapat disimpulkan bahwa jika pada saat iradiator tidak beroperasi dan sumber radiasi berada di dasar kolam, maka paparan yang dihasilkan di atas kolam masih dalam batas aman bagi operator sesuai dengan ketentuan keselamatan BAPETEN."
PRIMA 11:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Iradiator gamma buatan Institute of Isotop Co. Ltd. Hungaria merupakan jenis panorama kategori IV yang dapat beroperasi secara kontinyu dan batch. Kapasitas maksimum sumber gamma pada iradiator ini adalah 2 MCi. Kolam penyimpan sumber berukuran lebar 2,8 m, panjang 3,6 m dan tinggi 1 m. Jarak antara permukaan air kolam dan rak sumber menentukan fungsi air sebagai perisai radiasi. Konsep jarak ini digunakan untuk mengevaluasi keselamatan radiasi kolam iradiator. Pasal 8 dari SSG-8 IAEA digunakan sebagai referensi untuk analisis ini. Penentuan faktor build-up air menggunakan persamaan Taylor. Perhitungan laju dosis di atas kolam dilakukan untuk masing-masing tingkat permukaan air, yaitu pada tingkat air normal, dan untuk setiap 0,3 m penurunan permukaan air hingga penurunan sampai 1,5 m. Pada tingkat air normal sampai penurunan permukaan air 1,2 m, hasil perhitungan menunjukkan laju dosis sangat aman. Keadaan laju dosis radiasi mencapai tingkat tidak aman ketika penurunan tingkat air lebih dari 1,2 m. Hasil evaluasi ini memberikan gambaran bahwa desain kolam iradiator buatan izotop tersebut dapat memenuhi rekomendasi IAEA. Berdasarkan rekomendasi ini pada operasi normal iradiator gamma kategori IV, proses make up air harus dilakukan ketika permukaan air berada di batas normal bawah, sehingga kejadian tidak aman tidak terjadi."
PRIMA 11:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Karyanta
"ABSTRAK
Produk pangan Indonesia yang melimpah sangat dibutuhkan oleh seluruh
masyarakat dan tujuan ekspor. Pendistribusian hasil pangan memerlukan waktu
yang cukup lama. Sering dijumpai produk pangan telah rusak atau membusuk
setelah sampai di tujuan. Pengawetan makanan secara konvensional belum
mampu mengatasi hal tersebut. Bahan pengawet makanan juga bercampur dan
masih berada dalam produk pangan tersebut. Pengawetan bahan pangan dengan teknik iradiasi diharapkan dapat mengatasi masalah pengawetan makanan yang lebih baik. Indonesia telah bergegas menerapkan teknologi iradiator gamma dengan langkah awal membuat suatu desain fasilitas iradiator gamma. Suatu hal penting dalam desain pengoperasian fasilitas iradiator adalah bagaimana membuat dosis radiasi pada produk secara seragam. Apabila produk menerima dosis radiasi rendah maka tujuan iradiasi tidak akan tercapai dan apabila produk menerima dosis radiasi lebih tinggi dapat mengakibatkan kerusakan produk. Keseragaman dosis radiasi disebut Dose Uniformity Ratio (DUR) yang merupakan perbandingan dosis serap maksimum dibanding dosis serap minimum yang diterima oleh produk di dalam wadah produk iradiasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi nilai DUR pada fasilitas iradiator gamma ?merah putih? berkapasitas 300 kCi yang sedang dibangun di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan perbaikan nilai DUR pada proses iradiasi dengan pengosongan produk bagian tengah.

ABSTRACT
Indonesia abundant food products is needed by the whole community and for
export purposes. Distribution of food products requires quite a long time. Often some food products has been damaged or decayed after arriving at the
destination. Conventional food preservation has not been able to overcome it.
Food preservatives are also mixed and still be in the food product. Preserving
food with irradiation techniques are expected to solve the problem better food
preservation. Indonesia should immediately implement the gamma irradiator
technology with the first step to create a design of gamma irradiators facility. An important point in the operation design of the irradiators facility is how to make the radiation dose on the product uniformly. Irradiation purpose can not be achieved if the product receives a lower radiation dose and the product will be damaged if it receives a higher radiation dose. The uniformity of the radiation dose is called Dose Uniformity Ratio (DUR), which is a comparison of absorbed dose received by the product in a container product that maximum rather than the minimum absorbed dose. This study aims to estimate the value of DUR in gamma irradiators facility with a capacity of 300 kCi. Results of this study are expected to be used for operational design considerations on gamma irradiator "merah putih" are being built in Indonesia. The results showed DUR better with irradiation by emptying the product in the central part of the container products"
2016
T46177
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Wahdy Murisy
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
S28575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainun Alfatma
"Radiasi sinar Gamma Co60 memanfaatkan gelombang elektromagnetik untuk meradiasi produk. Radiasi gamma dapat mensterilkan produk dengan menyinari produk sesuai dengan besaran dosis yang diberikan, dosis yang diberikan harus mampu mensterilisasikan atau membunuh mikroorganisme, namun perlu diperhatikan dosis tersebut tidak menyebabkan perubahan material produk atau berdampak pada ketahanan produk (IAEA, 2013). Pemastian sterilisasi radiasi gamma dapat dilakukan dengan rangkaian pengujian pada saat validasi. Validasi sterilisasi yang dilakukan ialah melakukan prosedur terdokumentasi untuk memperoleh, merekam, dan menafsirkan hasil yang diperlukan untuk menetapkan bahwa suatu proses akan secara konsisten menghasilkan produk yang memenuhi spesifikasi atau jaminan sterilitas yang diinginkan. Validasi sterilisasi terdiri dari kualifikasi instalasi, kualifikasi operasional dan kualifikasi kinerja. Parameter kritis yang perlu diperhatikan selama validasi sterilisasi oleh PT. Forsta Kalmedic Global ialah pemetaan dosis untuk memastikan dosis yang diberikan kepada produk dapat efektif memberikan jaminan sterilitas. Pemetaan dosis merupakan pengukuran distribusi dosis dan variabilitas dalam bahan yang diiradiasikan dalam kondisi yang ditentukan. PT. Forsta Kalmedic Global melakukan validasi sterilisasi bersama PT. Rel-Ion sebagai sarana penyedia sterilisasi. Dalam kualifikasi instalasi dan kualifikasi operasional PT. Forsta Kalmedic Global memastikan ketersediaan dokumen dan pemenuhan syarat – syarat yang diperlukan. Pada kualifikasi kinerja PT. Forsta ikut serta bersama PT. Rel-Ion untuk melakukan pengujian yang dibutuhkan pada saat kualifikasi kinerja.

Co Gamma ray radiation utilizes electromagnetic waves to irradiate products. Gamma radiation can sterilize products by irradiating the product according to the dose given, the dose given must be able to sterilize or kill microorganisms, but it is important to pay attention that this dose does not cause changes in the product material or have an impact on product durability (IAEA, 2013). Confirmation of gamma radiation sterilization can be done with a series of tests during validation. Sterilization validation is carrying out documented procedures to obtain, record, and interpret the results necessary to determine that a process will consistently produce products that meet the desired sterility specifications or guarantees. Sterilization validation consists of installation qualification, operational qualification and performance qualification. Critical parameters that need to be considered during sterilization validation by PT. Forsta Kalmedic Global is dose mapping to ensure the dose given to the product can effectively guarantee sterility. Dose mapping is a measurement of the dose distribution and variability in irradiated material under specified conditions. PT. Forsta Kalmedic Global carries out sterilization validation with PT. Rel-Ion as a means of providing sterilization. In the installation qualifications and operational qualifications of PT. Forsta Kalmedic Global ensures the availability of documents and fulfillment of the necessary requirements. On the performance qualifications of PT. Forsta participated together with PT. RelIon to carry out testing required during performance qualification."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siti Nurhayati
"Proses sterilisasi secara basah dilakukan pada Autoclave dcngan kondisi Operasi yailu pada suhu 121 °C, tekanan 15 psig, dan lamanya stcrilisasi I5 menit. Sedangkan proses slerilisasi irradiasi sinar gamma dilakukan di PT Indogamma dengan dosis 1-3 kGray, 3-5 kGray, 5-7 kGray, 7-9 kGray.
Proses sterilisasi panas secara basah dilakukan 2 tahap percobaan yang berbeda yaitu sterilisasi pada produk akhir dan produk ruahan. Sedangkan pada percobaan sterilisasi irradiasi sinar gamma dilakukan hanya pada produk akhir.
Hasil percobaan sterilisasi tahu secara basah dan radiasi sinar gamma berdasarkan pcrtumbuhan bilangan cemaran mikroba dan perubahan Hsik tahu pada setiap umur simpan yang berbeda. Kandungan cemaran mikroba pada tahu yang telah disterilkan berkurang bahkan tidak mengandung cemaran sampai pada pengenceran I dan umur simpan tahu relatif lebih Iama dibandingkan dengan tahu yang lidak disterilisasikan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kukuh Prayogo
"

Iradiator gamma serbaguna kapasitas 2 Mci dibangun untuk mendukung ketahanan pangan di Indonesia. Pada saat tidak dioperasikan sumber Co-60 disimpan di dalam kolam agar radiasinya tidak menyebar. Dalam kondisi tersimpan Co-60 memancarkan sinar gamma sehingga dapat menaikkan temperatur dan mengakibatkan terjadinya penguapan pada air kolam. Kedua keadaan tersebut harus dihindari agar level air kolam tidak berkurang dan Iradiator Gamma tetap dalam kondisi aman. Pada kasus station blackout (SBO) berkepanjangan dan menyebabkan sistem pendingin aktif gagal, decay heat yang terus dibangkitkan dari sumber radioaktif gamma harus didinginkan agar radiasi tetap dapat dikendalikan untuk tidak keluar ke lingkungan dan menjaga integritas sistem Iradiator Gamma. Penggunaan teknologi pendingin pasif dengan vertical straight wickless-heat pipe digunakan untuk menyerap kalor di dalam kolam yang dihasilkan oleh sumber radioaktif Co-60 dan dibuang ke lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi karakteristik, fenomena perpindahan kalor, dan unjuk kerja termal dari vertical straight wickless-heat pipe dalam menyerap pembangkitan kalor yang dihasilkan di dalam kolam berisi air panas. Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan vertical straight wickless-heat pipe terbuat dari bahan tembaga dengan panjang total 1000 mm dengan diameter luar dan dalam 41,35 dan 39,35 mm serta menggunakan fin di bagian condenser. Fluida kerja yang digunakan adalah air demineral dan refrigerant R134a. Parameter yang divariasikan untuk air demineral adalah filling ratio 55, 65, 75, 85%, temperatur air kolam 60, 70, 80, 90oC, kecepatan udara yang ditiupkan pada fin sebagai pengambil kalor di bagian condenser 1, 1,5, 2,1, 2,8 m/s. Parameter yang divariasikan untuk R134a adalah filling ratio 25, 35, 45, 55%, temperatur air kolam 35, 40, 45, 50, 55oC, variasi kecepatan udara pendingin sama dengan air demineral. Tahanan termal terendah pipa kalor hasil eksperimen dengan fluida kerja air demineral sebesar 0,03 °C/W. Tahanan termal ini diperoleh pada saat pipa kalor dioperasikan pada temperatur kolam 90°C, filling ratio 55%, dan kecepatan udara pendingin 1 m/s. Sedangkan tahanan termal terendah pipa kalor hasil eksperimen dengan fluida kerja R134a sebesar 0,09 °C/W. Tahanan termal ini diperoleh pada saat pipa kalor dioperasikan pada temperatur kolam 55°C, filling ratio 45%, dan kecepatan udara pendingin 2,8 m/s. Hasil penelitian menunjukkan vertical straight wickless-heat pipe mampu menyerap dan membuang kalor dengan baik dari sumbernya ke lingkungan dalam jangka waktu yang lama serta dapat menjaga temperatur dan level air kolam pada kondisi operasi yang diijinkan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pengetahuan mengenai vertical straight wickless-heat pipe yang akan diajukan sebagai pengambil panas sumber Co-60 di kolam iradiator gamma. Pengetahuan mengenai sistem pendingin pasif menggunakan vertical straight wickless-heat pipe ini diharapkan memiliki kontribusi terhadap manajemen termal kecelakaan nuklir di kolam iradiator gamma dan memberi tambahan pengetahuan secara umum terhadap sistem pendingin pasif di lingkungan nuklir.


Multipurpose capacity of 2 Mci gamma irradiator was built to support food security in Indonesia. When not operated the Co-60 source is stored in the pool so the radiation does not spread. In stored conditions Co-60 emits gamma rays so that it can raise temperatures and cause evaporation of pool water. Both of these conditions must be avoided so that the pool water level is not reduced and the Gamma Irradiator remains safe. In the case of prolonged station blackout (SBO) and causing the active cooling system to fail, decay heat that is continuously generated from a radioactive gamma source must be cooled so that radiation can still be controlled not to go out into the environment and maintain the integrity of the Gamma Irradiator system. The use of passive cooling technology with vertical straight wickless-heat pipes is used to absorb heat in the pool produced by radioactive sources of Co-60 and discharged into the environment. This study aims to investigate the characteristics, the phenomenon of heat transfer, and the thermal performance of vertical straight wickless-heat pipes in absorbing heat generation produced in a pool of hot water. The research was carried out experimentally using a vertical straight wickless-heat pipe made of copper with a total length of 1000 mm with an outer and inner diameter of 41.35 and 39.35 mm and using fin in the condenser section. The working fluid used is demineralized water and R134a refrigerant. The parameters varied for demineralized water are filling ratio 55, 65, 75, 85%, pool water temperature 60, 70, 80, 90oC, air velocity blown on the fin as heat takers in the condenser parts 1, 1.5, 2.1, 2.8 m/s. The parameters varied for R134a are the filling ratio of 25, 35, 45, 55%, the temperature of the pool water 35, 40, 45, 50, 55oC, the variation in the speed of cooling air is the same as demineralized water. The lowest thermal resistance of the heat pipe from the experimental results with the working fluid of demineralized water is 0.03°C/W. This thermal resistance is obtained when the heat pipe is operated at a pool temperature of 90°C, a filling ratio of 55%, and a cooling air speed of 1 m/s. While the lowest thermal resistance of the heat pipe from the experimental results with the working fluid R134a was 0.09°C/W. This thermal resistance is obtained when the heat pipe is operated at a pool temperature of 55°C, a filling ratio of 45%, and a cooling air speed of 2.8 m/s. The results showed that vertical straight wickless-heat pipes were able to absorb and dispose of heat well from the source into the environment for a long period of time and could maintain the temperature and water level of the pond in the permitted operating conditions. The results of this study can be used as a knowledge base for vertical straight wickless-heat pipes to be proposed as Co-60 source heat takers in gamma irradiator pools. This knowledge of passive cooling systems using vertical straight wickless-heat pipes is expected to contribute to the thermal management of nuclear accidents in gamma irradiator pools and provide general knowledge of passive cooling systems in the nuclear environment.

"
2019
T53198
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>