Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 208521 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Financial distress is a condition where firms face difficulties to fulfill debt and facing risk of liquidation. This research provides a critical analysis of factors affecting the risk of financial distress which is represented by the interest coverage ratio. Lower interest coverage ratio will cause higher risk of financial distress. It used panel data regression of 78 manufacturing firms between the 2009-2011 period with a total of 234 observations. Independent variables analyzed were the debt to asset ratio, return on assets, current ratio, firm age, and firm size. Result shows that return on asset, current ratio, and firm age have significant effect on financial distress. It means firms must observe their profitability and liquidity so that firms can lessen the risk of financial distress. Aside from that, older firms tend to have lower risk of financial distress due to higher competitiveness and higher management experience."
Lengkap +
TEMEN 9:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Wulandari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan simultan antara
konservatisme akuntansi dan financial distress. Penelitian ini didasarkan pada
pemahaman bahwa antara kedua variabel tersebut dapat memiliki pengaruh satu
sama lain. Pengumpulan data menggunakan metode purposive sampling terhadap
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-
2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konservatisme akuntansi tidak
berpengaruh signifikan terhadap financial distress. Namun pada arah sebaliknya,
financial distress berpengaruh signifikan negatif terhadap konservatisme
akuntansi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara konservatisme akuntansi dan
financial distress tidak memiliki hubungan dua arah.

Abstract
The purpose of this research is to analyze the simultaneous relationship between
accounting conservatism and financial distress. This research is based on the
understanding that between two variables may have influence with one another.
Collecting data using a purposive sampling method to manufacturing companies
listed in Indonesian Stock Exchange period 2009-2010. The result suggests that
accounting conservatism have no significant on financial distress. In the opposite
direction, financial distress have significant negative impact on accounting
conservatism. So, it can be concluded that the accounting conservatism and
financial distress have no simultaneous relationship."
Lengkap +
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Wulandari
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan simultan antara konservatisme akuntansi dan financial distress. Penelitian ini didasarkan pada pemahaman bahwa antara kedua variabel tersebut dapat memiliki pengaruh satu sama lain. Pengumpulan data menggunakan metode purposive sampling terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009- 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konservatisme akuntansi tidak berpengaruh signifikan terhadap financial distress. Namun pada arah sebaliknya, financial distress berpengaruh signifikan negatif terhadap konservatisme akuntansi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara konservatisme akuntansi dan financial distress tidak memiliki hubungan dua arah.

The purpose of this research is to analyze the simultaneous relationship between accounting conservatism and financial distress. This research is based on the understanding that between two variables may have influence with one another. Collecting data using a purposive sampling method to manufacturing companies listed in Indonesian Stock Exchange period 2009-2010. The result suggests that accounting conservatism have no significant on financial distress. In the opposite direction, financial distress have significant negative impact on accounting conservatism. So, it can be concluded that the accounting conservatism and financial distress have no simultaneous relationship."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jody Bhaskara
"Krisis keuangan global yang terjadi sekitar tahun 2008 hingga 2009 menimbulkan dampak ke Indonesia, salah satunya ancaman kebangkrutan pada perusahaan publik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prediksi financial distress dengan menggunakan teknik analisis logistic regression dan discriminant analysis pada perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005 hingga 2010.
Hasilnya adalah dengan menggunakan teknik analisis logistic regression, tingkat akurasi prediksi financial distress dalam memprediksi jawaban yang benar adalah sebesar 89.3 persen dan dengan menggunakan teknik teknik analisis discriminant analysis, tingkat akurasi prediksi financial distress dalam memprediksi jawaban yang benar adalah sebesar 62 persen. Pada penggunaan teknik discriminant analysis, waktu yang terbaik untuk memprediksi adalah tiga tahun sebelum financial distress, dengan nilai persentase sebesar 66 persen yang merupakan angka tertinggi selama periode penelitian.

Due to global financial crisis in 2008 until 2009 affects to Indonesia, one of them is the threat of financial distress which occures before bankruptcy. This research aimed to predict the financial distress using logistic regression and discriminant analysis to public companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2005-2010.
The results are by using logistic regression, financial distress can be predicted 89.3% significantly. Moreover, by using discriminant analysis, financial distress can be predicted 62% significantly. Discriminant analysis approach gets best prediction in 3 years prior to occurence of financial distress with 66% correct percentage."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S63550
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rian Budiarto
"[Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prediksi kebangkrutan pada perusahaan di sektor konstruksi yang terdaftar pada Bursa Efek Regional Asia Tenggara (Filipina, Indonesia, Malaysia, dan Thailand). Metode prediksi kebangkrutan yang digunakan adalah model KMV (Kealhofer, McQuown and Vasicek) yang dibuat oleh Moodys. Dari hasil studi menujukan bahwa tingkat probability of default perusahaan sektor konstruksi di Bursa Efek Indonesia berada di posisi paling rendah jika dibandingkan dengan perusahaan sektor konstruksi di Bursa Efek Regional Asia Tenggara.;This research is aimed to analyze bankruptcy prediction on company who listed in Regional Stock Exchange of South East Asia (Filipina, Indonesia, Malaysia, and Thailand).
KMV (Kealhofer, McQuown and Vasicek) method who published by Moodys used to predict the
bancrupty. The results of this research found that level of probability of default
construction sector companies in Indonesia Stock Exchange is in the lowest position
when compared with the construction sector companies in Southeast Asia Regional Stock Exchange.;This research is aimed to analyze bankruptcy prediction on company who listed in Regional Stock Exchange of South East Asia (Filipina, Indonesia, Malaysia, and Thailand).
KMV (Kealhofer, McQuown and Vasicek) method who published by Moodys used to predict the
bancrupty. The results of this research found that level of probability of default
construction sector companies in Indonesia Stock Exchange is in the lowest position
when compared with the construction sector companies in Southeast Asia Regional Stock Exchange., This research is aimed to analyze bankruptcy prediction on company who listed in Regional Stock Exchange of South East Asia (Filipina, Indonesia, Malaysia, and Thailand).
KMV (Kealhofer, McQuown and Vasicek) method who published by Moodys used to predict the
bancrupty. The results of this research found that level of probability of default
construction sector companies in Indonesia Stock Exchange is in the lowest position
when compared with the construction sector companies in Southeast Asia Regional Stock Exchange.]"
Lengkap +
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S59682
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Setiawan
"Ekonomi global saat ini sedang berada pada titik perubahan besar, semakin majunya teknologi informasi menghadirkan suatu perubahan yang menggabungkan antara Manusia, Mesin, dan Internet of Things (IoT). perubahan ini disebut sebagai revolusi Industri 4.0 yang mana akan dapat mengubah seluruh aspek produksi. Namun perubahan ini tidak memberikan efek positif kepada semua pihak, terdapat berbagai pihak yang dirugikan akibat dari ketidakmampuan dalam mengikuti penyesuaian yang berdampak menurunkan kinerja perusahaan dan dapat meningkatkan risiko kebangkrutan perusahaan. Dengan prediksi kebangkrutan akan menilai apakah terdapat perubahan yang signifikan risiko kebangkrutan pada perusahaan pasca perubahan revolusi Industri 4.0. Metode Altman Z-Score adalah metode penilaian risiko kebangkrutan yang reliabel dan banyak digunakan dalam memprediksi risiko kebangkrutan perusahaan. Sehingga dilakukan pengujian perbandingan nilai Z-Score antar Industri dan Tahun untuk melihat perubahan risiko kebangkrutan pasca revolusi Industri 4.0.

The global economy is currently at a point of great change, the more advanced information technology presents a change that combines human, machine, and the Internet of Things (IoT). this change is referred to as the Industrial 4.0 revolution which will be able to change all aspects of production. But this change does not have a positive effect on all parties, there are various disadvantaged parties due to incapacity to follow adjustments that have an impact on reducing company performance and can increase the risk of corporate bankruptcy. With the prediction of bankruptcy, it will assess whether there is a significant change in the risk of bankruptcy in the company after the change in the Industrial Revolution 4.0. The Altman Z-Score method is a reliable and widely used method of bankruptcy risk assessment in predicting the risk of corporate bankruptcy. So that a comparison test of the Z-Score between Industries and Years is carried out to see changes in the risk of post-revolutionary Industrial 4.0 bankruptcy."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadha Alamajibuwono
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kondisi financial distress perusahaan konstruksi sebelum dan selama krisis pandemi Covid-19 serta apakah faktor finansial dan makroekonomi berpengaruh terhadap kondisi financial distress sebelum dan selama krisis pandemi Covid-19. Sampel penelitian terdiri dari 25 perusahaan sektor konstruksi di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2017-2022. Metode penelitian menggunakan model regresi data panel yang melibatkan faktor finansial perusahaan dan makroekonomi terhadap kondisi financial distress dari perusahaan yang diukur dengan model kebangkrutan Altman (1968) dan Ohlson (1980). Hasil penelitian mengkonfirmasi bahwa tidak terdapat perbedaan nyata Z-score dan O-score sebelum dan selama krisis pandemi Covid-19. Namun secara pola Z-score dan O-score perusahaan konstruksi pada periode sebelum dan selama pandemi Covid-19 terdapat perbedaan. Selain itu, ditemukan juga bahwa sebelum dan selama krisis pandemi Covid-19 hanya faktor finansial perusahaan saja yang berpengaruh terhadap model Z-score dan O-score.

The purpose of this study was to determine differences in the financial distress of construction companies before and during the Covid-19 pandemic crisis and whether financial and macroeconomic factors had an effect on financial distress before and during the Covid-19 pandemic crisis. The research sample consisted of 25 construction sector companies on the Indonesia Stock Exchange during 2017-2022. The research method uses a panel data regression model involving company financial and macroeconomic factors on the financial distress of companies as measured by the bankruptcy model Altman (1968) and Ohlson (1980). The results of the study confirmed that there were no real differences in Z-scores and O-scores before and during the Covid-19 pandemic crisis. However, in terms of the Z-score and O-score patterns of construction companies in the period before and during the Covid-19 pandemic, there were differences. In addition, it was also found that before and during the Covid-19 pandemic crisis, only the company's financial factors had an effect on the Z-score and O-score model."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isfenti Sadalia
"ABSTRAK
Dalam teori financial leasing terlihat bahwa financial lease mempunyai hubungan subsitusi dengan hutang. Hasil penelitian sebelumnya mengatakan adanya hubungan positif antara rasio sewa dengan rasio hutang dan penghasilan lessor yang lebih tinggi daripada penghasilari lender. Hasil penelitian ini berlawanan dengan teori tradisionai leasing .
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara sewa dan hutang adalah positif. Disamping itu ditunjukkan juga bahwa perusahaan yang menggunakan sewa memiliki RETEARN yang rendah, tingkat pertumbuhan asset yang tinggi dan nilai Altman Z-score yang tinggi.
Perusahaan yang menggunakan sewa guna usaha juga menunjukkan adanya hubungan yang positif antara sewa dan hutang dan juga adanya penggunaan sewa guna usaha yang tinggi pada industri KIMIA dan TRANSPORTASI daripada ANEKA INDUSTRI. Akhirnya, secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pembiayaan sewa guna usaha merupakan suatu alternatif pembiayaan yang menarik.
"
Lengkap +
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangaribuan, Ribka Arthauli
"Pemerintah telah menerbitkan kebijakan untuk mereformasi sektor keuangan dengan menetapkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 Tentang Pengembangan dan Penguatan di Sektor Keuangan. Undang-Undang ini mengubah sejumlah pasal dalam 17 (tujuh belas) perundang-undangan di sektor keuangan di antaranya adalah Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang dan Undang- Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan serta perundang-undangan lainnya. Dalam pasal 8B Undang-Undang PPSK menjadikan Otoritas Jasa Keuangan sebagai satu-satunya lembaga yang dapat mengajukan permohonan pernyataan pailit terhadap Pelaku Usaha Jasa Keuangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertimbangan pemerintah menambahkan kewenangan Otoritas Jasa Keuangan dalam mengajukan permohonan pernyataan pailit dan pkpu dan pelaksanaan mekanisme penambahan kewenangan Otoritas Jasa Keuangan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan tipe penelitian yuridis normatif dan menggunakan deskriptif analitis. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dalam kewenangan OJK untuk mengajukan permohonan pernyataan pailit dan PKPU terhadap pelaku usaha jasa keuangan didasari atas urgensi untuk meningkatkan sektor keuangan yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang kuat, seimbang, stabil dan dapat dipercaya karena OJK yang mengetahui kondisi keuangan dan sektor keuangan secara keseluruhan. Hal ini juga untuk menjamin kepastian hukum serta keadilan bagi pelaku usaha jasa keuangan dan juga untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap pelaku usaha jasa keuangan. Otoritas Jasa Keuangan memiliki peran penting untuk mengeluarkan peraturan pelaksana sebagimana dengan pertambahan kewenangannya. Undang-Undang PPSK belum mencantumkan peraturan pelaksana sehingga Otoritas Jasa Keuangan dapat mengikuti ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang yang lebih tinggi yaitu dengan mengacu pada Undang-Undang OJK dan Undang-Undang Kepailitan dan PKPU.

The government has issued a policy to reform the financial sector by enacting Law Number 4 of 2023 concerning Development and Strengthening in the Financial Sector. This law amends a number of articles in 17 (seventeen) laws in the financial sector, including Law Number 37 of 2004 concerning Bankruptcy and Postponement of Debt Payment Obligations and Law Number 21 of 2011 concerning the Financial Services Authority and other laws. Article 8B of the PPSK Law stipulates that the Financial Services Authority is the only institution that can apply for a declaration of bankruptcy against Financial Services Business Actors. The purpose of this study is to find out the government's considerations for adding the authority of the Financial Services Authority in submitting requests for bankruptcy and pkpu statements and the implementation of the mechanism for increasing the authority of the Financial Services Authority. The research method used is a qualitative research method with a normative juridical research type and uses analytical descriptive. The results of the research show that it is within the authority of the OJK to submit requests for bankruptcy and PKPU statements against financial service business actors based on the urgency to improve the financial sector which can support strong, balanced, stable and trustworthy economic growth because the OJK knows financial conditions and the financial sector as a whole. This is also to ensure legal certainty and justice for financial service business actors and also to increase public trust in financial service business actors. The Financial Services Authority has an important role to issue implementing regulations in line with the increase in its authority. The PPSK Law does not include implementing regulations so that the Financial Services Authority can follow the provisions in a higher Law, namely by referring to the OJK Law and the Bankruptcy Law and PKPU."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia
"Masa pandemi COVID-19 yang berawal pada bulan Maret 2020 ini sudah banyak membuat tekanan di masyarakat, khususnya tekanan ekonomi. Berbagai peraturan ditetapkan, dalam rangka menekan angka penyebarannya, sehingga membuat banyak aktivitas terganggu, karena masyarakat dituntut untuk melakukan aktivitasnya dari rumah saja yang membuat aktivitas usaha tidak dapat dijalankan secara maksimal. Dalam usahanya beradaptasi, tidak jarang perusahaan gagal mencapai tujuannya dan menimbulkan kerugian operasional pada tahun berjalan. Kerugian yang dialami tidak jarang membawa perusahaan pada kebangkrutan. Namun data mencatatkan sebaliknya. Pada kuartal III tahun 2021, BPS mencatat pertumbuhan industri manufaktur sebesar 3,68 persen, peningkatan yang cukup baik di tengah banyaknya kasus COVID-19 di Indonesia. Penelitian ini ingin membuktikan apakah sektor manufaktur menunjukkan geliat positif selama pandemi dengan menggunakan metode Springate dan Altman. Perhitungan kondisi keuangan yang dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2016-2020 menunjukkan bahwa metode Springate mengelompokkan 282 observasi ke dalam kategori sehat dan 283 lainnya masuk ke dalam kategori distress. Sedangkan metode Altman mengelompokkan 235 observasi masuk kategori sehat, 136 observasi masuk kategori gray zone, dan 194 lainnya masuk kategori distress. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa metode Springate memiliki tingkat konsistensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode Altman

The COVID-19 pandemic, which began in March 2020, has created a lot of pressure on the community, especially economic pressure. Various regulations were enacted, in order to reduce the number of spreads, thus disrupting many activities, because people were required to carry out their activities from home which made business activities unable to run optimally. In its efforts to adapt, it is not uncommon for companies to fail to achieve their goals and incur operational losses in the current year. Losses experienced not infrequently bring the company to bankruptcy. However, the data says otherwise. In the third quarter of 2021, BPS recorded a manufacturing industry growth of 3.68 percent, a fairly good increase in the midst of the large number of COVID-19 cases in Indonesia. This study wants to prove whether the manufacturing sector shows a positive stretch during the pandemic by using the Springate and Altman methods. Calculations of financial conditions carried out on manufacturing companies listed on the IDX in 2016-2020 show that the Springate method groups 282 observations into the healthy category and another 283 into the distress category. While the Altman method groups 235 observations into the healthy category, 136 observations in the gray zone category, and 194 others into the distress category. The results also show that the Springate method has a higher level of consistency than the Altman method."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>