Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181633 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Background: Postpartum blues is a mild mental disorder in postpartum mothers. infant feeding methods may affect the reciprocal of the postpartum blues or postpartum maternal mental health, and these symptoms can lead to successful breast-feeders (breast milk) exclusively Results in 2010 in lndonesia RISKESDES feeding patterns in infants < 1 month was 55.1% partially, and in the province of Bengkulu in 2010 52.9% prelakteal feeding. Prevalence of postpartum blues in several countries between 40-60% while the incidence of postpartum blues in Bengkulu not yet been reported. Research Goals: to determine the relationship breast-feeders pad infants aged < 10 days with symptoms of postpartum blues. Methods: This research is a type of observational research with cross sectional design studt. Large sampIe of 97 postpartum women with accidental sampling technique. Analysis of the data used is univariabIe, bivariable, and multivariable. Results: univariable analysis found that breast-feeders in infants less than 10 days almost all partial breastfeeding (48.45%) and only a fraction of full breastfeeding (19.59%), and almost half mothers experience symptoms of postpartum blues (29.90%). Bivariable analysis showed that there is a significant association between breast-feeders in infants age < 10 days, parity and social support to the symptoms of postpartum blues. But there is no relationship between type of labor with symptoms of postpartum blues. Results: Results of logistic regression analysis showed a significant association between early feeding patterns in infants with symptoms of postpartum blues (OR = 4.47, 95% CI: 1.03 to 10.43), which means non-breastfeeding mothers who have a risk 4.47 times more likely to experience postpartum blues than women full breastfeeding. Conclusion: non breastfeeding mothers who have a risk 4.47 times more likelyto have symptoms than women postpartum full breastfeeding blues. So need to improve the delivery of information, education and communication (IEC) on the importance of breast­feeders alone since the first hour of birth to age 6 months in the mother on an ongoing basis from now on antenatal care, delivery, and postpartum by involving her husband and close family"
BULHSR 15:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Marlin Tiambun. S
"Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pemberian MP-ASI pada bayi umur 7-12 bulan di Puskesmas Kemiri Muka Depok Tahun 2011. Desain yang digunakan adalah cross sectional, populasi penelitian adalah ibu yang memiliki bayi umur 7-12 bulan, sampel 120 orang ibu yang memiliki bayi. Hasil penelitian adalah 51,7% pemberian MP-ASI sudah dilakukan sesuai standar. Hasil analisis bivariat dengan chi square ada hubungan bermakna antara pengetahuan, informasi, dukungan petugas kesehatan, dukungan keluarga dengan perilaku pemberian MP-ASI. Meningkatkan pengetahuan ibu dan keluarga melalui promosi kesehatan dan penyediaan poster, leaflet, terkait MP-ASI. Frekuensi pelatihan konseling ditingkatkan bagi petugas kesehatan terkait MP-ASI.

The purpose of this study was to determine the factors associated with the behavior of MP-breastfeeding in infants aged 7-12 months in Kemiri Muka Public Health Center Depok City in 2011. The design used was cross sectional, population study were infants aged 7-12 months, samples area 120 mother who have baby. Study result shows that 51.7% of giving a side dish of Mother Breast- Feeding has been carried according to standard. Result of bivariate analysis by chi square test found that there are meaning correlation between knowledge, information, health officer support, family support and behavior of giving a side dish of Mother Breast Feeding. Improving mother and family knowledge through health promotion and provides poster, leaflet in regard to side dish of Mother Breast- Feeding. Frequency of counseling training for health officer of side dish of Mother Breast Feeding needs to be enhanced."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasmini Nurdin
"Masalah kekurangan gizi di wilayah kerja Puskesmas Perawatan MKB Lompoe Kota Parepare tahun 2011 sebanyak 9,02 persen dengan cakupan pemberian ASI Eksklusif sebesar 28,9 persen. Bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku ibu dalam pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi umur 6-12 bulan dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi sasaran adalah seluruh bayi umur 6-12 bulan. Sampel penelitian sebanyak 112 responden, menggunakan kuisioner. Perhitungan statistik di lakukan menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Dalam penelitian ini diketahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan BB/U (p=0,003), PB/U (p=0,035) dan BB/PB (p=0,011), sikap ibu dengan PB/U (p=0,000) serta perilaku ibu dengan BB/U (p=0,020), BB/PB (p=0,008). Saran untuk menambahkan materi penyuluhan tentang ASI Eksklusif.

Problem of malnutrition in the work area region of MKB Care Health Center Lompoe Parepare City was 9.02 percent in 2011, with coverage of exclusive breastfeeding for 28.9 percent. Aims to assess maternals knowledge, attitudes and behaviors of exclusive breastfeeding with the nutritional status of infants aged 6-12 months by using cross sectional approach. The target population is all infants aged 6-12 months. The samples were 112 respondents, using a questionnaire. Statistical calculations performed using univariate and bivariate analysis with chisquare test. In this research was discovered that the relationship between maternal knowledge with BW/U (p=0,003), PB/U (p=0,035) and BB/PB (p=0,011), maternal attitude with PB/U (p=0,000) and maternal behavior with BB/U (p=0,020), BB/PB (p=0,008). Suggestion to add more counseling material related to exclusive breastfeeding.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Prycilia
"Kehamilan mengharuskan adaptasi yang berbeda yang dapat menyebabkan kecemasan. Kecemasan pada kehamilan dapat berakibat pada ibu serta kelahiran bayinya. Kecemasan selama kehamilan meningkatkan resiko terjadinya postpartum blues. Postpartum blues ialah periode gangguan emosional setelah melahirkan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan antara cemas pada kehamilan dengan terjadinya postpartum blues.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan metode consecutive sampling. Jumlah sampel penelitian 107 responden ibu postpartum. Instrumen yang digunakan yaitu Blues Questionnaire versi Bahasa Indonesia dan Perinatal Anxiety Screening Scale versi Bahasa Indonesia. Ibu nifas memiliki tingkat kecemasan ringan-sedang 36,4 dan mengalami postpartum blues 48,6.
Hasil penelitian dianalisis dengan Chi-square menunjukkan terdapat hubungan antara kecemasan ringan-sedang dengan postpartum blues p=0,000 Penelitian ini merekomendasikan pentingnya memperhatikan psikologis ibu hamil maupun ibu postpartum, mengoptimalkan promosi kesehatan untuk menurunkan kecemasan, mengidentifikasi faktor-faktor lain yang mempengaruhi adaptasi postpartum.

Pregnancy requires different adaptation which may cause anxiety. Anxiety during pregnancy may affect mother and baby. Anxiety during pregnancy increases risk of postpartum blues. Postpartum blues is a period of emotional disorder after childbirth. The purpose of this study was identifying the relation between anxiety during pregnancy and postpartum blues.
This study used cross sectional design with consecutive sampling method. Total research sample was 107 postpartum women. The instruments were Bahasa Indonesia version of Blues Questionnaire and Bahasa Indonesia version of Perinatal Anxiety Screening Scale. Puerperal women had mild moderate level of anxiety 36,4 and had postpartum blues 48,6.
The research result was analyzed by Chi square, showing relation between mild moderate anxiety and postpartum blues p 0,000. This study recommended the importance of paying attention of the psychology of pregnant women and postpartum women, optimizing health promotion to reduce anxiety, identifying other factors influencing postpartum adaptation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Wijayanti
"Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi tanpa pemberian makanan tambahan selama 6 bulan. Berdasarkan penelitian 13 % kematian balita dapat dicegah dengan pemberian ASI eksklusif dan pemberian ASI eksklusif dapat juga menyelamatkan 30 ribu bayi sehingga dapat mencegah lost generation. Pemberian ASI eksklusif berkontribusi untuk mewujudkan Melinium Development Goals (MDG?s). Cakupan pemberian ASI eksklusif di Kalimantan Barat pada tahun 2009 masih rendah yaitu sebesar 24,51%, dibanding dengan target nasional sebesar 80%. Cakupan ASI eksklusif Kota Singkawang Timur masih nol, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Singkawang Timur tahun 2011.
Rancangan penelitian menggunakan cross sectional dengan populasi dan sampel ibu-ibu yang melahirkan di tahun 2009 berjumlah 145 responden. Analisis data menggunakan univariat dan bivariat (chi square). Instrumen penelitian menggunakan kuisioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang memberikan ASI eksklusif sebesar 31,0% dan yang tidak memberikan ASI eksklusif 69,0%. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa faktor umur ibu, pengetahuan ibu dan kecukupan ASI memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dengan pemberian ASI eksklusif, sementara faktor yang tidak berhubungan secara langsung adalah sikap ibu, pendidikan ibu, pendapatan keluarga, penilaian ibu terhadap sikap tenaga kesehatan dan dukungan suami/keluarga

Exclusive mother breast-feeding (ASI) is giving an ASI only to infant without side dish for 6 months. Research said that 13% death of child under five could be prevented by giving an exclusive ASI and it is also able to save thirty thousands infants in order to prevent lost generation. It makes a contribution to create Millennium Development Goals (MDG?s). In West Kalimantan Province year 2009 coverage of exclusive ASI was still low that is 24.51%, Compared to Health Department target is 80%. Coverage of exclusive ASI in Singkawang Town is still nil, therefore this study aims to obtain information about factors related to success of giving an exclusive ASI in PHC East Singkawang 2011.
Study design using cross sectional with populations and samples are mothers who gave birth on 2009 amounts 145 respondents. Data analysis using univariate and bivariate (chisquare). Study Instrument is questionnaire. Study result shows that 31.0% for mothers who give an exclusive ASI, and 69.0% for not.
Bivariate analysis result shows that factors of mother age, knowledge, and sufficient of ASI have statistically meaning correlation to giving an exclusive ASI, while factors which do not correlate directly are mothers attitude and education, family income, mother assessing to health officer attitude, and husband/family support."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan atau minuman
yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna
memenuhi kebutuhan gizi selin dari ASI. Di Indonesia MP-ASI sudah banyak
diberikan pada bayi berumur kurang dari 6 bulan, hal tersebut menyebabkan
cakupan ASI eksklusif masih sangat rendah. Padahal ASI eksklusif adalah
makanan terbaik untuk bayi, selain karena memenuhi semua unsur gizi yang
diperlukan tubuh, juga mengandung zat kekebalan Akibat dari pemberian MP-
ASI pada bayi berumur kurang dari 6 bulan adalah tingginya angka kematian bayi
(AKB) di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
keputusan keluarga memberikan MP-ASI pada bayi berumur kurang dari 6 bulan
di Kelurahan Beji Depok Jawa Barat.
Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan metode cross
sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah kepala keluarga atau ibu rumah
tangga, dan dipilih secara systematic random sampling. Sampel berjumlah 50
orang yang tinggal di Kelurahan Beji. Analisis data menggunakan uji Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, dan status kerja dengan keputusan
keluarga memberikan MP-ASI pada bayi berumur kurang dari 6 bulan (p value
berturut-turut; -0,003; 0,000; 0-030), dan tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara sikap, tingkat sosial ekonomi, dan sosial budaya dengan keputusan keluarga
memberikan MP-ASI pada bayi berumur kurang dari 6 bulan (p value; 0,843;
0,149; 0,130)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5803
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ansori
"Bayi umur 4 - 6 bulan mulai mendapatkan makanan pendamping ASI (MP-AS1) secara bertahap, disamping masih tetap mendapat ASI. Pada masa ini kekebalan anak yang didapat secara pasif dari ibunya mulai menurun, sementara bayi mulai mendapatkan makanan yang kurang mencukupi dari kebutuhannya. Beberapa basil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi KEP pada bayi lebib dari 15% berdasarkan indeks status gizi (BB/U). Hal ini menunjukkan bahwa masalah gizi pada bayi merupakan hal yang serius yang perlu segera ditangani.
Penelitian ini menganalisis data sekunder dari Penelitian " Pola menyusui, Usia penyapihan dan Pemberian MP-ASI dalam Kaitannya dengan Status Gizi Batita (6 - 36 bulan) Di Kecamatan Pedamaran Kabupaten Ogan Komering Mir Sumatera Selatan Tabun 2001". Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh tentang kekuatan hubungan umur pertama kali pemberian MP-ASI dengan status gizi bayi. Pada penelitian ini desain yang digunakan adalah cross sectional (potong lintang). Sampel adalah bayi umur 6 - 12 bulan yang mendapatkan ASI. Analisis yang digunakan adalah univariat, bivariat dan multivariat_
Hasil penelitian didapatkan bahwa prevalensi KEP sebesar 20,7%, rata-rata umur pemberian MP-ASI 3,8 bulan, sedangakan bayi yang diberi MP-ASI < 4 bulan sebesar 31,0%. Asupan energi dari rata-rata 764 kkal sedangkan asupan protein 16 gr. Dari basil analisis multivari.at didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara umur pertama kali pemberian MP-ASI dengan status gizi bayi umur 6 - 12 bulan. Bayi yang mendapatkan MP-ASI pada umur < 4 bulan kemungkinan akan mengalami risiko gizi kurang 5,2251 kali dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan MP-ASI pads mnur 4 - 6 bulan setelah dikontrol oleh asupan energi. Ternyata asupan energi berperan sebagai confounder, atau mempunyai pengaruh dalam meningkatkan hubungan umur pertama kali pemberian MP-ASI dengan status gizi bayi.
Untuk meningkatkan status gizi bayi maka perlu dilakukan peningkatan pelaksanaan monitoring pertumbuhan melalui kegiatan UPGK di posyandu, selain itu kepada ibu menyusui hams diupayakan untuk tidak memberikan makanan prelakteal dan memberikan MP-ASI dini, karena bila sudah mendapat makanan prelakteal dan IvfP-ASI yang diberikan pada umur < 4 bulan bisa merugikan bayi. Petugas kesehatan berperan penting dalam memberikan pendidikan/konseling terhadap ibu hamil tentang manajemen laktasi. Agar bayi dapat memenuhi kebutuhan gizinya perlu dikembangkan makanan lokal melalui pelatihan pembuatan makanan lokal yang memenuhi syarat gizi dan cita rasa.

The Relationship between the First Age of Introducing Complementary Feeding with Nutritional Status of Babies aged 6 - 12 Months at Pedamaran Subdistrict Ogan Komering Ilir District South Sumatera in 2001Babies aged 6 -12 months begins to get complemernary feeding gradually while still breast feeded. In this age, baby immunity which was received passively from his mother decreases, while he begins to receive an inadequate food. Several researches show that protein energy malnutrition (PEM) prevalence to babies is more than 15% based on nutritional status index (Weight/Age). This shows that baby nutrition remains serious matter to overcome.
The research analyzes secondary data obtained from the previous research titled "Breast feeding pattern, weaning age and complementary feeding in relation to the nutrition status of baby under three years ( 6 - 36 months) at Pedamaran Subdistrict, Ogan Komering Ilir District, South Sumatera in 2001". This research purpose is to obtain the relational strength between the first age of introducing complementary feeding and nutritional status of babies 6 - 12 months. This research uses cross sectional design, through univariat, bivariat, and multivariate analyses. Samples are baby aged 6 - 12 months who received Breast milk
The research result shows that Protein Energy Malnutrition (PEM) prevalence is 20,7%, mean of ages introducing complementary feeding is 3,8 months, mean of babies of age of introducing complementary feeding < 4 months is 31,0%, mean of energy intake is 764 kkal, and mean of protein intake is 16 gr. Multivariate analysis shows that there is significant relationship between first age of introducing complementary feeding and nutritional status of infant age 6 -12 months. Babies who received complementary feeding <4 months possible might experience with under nutrition (Weight/Age) risk more than 5,2251 than babies who received complementary feeding at 4 - 6 months of age after controlled by energy intake. Apparently, energy intake plays as confounder role, or has influence to increase the relationship between first age of complementary feeding and nutritional status of infants.
In order to improve baby nutritional status, there should be monitoring improvement through UPGK program at Posyandu. In addition, mother is expected not to administer prelacteal food and able to administer exclusive breast-feeding, because babies given prelacteal and administered of introducing complementary feeding at the age <4 months, they will be harmful. On the other hand there should be information given both to health officers and pregnant mothers about lactation management . In order to baby nutrient necessity, there should be it needs local/ordinary foods development through the training of local food production which fulfills nutrition condition and flavor.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T582
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juaningsih
"Prevalensi penyakit hepatitis di Indonesia menurut tim Hepatitis Nasional berkisar 5- 20 % pada negara dengan endemis sedang sampai tinggi. Pada ibu hamil mengidap hepatitis/carier sebanyak 3-8 % dan 45.9 % bayi tertular saat lahir dari ibu pengidap Hepatitis B. Program Imunisasi HB.0 dengan vaksin Hepatitis B uniject ini telah dilaksanakan sejak tahun 2002 tapi pada pelaksanaanya masih mengalami banyak kendala sehingga hasil cakupan yang diperoleh masih rendah. Propinsi Kalimantan Barat pencapaian Imunisasi HB.0 pada tahun 2008 32,7 % dan tahun 2009 44,84 % masih berada dibawah rata-rata nasional selama 2 tahun dan hanya sedikit mengalami peningkatan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi status imunisasi HB.0 di Kecamatan Pontianak Tenggara Kota Pontianak Tahun 2011. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Variabel yang secara statistik berhubungan dengan status imunisasi HB.0 pada bayi umur 0-7hari adalah pengetahuan ibu, sikap ibu, penolong persalinan, kunjungan neonatal dan keaktifan petugas imunisasi dalam memberikan motivasi.
Disarankan kepada Dinas Kesehatan untuk menganggarkan dana rutin untuk memberikan pelatihan pada petugas kesehatan,bagi puskesmas, meningkatkan promosi imunisasi HB.0, memberikan pelatihan kepada kader, dan kepada tokoh masyararakat agar lebih terlibat aktif dalam memberikan pembinaan masyarakat tentang pentingnya imunisasi HB.0.

Prevalence of hepatitis disease in Indonesia according to National Hepatitis team is around 5-20%. Expectant with hepatitis/carier as much as 3-8% and 45.9% babies was infected at birth from mother with hepatitis B. HB.0 Immunization Program with Hepatitis B uniject vaccine was implemented since 2002 but still facing many obstacles, so that obtained scope result was low. In West Kalimantan province achievement of HB.0 Immunization 32.7% at 2008 and 44.84% at 2009, is still below average of national for 2 years and only slightly enhancement.
This study aims to find out find out influence factors of immunization status of HB.0 in Sub-district of South-East Pontianak City of Pontianak year 2011. It is descriptive study with cross sectional design. Statistically variables related to HB.0 immunization to infant age 0-7 days are maternal knowledge, maternal attitude, labor support, neonatal visit, and immunization officer liveliness in motivating.
Recommended to the health Departement to budget routine fund in regard to provide training to health officer, health centers, increase HB.0 immunization promotion, training to cadre, and for community leaders were expected to more active involved in supporting importance of HB.0 immunization to community.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Andi Karnila
"Pendahuluan: Pemberian ASI ekslusif direkomendasikan hingga anak berusia 6 bulan. Kurangnya pemberian ASI ekslusif merupakan faktor risiko morbiditas dan mortalitas bayi dan anak. Berbagai faktor yang mempengaruhi pemberian ASI ekslusif diantaranya depresi, inisiasi menyusui dini, wilayah tempat tinggal, status bekerja dan status pernikahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan depresi postpartum dengan pemberian ASI ekslusif pada anak 0-5 bulan di Indonesia berdasarkan data SDKI 2017.
Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan sumber data berasal dari data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2017. Sampel penelitian ini adalah WUS yang melahirkan anak terakhir berumur 0-5 bulan berjumlah 1.266. Analisis data menggunakan regresi logistik untuk mengetahui prevalen odd rasio. Signifikansi dinilai dengan melihat rentang kepercayaan (confident interval) CI 95%.
Hasil: Dari 1.266 responden diperoleh prevalensi depresi postpartum 10,2%, pemberian ASI ekslusif 67,1%. Hasil analisis menunjukan responden yang depresi berpeluang 0,762 kali (CI 95% 0,506 – 1,148) untuk tidak memberikan ASI ekslusif setelah dikontrol variabel inisiasi menyusui dini, status bekerja dan status pernikahan.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan depresi postpartum dengan pemberian ASI ekslusif. Namun terdapat hubungan variabel lainnya dengan pemberian ASI ekslusif diantaranya variabel inisiasi menyusui dini, status bekerja dan status pernikahan.
Kata kunci: Depresi postpartum, ASI ekslusif, regresi logistik, SDKI, Indonesia

Background: Exclusive breastfeeding is recommended for children up to 6 months old. Lack of exclusive breastfeeding is a risk factor for infant and child morbidity and mortality. Various factors that influence exclusive breastfeeding include depression, early breastfeeding initiation, place of residence, work status and marital status. This study aims to determine the association between postpartum depression with exclusive breastfeeding for children 0-5 months in Indonesia based on Indonesian Demographic Health Survey 2017.
Methods: Design study was cross-sectional and data was obtained from Indonesian Demographic Health Survey 2017. Sample was women childbearing age who gave birth to last child aged 0-5 months, total 1.266 respondents. Data were analysed using logistic regression to determine the prevalence odds ratio. Significant level was assessed by confident interval (CI) 95%.
Results: From 1.266 respondents, the prevalence of postpartum depression was 10.2%, exclusive breastfeeding was 67.1%. The results of the analysis showed that depressed respondents had an odd 0.762 (95% CI 0.506 - 1.148) to not give exclusive breastfeeding after being controlled by early breastfeeding initiation, work status and marital status.
Conclusion: There was no association between postpartum depression with exclusive breastfeeding. But there was a association between other variables with exclusive breastfeeding including variable early breastfeeding initiation, work status and marital status.
Key words: Postpartum depression, exclusive breastfeeding, logistic regression, IDHS, Indonesia
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54413
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>