Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133400 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 100/PUU-XI/2013 menyatakan pancasila sebagai dasar negara yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 kedudukannya tidak bisa disejajarkan dengan UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI yang oleh Pasal 34 ayat (3b) huruf a UU Parpol disebut sebagai empat pilar berbangsa dan bernegara. Mengingat manfaatnya bagi upaya membangun karakter bangsa, Mahkamah Konstitusi tetap menyatakan konstitusional upaya partai politik maupun lembaga negara lainnya yang melaksanakan pendidikan politik melalui pemasyarakatan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika. Mahkamah Konstitusi memberikan model pendidikan karakter yang perlu dikembangkan yaitu tidak terbatas kepada keempat hal tersebut, melainkan masih banyak aspek lainnya antara lain, negara hukum, kedaulatan rakyat, wawasan nusantara, ketahanan nasional, dan lain sebagainya. Pemerintah pada dasarnya memegang tanggung jawab utama dalam melaksanakan pendidikan karakter bagi warga negaranya. Pemerintah perlu memikirkan alternatif untuk membentuk sebuah lembaga khusus untuk merumuskan dan melaksanakan pendidikan karakter bangsa yang efektif"
JK 11 (1-4) 2014
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Eka Lutfiatun
"Abstrak
Sistem kurikulum pendidikan di sekolah mengintegrasikan penanaman nilai-nilai pendidikan karakter dalam setiap aktifitas pembelajaran. Hal ini tentunya dapat menjadi bekal yang sangat berharga berupa nilai-nilai luhur yang akan sangat berguna ketika siswa benar-benar terjun ke dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan karakter pada pembelajaran bahasa asing sangat erat kaitannya karena latar belakang bahasa asing yang dipelajari maupun siswa sebagai subjek belajar tentunya berbeda. Selain itu, kesulitan siswa dalam mempelajari materi membaca, khususnya analisis gramatika pun menjadi perhatian guru. Tidak hanya dalam kognitif saja, guru juga perlu memerhatikan aspek kecerdasan siswa yang berbeda, atau kecerdasan majemuk yang menuntut guru untuk memberikan perlakuan yang sesuai. Sehingga guru perlu menerapkan berbagai teknik pembelajaran yang dapat menggugah semangat siswa meskipun harus mempelajari materi bertingkat kesulitan tinggi. Salah satu cara yang dapat diterapkan adalah dengan penggunaan media korpus linguistik berbasis web yang bernama The Quranic Arabic Corpus dan penerapan teknik pembelajaran Mission Walls. Penelitian ini menggunakan metode analisis kajian pustaka, dengan menganalisis beberapa karya ilmiah yang merupakan hasil laporan penelitian penggunaan media korpus linguistik dan penerapan Mission Walls dalam rangka penguatan pendidikan karakter dan kecerdasan majemuk. Hasilnya adalah pendidikan karakter dan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk menjadi penting dan integrasi web korpus dan Mission Walls dapat diterapkan. Keseluruhan Mission Walls mengandung 11 nilai karakter, yakni jujur dan rasa ingin tahu, toleransi, kerja keras, tanggung jawab, kreatif, dan demokratis, menghargai prestasi, komunikatif, dan gemar membaca. Kesimpulannya, sangat memungkinkan bagi guru untuk menggunakan media berbasis web, penerapan berbagai teknik pembelajaran inovatif dan megintegrasikannya dengan penguatan pendidikan karakter dan mengasah kecerdasan majemuk siswa.
"
Jakarta: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan, KEMENDIKBUD, 2018
371 TEKNODIK 22:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
R. Sri Martini Meilanie
Jakarta: UNJ Press, 2024
370 SRI m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tangkudung, Ellen Sophie Wulan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Iklilah Muzayyanah Dini Fariyah
Depok: Universitas Indonesia. Program Pascasarjana , 2014
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Rofiq
"Pendidikan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sebagai bentuk peradaban, pela ksanaan pendidikan tidak terlepas dari penyiapan seseorang menjadi individu yang siap dalam menghadapi kehidupan yang harus dijalaninya. Dalam perkembangannya pelaksanaan pendidikan sudah memasuki rana dimana dibutuhkan proses perencanaan yang matang sehingga dapat menghasilkan keluaran pendidikan yang sesuai dengan yang diharapkan. Pendidikan semacam ini lebih menitikberatkan pada proses formal yang diselenggarakan oleh lembaga resmi yang bernama sekolah dengan perencanaan yang matang, waktu yang teralokasikan dengan baik dan tempat serta situasi yang memungkinkan untuk dapat diselenggarakannya proses pendidikan secara baik dan berhasil dengan maksimal. Beberapa komponen dalam penyelenggaraan pendidikan harus dipersiapkan dengan baik dan terencana yang meliputi kurikulum, tenaga pengajar, siswa, dana, sarana prasarana pendidikan, media pengajaran, dan tenaga pembantu pendidikan.
Dalam pelaksanaannya, beberapa faktor kendala mungkin ditemui dari komponen yang ada dimana pada akhirnya hal itu dapat mengurangi efektifitas dan menurunkan tingkat keberhasilan penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum, tenaga pengajar, dan motivasi stake holder merupakan ketiga komponen yang perlu mendapat prioritas dalam penyiapan sebelum pendidikan diselenggarakan. Bukan merupakan suatu pekerjaan yang mudah untuk menyiapkan ketiga komponen diatas karena banyak keterkaitan faktor lainnya yang saling berpengaruh. Diyakini bahwa kurikulum, kemampuan guru dan motivasi memegang peranan penting dalam keberhasilan proses pendidikan. Namun demikian perlu adanya penelitian yang bisa membuktikan keyakinan diatas. Hal-hal yang berkaitan dengan kurikulum, kemampuan atau kompetensi guru dan motivasinya diurai secara mendalam berdasarkan teori-teori yang ada untuk membuktikan sampai seberapa jauh pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa dalam suatu proses pendidikan.
Hakekat dari pencapaian prestasi pendidikan membawa implikasi mendalam bagi yang bersangkutan sebagai individu dalam menjalani kehidupannya. Secara sosial kemasyarakatan, seseorang yang memiliki prestasi belajar yang baik tentunya akan lebih dibutuhkan karena memiliki sumberdaya manusia yang lebih tinggi dibanding individu yang tidak mempunyai kemampuan pengetahuan. Dengan semakin banyaknya individu yang berkualitas maka akan semakin baik dan kuat suatu bangsa dalam menghadapi tantangan dan persaingan internasional. Hal inilah yang dinamakan dengan Ketahanan Nasional suatu bangsa dibidang sumberdaya manusia. Dalam penelitian ini, meskipun data diperoleh dari hasil studi kasus disuatu daerah dan tidak bisa digeneralisasikan untuk digunakan semua daerah, namun diharapkan dapat memberikan masukan penting bagi pihak-pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan khususnya pendidikan menengah sesuai data yang diperoleh.

Education is an integral part of human life. As a form of civiliszation, tehe implementation of education can not be separated from the preparation of someone to be an individual who is ready to face the real life. Since the implementation of educational development has entered the shutter which requires a well-considered planning process so it can produce education output that appropriate with the expected. This kind of education is more focused on the formal process conducted by official agencies named school with well considered planning, time allocated, the location and situation that allows for the convening of the educational practices can be prepared with good and planned include curriculum, faculty, students, funding, education infrastructure, teaching media, and education helper.
In practice, several factors might be encountered from existing components that ultimately can reduce the effectiveness and reduce the level of success of education provision. Curriculum, faculty, and motivation is the third component of stakeholder that need to be given priority in the preparation before the education was held. Not an easy task to prepare the three components above because they are interrelated with other factors that influence each other. It is believed that curriculum, theacher capability and motivation play as an important role in the success of the educational process. However research that could prove the belief is needed. Problems that relating to the curriculum, teacher skills and motivation or teacher's competence analysis in depth on the basis of existing theories to prove how far the influence to the student achievement educational process.
The nature of educational achievement provound implications for the person as an individual in living their lives. The social community, someone who has a good learning achievement would be more necessary because it has a higher human resources than individuals who had no ability knowlwdge. With the increasing number of individuals who are qualified, the better and stronger a nation in fascing the challenges and international competition. It called national people resilience in the human resources. In this study, although the data obtained from case studies and give some important input for the parties relating to the education, especially secondary education according to the data obtained.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29663
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Gregorius Ben Prajogi
"Pendahuluan: Derajat supervisi yang tepat tidak hanya mendorong pencapaian kompetensi peserta didik namun juga menjamin pelayanan kesehatan yang aman dan berkualitas. Namun demikian, hingga saat ini masih ditemukan berbagai kendala dalam penerapannya. Penelitian ini bertujuan memperoleh pemahaman mendalam mengenai kebutuhan, kondisi dan tantangan yang dihadapi terkait pentahapan kompetensi dan supervisi dalam pendidikan profesi dokter spesialis, sebagai masukan dalam pengembangan kurikulum. Metode: Penelitian dijalankan menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologi untuk mempelajari secara mendalam pentahapan kompetensi dan kewenangan sebagai suatu fenomena berdasarkan pengalaman pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam pendidikan profesi dokter spesialis. Peneliti menggunakan metode pengumpulan data berupa wawancara semi-terstruktur dan focus group discussion untuk mendalami pandangan stakeholder, pengelola, pelaksana pendidikan dan peserta didik mengenai konsep kompetensi, kewenangan dan pentahapan, kebutuhan akan pentahapan kompetensi dan kewenangan, faktor-faktor yang mempengaruhi, pola implementasi, masalah dan tantangan yang dihadapi dalam implementasi, serta bentuk implementasi yang diharapkan. Hasil: Telah dilakukan wawancara dan FGD terhadap 26 narasumber, yang mewakili pihak fakultas, pengelola program studi, staf dan peserta didik dari kelompok keilmuan surgikal, medikal dan penunjang. Pandangan mengenai kompetensi erat kaitannya dengan sistem pentahapan, pemberian kewenangan dan supervisi yang dilakukan. Faktor penentu keberhasilan implementasi meliputi perumusan kompetensi dan unit kewenangan yang jelas, dukungan staf, sistem evaluasi yang valid dan terpercaya, serta sudut pandang yang integratif. Sistem asesmen konvensional masih belum memadai sebagai sumber informasi pengambilan keputusan terkait pentahapan dan supervisi. Beban kerja yang tinggi, khususnya administratif, disadari sebagai tantangan terbesar dalam penerapan supervisi yang efektif pada saat ini. Kemandirian disadari sebagai unsur penting dalam pencapaian kompetensi peserta didik, tingkat kemandirian dalam pendidikan perlu disesuaikan dengan regulasi dan sistem pelayanan kesehatan saat ini. Kesimpulan: Sistem supervisi yang lebih baik dibutuhkan untuk menyeimbangkan antara keselamatan pasien dengan kebutuhan pencapaian kompetensi selaras dengan sistem pendidikan di universitas dan regulasi rumah sakit.
Introduction: Proper supervision not only promotes the competency development of residents but also the delivery of safe medical care. However, challenges have frequently been identified in its implementation. In this study we attempted to explore the needs, patterns and challenges in the implementation of competency leveling, as inputs for future curriculum development. Methods: This is a qualitative study with phenomenological approach to explore in depth the issue of competency levels and supervision as a phenomenon from the perspectives of the parties directly involved in residency training. Through semi-structured interviews and focus group discussions, we explored the view on the concept of competencies, supervision and leveling; the expressed needs regarding supervision and leveling; factors affecting implementation patters; challenges in its implementation; and the ideal form according to the perspectives of the parties involved. Results: Through interview and FGD with 26 respondents representing the faculty, program directors, staffs and residents from surgical, medical and diagnostic disciplines, we identified that the concept of competencies were closely related to how training programs implement their system of leveling and supervision. Success factors included properly defined competencies and units of supervision, support from staff members, availability of valid and reliable system of assessment, and an integrative view of the system. Conventional assessment methods were inadequate in supporting entrustment decision making. Excessive workload, mainly administrative, were identified as the biggest challenge in implementing effective supervision. Independence was identified as an important part in the development of resident's competence, but the most appropriate system which incorporates demands from regulations and existing healthcare system still needs to be developed. Conclusion: Further curriculum development will need to find the best fit between the current university-based course organization and the unique needs of competency based postgraduate medical education with its characteristics as a workplace-based training."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armai Arief
"Character building bangsa merupakann persoalan yang menarik. Permasalahan tersebut tidak dapat di lepaskan dari persoalan kebangsaan dan begitu juga persoalan pendidikan berkaitan dengan kemampuan pendidikan dalam menuntaskan persoalan besar seputar perubahan nilai dengan segala implikasi sosial budaya yang mengiringinya. Bagaimana pendidikan pengembangan pendidikan budaya sehingga menjadi kekuatan institusional bagi proses revitalisasi nilai budaya masyarakat dalam konteks perubahan nilai, bai yang sedang berlangsung maupun pada masa yang akan datang, merupakan pokok bahasan yang saat ini dirasakan sangat urgen mengingat berbagai persoalan yang mendera negeri ini secara beruntun. Salah nsatu alternatif dalam upaya pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa ini, dapat dilakukan melakukan aktualisasi nilai-nilai pancasila. Karena kebijan menjadi atribut suatu karakter pada pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi bangsa Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai Pancasila yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional."
Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah , 2014
370 TAR 1:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>