Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 210304 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Dyah Safira Putri Kusumawati
"Wilayah Sungai Citarum yang menjadi perhatian utama karena permasalahan pencemarannya, dengan nilai Indeks Kualitas Air (IKA) pada tahun 2018 termasuk dalam kategori tercemar berat. Dari permasalahan ini, disusunlah sebuah rencana aksi untuk mengendalikan pencemaran dan kerusakan yang terjadi di DAS Citarum yang dikenal dengan nama Renaksi Citarum Harum. Renaksi Citarum Harum ini memiliki 12 program dimana tersusun atas program pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan yang ditargetkan akan memperbaiki kualitas DAS Citarum dalam 7-15 tahun ke depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi beberapa program dalam Renaksi Citarum Harum yang berkaitan dengan pengelolaan limbah cair domestik, limbah cair industri, dan penanganan lahan kritis dengan batasan parameter TSS, Total N, dan Total P di daerah hulu DAS Citarum tepatnya pada segmen Cirawa-Cisangkuy. Penelitian dijalankan menggunakan permodelan aplikasi QUAL2Kw dengan 3 skenario permodelan dimana bertujuan untuk mencapai target memenuhi baku mutu sungai kelas II. Pada kondisi eksisting, permodelan yang dijalankan menunjukkan parameter TSS dan TP yang melewati baku mutu, sedangkan TN tetap di bawah baku mutu sepanjang aliran. Dari hasil permodelan skenario evaluasi menunjukkan bahwa untuk program pengelolaan limbah domestik mampu menurunkan beban pencemaran domestik TSS, TN, dan TP berturut-turut sebanyak 749.069,2 kg/tahun; 206.204,4 kg/tahun; dan 48.479,08 kg/tahun, dan untuk penanganan lahan kritis mampu menurunkan beban pencemaran akibat penggunaan lahan untuk TSS, TN, dan TP berturut-turut sebanyak 17.729 kg/tahun; 3.225,26 kg/tahun; dan 1.075,09 kg/tahun. Namun dengan penurunan beban sebanyak itu masih belum mampu mencapai target baku mutu sampai tahun 2025. Maka dari itu, dijalankan skenario lain yang mampu mencapai target baku mutu, yaitu dengan peningkatan pelayanan limbah domestik sampai 95% serta penurunan beban pencemaran dari anak sungai sampai 80%. Rekomendasi yang dapat diberikan untuk mencapai skenario tersebut adalah dengan meningkatkan pelayanan IPAL Sanimas untuk seluruh wilayah, pengetatan baku mutu limbah industri, peningkatan pembuatan unit gully plug, dan intervensi di anak sungai menggunakan kanal pengolahan (treatment canal).

Citarum watershed is known widely because of its pollution problems, with the Water Quality Index (IKA) value in 2018 concluded that the Citarum watershed is indeed in the heavily polluted category. Because of this issue, an action plan was developed to control pollution and damage that occured in the Citarum watershed, known as the Citarum Harum Action Plan. The Citarum Harum Action Plan has 12 programs which are consist of prevention, response and recovery programs that are targeted to improve the quality of the Citarum watershed in the next 7-15 years. This research aims to evaluate several programs in the Citarum Harum Action Plan related to the management of domestic wastewater, industrial wastewater and the handling of critical land with parameters to evaluate for are TSS, Total N and Total P in the focus of upstream area of the Citarum watershed, precisely in the Cirawa-Cisangkuy segment. The research was carried out using the water quality modelling application QUAL2Kw with three modeling scenarios which aimed to achieve the target of meeting water quality standards-class II. In the existing condition, the running model shows that TSS and TP exceed the quality standard, while TN remains below the quality standard along the flow. From the result of the evaluation scenario modeling, it shows that the domestic wastewater management program is able to reduce the domestic pollution load of TSS, TN and TP respectively as much as 749.069,2 kg/year; 206.204,4 kg/year; and 48.479,08 kg/year, and for handling critical land programs is able to reduce the pollution load due to land-use in TSS, TN and TP as much as 17.729 kg/year; 3.225,26 kg/year; and 1.075,09 kg/year, respectively. However, with that much decrease in the load, the result shows that it has not been able to achieve the target of the water quality standard-class II by 2025. Therefore, another scenario is carried out until the target is achieved, and the results are addition in programs such as increasing domestic wastewater services until 95% of the population are served and reducing pollution loads from river branches until 80%. Recommendations that can be given to achieve this scenario are by increasing the WWTP Sanimas service for the entire region, tightening industrial wastewater quality standards, increasing the contruction of gully plug units, and intervention in river branches using treatment canals."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Winayadi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsul Rizal
"Pertumbuhan Kota Bekasi didorong oleh keadaan ekonomi DKI yang merupakan sumber utama peker aan dan umumnya menampilkan angka pertumbuhan 5 % pertahun yang melebihi rata-rata nasional. Untuk tahun 2001 saja di Kec. Bekasi Timur, kepadatannya cukup tinggi sekitar 141,02 jiwa/ha, dan di Kec_Bekasi Selatan sekitar 117,56 jiwa/ha. Semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk di 2 Kecamatan ini, tentu harus diiringi dengan pemenuhan kebutuhan akan air bersih sebagai sarana vital kebutuhan manusia. Kehadiran PDAM Cabang Kota sebagai kesatuan usaha milik Pemda yang memberikan jasa pelayanan dan menyelenggarakan kemanfaatan umum di bidang air bersih tentu dibutuhkan masyarakat perkotaan terutama untuk kedua Kecamatan ini dalam mencukupi kebutuhan air bersih yang layak untuk dikonsumsi. Pasalnya, air tanah di perkotaan telah tercernar oleh bakteri dan logam, sedangkan air permukaan saat ini sangat dipengaruhi oleh tata guna lahan yang ada_ Perkembangan pembangunan dihulu dan disepanjang aliran Sungai Kalimalang yang semakin pesat akibat dari pertumbuhan daerah Sekasi sebagai daerah yang diperuntukkan untuk industri dan pemukiman tentu sangat membebani. Sedangkan Sungai Kalimalang sangat potensial sebagai cumber air bakii untuk pengolahan air bersih kedepannya. Untuk itu Instalasi Poncol sebagai instalasi pengolahan air bersih yang melayani Cabang Kota tentu harus siap menjawab tantangan ini dalam mencukupi ketersediaan akan air bersih untuk masa-mass yang akan datang, baik dalam hal kuantitas, kualitas maupun kontinuitas dari air bersih."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Noviyanti Nurzanah
"Perbedaan pedesaan perkotaan dalam hal air dan sanitasi menjadi hambatan utama bagi Indonesia untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Di Provinsi Bengkulu, hanya 39,22% memiliki akses ke sanitasi dan 41,08% akses ke air bersih. Perbedaan sosial ekonomi di daerah perkotaan dan pedesaan dan rendahnya akses di Provinsi Bengkulu menjadi masalah besar untuk memastikan peningkatan fasilitas air dan sanitasi untuk semua, sehingga membantu mengendalikan sejumlah besar penyakit menular. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan tata ruang pedesaan perkotaan dalam akses terhadap peningkatan fasilitas air dan sanitasi di Provinsi Bengkulu. Data diperoleh dari Potensi Desa 2018 dari BPS dengan 148 sampel di setiap kategori wilayah. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional untuk menggambarkan perbedaan perkotaan dan pedesaan untuk akses peningkatan jamban, pengelolaan limbah, pembuangan air limbah, air bersih, air minum, dan kondisi struktural. Hasil dari penelitian ini menemukan daerah perkotaan memiliki akses yang lebih baik ke sanitasi dan air yang lebih baik daripada di daerah pedesaan. Tata ruang pedesaan perkotaan memiliki perbedaan yang signifikan untuk memperbaiki jamban (OR 11.091, 95% CI 6.393-19.240), pengelolaan limbah (OR 85.792, 95% CI 34.679-212.239), air limbah buangan (OR 9.197, 95% CI 5.341-15.835), bersih air (OR 2,988, 95% CI 1.048 - 8.521), dan air minum (OR 0,114 95% CI 0,047-0,279).

Urban rural differences in water and sanitation become a major obstacle for Indonesia to achieve the Sustainable Development Goals. In Bengkulu Province, only 39.22% had access to sanitation and 41.08% access to clean water. Socioeconomic differences in urban and rural areas and low access in Bengkulu Province are major problems to ensure improved water and sanitation facilities for all, thus helping to control a large number of infectious diseases. This study aims to describe the differences in urban urban spatial planning in access to improved water and sanitation facilities in Bengkulu Province. Data was obtained from Village Potential 2018 from BPS with 148 samples in each regional category. This study uses a cross-sectional design to describe urban and rural differences for improved access to latrines, waste management, waste water disposal, clean water, drinking water, and structural conditions. The results of this study found that urban areas have better access to better sanitation and water than in rural areas. Urban rural spatial planning has significant differences to improve latrines (OR 11,091, 95% CI 6,393-19,240), waste management (OR 85,792, 95% CI 34,679-212,239), waste water (OR 9,197, 95% CI 5,341-15,835) ), clean water (OR 2.988, 95% CI 1.048-8.521), and drinking water (OR 0.114 95% CI 0.047-0.279)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1996
S26030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"An acencer water spring with a discharge of 2 - 4 L/sec. Was observed at the underground correlation tunel of the hydro - electri generator room the Jatiluhur Dam . Unfortunately his spring was never utilized. .."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nuranida Fauziyah
"Air minum merupakan kebutuhan penting bagi setiap manusia. Universitas Indonesia kampus Depok menyediakan fasilitas air siap minum. Pada penelitian kualitas air tanah di Kota Depok yang dilakukan tahun 2022, diperoleh bahwa kualitas air tanah parameter Fisik di Kota Depok belum sepenuhnya memenuhi standar baku mutu. Namun kualitas air siap minum di Universitas Indonesia tidak dilakukan pengecekan kualitas air secara berkala, termasuk kualitas air siap minum parameter fisik. Tujuan penelitian Menganalisis kualitas parameter Fisik air siap minum sebelum dan sesudah filtrasi yang tersedia di setiap fakultas Universitas Indonesia kampus Depok Tahun 2023. Uji yang digunakan pada penelitian ini analisis deskriptif dengan desain studi cross sectional. Sampel yang diambil adalah air siap minum sebelum dan sesudah filtrasi di Universitas Indonesia kampus Depok tahun 2023 dengan jumlah sampel sebanyak 9 sampel untuk air siap minum sebelum filtrasi dan 9 sampel air siap minum. Pengukuran kualitas air parameter fisik ini dilakukan secara in situ dan uji laboratorum. Pengukuran parameter kekeruhan, warna, badan Total Zat Terlarut diuji di laboratorium Labkesda DKI Jakarta. Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas air siap minum parameter fisik sebelum filtrasi di Universitas Indonesia tahun 2023 yang memenuhi persyaratan yaitu berjumlah 3 sampel (33,3%)  dari 9 sampel yang diteliti dan 66,7% lainnya tidak memenuhi syarat. hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas air siap minum sesudah filtrasi parameter fisik di Universitas Indonesia tahun 2023 yang memenuhi persyaratan berjumlah 3 sampel (33,3%)  dari 9 sampel yang diteliti 66,7% lainnya tidak memenuhi syarat. hasil analisis uji bivariat, hanya parameter suhu yang terdapat perbedaan antara kualitas air siap minum sebelum dan sesudah filtrasi. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai p value 0,008 (p<0,05). Sedangkan untuk parameter kekeruhan, warna, bau, daya hantar listrik, Total Zat Terlarut dan pH tidak ada perbedaan yang signifikan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah 9 dari air siap minum sebelum di filtrasi yang diteliti, hanya 3 sampel yang memenuhi persyaratan parameter fisik dan 9 dari air siap minum sesudah filtrasi yang diteliti yang memenuhi persyaratan parameter fisik berjumlah 3 sampel sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2023.

Drinking water is an important need for every human being. The University of Indonesia's Depok campus provides ready-to-drink water facilities. In research on the quality of groundwater in Depok City which will be conducted in 2022, it is found that the physical parameter groundwater quality in Depok City has not fully met the quality standards. However, the quality of ready-to-drink water at the University of Indonesia does not regularly check the quality of water, including the quality of ready-to-drink water on physical parameters. The research objective was to determine the quality of the physical parameters of ready-to-drink water before and after filtration available in every faculty of the University of Indonesia, the Depok campus, in 2023. The test used in this study was descriptive analysis with a cross-sectional study design. The samples taken were ready-to-drink water before and after filtration at the University of Indonesia, Depok campus in 2023 with a total sample of 9 ready-to-drink water before filtration and 9 ready-to-drink water samples. Measurement of water quality physical parameters is carried out in situ and laboratory tests. Measurement of the parameters of turbidity, color, total body dissolved substances were tested at the Labkesda DKI Jakarta laboratory. The results of the analysis show that the physical parameters of ready-to-drink water quality before filtration at the University of Indonesia in 2023 meet the requirements, namely 3 samples (33.3%) of the 9 samples studied and the other 66.7% do not meet the requirements. The results of the analysis show that the quality of ready-to-drink water after filtration for physical parameters at the University of Indonesia in 2023 meets the requirements of 3 samples (33.3%) of the 9 samples studied, 66.7% do not meet the requirements. the results of the bivariate test analysis, only the temperature parameter that there is a difference between the quality of ready-to-drink water before and after filtration. This is indicated by the p value of 0.008 (p <0.05). As for the parameters of turbidity, color, odor, electrical conductivity, total dissolved substances and pH there is no significant difference. The conclusion of this study is that 9 of the ready-to-drink water before being filtered were studied, only 3 samples that met the physical parameter requirements and 9 of the ready-to-drink water after being filtered that were studied that met the physical parameter requirements, totaling 3 samples in accordance with Minister of Health Regulation Number 2 Year 2023."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meydam Gusnisar
"Kelangkaan air merupakan suatu permasalahan utama yang dialami oleh negara berkembang. Berdasarkan jumlahnya air hujan merupakan suatu sumber yang potensial untuk dijadikan sumber air minum. Pada saat ini, keberadaan air bersih di Jakarta, Indonesia, sangat memprihatinkan. Kualitas air tanah mengalami penurunan dan membutuhkan suatu pengolahan sebelum digunakan. Penelitian pada air tanah ini dilakukan di bangunan gedung fakultas teknik Universitas Indonesia, dimana terdapat sumur resapan dan yang tidak terdapat sumur resapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari sumur resapan terhadap kualitas air tanah pada daerah yang dekat dengan sumur resapan dengan yang jauh dari sumur resapan. Kualitas air tanah diteliti berdasarkan parameter fisik-kimia yaitu Fe, Mn, pH, kekeruhan, warna, Cl-, dan TDS. Terjadinya perubahan material pengisi sumur resapan mempengaruhi beberapa nilai parameter seperti nilai kekeruhan dari nilai awal 0.77 meningkat menjadi 4.42 NTU dan turun kembali menjadi 0.51 NTU dan nilai warna dimana pada awalnya memiliki nilai 1 TCU meningkat hingga 35 TCU dan turun kembali menjadi 5 TCU. Penemuan ini membuktikan bahwa sumur resapan yang terdapat di fakultas teknik berpengaruh terhadap kualitas air tanah yang berada dekat dengan sumur resapan. Oleh karena teknologi ini dapat menyediakan akses air bersih maka teknologi ini dapat diaplikasikan di perkotaan yang mempunyai populasi tinggi.

Water scarcity is a major problem in many developing country. Despite the degradation of surface water as raw water, people still used it for drinking water supply. The present, the existences of fresh water in Jakarta, Indonesia, is very apprehensive. The quality of groundwater is being decline and requiring treatment before usage. The present study on groundwater was conducted in the building structure of faculty of engineering University of Indonesia where rainwater-harvesting system were installed and where rainwater-harvesting system were not installed. The objective of the study is to show the difference of water quality which is located near and far from rainwater harvesting. The quality of groundwater was assessed by determining the physic-chemical parameters. The physic-chemical parameters which were observed are Fe, Mn, pH, turbidity, color, Cl-, and TDS. Because of the material in rainwater harvesting is change. Its affecting several parameters such us turbidity from 0,77 NTU increased to 4,42 NTU and decreased to 0,51 NTU and color value from 1 TCU increased to 35 TCU and decreased to 5 TCU. The findings from this study provide evidence that rainwater harvesting in faculty of engineering influence the groundwater quality. Hence, providing sustainability of drinking water supply. This technology can applied in city that has high density population."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42861
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air di perairan Mayangan, satu ekosistem pesisir di wilayah Subang Jawa Barat terkait dengan pemacuan stok kepiting bakau (Scylla sp). Beberapa uji parameter kualitas air telah dilakukan pada bulan Februari, Mei, dan Desember, tahun 2007 pada 15 stasiun pengamatan yang meliputi daerah padat mangrove, pantai yang terkena abrasi dengan sedikit mangrove dan sepanjang aliran sungai yang ada di daerah mangrove tersebut. Dalam penelitian ini digunakan metoda survey, dengan pengambilan contoh berstrata. Berdasarkan hasil pengamatan, kondisi perairan ditandai oleh pH antara 7,7 8,3, oksigen terlarut 1,94-3,787 mg/L, salinitas 19,27 -33,02 persendan#1607; , nitrat 2,483 3,986 mg/L, nitrit 0,007 - 0,187 mg/L, NH4 1,611 2,648 mg/L, dan fosfat 0,026 -0,334 mg/L. "
2010
551 LIMNO 17:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>