Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175196 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edward Makmur
"Banyak penelitian yang telah dilakukan menemukan hubungan keparahan periodontitis dengan meningkatnya bakteri anaerob negatif Gram, namun peran faktor lokal yang mampu merubah ekologi dan pola populasi bakteri belum pernah diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa jauh faktor lokal dapat mempengaruhi ekologi dalam poket, sehingga merubah pola populasi bakteri di dalamnya. Dari penelititan ini, hanya distribusi dari A.Actinomycetemcomitansyang akan dilihat berdasarkan kedalaman poket. Metode yang digunakan adalah PCR Real Time untuk menghitung frekuensi dan distribusi A.actinomycetemcomitans pada berbagai kedalaman poket disebabkan faktor lokal yang memperberat. Hasil dari penelitian ini tidak ada perbedaan bermakna dengan jenis periodontitis, kedalaman poket dengan faktor lokal yang memperberat. Kesimpulan yang didapat frekuensi A.Actinomycetemcomitans terlalu rendah sehingga perbedaan frekuensi dan distribusi tidak signifikan.

Many past studies have found the association between Gram-negative anaerobes with increased severity of periodontitis.However, none have researched the effect of local factors on the the overall population pattern and bacterial ecology. This aim of this study is to examine the distribution of A.Actinomycetemcomitans in line with the severity of periodontitis by local factors. In this experiment, we measurethe frequency and distribution of A.actinomycetemcomitansusing PCR Real Time. The results of this study were no significant difference in the types of periodontitis, pocket depth with local predisposing factors. The conclusion is the frequency ofA.Actinomycetemcomitansis tooinsignificantto determine the difference in frequency and distribution from various pocket depths.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Sulandari Arymami
"Latar belakang: Suatu biomarker imunologis diperlukan untuk kasus yang berbatasan antara periodontitis kronis dan periodontitis agresif. Matrix Metalloproteinase-8 (MMP-8) merupakan suatu biomarker penentu risiko dan derajat keparahan penyakit periodonal serta evaluasi hasil perawatan periodontal.
Tujuan: Menganalisis kadar MMP-8 pada cairan krevikular gingiva penderita periodontitis kronis dan periodontitis agresif.
Metode: Penelitian ini mencakup 12 pasien periodontitis agresif, 17 pasien periodontitis kronis dan 6 subjek sehat. Kadar MMP-8 diukur dengan teknik ELISA.
Hasil: Kadar MMP-8 pada periodonitits kronis tidak berbeda bermakna dengan periodontitis agresif (p>0,05).
Kesimpulan: MMP-8 tidak dapat digunakan sebagai acuan diagnosis.

Background: An immunologic biomarker is needed to distinguish between borderline cases between chronic periodontitis and agressive periodontitis. Matrix Metalloproteinase-8 (MMP-8) can be a risk profile of periodontal disease, disease progression and evaluation of periodontal treatment.
Aim: Analyze MMP-8 levels in gingival crevicular fluid of chronic and aggressive periodontitis patients.
Method: Sampel was collected from 6 healthy subjects, 12 subjects aggressive periodontitis and 17 chronic periodontitis subjects. MMP-8 levels were measured with ELISA.
Result:MMP-8 levels in chronic periodontitis did not show any difference to the MMP-8levels in aggressive periodonitits (p>0,05).
Conclusion: MMP-8 can not serve as a diagnostic parameter.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edward Setiadi
"Latar belakang: Peran Interleukin-4 dengan derajat keparahan periodontitis kronis dan kebiasaan merokok belum dipahami.
Tujuan: Menganalisis kadar Interleukin-4 pada perokok penderita periodontitis kronis.
Bahan dan Metoda: Penelitian cross-sectional periodontitis kronis pada 104 subjek, 33-78 tahun di RSKGM FKG-UI. Pengumpulan data klinis periodontal, status merokok serta sampel cairan krevikular gingiva. Pemilihan sampel secara consecutive sampling dan deteksi kadar Interleukin-4 dengan uji ELISA.
Hasil: Terdapat perbedaan bermakna antara kadar Interleukin-4 pada perokok dan bukan perokok (p=0,000), tidak terdapat perbedaan bermakna antara kadar Interleukin-4 pada penderita periodontitis ringan-sedang dengan berat (p=0,092).
Kesimpulan: Terdapat keterkaitan antara kadar Interleukin-4 dengan derajat keparahan periodontitis kronis perokok.

Background: The role of Interleukin-4 in smoker periodontitis is unclear.
Purpose: To analyze Interleukin-4 levels in smoker with chronic periodontitis.
Material and method: Cross-sectional study of 104 subjects chronic periodontitis, 33-78 years old in RSKGM FKG-UI. The data was collected by periodontal clinical examination, smoking status, and gingival crevicular fluid. Samples detected by ELISA test.
Result: There is significant differences found in Interleukin-4 level between smoker and non smoker (p=0,000). There is no significant differences found in Interleukin-4 level between mild-moderate and severe chronic periodontitis.
Conclusion: There is a correlation of Interleukin-4 level with chronic periodontitis degree of severity in smoker.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Ferry Pergamus
"Latar belakang : Penyakit periodontal baik periodontitis kronis maupun periodontitis agresif adalah manifestasi klinis dari interaksi agen, yaitu bakteri seperti A.actinomycetemcomitans ( Aa ) dan produknya antara lain Cytolethal Distending Toxin ( CDT ) dengan sel inang di jaringan periodontal seperti sel fibroblas dan osteoblas. Interaksi tersebut dan dampaknya dalam patogenesis penyakit periodontal belum sepenuhnya dipahami.
Tujuan penelitian : Untuk mengungkapkan peran CDT-like protein Aa yang diisolasi dari periodontitis kronis dan agresif dalam patogenesis penyakit periodontal, dengan cara memaparkan lisat bakteri yang mengandung CDT-like protein dengan fibroblas dan osteoblas. Dampak dari interaksi tersebut dievaluasi berdasarkan analisis viabilitas dan ekspresi mRNA IL - 1, IL - 6, TNF - α dan RANKL dengan menggunakan metode MTT assay dan Real Time PCR.
Metoda : Digunakan tiga macam konsentrasi CDT-like protein dari lisat bakteri Aa hasil isolasi dari periodontitis kronis dan agresif yaitu 2 g / l, 10 g / l dan 20 g / l untuk uji viabilitas fibroblas dan osteoblas hasil kultur. Untuk uji ekspresi mRNA, digunakan konsentrasi 2 g / l CDT-like protein dari lisat bakteri yang sama dan diaplikasikan ke sel fibroblas dan osteoblas.
Hasil : Terdapat kecenderungan berbeda pada viabilitas dan ekspresi sitokin antara sel fibroblas dan osteoblas setelah diberi pemaparan dengan CDT-like protein Aa, baik yang diisolasi dari periodontitis kronis maupun dari peridontitits agresif.
Kesimpulan : CDT-like protein yang diproduksi oleh dua isolat Aa yang berbeda yaitu dari periodontitis kronis dan periodontitis agresif mengakibatkan respons biologis yang berbeda terhadap sel fibroblas dan osteoblas. Hasil ini mencerminkan perbedaan mekanisme patogenesis kedua penyakit periodontal tersebut."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
D1398
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Darmawan
"ABSTRAK
Latar Belakang
Persalinan preterm bukan hanya merupakan masalah kesehatan dengan kejadian yang tinggi (11,1%) tetapi juga penyebab tertinggi (30%) kematian bayi di Indonesia. Faktor risikonya antara lain periodontitis dan kemungkinan karies dentis. Hal ini menunjukkan pentingnya kesehatan gigi dan mulut pada saat kehamilan. Namun, perilaku ibu hamil untuk memeriksakan kesehatan gigi dan mulut masih buruk.
Tujuan
Mengetahui perbandingan prevalensi periodontitis dan karies dentis serta pengetahuan, sikap, perilaku kesehatan gigi mulut antara ibu dengan persalinan preterm dengan persalinan spontan.
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan pendekatan pengambilan sampel seperti kasus kontrol. Kelompok kasus adalah ibu hamil yang mengalami persalinan preterm dan kelompok kontrol adalah ibu hamil yang yang bersalin spontan. Diagnosis periodontitis berdasarkan kriteria Community Periodontal Index (CPI). Diagnosis karies berdasarkan adanya karies pulpa. Penilaian pengetahuan, sikap, dan perilaku kesehatan gigi dan mulut dengan kuisioner. Karakteristik demografik dan variabel perancu dikontrol dengan analisis multivariat.
Hasil
Didapatkan 182 subjek penelitian yang terdiri dari 83 subjek kasus dan 79 pasien kontrol. Prevalensi periodontitis lebih tinggi pada kelompok persalinan preterm namun tidak bermakna sebagai faktor risiko persalinan preterm (55,4 % vs 54,4 %, p 0,089). Prevalensi karies dentis lebih tinggi pada persalinan preterm namun juga tidak bermakna sebagai faktor risiko persalinan preterm (62.7 % vs 59,5 %, p 0,680.). Tidak didapatkan perbedaan bermakna antara pengetahuan, sikap dan perilaku mengenai kesehatan gigi mulut pada ibu hamil kedua kelompok.
Kesimpulan
Prevalensi periodontitis dan karies dentis pada populasi ini cenderung tinggi. Prevalensi tersebut lebih tinggi pada persalinan preterm namun bukan merupakan faktor risiko persalinan preterm pada populasi ini. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara pengetahuan, sikap, dan perilaku kesehatan gigi mulut antara pada ibu hamil yang mengalami persalinan preterm dibandingkan kontrol.

ABSTRACT
Backgrounds
Preterm labor is not only one of health problems with high incidence (11.1%), but also the most cause of perinatal death (30%) in Indonesia. The risk factors are periodontitis and dental caries which assumed. This condition emerges the importance of oral health during pregnancy. However, the behavior of pregnant women for routine oral health evaluation is poor.
Objectives
To compare the prevalence of periodontitis and dental caries, knowledge, attitudes, and behaviors about oral health between women with preterm labor and spontaneous labor.
Methods
This study was a cross sectional study with case-control sampling approach. Case group were pregnant women who experience preterm labor and the control group were women with spontaneous labor. Diagnosis of periodontitis was according to Community Periodontal Index (CPI) criteria. Diagnosis of caries was based on the presence of caries pulp. Assessment of knowledge, attitudes, and behaviors of oral health were using questionnaires. Demographic characteristics and confounding variables were controlled using multivariate analysis.
Results
One hundred and eighty two subjects were obtained, consisted of 83 cases subjects and 79 control subjects. The prevalence of periodontitis was higher but not significant as risk factor for preterm labor (55.4% vs. 54.4%, p 0.089). The prevalence of caries was not significantly different (62.7% vs. 59.5%, p 0.680.). There were no significant differences between knowledge, attitudes and behaviors of oral health in two groups of pregnant women.
Conclusions
Prevalence of periodontitis and dental caries were relatively high. Both prevalences were higher among preterm group, but were not significant risk factors in this population. There were no significant differences between knowledge, attitudes, and behaviors of oral health among preterm group and control."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karenina Raihani Amalia Ardiman
"Latar Belakang: Periodontitis merupakan suatu penyakit inflamasi jaringan pendukung gigi yang diinduksi oleh biofilm dan dapat menyebabkan kerusakan tulang alveolar. Salah satu bakteri utama penyebab periodontitis adalah Aggregatibacter actinomycetemcomitans yang merupakan bakteri Gram-negatif fakultatif anaerob. Tujuan: Mengkaji secara sistematis literatur yang relevan dengan mekanisme peran bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans terhadap kerusakan tulang alveolar pada penyakit periodontitis. Metode: Penyusunan systematic review dilakukan dari bulan Juli hingga November 2020, dengan mengacu pada pedoman PRISMA. Pencarian literatur dilakukan pada database PubMed dan Scopus, dengan memasukkan kombinasi kata kunci, kriteria inklusi, dan kriteria eksklusi. Literatur yang termasuk dalam kriteria inklusi ialah literatur yang ditulis dalam Bahasa Inggris, diterbitkan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, tersedia dalam full-text, dan berupa research article. Hasil: Ditemukan sembilan literatur inklusi yang membahas mekanisme bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans dalam menyebabkan kerusakan tulang alveolar. Bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans yang digunakan ialah whole bacteria atau faktor virulensinya, yaitu lipopolisakarida (LPS), dengan sel target berupa sel tulang, yaitu osteoklas progenitor, osteoklas, dan osteoblas. Kesimpulan: Melalui berbagai mekanisme, bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans dapat menginduksi kerusakan tulang alveolar melalui peningkatan apoptosis osteoblas, penurunan marker osteoblas, peningkatan diferensiasi dan aktivitas osteoklas, serta peningkatan sitokin inflamasi yang berperan terhadap sel-sel tersebut

Background: Periodontitis is an inflammation of the tooth supporting tissue, that is induced by biofilm and leads to the destruction of alveolar bone. One of the main etiologic agents of periodontitis is Aggregatibacter actinomycetemcomitans, which is an anerobic facultative Gram-negative bacteria. Objective: To systematically evaluate relevant scientific literature about the mechanisms of Aggregatibacter actinomycetemcomitans in inducing alveolar bone destruction in periodontitis. Methods: This systematic review is conducted from July until November 2020, using PRISMA guidelines. An online literature search was done using PubMed and Scopus database and including the right keyword combination, inclusion criteria, and exclusion criteria. Results: Nine research articles were found to investigate the mechanisms of Aggregatibacter actinomycetemcomitans with alveolar bone destruction. These researches used whole-bacteria Aggregatibacter actinomycetemcomitans or its virulence factor, which is lipopolysaccharide (LPS), infected on bone cells target, specifically osteoclast progenitor, osteoclast, and osteoblast. Conclusion: With different mechanisms, Aggregatibacter actinomycetemcomitans can induce alveolar bone destruction by increasing osteoblast apoptosis, decreasing markers of osteoblast, increasing differentiation and activation of osteoclast, and increasing proinflammatory cytokines that could potentially affect those bone cells."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vicky Novita Mulya
"Karies merupakan salah satu komplikasi yang umumnya terjadi pada gigi impaksi. Penelitian yang membahas mengenai distribusi frekuensi karies pada gigi impaksi sudah banyak dilakukan di berbagai negara, namun di Indonesia masih sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai distribusi frekuensi karies pada gigi molar tiga kelas IA di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Jenis penelitian ini adalah studi deskriptif yang bersifat retrospektif dengan sampel penelitian berupa data sekunder yang diperoleh dari kartu status pasien RSKGM FKGUI periode Januari 2010-Juli 2013.
Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa prevalensi impaksi molar tiga bawah kelas IA sebesar 42,5% dari 496 kasus impaksi molar tiga bawah. Rasio laki-laki : perempuan yang mengalami impaksi molar tiga kelas IA adalah 1:1,7. Mayoritas pasien berusia 17-35 tahun dan kebanyakan berasal dari suku Jawa (44,1%). Sebanyak 23,2% pasien mengalami karies pada gigi impaksinya dan umumnya terjadi pada impaksi mesioangular (17,2%). Permukaan oklusal merupakan daerah yang paling rentan terhadap terjadinya karies baik pada impaksi mesioangular, vertikal, horizontal, maupun transverse, yaitu sebanyak 59,6%.

Caries is one of the complications commonly arise in impacted teeth. Studies concerning frequency distribution of caries in impacted third molar are widely available in several countries, but not in Indonesia. This study aims to get information regarding frequency distribution of caries in class IA impacted third molar among patients of Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Research was done using retrospective descriptive study through observation of patient’s status cards at RSKGM FKGUI from January 2010 to July 2013.
The results indicate that prevalence of class IA impacted third molar is 42.5% out of 496 cases of all impacted mandibular third molar. Gender ratio of male to female is 1: 1.7, whereas the majority of the patients are aged 17-35 years old and of Javanese origins (44.1%). Some patients have caries in their impacted third molar (23.2%), especially in mesioangular impaction (17.2%). Occlusal surface accounts for the most susceptible site to caries in class IA impacted third molar (59.6%) in all mesioangular, vertical, horizontal and transversal impaction.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakya Sukma Hapsari
"Latar Belakang: Periodontitis adalah penyakit inflamasi yang merusak jaringan pendukung gigi meliputi gusi, ligamen periodontal, dan tulang alveolar. Salah satu tipe penyakit ini adalah periodontitis agresif yang dicirikan dengan kerusakan tulang yang cepat akibat aktivitas sel osteoklas yang berlebih. Tipe tersebut sering dikaitkan dengan bakteri Gram negatif Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Namun, interaksi langsung antara bakteri A. actinomycetemcomitans dengan sel preosteoklas sebagai cikal dari sel osteoklas belum diketahui. Tujuan: Mengetahui pengaruh interaksi langsung dari bakteri A. actinomycetemcomitans dengan sel preosteoklas terhadap proliferasi bakteri. Metode: Studi in vitro dengan melakukan paparan bakteri A. actinomycetemcomitans terhadap sel preosteoklas yang didapatkan dari bone marrow cells mencit dalam keadaan aerob dan anaerob selama 30 menit. Kemudian medium pascapaparan tersebut dilakukan total plate count dengan teknik spread plate. Hasil: Rerata jumlah koloni bakteri (CFU/mL) pada kelompok paparan secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak diinteraksikan dengan sel preosteoklas baik dalam keadaan aerob maupun anaerob (p<0,05). Sementara itu, perbandingan rerata jumlah koloni kelompok yang dipaparkan dalam kondisi aerob cenderung menghasilkan lebih banyak koloni dibandingkan kelompok anaerob (p<0,05). Kesimpulan: Interaksi langsung antara bakteri A. actinomycetemcomitans dengan sel preosteoklas menurunkan tingkat proliferasi bakteri ekstraseluler diduga akibat internalisasi bakteri terhadap sel preosteoklas yang membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Background: Periodontitis is an inflammatory disease that affects the supporting tissues of the teeth, including the gingiva, periodontal ligament, and alveolar bone. One type of periodontitis is aggressive periodontitis, which is characterized by rapid bone destruction due to overactivity of osteoclasts. This type of periodontitis is often associated with Aggregatibacter actinomycetemcomitans, Gram-negative bacteria. However, the direct interaction between A. actinomycetemcomitans bacteria and preosteoclasts as the precursor of osteoclasts was still unclear. Objective: To determine the effect of direct interaction of A. actinomycetemcomitans with preosteoclasts on bacterial proliferation. Methods: In vitro study by A. actinomycetemcomitans bacterial infection to preosteoclasts that obtained from bone marrow cells of mice under aerobic and anaerobic conditions for 30 minutes. Then the medium from the infection was collected. The total plate count is then carried out on the post-exposure medium using the spread plate technique. Results: The mean number of bacterial colonies (CFU/mL) in the exposure group was significantly lower than the control group which did not interact with preosteoclasts in both aerobic and anaerobic conditions (p<0.05). Meanwhile, the comparison of the mean number of colonies in the exposure group in aerobic conditions tended to produce more colonies than the anaerobic group (p<0.05). Conclusion: The direct interaction between A. actinomycetemcomitans bacteria and preosteoclasts affects the rate of extracellular bacterial proliferation that presumed to be due to the internalization of bacteria into preosteoclasts which requires further research."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maximilianus Felix Cipta
"ABSTRAK
Latar Belakang: Salah satu spesies bakteri pemicu penyakit periodontal adalah Treponema lecithinolyticum (T. lecithinolyticum). Pengambilan sampel mikrobiologi dapat dilakukan dengan dua metode yaitu absorption menggunakan paper point dan kerokan menggunakan kuret. Metode: Subjek penelitian terdiri dari 5 orang pasien periodontitis dengan 20 sampel mikrobiologi. Kuantitas T. lecithinolyticum dan korelasinya dengan parameter klinis (kedalaman poket, kehilangan perlekatan, pendarahan papila), masing-masing dianalisis dengan menggunakan qPCR, uji T-test independent, uji korelasi Spearman dan Pearson. Hasil: Kedua metode masing-masing menunjukan adanya korelasi positif antara kuantitas T. lechitinolyticum dan kedalaman poket maupun dengan kehilangan perlekatan, namun kedua metode menunjukan tidak terdapat korelasi yang signifikan antara kuantitas bakteri dan pendarahan papila. Kesimpulan: Kedua metode pengambilan sampel menunjukan efektifitas yang sama, namun terdapat perbedaan korelasi antara kuantitas T. lechitinolyticum dengan keparahan periodontitis berdasarkan metode pengambilan sampel mikrobiologi.

ABSTRACT
Background: One species of bacteria that triggers periodontal disease is Treponema lecithinolyticum (T. lecithinolyticum). Microbiological sampling can be done in two methods, namely absorption using paper points and scrapings using curettes. Aim: To analyze the relationship between T. lecithinolyticum and the severity of periodontitis through two methods of taking subgingiva dental plaque. Methods: The research subjects consisted of 5 periodontitis patients with 20 microbiological sampels. Quantity of T. lecithinolyticum and its correlation with clinical parameters (pocket depth, loss of attachment, papillary bleeding), each analyzed using qPCR, independent T-test, Spearman and Pearsons correlation test. Result: Both methods showed a positive correlaton between the quantity of T. lecithinolyticum and pocket depth also loss of attachment, but the two methods showed no significant correlation between the quantity of bacteria and papillary bleeding. Conclusion: Both sampling methods showed the same effectiveness, but there were differences in the correlation between the quantity of T. lecithinolyticum and the severity of periodontitis based on the microbiological sampling method.
"
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Kurnia Huda
"Latar Belakang: Periodontitis ditandai oleh inflamasi kronis dengan kerusakan pada jaringan tulang alveolar yang dapat terjadi secara cepat seperti yang diamati pada periodontitis agresif. Salah satu bakteri penyebab periodontitis agresif, Aggregatibacter actinomycetemcomitans, mengalami penurunan jumlah secara ekstraseluler saat berinteraksi langsung dengan sel preosteoklas yang menandakan terjadinya internalisasi Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Secara internal di dalam sel preosteoklas, bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans berpotensi untuk melakukan replikasi. Tujuan: Menganalisis replikasi intraseluler bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans dalam sel preosteoklas Metode: Eskperimental secara in vitro dengan sel preosteoklas yang dikultur dari bone marrow cells (BMC) mencit diinfeksikan dengan bakteri A. actinomycetemcomitans (ATCC 29522) selama 75 menit, 90 menit, 3 jam, dan 19,5 jam, kemudian sel preosteoklas dilisis dan dikultur untuk melihat apakah terjadi internalisasi bakteri Hasil Penelitian: Jumlah koloni dan luas permukaan koloni bakteri A. actinomycetemcomitans (ATCC 29522) yang terbentuk pada kelompok 90 menit lebih kecil dibanding kelompok perlakuan interaksi 75 menit, sedangkan pada kelompok 3 jam lebih besar dibanding 19,5 jam. Kesimpulan: Tidak dapat dianalisis replikasi intraseluler bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans pada sel preosteoklas pasca infeksi 1,5 jam dan 19,5 jam karena kondisi sel preosteoklas pada 19,5 jam yang tidak optimal.

Background: Periodontitis is characterized by chronic inflammation with destruction of tooth supporting tissue such as alveolar bone with rapid onset as observed on aggressive periodontitis. One of a bacterium that causes aggressive periodontitis, Aggregatibacter actinomycetemcomitans’s number decrease upon interacting directly with preosteoclast cells that indicates that internalization of Aggregatibacter actinomycetemcomitans into preosteoclast cells. Inside the preosteoclast cell, Aggregatibacter actinomycetemcomitans have the potential to intracellularly replicates. Objective : To analyze the intracellular replication of A. actinomycetemcomitans bacteria in preosteoclast cells. Methods: Experimental in vitro with preosteoclast cells cultured from bone marrow cells (BMC) of mice infected with A.actinomycetemcomitans bacteria for 75 minutes, 90 minutes, 3 hours, and 19,5 hours, then preosteoclast cells were lysed and cultured to see if bacterial internalization occurred. Results: A. actinomycetemcomitans bacterial (ATCC 29522) colonies formed on agar culture showed that the number of colonies, as well as their surface area on groups with 75 minutes of infection is greater than groups with 90 minutes of infection. And the number of colonies formed on groups with 3 hours infection is greater than those of group with 19,5 hours of infection. Conclusion: Intracellular replication of A. actinomycetemcomitans can not be analyzed on groups with infection for 1,5 hours and 19,5 hours because the cell condition of preosteclast cell is no longer optimal."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>