Ditemukan 108545 dokumen yang sesuai dengan query
Meydiana Widyaningsih
"Jurnal ini membahas tentang fenomena remaja yang disebut yankee sebagai salah satu bentuk premanisme di Jepang. Pembahasan ini menggunakan konsep budaya populer, penjelasan definisi dari kata premanisme serta konsep budaya anak muda (youth culture). Hal yang dianalisis akan difokuskan pada labeling premanisme yang diberikan masyarakat Jepang untuk remaja yankee serta bentuk-bentuk premanisme yang menjadi kebiasaan dari mereka. Penelitian dilakukan menggunakan metode analisis deskriptif melalui pendekatan definisi serta studi kepustakaan. Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah untuk memberikan informasi serta pemahaman tentang satu budaya remaja di Jepang yang dinilai sebagai sebuah bentuk premanisme.
This journal discusses adolescent phenomenon called yankee as a form of thuggery in Japan. This discussion uses the concept of popular culture, the definition of the word thuggery explanation and the concept of youth culture (youth culture). The analysis will focus on labeling thuggery given to adolescents yankee Japanese society and the forms of thuggery is becoming a habit of them. The study was conducted using descriptive analysis approach and the definition of literary study. The purpose of this paper is to provide information as well as an understanding of the youth culture in Japan is considered as a form of thuggery."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
JIIS 4(1-2)2010
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
JIIS 4:1(2010)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Rizky Amalia
"Persentase wanita pernah melahirkan atau sedang hamil anak pertama naik dari 8,5% pada SDKI 2007, menjadi 9,5% pada SDKI 2012. Umur kawin pertama yang terlalu muda dan tidak adanya penundaan kelahiran anak pertama menuju pada kehamilan yang berisiko. Kurangnya pengetahuan kesehatan reproduksi dan tingkat pendidikan rendah berkontribusi pada terjadinya kehamilan remaja. Penelitian ini menguji hubungan pendidikan dan pengetahuan kesehatan reproduksi dengan kehamilan remaja di Indonesia. Sumber data penelitian adalah SDKI 2017 dengan sampel wanita usia subur 15-49 tahun dan 15-24 tahun yang memenuhi kriteria penelitian. Desain studi penelitian adalah cross sectional, dengan analisis regresi logistik multinomial. Hasil penelitian mendapatkan persentase kehamilan remaja sebesar 33.5% pada wanita usia 15-49 tahun, sementara pada wanita usia 15-24 tahun sebesar 57,6%. Wanita yang tidak sekolah & SD dan tidak tahu masa subur berhubungan pada hamil remaja pada wanita usia 15-49 tahun dan usia 15-24 tahun. Wanita yang kurang mengetahui penularan HIV/AIDS dan kurang mengetahui metode kontrasepsi berhubungan dengan kehamilan remaja pada wanita usia 15-49 tahun. Temuan ini menyarankan perlunya berkolaborasi dalam penguatan kebijakan terkait batas penundaan usia melahirkan pada mereka yang menikah muda, memastikan akses pendidikan yang berisi informasi kesehatan reproduksi yang komprehensif, dan sosialisasi kepada orang tua dan remaja terkait bahaya kehamilan remaja.
The percentage of women who have given birth or are currently pregnant with their first child rose from 8.5% in the 2007 IDHS to 9.5% in the 2012 IDHS. Too young age at first marriage and no delay in the birth of their first child leads to risky pregnancies. Lack of knowledge on reproductive health and low levels of education contribute to the occurrence of teenage pregnancy. This study examines the relationship between education and knowledge of reproductive health with teenage pregnancy in Indonesia. The source of research data is the 2017 IDHS with a sample of women of childbearing age 15-49 years and 15-24 years who meet the research criteria. The research study design was cross sectional, with multinomial logistic regression analysis. The results showed that the percentage of teenage pregnancies was 33.5% in women aged 15-49 years, while for women aged 15-24 years it was 57.6%. Women who do not go to school & elementary school and do not know the fertile period are associated with teenage pregnancy in women aged 15-49 years and aged 15-24 years. Women who are less aware of HIV/AIDS transmission and lack of knowledge of contraceptive methods are associated with teenage pregnancy in women aged 15-49 years. These findings suggest the need to collaborate in strengthening policies related to the delay in giving birth to those who marry young, ensuring access to education containing comprehensive reproductive health information, and outreach to parents and adolescents regarding the dangers of teenage pregnancy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Mimi Ayudia Triani
"Kecantikan merupakan hal yang selalu identik dengan perempuan, termasuk perempuan remaja. Tak jarang, bahkan di tengah maraknya sosialisasi kesetaraan gender, “kecantikan” adalah kualitas yang pertama kali dinilai dari seorang perempuan. Novel Call Me Miss J karya Orizuka yang disajikan dengan mitos kecantikan Wolf menguraikan fenomena kecantikan yang dialami tokoh remaja dalam karya sastra tersebut. Pertanyaan penelitian berfokus pada bagaimana mitos kecantikan terjadi dan memengaruhi tokoh remaja perempuan dalam karya sastra tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa standar kecantikan yang ditampilkan dalam novel mencakup kecantikan fisik berupa wajah maupun tubuh, perilaku “cantik” para tokoh, dan munculnya fenomena beauty privilege yang semakin mempersempit kebebasan berekspresi tokoh dalam karya sastra.
Beauty is always synonymous with women, including teenage girls. Not infrequently, even in the midst of the rampant socialization of gender equality, “beauty” is the first quality that is judged from a woman. Orizuka's novel Call Me Miss J, which is presented with the Wolf beauty myth, describes the beauty phenomenon experienced by teenage characters in the literary work. The research question focuses on how the beauty myth occurs and influences teenage female characters in the literary work. The results of the study show that the beauty standards presented in the novel include physical beauty in the form of face and body, the “beautiful” behavior of the characters, and the emergence of the beauty privilege phenomenon which further limits the freedom of expression of characters in literary works."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Mimi Ayudia Triani
"Kecantikan merupakan hal yang selalu identik dengan perempuan, termasuk perempuan remaja. Tak jarang, bahkan di tengah maraknya sosialisasi kesetaraan gender, “kecantikan” adalah kualitas yang pertama kali dinilai dari seorang perempuan. Novel Call Me Miss J karya Orizuka yang disajikan dengan mitos kecantikan Wolf menguraikan fenomena kecantikan yang dialami tokoh remaja dalam karya sastra tersebut. Pertanyaan penelitian berfokus pada bagaimana mitos kecantikan terjadi dan memengaruhi tokoh remaja perempuan dalam karya sastra tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa standar kecantikan yang ditampilkan dalam novel mencakup kecantikan fisik berupa wajah maupun tubuh, perilaku “cantik” para tokoh, dan munculnya fenomena beauty privilege yang semakin mempersempit kebebasan berekspresi tokoh dalam karya sastra.
Beauty is always synonymous with women, including teenage girls. Not infrequently, even in the midst of the rampant socialization of gender equality, “beauty” is the first quality that is judged from a woman. Orizuka's novel Call Me Miss J, which is presented with the Wolf beauty myth, describes the beauty phenomenon experienced by teenage characters in the literary work. The research question focuses on how the beauty myth occurs and influences teenage female characters in the literary work. The results of the study show that the beauty standards presented in the novel include physical beauty in the form of face and body, the “beautiful” behavior of the characters, and the emergence of the beauty privilege phenomenon which further limits the freedom of expression of characters in literary works."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Mimi Ayudia Triani
"Kecantikan merupakan hal yang selalu identik dengan perempuan, termasuk perempuan remaja. Tak jarang, bahkan di tengah maraknya sosialisasi kesetaraan gender, “kecantikan” adalah kualitas yang pertama kali dinilai dari seorang perempuan. Novel Call Me Miss J karya Orizuka yang disajikan dengan mitos kecantikan Wolf menguraikan fenomena kecantikan yang dialami tokoh remaja dalam karya sastra tersebut. Pertanyaan penelitian berfokus pada bagaimana mitos kecantikan terjadi dan memengaruhi tokoh remaja perempuan dalam karya sastra tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa standar kecantikan yang ditampilkan dalam novel mencakup kecantikan fisik berupa wajah maupun tubuh, perilaku “cantik” para tokoh, dan munculnya fenomena beauty privilege yang semakin mempersempit kebebasan berekspresi tokoh dalam karya sastra.
Beauty is always synonymous with women, including teenage girls. Not infrequently, even in the midst of the rampant socialization of gender equality, “beauty” is the first quality that is judged from a woman. Orizuka's novel Call Me Miss J, which is presented with the Wolf beauty myth, describes the beauty phenomenon experienced by teenage characters in the literary work. The research question focuses on how the beauty myth occurs and influences teenage female characters in the literary work. The results of the study show that the beauty standards presented in the novel include physical beauty in the form of face and body, the “beautiful” behavior of the characters, and the emergence of the beauty privilege phenomenon which further limits the freedom of expression of characters in literary works."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Jalil A. Rahman
Kuala Lumpur: Fajar Bakti, 1979
899.28 JAL i
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Samsudin
"Sastra remaja adalah karya sastra yang menampilkan persoalan remaja supaya memenuhi selera remaja. Salah satu persoalan yang dapat dibahas adalah pencarian jati diri remaja. Novel Kata merupakan karya sastra yang menampilkan pencarian jati diri remaja. Permasalahan dirumuskan pada dua pertanyaan penelitian, yaitu (1) bagaimana pencarian jati diri dari tokoh remaja dalam novel Kata? (2) dan bagaimana karakter remaja digambarkan dalam novel Kata? Sehubungan dengan itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pencarian jati diri dan karakter remaja dalam novel Kata. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra, serta konsep karakter dan jati diri remaja. Penelitian ini memberikan hasil bahwa Binta dan Biru merupakan remaja yang bebas untuk mengekspresikan pendapatnya. Sementara itu, Nugraha adalah remaja yang rasional. Karakter remaja dalam novel Kata dipengaruhi oleh faktor keluarga, pertemanan, dan lingkup masyarakat yang membesarkannya dengan nilai-nilai sosial, ekonomi, etika, dan keluarga. Faktor tersebut memengaruhi karakter Binta menjadi remaja koleris, sedangkan Biru merupakan remaja plegmatis dan Nugraha adalah remaja sanguinis. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa novel Kata memberikan sebuah gambaran mengenai proses pencarian jati diri serta terbentuknya karakter remaja yang dipengaruhi oleh faktor keluarga, lingkungan, dan teman.
Teen literature is a literary work that presents issues related to teenagers to cater to their tastes. One of the issues that can be explored is the search for teenage identity. The novel "Kata" is a literary work that portrays the search for teenage identity. The research questions are formulated as follows: (1) How is the search for identity of the teenage characters depicted in the novel "Kata"? (2) How are teenage characters portrayed in the novel "Kata"? This study aims to describe the search for identity and the characterization of teenagers in the novel "Kata." This research employs a qualitative descriptive research method with a literary sociology approach, as well as concepts of teenage character and identity. The study reveals that Binta and Biru are teenagers who are free to express their opinions. Meanwhile, Nugraha is a rational teenager. The characters of the teenagers in the novel "Kata" are influenced by family factors, friendships, and the societal environment that shapes their social, economic, ethical, and familial values. These factors influence Binta's character, making her a choleric teenager, while Biru embodies a phlegmatic teenager, and Nugraha represents a sanguine teenager. Consequently, it can be concluded that the novel "Kata" provides an illustration of the process of searching for identity and the formation of teenage characters influenced by family, environment, and friends."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Qurrota A`yun
"Tujuan utama studi ini adalah melihat karakteristik intervensi yang efektif (yang melibatkan orang tua) dalam meningkatkan kesehatan seksual dan reproduksi remaja. Pencarian studi dilakukan pada 4 (empat) database systematic reviews: Health Evidence, Cochrane Database of Systematic Reviews, The Community Guide, dan Effective Public Health Practice Project. Hasil studi dituliskan dalam narrative summary. Analisis terhadap 5 (lima) systematic review dan 1 (satu) meta-analisis menunjukkan bahwaintervensi yang melibatkan orang tua efektif meningkatkan komunikasi orang tua-remaja mengenai kesehatan sexual, meningkatkan outcome kognitif remaja, dan menurunkan prilaku seksual beresiko pada remaja. Efektifitas intervensi lebih tinggi dan konsisten pada intervensi yang berfokus pada outcome jangka pendek dibandingakn outcome jangka panjang (prilaku beresiko). Karakteristik intervensi yang efektif meliputi intervensi yang didesain sesuai konteks budaya setempat, adanya sesi gabungan orang tua dengan anak remaja, dan kesempatan (bagi orang tua) berlatih keterampilan baru. Hasil studi ini dapat menjadi masukan berarti bagi perencana kesehatan dan pemangku kebijakan dalam menyempurnakan intervensi serupa di Indonesia dalam rangka meningkatkan akses dan informasi kesehatan seksual dan reproduksi remaja."
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2016
624 PPEM 1 (2016)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library