Ditemukan 169136 dokumen yang sesuai dengan query
Ranti Eka Pratiwi
"Jurnal ini membahas pemikiran modern wanita Korea yang ditampakkan melalui tokoh ibu dan anak perempuannya bernama Chi-hon dalam novel berjudul Eommareul Butakhae karya Kyung Sook Shin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemikiran wanita Korea masa kini dalam menjalankan peranannya yang sudah tidak dibatasi lagi oleh prinsip Konfusianisme. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa telah terjadi perubahan pemikiran wanita di Korea dari pola pemikiran yang tradisional dan terpaku pada aturan Konfusianisme ke arah yang lebih modern yang dipengaruhi oleh pendidikan yang diperoleh serta perkembangan sosial yang dinamis dari masa ke masa. Tokoh ibu yang tumbuh di masa transisi perubahan sosial dari masa premodern menuju postmodern memilih untuk berkorban menutupi segala kekurangannya dari anak-anaknya agar mereka dapat hidup lebih baik daripada ibunya. Tokoh Chi-hon yang tumbuh di masa modern, telah sepenuhnya memiliki pemikiran yang lebih terbuka dan modern, bahkan dia telah memilih jalan hidupnya sendiri secara independen tanpa ada aturan tradisi yang mengikatnya.
This journal is discussing about modern thought of Korean women for her life which is shown in Eommareul Butakhae novel by Kyung Sook Shin. In this novel, the researcher focus on two characters: a mother and herdaughter named Chi-hon. The purpose of this research is to know modern woman's perspective in her society roles. This research is qualitative descriptive. From this research, the researcher found that Korean women's thought change has happened depend by her education and social dynamic become more modern without influence from Confucianism rule. The mother who grew up at transition decade between premodern and postmodern, choose to hide her lack from her children so that her children can have better life than hers. Meanwhile Chi-hon who grew up at modern decade has been having modern thought and more open minded, moreover she choose her own way independenly without influence from any tradition rules."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
JIP 35(2011)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Delmarrich Bilga Ayu Permatasari
"Artikel ini bertujuan untuk mengungkap pemaknaan atas gerakan perlawanan atau resistensi tokoh-tokoh perempuan dalam novel Garis Perempuan karya Sanie B. Kuncoro. Tokoh Ranting, Gendhing, Tawangsri, dan Zhang Mey merupakan perempuan dewasa yang hidup di tengah arus modernitas namun memiliki akar budaya yang tidak dapat dilepaskan dari hukum patriarki yang kental. Dibesarkan dengan latar budaya yang berbeda-beda, keempat tokoh tersebut memiliki cara-cara tersendiri dalam meraih kesejahteraan, kebebasan pribadi, dan keadilan sosial yang secara keseluruhan diwujudkan dalam upaya pemaknaan terhadap virginitas. Dengan menggunakan konsep kritik sastra feminis dapat disimpulkan bahwa virginitas adalah sesuatu yang bersifat cair yang digunakan oleh perempuan sebagai bentuk penghargaan atas tubuhnya. Dengan mengapresiasi virginitasnya seorang perempuan telah berkuasa terhadap kepemilikan tubuhnya yang dalam budaya dan hukum patriarki kuasa perempuan atas kepemilikan tubuhnya seringkali tidak diindahkan."
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
810 JEN 6:2 (2017)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Ramadan, Tariq
Jakarta: Teraju, 2003
297.67 RAM m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Graves-Brown, P.M.
London : Routledge, 2000
306 MAT
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Sidi Gazalba
Jakarta: Bulan Bintang, 1973
297.67 SID m (1)
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
JIP 35 (2011)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Delistavia Indiaza Putri
"Konsep pembagian peran antara laki-laki dan perempuan dalam ajaran Konfusianisme menjadi penyebab terjadinya ketidaksetaraan gender di berbagai bidang. Meski zaman telah berubah, perempuan di Korea Selatan masih kerap diasosiasikan dengan peran domestiknya sehingga perempuan tidak mampu memiliki eksistensi dan identitas yang mandiri. Isu mengenai perempuan ini menjadi topik utama dalam novel Kim Ji-young, Born 1982. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana eksistensi tokoh Kim Ji-young dan upayanya dalam mencapai transendensi berdasarkan teori feminisme eksistensialisme Simone de Beauvoir ditampilkan dalam novel Kim Jiyoung, Born 1982. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan korpus yaitu novel Kim Jiyoung, Born 1982 karya Cho Nam-joo dalam bahasa Korea. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa Kim Ji-young belum mampu bereksistensi dan menjadi “ada untuk dirinya sendiri”. Selanjutnya, Kim Ji-young juga belum mampu menjalankan strategi transendensi, karena faktor eksternal yaitu status sosialnya yang kurang menguntungkan dan lingkungan konservatif yang tidak suportif. Selain itu, kepribadian Kim Ji-young yang tertutup dan pendiam juga menjadi faktor internal yang menjadi tantangan bagi upaya menuju transendensinya.
The existence of division roles between men and women in Confucianism is the cause of gender inequality in various fields. Although times have changed, women in South Korea are still often associated with their domestic roles, resulting in women being unable to have an independent existence and identity. The issue of women is the main topic in Kim Ji-young, Born 1982. This study aims to describe how the existence of Kim Ji-young's character and her efforts to gain transcendence based on Simone de Beauvoir's existential feminism theory are shown in the novel. The method used in this study is a qualitative descriptive method with the novel Kim Jiyoung, Born 1982 by Cho Nam-joo in Korean as the corpus. Based on the results, the author can conclude that Kim Ji-young has not been able to exist and to “be for itself". Kim Ji-young has not been able to transcend her boundaries due to external factors such as weak social status and the unsupportive society towards women's transcendence due to patriarchal culture. Furthermore, Kim Ji-young’s introverted and quite character also appears as a challenge in her own efforts towards transcendence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya , 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Monica Kansy
""Brave" adalah sebuah film animasi komputer dari Amerika yang bertemakan fantasi komedi yang diproduksi oleh Pixar Animation Studios dan di diterbitkan oleh Walt Disney Pictures pada tahun 2012. Film ini berbeda dari cerita fairy tales klasik. Film ini mempresentasikan perempuan sebagai tokoh utama. Masalah yang akan dibahas di sini adalah bagaimana tokoh-tokoh perempuan direpresentasikan dalam film "Brave". Penelitian ini menggunakan semiotik dan kode televisi oleh John Fiske. Beberapa subtema yang digunakan adalah feminism dalam kekuatan, feminism dalam kepemimpinan, feminism dalam stereotip, feminism dalam karakterisasi, dan feminism dalam kebebasan. Lebih lanjjut lagi, film ini menunjukan beberapa perubahan mendasar dari stereotip film Disney.
"Brave" is an American computer-animated fantasy comedy film produced by Pixar Animation Studios and released by Walt Disney Pictures in 2012. This film is different from classic fairy tales. This film represented a tough woman as the main character. The problem that will be discussed here is how the female characters are represented in "Brave". This study uses semiotics, particularly codes of television by John Fiske. Subthemes are used to analyze feminism in power, feminism in leadership, feminism in stereotypes, feminism in characterization, and feminism in freedom. The conclusion of this study is that the film contains feminism in power, leadership, stereotypes, characterization, and freedom. Furthermore, this film shows some basic changes from the common stereotype of Disney movie."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Riefqie Baihaqie Anwar
"Tulisan ini mengkaji ideologi feminisme dengan mengkaitkan sikap hidup perempuan Jawa pada film Banyu. Film Banyu menjadi pertimbangan dalam melakukan penelitian karena membahas mengenai perempuan yang memperjuangkan haknya namun juga mempertahankan sikap perempuan pada budaya Jawa. Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana relevansi sikap feminisme yang terdapat pada tokoh Sri terhadap sikap hidup orang Jawa setelah ditinjau menggunakan analisis semiotika menurut Charles Sander Peirce. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya sikap hidup orang Jawa yang mengandung unsur ideologi feminisme agar membuka sebuah perspektif baru dalam sebuah sikap hidup orang Jawa akan budaya feminisme yang kurang dipandang baik bagi orang Jawa dan menjadi acuan atas keseimbangan antargender. Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teori semiotika yang dikemukakan Charles Sander Peirce dengan persepsi konsep triadic-nya. Hasil penelitian menunjukkan relevansi antara tokoh Sri yang terdapat pada film Banyu dengan salah satu sikap hidup orang Jawa yaitu nrima memiliki keterkaitan, terlihat dari alur ceritanya. Sri yang selalu menyuarakan haknya sebagai perempuan kepada kaum patriarki, dengan sikap nrima yang dijalani oleh Sri pada kehidupannya merupakan seorang Ibu dengan merangkap peran Ayah bagi anaknya, Banyu. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dinyatakan bahwa sebuah ideologi feminisme dengan sikap nrima pada hidup orang Jawa sangat relevan untuk dilakukan.
This paper examines the ideology of feminism by linking it to the way of life of Javanese women in the film "Banyu." The film "Banyu" was chosen as the focus of the research because it portrays a woman who fights for her rights while also upholding traditional Javanese values. The main issue addressed in this study is the relevance of the feminist stance exhibited by the character Sri to the way of life of Javanese people, as analyzed through Charles Sander Peirce's semiotic analysis. The research aims to prove the existence of Javanese ways of life that incorporate elements of feminist ideology, opening up new perspectives on how Javanese people approach the concept of feminism, which may be viewed unfavorably within Javanese society, and providing guidance for achieving gender balance. This research adopts a qualitative descriptive approach, utilizing Charles Sander Peirce's semiotic theory with a focus on his triadic concept. The findings demonstrate the relevance between the character Sri in the film "Banyu" and the Javanese way of life, particularly the practice of "nrima." Sri, who consistently advocates for her rights as a woman in the face of patriarchal norms, embodies the spirit of "nrima" in her role as a single mother who assumes the responsibilities typically associated with both motherhood and fatherhood for her child, Banyu. Based on the research findings, it is concluded that an ideology of feminism aligned with the principle of "nrima" is highly relevant to the Javanese way of life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library