Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147513 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizky Pebra Satria
"Penetrasi penggunaan ponsel pintar di Indonesia menunjukkan perkembangan yang signifikan. Fenomena ini kemudian memberikan tantangan kepada para produsen ponsel pintar untuk terus melakukan inovasi terhadap produknya. Blackberry yang pernah menguasai pasar ponsel pintar Indonesia pada beberapa tahun yang lalu, kembali dengan sebuah inovasi produk yang dinamakan Blackberry Z10. Produk terbaru Z10 ini ternyata belum berhasil memenuhi kepuasan konsumen ponsel pintar di Indonesia. Ketidakberhasilan Z10 dalam memenuhi kepuasan konsumen ini dipengaruhi oleh ekuitas merek negatif yang dimiliki produk tersebut. Ekuitas merek ini didasari oleh empat kriteria aset yaitu kesadaran merek, asosiasi merek, loyalitas merek, dan persepsi merek. Tidak terpenuhinya kepuasan konsumen Z10 yang disebabkan oleh ekuitas merek negatif yang dimiliki produk tersebut, memberikan dampak kepada turunnya minat pembelian Z10 di pasar ponsel pintar Indonesia.

Smartphone usage penetration in Indonesia shows a significant growth. This phenomenon challenges smartphone manufacturers to keep making product innovation. Blackberry, which once became market leader in Indonesia, returns with an innovative product called Blackberry Z10. Unfortunately, Z10 has not met smartphone customer satisfaction. Z10’s failure in meeting customer satisfaction is influenced by negative brand equity owned by the product. Brand equity is built based on four criterias, which are brand awareness, brand association, brand loyalty, and brand perception. Unfulfilled satisfaction towards Z10 caused by negative brand equity that gives impact on declining of purchasing intention in Indonesia’s smartphone market."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raihan
"Pada tahun 2035 diperkirakan aka nada 305 juta penduduk di Indonesia. Selain itu, pada tahun 2021 jumlah smart-phone diperkirakan akan mencapai 8 milyar dan jumlah alat yang dapat berkomunikasi secara machine-to-machine (M2M) mencapai 13 milyar. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya trafik data global sebesar 48.27 exabytes. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah terobosan agar operator seluler tetap dapat memenuhi kebutuhan traffic data namun tetap memperhatikan CAPEX/OPEX mereka. Untuk mencapai keseimbangan diantara keduanya, terdapat fitur yang dapat digunakan, yaitu fitur network slicing. Network slicing menggunakan prinsip virtualisasi yang menyebabkan sebuah jaringan fisik dapat terbagi menjadi beberapa jaringan virtual. Penelitian ini membahas tentang fitur network slicing dengan metode multiple-choice knapsack problem pada macro cell jaringan 5G yang diterapkan pada modulasi 16-QAM dan QPSK. Berdasarkan pengujian didapatkan bahwa modulasi QPSK lebih cocok untuk digunakan karena memiliki nilai bit error rate (BER) yang jauh lebih rendah dan nilai throughput yang sedikit lebih tinggi dibandingkan modulasi 16-QAM. Selain itu, nilai delay rata-rata yang dihasilkan oleh modulasi QPSK bernilai lebih rendah dibandingkan modulasi 16-QAM.

In 2035 it is estimated that there will be 305 million people in Indonesia. In addition, in 2021 the number of smart phones is expected to reach 8 billion and the number of machines that can communicate machine-to-machine (M2M) reaches 13 billion. This can lead to global data traffic of 48.27 exabytes. Therefore, a breakthrough is needed so that cellular operators can still meet data traffic needs but still pay attention to their CAPEX/OPEX. To achieve a balance between the two, there are features that can be used, namely the network slicing feature. Network slicing uses the principle of virtualization which causes a physical network to be divided into several virtual networks. This study discusses the features of network slicing with the multiple-choice knapsack problem method in the macro cell 5G network that is applied to 16-QAM and QPSK modulation. Based on the experiment it was found that the QPSK modulation was more suitable because it had a much lower bit error rate (BER) value and a slightly higher throughput value than the 16-QAM modulation. In addition, the average delay value generated by QPSK modulation is lower than 16-QAM modulation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yozzy Rizal Ramadhan
"ABSTRAK
Tesis ini menganalisis faktor-faktor penting yang mendorong pemilihan dari
merek smartphone yang dilakukan dengan pendekatan stated dan derived
importance. Analisis stated importance menggunakan mean score dan derived
importance menggunakan analisis Jaccard Similarity Coefficient. Hasil penelitian
ini adalah perbedaan demografi (jenis kelamin, pengeluaran, usia), dan usership
dari suatu merek smartphone akan mempengaruhi faktor pendorong pemilihan
sebuah merek smartphone. Perbedaan ini bisa menjadi salah satu tambahan
strategi para produsen smartphone untuk meluncurkan produknya dengan lebih
efektif dan efisien kedepannya

ABSTRACT
Focus of this study is to analyze importance factors that driving preference
towards smartphone brands. This analysis utilize stated and derived importance
approach where stated importance calculated using means score while derived
importance calculated using jaccard Similarity Coefficient. Result of this study is
different profile of demographic (gender, expenditure, age) and brand usership
will affect factors that driving preference towards smartphone brands. This
difference will become valuable inputs for smartphone manufacturer to create
more efficient and effective products in the future"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nidyasari Anisa
"Telekomunikasi merupakan kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial. Adanya telepon seluler semakin mempermudah manusia dalam bertelekomunikasi. Pemerintah telah mengatur ketentuan mengenai perdagangan telepon seluler sebagai syarat yang harus dipenuhi oleh produsen dan importir sebelum Blackberry itu beredar di masyarakat. Blackberry sebagai telepon seluler yang digemari saat ini tak luput terhadap berbagai permasalahan yang dialami oleh penggunanya. Permasalahan yang muncul terkait dengan standar mutu perangkat dan layanan purna jual. Banyaknya importir Blackberry di Indonesia menimbulkan ketidakjelasan bagi konsumen dalam klaim layanan purna jual terkait dengan standar mutu produk yang tidak sesuai. Selain itu, tanggung jawab bagi importir yang berada di bawah afiliasi RIM langsung berbeda dengan tanggung jawab importir yang tidak berafiliasi langsung. Oleh karena itu pengawasan bagi Blackberry yang beredar harus ditingkatkan guna melindungi kepentingan konsumen pengguna Blackberry.

Telecommunications is a need for social human beings. The existence of cell phones increasingly easier for people in telecommunications. The government has set regulations on trade in mobile phones as a condition to be filled by producers and importers of Blackberry before it is circulating in the society. Blackberry as a popular mobile phone today did not escape to the various problems experienced by users. The problems that arise related to the quality standards and after sales service. The number of importers in Indonesia raises vagueness Blackberry for consumers in claims after-sales services associated with product quality standards are not appropriate. In addition, responsibility for the importers who are under the direct RIM affiliations different with the responsibility of importers who are not affiliated directly. Therefore, surveillance for Blackberry in circulation must be increased in order to protect consumer interests Blackberry users."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
S24833
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Sakina
"Penggunaan Blackberry di Indonesia banyak tidak diiringi media literasi yang tinggi, berakibat informasi yang diterima tidak diserap. Hal ini berdampak pada kesimpangsiuran isu yang menyebabkan ketidakpastian informasi tinggi dan dapat menimbulkan kecemasan terutama pada fasilitas broadcast message (BM).
Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui pemaknaan broadcast message (BM) bagi khalayak golongan bawah pengguna Blackberry. Penelitian ini menggunakan paradigma kritis, pendekatan kualitatif, strategi social constructivism, dan menggunakan model analisis pemaknaan khalayah, Stuart Hall.
Hasil penelitian menemukan bahwa ketiga informan dengan latar belakang pendidikan rendah memaknai konten broadcast message dengan negotiated reading, artinya mereka tidak sepenuhnya percaya pada broadcast message. Untuk isu-isu tertentu mereka termasuk dalam kategori negotiated reading, artinya mereka baru percaya setelah terlebih dahulu melakukan konfirmasi dengan orang yang mereka anggap lebih menguasai materi dan memiliki latar belakang pendidikan tinggi.

In Indonesia, many of Blackberry?s using is not accompanied by the highly of media literacy that can cause the information received is not well absorbed. It may lead to blurred issue which may effect unclear highly information and can cause anxiety, especially in broadcast message (BM) feature.
The aim in making this research is to know the reception analysis of broadcast message (BM) for lower class people of Blackberry users. This research uses critical paradigm, qualitative approach, social constructivism strategy and Stuart Hall's analysis model, the definition of audiences.
The result of this research found that the three informants with lower educational background define the broadcast message feature with negotiated reading. It means they do not fully accept the broadcast message they received. They can be categorized as negotiated readings in certain issues. It means they will accept the message after asking for further confirmation from people they may think know better about the issues and have higher educational background.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Kini jarak bukan lagi jadi masalah untuk manusia terhubung dan berkomunikasi dengan sesamanya. Kemunculan instant messenger dimanfaatkan banyak pengguna internet dan telepon genggam sebagai medium berkomunikasi. Di Indonesia sendiri, Blackberry Messenger atau biasa disebut BBM meningkat tiap tahun. Motivasi menggunakan BBM pun beragam, ada yang sekedar mengikuti trend hingga pada kebutuhan profesional.
Dari hasil observasi peneliti, pengguna BBM di lingkungan Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia cukup banyak. Berdasarkan hal itu, peneliti ingin melihat apakah ada hubungan variabel motivasi dan variabel kepuasan mahasiswa dibalik penggunaan media interpersonal BBM terutama pada kelompok peer group remaja perempuan dan laki-laki. Penelitian ini menggunakan teori uses & gratifications. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan paradigma positivis. Hasil menunjukkan adanya hubungan kuat antara motivasi dan tingkat kepuasan mahasiswa dalam menggunakan fitur BBM.

Nowadays, distance is no longer a problem for people to connect and communicate with each other. The emerging of instant messenger is used by many internet and mobile phone user for communication media. In Indonesia, Blackberry Messenger or usually called BBM has been increased every year. There are numbers of motivation for people using BBM, some are just following the trend while the others take it just for the professional purposes.
From the researcher's observation, there are quite a lot of BBM user in Social and Politic Science Faculty of University of Indonesia. According to the observation, researchers want to see if there is any connection within student's motivation variable and gratification variable behind the usage of BBM as interpersonal media, especially in boys and girls peer group. This study employs uses and gratifications theory. Furthermore, this research applies quantitative methods and positivis paradigm. Based on the results, there are strong connection between student's motivation and gratification levels whom utilize BBM feature.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Putri Pradani
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5398
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diaudin
"Pada saat sekarang ini dimana teknologi berkembang sangat cepat, telah banyak menimbulkan inovasi dalam produk elektronika, salah satunya adalah produk elektronik komunikasi. salah satu produk smartphone yang terkenal pada saat ini adalah Blackberry. Peredaran perangkat Blackberry di Indonesia tidak terlepas dari peran distributor yang mendistribusikan dan memasarkan Blackberry kepada konsumen. Namun di dalam praktiknya terdapat Peredaran Blackberry rekondisi atau yang lebih di kenal dengan Blackberry BM rekondisi yang sudah cukup mencemaskan,karena telah merugikan banyak pihak baik produsen maupun konsumen, oleh karena itu. Konsumen dan pelaku usaha mempunyai hubungan yang sangat penting dimana keduanya saling membutuhkan. Dari hubungan keduanya terdapat kedudukan yang tidak seimbang antara konsumen dan pelaku usaha dimana kedudukan konsumen lebih rendah daripada pelaku usaha. Oleh karena itu diperlukan perlindungan hokum terhadap konsumen agar tidak dirugikan oleh pelaku usaha.

At the present time where technology is developing very fast, has generated a lot of innovation in electronics products, one of which is electronic communication products. one of the famous smartphone product at the moment is Blackberry. distribution of Blackberry devices in Indonesia can not be separated from the role of distributors who distribute and market the Blackberry to consumers. But in practice there Distribution Blackberry reconditioned or more in the know with BM reconditioned Blackberry is quite worrying, because it has hurt many people both producers and consumers. Consumers and businesses have a very important relationship which both need each other. Of the relationship between the two positions are not balanced between consumers and businesses where consumers notch lower than businesses. It is therefore necessary legal protection to consumers that are not harmed by firms.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S45809
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugirianto
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi informasi mengenai data pribadi konsumen dalam industri telekomunikasi seluler dan menganalisa perlindungan hukumnya serta memberikan penjelasan mengenai janggung jawab hukum penyelenggara telekomunikasi seluler dalam memberikan perlindungan hukum dimaksud, termasuk juga mengenai upaya penyelesain sengketa yang dapat dilakukan oleh konsumen. Hal ini perlu diuraikan karena penyelenggaraan telekomunikasi seluler sangat berkaitan erat dengan kegiatan penyaluran, pencatatan, perekaman, maupun penyimpanan data pribadi konsumen.
Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian hukum normatif dalam tataran dogmatika hukum, dimana hasil yang hendak dicapai adalah memberikan perskripsi mengenai apa yang sehyogyanya. Adapun jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang pengumpulan datanya dilakukan melalui studi kepustakaan.
Berdasarkan hasil analisa dapat disampaikan bahwa ketentuan perlindungan data pribadi secara umum tidak menetapkan secara definitif data pribadi apa saja yang harus dilindungi, namun khusus untuk sektor telekomunikasi merujuk pada ketentuan internasional khususnya di Eropa dan Amerika diatur jenis data pribadi secara definitif yang mencakup empat klasifikasi yakni content data, traffic data, location data; dan basic subscriber.
Adapun di Indonesia, peraturan perundang-undangan yang ada telah mengakui dan mengatur perlindungan data pribadi, namun masih bersifat umum dan belum spesifik mengatur sektor telekomunikasi. Setidaknya terdapat empat hal masih menjadi kekurangan saat ini, yakni i ketentuan perlindungan data pribadi secara umum tidak diatur dalam undang-undang, namum dalam peraturan menteri sehingga tidak mungkin mengatur sanksi pidana maupun pembentukan lembaga pengawasan; ii belum mengatur pembatasan dalam penyimpanan data pribadi; iii kegiatan unsolicited marketing belum diatur; dan vi belum ada pengaturan mengenai pemanfaatan traffic data, location data, dan basic subscriber.
Dalam terjadi pelanggaran, khususnya terhadap data pribadi, konsumen dapat melakukan upaya penyelesaian sengketa baik secara pidana, perdata, maupun mengajukan laporan kepada Menkominfo. Namun demikian untuk melakukan upaya hukum dimaksud, mengacu pada praktik yang ada, dipersyaratkan adanya hubungan hukum antara konsumen dan penyelenggara telekomunikasi.Berkenaan hal-hal tersebut diatas, maka disarankan kepada pemerintah agar mengatur perlindungan data pribadi khusus untuk sektor telekomunikasi melalui undang-undang, disamping itu Penyelenggara telekomunikasi juga perlu menerapkan sistem perlindungan data pribadi konsumen secara internal guna menghindari potensi pelanggaran perlindungan data pribadi yang dapat merugikan konsumen maupun penyelenggara telekomunikasi.

This research aims to identify information regarding consumer 39 s personal data in cellular telecommunication industries and analyze the protection law while giving explanations about the responsibilities of cellular telecommunication provider in giving said protection law, including the effort of dispute resolution that can be done by consumer. This subject must be explained because cellular telecommunication provider is tightly connected with the distribution, recording, and even collection of consumer 39 s personal data.
This research is conducted with the normative law research within the law 39 s dogmatics, where the goal is providing prescription of what is should be. The type of data used is secondary data of primary law subject and secondary law subject which was collected by literature study.
According to the analyze, it can be said that the protection of personal data in general doesn 39 t describe definitively of which personal data that must be protected, but specifically for the sector of telecommunication refers to the international clause especially in Europe and America where the type of personal data is controlled definitively that encompass 4 classification which are content data, traffic data, location data, and basic subscriber.
While in Indonesia, the existing laws acknowledge and regulate the protection of personal data, but still in general and not in specific of regulating the telecommunication sector. Atleast there are 4 things that are still lacking, which are i the protection of personal data in general isn 39 t regulated by the law, but by the ministry thus giving criminal sanction and establishing surveillance institution is not possible ii no control in limiting the record of personal data iii unsolicited marketing activity is not yet regulated vi no regulation of exploiting traffic data, location data, and basic subscriber.
When there is a violation, specifically against personal data, consumer can attempt the settlement of dispute by civil or criminal law, or by filing a report to the ministry of communication and information. But to do those, there has to be a law connection between consumer and telecommunication provider.Regarding those said above, it is advised to the government to regulate the protection of personal data specifically for the telecommunication sector by law, while the telecommunication provider also need to implement consumer personal data protection internally to avoid potential breach of personal data protection which could harm consumer and telecommunication provider.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
T47014
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Nuranindya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembentukan brand awareness dan brand image di benak calon konsumen, dari penerapan program integrated marketing communication pada produk jasa baru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berdasarkan pada kerangka konsep mengenai produk baru, brand awareness, brand image, dan integrated marketing communication. Kesimpulan utama dari penelitian ini adalah bahwa penerapan integrated marketing communication pada produk baru diindikasikan dapat membangun kesadaran merek dan citra merek, yang pada akhirnya membangun ketertarikan calon konsumen untuk mencoba produk jasa baru tersebut. Image positif perusahaan juga turut mempermudah proses membangun brand awareness dan brand image produk jasa baru yang diluncurkan, di benak calon konsumen.

This research aimed at knowing the process of creating brand awareness and brand image in prospect consumer?s mind after implementation of Integrated Marketing Communication program in a new service product. The research used qualitative approach based on conceptual frame about new product, brand awareness, brand image, and integrated marketing communication. The research indicated that implementation of Integrated Marketing Communication in new product could build brand awareness and brand image that would eventually attract prospect consumers to try the new service product. It was also indicated that positive image of a company could help the process of brand awareness and brand image of a newly launched service product in prospect consumer's mind."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30978
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>