Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187116 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Supriyanto
"Thesis ini bertujuan untuk menganalisis dampak dari trade openness terhadap kinerja pasar tenaga kerja di Indonesia. Dalam studi ini, kinerja pasar tenaga kerja diindikasikan oleh tiga variabel berbeda yaitu: (1) labor underutilization; (2) full-unemployment; (3) time related-underemployment. Hasil empiris menunjukan bahwa peningkatan level dari trade openness secara signifikan akan menurunkan labor underutilization di Indonesia. Hal ini senada dengan dampak yang ditimbulkan kepada jumlah pengangguran terbuka yang berhubungan negatif dengan variabel independent tersebut. Namun demikian, penilitian ini juga menunjukan bahwa level dari trade openness berhubungan positif dengan underemployment. Artinya, peningkatan trade openness malah akan meningkatkan jumlah orang yang underemployment di Indonesia.

The objective of this study is to analyze the impact of international trade activities especially trade openness to labor market performances in Indonesia. Here, labor market performance is indicated by three dependent variables: Labor underutilization; Full-unemployment; and Time-related underemployment. Empirical results show that level of trade openness is statistically significant influence labor underutilization and full-unemployment in Indonesia in negative relationship. However, for time-related underemployment, trade openness seems like having different direction. Over all, it can be concluded that though unemployment already becomes main indicator for labor market performance; it seems that this variable is less sensitive relative to underemployment and labor underutilization. Therefore, study using these last two variables would be potentially gives more reliable result.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42773
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdusshomad Cakra Buana
"Ketimpangan pendapatan telah menjadi perhatian utama dalam ekonomi seiring dengan pertumbuhan ekonomi dalam dinamika perdagangan internasional. Penelitian ini mengkaji bagaimana keterbukaan perdagangan dalam sektor manufaktur memengaruhi ketimpangan pendapatan melalui pasar tenaga kerja. Dengan kata lain, penelitian ini menyelidiki bagaimana keterbukaan perdagangan manufaktur dapat menggeser permintaan tenaga kerja dan akhirnya mengakibatkan ketimpangan pendapatan di negara- negara ASEAN-4 dari tahun 2000 hingga 2022. Penelitian ini menggunakan volume perdagangan manufaktur untuk mewakili keterbukaan perdagangan manufaktur dan menggunakan pengangguran dengan pendidikan dasar untuk mewakili pasar tenaga kerja. Dengan menggunakan Metode Generalized Method of Moments (GMM-IV) dan Uji Bootstrap, penelitian ini menemukan bahwa volume perdagangan manufaktur mengurangi pengangguran dengan pendidikan dasar dan menyebabkan penurunan ketimpangan pendapatan di negara-negara ASEAN-4. Hasil ini sejalan dengan teorema Heckscher-Ohlin dan Stolper-Samuelson, yang menyarankan bahwa perdagangan seharusnya menguntungkan tenaga kerja tidak terampil di negara-negara berkembang yang memiliki sumber daya tenaga kerja melimpah.

Income inequality has become a major concern in the economy alongside with the economic growth in the dynamics of international trade. This research examines how trade openness in the manufacturing sector affects income inequality through the labor market. In other words, it investigates how manufacturing trade openness can shift labor demand and ultimately result in income inequality in ASEAN-4 countries from 2000 to 2022. This research use manufacturing trade volume to represents the manufacturing trade openness and use unemployment with basic education to represent the labor market. By using the Generalized Method Of Moments (GMM-IV) and Bootstrap Test Method, this research finds that manufacturing trade volume reduces the unemployment with basic education and leads to a decrease in the income inequality in ASEAN-4 countries. The result is align with Heckscher-Ohlin and Stolper-Samuelson theorems, which suggest that trade should benefit unskilled labor in labor-abundant developing countries."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irza Syahiandra
"Apakah trade openness sebuah racun atau obat bagi industrialisasi? Di era kontemporer, industrialisasi masih menjadi kekuatan penting yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, trade openness menempati posisi kontroversial dan menerima dukungan dan kritik. Literatur yang ada menunjukkan sifat yang kontras mengenai dampak trade openness dan (de)industrialisasi. Makalah ini berkontribusi dengan mempelajari pengaruh trade openness terhadap (de)industrialisasi dengan berfokus pada negara berkembang dan maju serta menggunakan ukuran trade openness yang berbeda yang berfokus pada barang setengah jadi (intermediate goods). Kami melakukan analisis regresi panel selama periode 2000–2019, mengamati 39 negara maju dan 87 negara berkembang. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa di negara-negara berkembang, trade openness barang dan jasa secara keseluruhan serta barang setengah jadi berhubungan positif dan signifikan dengan industrialisasi. Hasil penelitian kami mendukung implikasi liberalisasi perdagangan terhadap pertumbuhan industri di negara berkembang.
Is trade openness a poison or medicine for industrialization? In the contemporary era, industrialization remains a pivotal force propelling economic growth. Conversely, trade openness occupies a contentious position, receiving both support and criticism. Existing literature exhibits a contrasting nature on the effect of trade openness and (de)industrialization. This paper contributes by studying the influence of trade openness on (de)industrialization by focusing on developing and developed economies and employing a distinct measure of trade openness that focuses on intermediate goods. We carried out a panel regression analysis over the period 2000– 2019, observing 39 developed and 87 developing economies. Our results show that for developing economies, trade openness of both overall goods and services and of intermediate goods are positively and significantly associated with industrialization. Our results support the implication of trade liberalization for industrial growth in developing economies."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Maulana
"Peningkatan angkatan kerja akibat migrasi tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan tingkat pengangguran tenaga kerja lokal. Studi ini bertujuan untuk menganalisis dampak migrasi tenaga kerja dan selective migration terhadap tingkat pengangguran tenaga kerja lokal di Indonesia. Studi ini mempertimbangkan proporsi sektor informal karena rendahnya tingkat pengangguran belum cukup untuk menjadi indikator kemajuan pembangunan ketenagakerjaan di negara berkembang. Kualitas pekerjaan juga harus diperhatikan dengan mempertimbangkan proporsi sektor informal. Metode analisis yang digunakan yaitu data panel dinamis, dengan lag pertama variabel dependen dimasukkan sebagai regressor. Studi ini menunjukkan tingkat imigrasi berdampak signifikan dan positif terhadap tingkat pengangguran dan proporsi sektor informal tenaga kerja lokal. Hasil ini menunjukkan tenaga kerja migran memiliki efek substitusi atau dapat menggantikan tenaga kerja lokal terutama di sektor formal. Tenaga kerja lokal yang tersubstitusi kemudian beralih ke sektor informal atau bahkan menjadi pengangguran. Jika dianalisis menurut kelompok pendidikan, efek susbtitusi ini paling dirasakan oleh tenaga kerja lokal dengan jenjang pendidikan dibawah SMA. Menariknya, adanya selective migration juga akan berdampak pada peningkatan proporsi sektor informal tenaga kerja lokal terutama dengan jenjang pendidikan dibawah SMA. Hal ini berarti semakin besar perbedaan tingkat pendidikan antara tenaga kerja migran dan lokal akan meningkatkan proporsi sektor informal tenaga kerja lokal kurang berpendidikan.

The labor force increase due to labor migration is one of the factors that can increase the unemployment rate of native workers. This study aims to analyze the impact of labor migration and selective migration on the unemployment rate of native workers in Indonesia. This study considers informal employment because the low unemployment rate is insufficient to indicate the progress of labor development in developing countries. The quality of work must also be considered by considering informal employment. The analytical method used is dynamic panel data, with the first lag-dependent variable as a regressor. This study shows that the immigration rate positively and significantly affects the unemployment rate and the informal employment of native workers. These results indicate that migrant workers have a substitution effect or can replace native workers, especially in formal sectors. Substituted local workers then switch to the informal sector or even become unemployed. If analyzed by the education group, this substitution effect is felt mainly by native workers with education below senior high school. Interestingly, the existence of selective migration will also have an impact on increasing native worker’s informal employment, especially those with an education level below senior high school. This increase means that the more significant the difference in education between migrant and native workers will increase the informality of native workers, especially those with less education."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This paper examines the impact of supply-demand balance in the labor market on the recent ongoing trend toward marriage avoidance in Japan, incorporatingreviews of previous studies. From a theoretical standpoint, declining income and wages could be seen either as encouraging or as discouraging marriage, but according to empirical analyses inprevious studies of Japanese marriage behavior, for men in particular regular employment with high earning potential appears to have the effect of encouraging marriage, and being hired as a regular employee immediately upon graduation appears correlated with younger marriage ages. For women, as well, some previous studies have found a positive correlation between being hired as a regular employee immediately upon graduation and getting married younger. It follows that the decline in hiring of young people as regular employees, as a result of economic stagnation, may be one of the causes of the recent trend toward marriage avoidance.
"
JLR 11:4 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Matsui, Kazuhisa
"Dalam pembangunan ekonomi Indonesia yang menjadi salah satu masalah pokok yang sering dibahas dewasa ini adalah masalah Sumber Daya Manusia (SDM). Semua orang mengetahui akan pentingnya SDM yang bermutu tinggi, mengingat SDM yang bermutu tinggi. dapat memacu akselerasi pertumbuhan ekonomi. Masih kurangnya SDM yang bermutu tinggi di Indonesia maka Sumber Daya Manusia yang bermutu tinggi sangat diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek).
Tenaga kerja terdidik tingkat tinggi merupakan faktor utama untuk mempercepat pembangunan ekonomi suatu negara. Yang perlu diperhatikan dengan -meningkataya jumlah tenaga kerja tersebut adalah Cara penggunaan atau pemanfaatan dalam pasar tenaga kerja. Secara umum dalam ilmu ekonomi dinyatakan bahwa permintaan dan penawaran tenaga kerja akan disesuaikan secara otomatis dengan mekanisme pasar.
Tenaga kerja itu sendiri tidak selalu homogen, faktor pendidikanlah yang banyak memberikan variasi sehingga tercipta tenaga kerja terdidik, sehingga terjadi `perubahan kualitatif dalam pasar tenaga kerja. Penyesuaian antara permintaan dan penawaran tenaga kerja terdidik tingkat tinggi akan menjadi sulit karena adanya interaksi antara peningkatan pendidikan dan perubahan struktural pasar tenaga kerja. Kecenderungan ini akan semakin terlihat jelas dengan adanya kemajuan teknologi dimasa akan datang sehingga penyesuaian atas pennintaan dan penawaran tenaga kerja semakin sulit. Dalam hal ini sering muncul keadaan dimana tingkat penggunaan tenaga."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T4374
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Syahran Bhakti S.
"Sebagai salah satu faktor produksi, keberadaan tenaga kerja sangat penting dalam menentukan besaran output yang dapat di produksi. Walaupun sejalan dengan perkembangan tehnologi yang semakin maju, namun tetap diperlukan adanya tenaga kerja dalam proses produksi untuk menghasilkan beraneka jenis barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Khususnya bila ditinjau secara mikro, komposisi penduduk yang bekerja dalam struktur kependudukan secara umum sangat penting khususnya dalam melihat distribusi output yang tercipta di tingkat nasional. Karena kurang berartilah kiranya apabila output nasional meningkat tetapi di lain pihak juga bertambah banyak jumlah penduduk non produktif yang harus menerima bagian dari total output tersebut.
Indonesia termasuk dalam negara yang mempunyai populasi penduduk yang besar. Sejalan dengan hal tersebut, banyak pula penduduk yang terkategori sebagai angkatan kerja. Namur banyak dari angkatan kerja yang sedang mencari pekerjaan namun tidak terserap dalam lapangan kerja yang tersedia di dalam negeri.
Tersedianya kelebihan tenaga kerja ini diantisipasi oleh pemerintah, yang salah satunya adalah dengan mengatur suatu bentuk ekspor jasa tenaga kerja ke luar negeri. Namun tenaga kerja yang lebih banyak berkecimpung dalam program ekspor jasa tenaga kerja ini adalah berasal dari masyarakat dengan tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah. Sehingga pada negara tujuan, mereka lebih banyak mengisi lowongan yang ada pada sektor informal. Yang mana tingkat upah pada sektor tersebut lebih rendah dari yang tersedia pada sektor formal. Padahal peluang kerja baik untuk sektor formal maupun informal keduanya banyak didapati pada pasar kerja internasional. Walaupun demikian upaya penempatan TKI terampil untuk mengisi lapangan kerja formal sesuai dengan pangsa pasar yang ada.
Disamping dapat mengatasi masalah ketenagakerjaan yang dihadapi pemerintah di dalam negeri, dengan keberadaan TKI ini juga memberikan masukan devisa yang bermanfaat dalain ketersediaan mata uang asing di dalam negeri yang akan digunakan sebagai alat transaksi dalam interaksi di tingkat internasional. Penerimaan devisa negara melalui TKI ini tentunya tidak terlepas dari berapa besar jumlah TKI yang beroperasi di luar negeri. Sementara baik penerimaan devisa dari TKI maupun jumlah TKI itu sendiri diperkirakan juga dipengaruhi oleh hal-hal yang berkaitan dengan motivasi individu untuk ikut serta dalam program ekspor jasa tenaga kerja ini. Hal-hal tersebut diantaranya adalah rasio gaji antara bekerja di dalam negeri dengan menjadi TKl di luar negeri, alokasi anggaran pemerintah terhadap program ini dan besarnya biaya untuk mulai beroperasi sebagai TKI.
Dengan melakukan analisis terhadap variabel-variabel tersebut dengan menggunakan metode regresi dalam ilmu statistik, maka dapat di perkirakan bagaimana kepekaan penerimaan devisa dari TKI dan jumlah TKI terhadap perubahan rasio gaji, alokasi anggaran pemerintah dan biaya akses. Disamping itu bila diperhatikan dari sembilan tahun observasi yang dilakukan, maka baik plot data penerimaan devisa dari TKI maupun plot data jumlah TKI akan membentuk suatu pola tertentu yang dapat diwakili oleh suatu persamaan matematis (juga diperoleh dengan metode regresi). Sehingga dapat diduga kemungkinan besarnya penerimaan devisa dari TKI maupun jumlah TKI pada masa yang akan datang (atau pada suatu waktu tertentu). Sehingga bagi pengambil kebijakan akan mempunyai alternatif pertimbangan yang lebih komfrehensif. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T933
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Wahyuni
"Program pemerintah mengenai pengiriman Tenaga Kerja Wanita Indonesia ke Saudi Arabia bukanlah semata-mata persoalan ketenagakerjaan yaitu untuk mengatasi pengangguran, mendatangkan devisa negara, dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Jika program tersebut hanya menyangkut masalah ketenagakerjaan tentu tidak membawa dampak atau pengaruh lain dalam pelaksanaan di lapangan. Dalam kenyataannya, kebijakan pengiriman tenaga kerja wanita ke Saudi Arabia yang diterapkan oleh pemerintah Orde Baru mengorbankan tenaga kerja wanita itu sendiri? Karena itu masalah pengiriman TKW ke Saudi Arabia bukanlah semata-mata masalah tenaga kerja atau ekonomi, tetapi juga masalah sosial dan politik.
Dalam penelitian ini ingin meneliti mengenai kepentingan-kepentingan politik, hubungan kekuasaan dibalik kegiatan ekonomi yaitu pengiriman TKW ke Saudi Arabia. Bagaimana politik birokrasi (hubungan kekuasaan dan kepentingan politik) antara elit strategis, pemerintah kedua negara, militer, korporasi yang kaya, majikan, serta organisasi lainnya dalam hal pengiriman TKW Indonesia ke Saudi Arabia?
Korporatisme diartikan sebagai suatu pendekatan yang menekankan hubungan antara negara dan kepentingan kelompok dalam masyarakat, dimana negara mempunyai hak kuasa terhadap masyarakat, seperti dalam bidang bisnis, finansial, organisasi buruh, yang mencakup individu atau kelompok yang dikooptasi atau dikuasai. Korporatisme negara cenderung menekankan pada otoritas rejim, seperti rejim militer. Negara memiliki kekuasaan yang lebih untuk mengontrol kelompok kepentingan yang ada. Negara memberikan monopoli kepada kelompok-kelompok tertentu, yaitu kelompok elit.
Jenis penelitian yang dipakai adalah eksplanatif dengan mencari pola-pola fenomena sosial, sikap, perilaku, hubungan sosial, proses sosial dan struktur sosial. Dalam penelitian ini akan digambarkan kebijakan pemerintah, dan dampak yang ditimbulkan dari pengiriman tenaga kerja wanita Indonesia ke Saudi Arabia, dengan unit analisa negara dalam hal ini pemerintahan pada masa Orde Baru. Dengan mengunakan teknik wawancara dan studi dokumen, data kemudian diinterpretasi dan ditarik implikasi teorinya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program pemerintah mengenai pengiriman tenaga kerja wanita ke Saudi Arabia mengorbankan tenaga kerja wanita itu sendiri. Pengiriman TKW ke Saudi Arabia bukanlah semata-mata masalah tenaga kerja atau ekonomi, tetapi juga masalah sosial dan politik, yang didalamnya terdapat kepentingan-kepentingan politik, dan hubungan kekuasaan. Kebijakan politik birokrasi (hubungan kekuasaan dan kepentingan politik) antara elit strategis, pemerintah kedua negara, militer, korporasi yang kaya, majikan, serta organisasi lainnya dalam hal pengiriman TKW Indonesia ke Saudi Arabia tersebut mengesampingkan kepentingan TKW itu sendiri sebagai anggota masyarakat. Negara dalam hal ini pemerintah lebih mementingkan kepentingannya sendiri yang didominasi oleh kepentingan elit yaitu birokrat, militer, dan para pengusaha. Birokrasi dijadikan alat untuk mengkooptasi masyarakat dalam bentuk kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat.
Sehingga dapat diambil kesimpulan kebijakan mengenai pengiriman TKW ke Saudi Arabia cenderung negara sentris bukan masyarakat sentris. Ini terbukti dengan munculnya banyak kasus-kasus yang menimpa TKW yang bekerja di Saudi Arabia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T9758
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Tenaga Kerja Indonesia, 2014
331.12 SER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Suratman
"Tesis ini bertujuan untuk mengindentifikasi faktor-faktor yang menentukan lamanya seorang tenaga kerja dalam mencari kerja di Kalimantan. Data yang digunakan dalam menganalisis bersumber pada Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) tahun 1992.
Pendekatan yang digunakan dalam menganalisis adalah search theory,, yang menghipotesakan bahwa semakin tinggi pendidikan tenaga kerja akan semakin tinggi reservation wage-nya, sehingga akan semakin kecil kemungkinannya untuk menemukan tawaran pekerjaan, akibatnya akan semakin lama ia mengalami masa mencari kerja.
Tesis ini juga bertujuan untuk mempelajari bagaimana perilaku tenaga kerja di pasar kerja. Artinya pada karakteristik tenaga kerja tertentu akan dilihat berapa besar probabilitasnya untuk : Bekerja sambil mencari kerja, mencari kerja saja, bekerja saja dan bukan angkatan kerja.
Kesimpulan dari tesis ini adalah : Hipotesis dalam search theory ditemukan ketika lama mencari kerja diduga dengan sampel hanya mereka yang sedang mencari kerja. Pada saat ini, umur, jenis kelamin, status dalam rumah tangga, variabel kontekstual pendapatan perkapita dan angka pengangguran di tiap kabupaten tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap lama mencari kerja.
Sebaliknya hipotesa dalam search theory tidak ditemukan ketika lama mencari kerja diduga dengan memperhatikan semua tenaga kerja, tidak pandang apakah ia sedang mencari kerja atau tidak. Pada saat ini, semua variabel yang diperhatikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap lama mencari kerja.
Seperti diduga tenaga kerja yang lebih terdidik mempunyai probabilitas mencari kerja yang lebih besar; tenaga kerja berusia muda mempunyai probabilitas mencari kerja yang lebih besar; tenaga kerja yang bukan kepala rumah tangga mempunyai probabilitas mencari kerja yang lebih besar; dan tenaga kerja yang tinggal di daerah dimana angka pengangguran di atas 3 % mempunyai
Akhirnya dengan mengalikan lama mencari kerja dan probabilitas mencari kerja ditemukan bahwa tenaga kerja yang lebih terdidik mempunyai expected value lama mencari kerja yang lebih tinggi dibanding tenaga kerja yang kurang terdidik."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>