Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54931 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Maryanti
"Latar belakang. Spermatozoa pada dasarnya merupakan sel yang inaktif secara transkripsi maupun translasi, sehingga dibutuhkan serangkaian perubahan pasca translasi untuk meregulasi fungsi sel tersebut sehingga mampu membuahi sel telur. Salah satu perubahan tersebut adalah proses kapasitasi yang ditandai dengan meningkatnya fosforilasi protein-protein pada residu tirosin. Testosteron telah diketahui memiliki efek non genomik pada sel, dan diketahui pula bahwa pada spermatozoa yang telah diejakulasikan terdapat reseptor androgen yang terlokalisasi di bagian ekor spermatozoa. Namun, pengaruh testosteron terhadap peningkatan kapasitasi spermatozoa yang telah diejakulasikan belum banyak diketahui. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek penambahan testosteron terhadap parameter-parameter yang berkaitan dengan proses kapasitasi spermatozoa yang dilakukan secara In vitro.
Metode. Sampel semen didapatkan dari 15 donor pria normozoospermia, yang di inkubasi dengan testosteron dengan delapan kosentrasi berbeda, yaitu 0, 25 50, 100, 250, 500, 750 dan 1000 ng/mL selama 60 menit dan 120 menit. Terdapat 5 parameter yang diukur yakni viabilitas dan motilitas dengan menghitung persentase dari 100 sel; integritas membran dengan uji Hypo-osmotic swelling; fosforilasi protein residu tirosin dengan teknik western blot; dan lokalisasinya dideteksi dengan teknik imunositokimia. Hasil kemudian dianalisis secara statistik menggunakan program SPSS.
Hasil. Pengukuran efek testosteron terhadap lima parameter yang diukur memiliki pola yang sama. Viabilitas, motilitas, integritas membran dan fosforilasi protein residu tirosin memiliki kecenderungan meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi, optimum pada konsentrasi 100-250 ng/mL, namun mengalami kecenderungan penurunan pada inkubasi 500-1000 ng/mL. Peningkatan persentase pada viabilitas pada kelompok kontrol sebesar 49% dan meningkat menjadi 57% pada konsentrasi 250 ng/mL; persentase motilitas meningkat dari 49% menjadi 56%; persentase sperma yang baik integritas membrannya meningkat dari 51% menjadi 55%; dan spermatozoa yang terfosforilasi protein residu tirosinnya meningkat dari 24% menjadi 53%. Akan tetapi, kecenderungan peningkatan tersebut secara statistik tidak berpengaruh secara signifikan (p>0,05).
Kesimpulan. Testosteron cenderung meningkatkan Viabilitas, Motilitas, Integritas Membran, dan fosforilasi residu tirosin pada protein spermatozoa.

Background. Spermatozoa depends on post translational modifications to regulate its function. They have to undergo a series of processes called capacitation that make it capable of fertilizing the oocyte.. Phosphorylation of tyrosine residues is one of the post translational modifications which constitute characteristic of capacitation. Testosterone has been known to have non-genomic effects on cells, However, the effect of testosterone on the sperm capacitation has not been known. Therefore, this study is aimed to analyze the effect of the addition of testosterone on sperm capacitation in vitro.
Method. Semen samples are obtained from 15 male normozoospermic donors, incubated with testosterone with eight different concentrations; 0 ng/mL, 25 ng/mL, 50 ng/mL, 100 ng/mL, 250 ng/mL, 500 ng/mL, 750 ng/mL and 1000 ng/mL in 60 minutes and 120 minutes. There are five parameters measured include the viability and motility by calculate the percentage of the 100 cells; membrane integrity with Hypo-osmotic swelling test; Phosphorylation of tyrosine residues of proteins by western blot technique; and its localization detected by immunocytochemistry technique. The results were analyzed statistically using SPSS.
Results. Measurement of testosterone effects of five measured parameters has the same pattern. Viability, motility, membrane integrity and phosphorylation of tyrosine residues of protein have tendency to increase in higher concentration. The optimum concentration is 100-250 ng/mL, whereas the tendency to decrease at the concentration 500-1000 ng/mL. The percentage of viability in the control group is 49% and increased to 57% at 250 ng/mL concentration; the percentage of motility increased from 49% to 56%; the percentage of sperm membrane integrity increased from 51% to 55%; and the percentage of phosphorylation of tyrosine residues increased from 24% to 53%. However, the increasing trend is statistically not significant (p>0.05).
Conclusion. Testosterone tends to increase the viability, motility, membrane integrity, and also phosphorylation of tyrosine residues of proteins in sperm cells.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hajizah
"Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan proses fertilisasi adalah kemampuan sperma membuahi oosit. Sperma yang diejakulasikan dari saluran reproduksi pria belum memiliki kemampuan ini. Di dalam saluran reproduksi wanita (servik) sperma mengalami serangkaian proses yang membuatnya memiliki kemampuan membuahi oosit yang disebut kapasitasi. Kapasitasi merupakan tahapan penting bagi keberhasilan fertilisasi yang memerlukan integritas membran plasma baik dan dikarakterisasi oleh fosforilasi tirosin. Sementara itu, bagi tubuh perempuan maupun laki-laki spermatozoa merupakan benda asing yang dapat merangsang respon imun berupa pembentukan antibodi terhadap sperma (ASA).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antibodi antisperma dari serum wanita infertil terhadap integritas membran plasma, status dan lokalisasi fosforilasi tirosin, serta viabilitas dan motilitas spermatozoa manusia. Desain penelitian ini adalah eksperimental in vitro di mana spermatozoa normal donor fertil yang telah dicuci diberi perlakuan diinkubasi dengan serum yang terdeteksi ASA dari wanita infertil dengan kelompok konsentrasi serum 0, 1/1000, 1/100 dan 1/10 selama 1 jam dan 2 jam, kemudian diperiksa parameter-parameter; integritas membran plasma, intensitas dan lokasi fosforilasi tirosin serta viabilitas dan motilitas spermatozoa.
Hasil pemeriksaan untuk semua parameter yang diukur menunjukkan kecenderungan yang sama, yaitu inkubasi spermatozoa dengan serum positif ASA dengan konsentrasi meningkat menyebabkan penurunan persentase integritas membran plasma, fosforilasi tirosin, viabilitas dan motilitas spermatozoa untuk waktu inkubasi 1 jam, namun tidak demikian untuk inkubasi selama 2 jam. Namun secara keseluruhan semua parameter menunjukkan nilai persentase yang lebih rendah untuk inkubasi selama 2 jam dibandingkan 1 jam.
Dengan demikian pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ASA dari serum wanita infertil dapat menurunkan integritas membran plasma spermatozoa tergantung konsentrasi dan waktu inkubasi secara signifikan. ASA juga dapat menurunkan persentase fosforilasi tirosin, viabilitas dan motilitas spermatozoa tergantung konsentrasi dan waktu inkubasi, namun penurunan ini secara statistik tidak signifikan.

One of the factors that determine the success of the fertilization process is the ability of sperm to fertilize oocytes. Ejaculated sperm from the male reproductive tract doesn?t have this capability. In the female reproductive tract (cervix) sperm undergo a series of processes that make it has the ability to fertilize an oocyte, called capacitation. Capacitation is an important step for successful fertilization requires the integrity of the plasma membrane and characterized by tyrosine phosphorylation. Definitely, sperm are foreign materials for the female and male body that can stimulate an immune response in the form of antibodies to sperm formation (ASA).
This study aims to determine the effect of antisperm antibody from infertile women sera on viability, motility, plasma membrane integrity, as well as the intensity and localization of tyrosine phosphorylation in normal spermatozoa. The design of this study is experimental in vitro. The washed spermatozoa of normal fertile donors incubated with ASA from infertile women sera, with different concentrations (0, 1/1000, 1/100 and 1/10) for 1 hour and 2 hours and then examined the parameters; plasma membrane integrity, intensity and location of tyrosine phosphorylation, viability and motility of spermatozoa.
Test results for all measured parameters showed a similar trend, which is incubation of spermatozoa with positive serum ASA with increasing concentration causes a decrease in the percentage of plasma membrane integrity, tyrosine phosphorylation, viability and motility of spermatozoa for 1 hour incubation time, but not so for incubation for 2 hours. But overall all parameters showed a lower percentage value for incubation for 2 hours than 1 hour.
Thus, in this study it can be concluded that the ASA from infertile women sera can lower plasma membrane integrity of spermatozoa depending on concentration and incubation time significantly. ASA can also reduce the percentage of tyrosine phosphorylation, viability and motility of spermatozoa depending on concentration and time of incubation, but this decrease was not statistically significant.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sisca
"LATAR BELAKANG : Salah satu hambatan dalam program reproduksi berbantu adalah rendahnya viabilitas dan motilitas sel spermatozoa. Analisis proteomik menunjukkan adanya banyak protein yang diduga berperan dalam regulasi motilitas dan viabilitas spermatozoa antara lain progesteron. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek prosurvival progesteron terhadap spermatozoa melalui penekanan apoptosis.BAHAN DAN CARA KERJA : Sampel spermatozoa dicuci dengan sentrifugasi gradient. Sampel spermatozoa di tambahkan progesteron dengan konsentrasi 0 kontrol , 250, 500, 750 dan 1000 ng/mL. Setelah perlakuan, sampel dilakukan pemeriksaan integritas membran dengan metode HOS dan pemeriksaan motilitas dengan Computer Assisted Sperm Analyzer CASA . Deteksi protein fosforilasi tirosin dan Akt serta aktivitas kaspase dilakukan dengan metode western blot.HASIL : Efek penambahan progesteron meningkatkan rerata motilitas spermatozoa namun berbeda tidak bermakna p>0.05 . Integritas membran spermatozoa tidak berpengaruh pada pemberian progesteron. Analisis western blot menunjukkan peningkatan fosforilasi protein tirosin antara kelompok kontrol dan setelah diberikan progesteron p>0.05 . Demikian halnya dengan hasil fosforilasi protein Akt juga mengalami peningkatan pada kelompok kontrol dan setelah diberikan progesteron berbagai dosis. Aktivitas kaspase-3 mengalami penurunan bila dibandingkan antara kelompok kontrol dan setelah diberikan progesteron p

BACKGROUND One of the obstacles in assisted reproduction programs is the low viability and motility of spermatozoa cells. Proteomic analysis indicates that many proteins are thought to play a role in the regulation of motility and viability of spermatozoa, among others, progesterone. This study aims to analyze the prosurvival effect of progesterone against spermatozoa through apoptosis suppression.METHODS Spermatozoa was washed with gradient centrifugation. Progesterone is added to each sample with a final concentration 0 control , 250, 500, 750 and 1000 ng mL. After the sample treatment was done, membrane integrity checking with hypoosmotic swelling test and motility examination with Computer Assisted Sperm Analyzer CASA . Detection of protein in the western blot will be done that recognizes the phosphorylation of tyrosine residues and Akt and caspase activity.RESULT The effect of addition of progesterone increases sperm motility but not signicantly different p 0.05 . The integrity of the spermatozoa membrane is no effect in progesterone. Western blot analysis revealed an increase of tyrosine phosphorylation protein levels between control and after progesterone group p 0.05 . Similarly, the results of Akt protein phosphorylation also increased in control and after progesterone group. Caspase 3 activity decreased when compared between control and after progesterone group p "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinari Kirana Satyani
"ABSTRAK
Motilitas spermatozoa dipengaruhi oleh beberapa faktor,
di antaranya keadaan lingkungan tempat hidupnya. Bakteri
adalah salah satu jenis mikroorganisme pencemar lingkungan
hidup spermatozoa, sehingga menurunkan motilitas spermatozoa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
dua jenis bakteri terhadap motilitas spermatozoa, yaitu
Eschericbia coli dan Proteus mirabilis. Terdapat tiga
perlakuan, yaitu: semen diinokulasi dengan nutrien broth
sebagai kontrol; semen diinokulasi dengan E. coli, dan
semen diinokulasi dengaa P. mirabilis kemudian masing-masing
diinkubasi selajna 30 menit pada suhu kamar.
Uji statistik menunjukkan adanya pengaruh bakteri yang
diberikan terhadap motilitas spermatozoa setelah diinkubasi
selama 30 menit. Terdapat perbedaan rata-rata motilitas
spermatozoa: antara kontrol dengan yang diinokulasi E. coli',
antara kontrol dengan yang diinokulasi P. mirabilis', dan
antara yang diinokulasi E. coli dengan yang diinokulasi
P. mirabilis. Inokulasi E. coli pada semen mengakibatkan
penurunan motilitas serta timbulnya aglutinasi spermatozoa,
sedangkan inokulasi P. mirabilis hanya mengakibatkan
penurunan motilitas spermatozoa.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edesmetiana Sri Hernawati
"ABSTRAK
Motilitas spermatozoa merupakan salah satu faktor penentu untuk keberhasllan terJadinya pembuahan. Telah diketahul bahwa, glikosida Jantung dapat meningkatkan motilitas spermatozoa pada hewan, melalui penghambatannya pada aktlvltas enzim Na+,K+ -ATP-ase yang terdapat pada membran plasma ekor spermatozoa. Dalam penelitian ini, Ianatoslde-C sebagal salah satu senyawa glikosida Jantung diberikan pada spermatozoa manusia. Sampel semen yang digunakan berasal dari 30 pria pasangan infertil yang mempunyal persentase motilitas spermatozoa lebih dari 40% dan Jumlah spermatozoa lebih dari 20 Juta per ml.
Sampel semen diencerkan dalam larutan Hanks sampai didapatkan Jumlah spermatozoa sepuluh Juta per ml. Kemudlan semen tersebut dibagl menjadi empat bagian, dan ke dalam maslng-masing bagian ditambahkan dua mI larutan Hanks tanpa lanatoside-C (sebagal kontrol), dua mI konsentrasi lanatoside-C 1O-9 M, 10-7 M, dan 10-5 M. LaIu masing-masing diinkubasi pada suhu 37oC selama 20, 40, 60, dan 8O menit. Penghitungan persentase motilitas spermatozoa dilakukan dengan menggunakan metoda WHO, yaitu dengan menghitung jumlah spermatozoa baik yang motil maupun imotil pada sepuluh lapangan pandangan yang terplsah dan diIakukan secara acak.
Hasll uji statistik nonparametrik Friedman pada α = 0,01 menunjukkan bahwa, pemberlan larutan lanatoside-c ke dalan semen manusia dapat neningkatkan motilitas spermatozoa pada konsentrasi 10-7 M, sedangkan dengan konsentrasi 10-9 M juga meningkat tetapl tidak berbeda nyata dari kontrol. selain itu dapat menurunkan motilitas spermatozoa pada konsentrasi 10-5M. Motilitas spermatozoa pada konsentrasi 10-7 M dan 10-9 M tersebut dapat dipertahankan sampai 60 menit waktu inkubasi (α =0,05). Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah: Diantara ketiga konsentrasi yang digunakan, motilitas spermatozoa tertinggi terdapat pada semen dengan perlakuan larutan lanatoside-c 10-7 M, yang dapat dipertahankan sampai 60 menit waktu inkubasi. Disarankan: Melakukan penelitian yang sama pada pria pasangan fertil atau pada pria pasangan infertil yang mempunyai spernatozoa yang honogen dalam keutuhan membran."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoel Asmida
"Latar belakang: Pengembangan kontrasepsi hormonal pria didasarkan pada penekanan gonadotropin sehingga mengbnmbat spermatogenesis dan berdampak pada penurunan konsentrasi spermatozoa. Pemberian depot medroksiprogesteron aselat (DMPA) efektif mengbambat spermatogenesis dan sekresi testosteron namun berakibat menurunnya libido dan potensi seksual. Berbagai tanaman yang dapat menstimulasi pembentukan androgen endogen telah ditemukan di dalam tanaman obat, salah satunya adalah cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.). Secara tradisional buah cabe jawa digunakan untuk obat lemah syahwat dan telah terbukti dapat meningkatkan kadar hormon testosteron darah.
Tujuan: Mengetahui pengaruh komhinasi DMPA dan ekstrak cabe jawa terbadap konsent:rasi serta viabUitas spermatozoa vas deferenskadar hormon testosteron darah, berat badan, hernarologi, dan biokimia darah tikos (Rattus norvegicus L.).
Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan acak 1engkap (RAL), equal size sample yaitu terdiri dari satu kelompok kontrol dan dua kelompok perlakuan yang menggunakan tikus jantan galur Sprague Dawley sebagal model. Kelompok perlakuan pertama adalah tikus kastrasi yang dicekok dengan ekstrak cabe jawa dosis 0 mg (plasebo), 0,94 mg, 1,88 mg, 2,82 mg, dan 3,76 mg. Kelompok perlakuan kedua adalah tikos yang disuntik dengan doais 1,25 mg DMPA dan dicekok dcngan ekstrak cabe jawa dosis 0 mg (plasebo), 0,94 mg, 1,88 mg, 2,82 mg, dan 3,76 mg. Penyuntikan DMPA dilakukan pada minggu ke-0 dan minggu ke-12 perlakuan, sedangkan pencekokan ekstrak cabe jawa dilakukan setiap hari dimulai dari minggu ke-7 sampai minggu ke-18 perlakuan.
Hasil: Terjadi penurunan konsentrasi spermatozoa yang siguifikan dibanding kontrol (p<0,05) pada kelompok DMPA + cabe jawa (0,94 mg dan 1,88 mg). Penurunan konsentrasi spermatozoa kelompok DMPA + cabe jawa (2,82 mg dan 3,76 mg) tidak berbeda signifikan dibanding kontrol (p>0,05). Terjadi penurunan viabililas spennatozoa pada kelompok DMPA + berbagai dosis ekstrak cabe jawa. Kadar hormon testosteron darah kelompok DMPA + cabe jawa 3,76 mg lebih tinggi dibandingkan kontrol (p>0,05) antara praperlakuan dan selama perlakuan. Penyuntikan dosis minimal DMPA dan pencekokan berbagai dosis ekstrak cabe jawa tidak mempengaruhi hemotologi dan biokimia darah tikus.

Background: The development of hormonal male contraception retied on suppression of gonadotropin so that inhibit spermatogenesis and reduced sperm concentration. 1njection of DMPA will inhibit spermatogenesis and testosterone secretion but also cause degradation of sexual potency and libido. Various plants able to stimulate forming of androgen endogen. one of them is javanese long pepper (Piper retrofractum Vahl.). Traditionally, the fruits of javanese long pepper was used to cure weaken lust and have been proven to improve blood testosterone level.
Purpose: Knowing the effect of combination of DMPA and javanese long pepper extract on concentration and viability of sperm in was deferens, blood testosterone level, haematology and blood chemistry level of rat (Rattus norvegicus L.).
Method: This research is using complete random device, equal size sample that is consisting of one group of control and two groups of treatment which is taking male rat strain Sprague-Dawley as a model. The fast group of treatment is castration rat that feed with javanese long pepper exiract dosis 0 mg (placebo), 0.94 mg, 1.88 mg, 2.82 mg and 3.76 mg. The second group of treatment is injected rat with DMPA dosis 1.25 mg and also feed with javaoese long pepper extract dosis 0 mg (placebo), 0.94 mg, 1.88 mg, 2.82 mgand 3.76 mg. Injection of DMPA done at week 0 aod 12 oftrealment while feed ofjavanese long pepper extract done every day started from week 7 until week 18 of treatment.
Result: There was decreasing of spenn concentrstion significantly (p<0.05) at group of DMPA + (0.94 mg and 1.88 mg) of javanese long pepper extract which compered to controL Sperm concentration in group ofDMPA + (2.82 mg and 3.76 mg) of javanese long pepper extract was decreased but not significantly differ to control (p>O,OS). The sperm viability was decreased in group of DMPA + various dosis of javanese long pepper extract. The blood testosterone level was higher than control in group of DMPA + 3.76 mg of javanese long pepper extract (p>0.05). The body mass index was increased significantly (p<0.05) between before and during treatment. In general, injection of minimal dosis of DMPA and feeding various dosis of javanese long pepper extract do not influence to the rat haemotology and blood chemistry level.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T32014
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Muhammad Akbar
"Infertilitas pada pria dialami lebih kurang 30 juta orang serta berkontribusi terhadap 20-30% kasus infertilitas di seluruh dunia. Salah satu penyebab infertilitas pada pria adalah tingginya kadar reactive oxygen species. Kuda laut (Hippocampus comes L.) memiliki senyawa asam amino yang dapat berfungsi sebagai antioksidan sehingga berpotensi untuk meningkatkan motilitas dan viabilitas spermatozoa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kuda laut (Hippocampus comes L.) terhadap motilitas dan viabilitas spermatozoa manusia secara in vitro. Penelitian ini menggunakan spermatozoa manusia yang tidak diberi perlakuan sebagai kontrol dan perlakuan konsentrasi ekstrak 750, 1.000, 3.000, dan 5.000 ppm serta diinkubasi pada spermatozoa manusia selama 24 jam. Motilitas serta viabilitas spermatozoa diperiksa sebelum diberikan ekstrak dan pada jam ke-1, 3, dan 24 setelah pemberian ekstrak. Motilitas spermatozoa dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan uji post-hoc Dunn. Viabilitas spermatozoa dianalisis dengan uji One-Way ANOVA dilanjutkan dengan uji post-hoc Dunnett. Hubungan antara konsentrasi ekstrak dan waktu inkubasi terhadap motilitas dan viabilitas spermatozoa dianalisis menggunakan uji Spearman-rho. Motilitas cenderung meningkat pada jam ke-1 setelah pemberian konsentrasi ekstrak 1.000 ppm (p=0,171;p>0,05) dan jam ke-24 setelah pemberian konsentrasi ekstrak 3.000 ppm (p=0,121;p>0,05). Viabilitas meningkat pada jam ke-24 setelah pemberian konsentrasi ekstrak 1.000 ppm (p=0,013;p<0,05) dan 3.000 ppm (p=0,016;p<0,05). Peningkatan konsentrasi ekstrak berkorelasi negatif dengan motilitas spermatozoa pada jam ke-3 (p=0,000;r=-0,818) dan berkorelasi positif viabilitas spermatozoa pada jam ke-24 (p=0,010;r=0,639). Peningkatan waktu inkubasi berkorelasi negatif terhadap motilitas spermatozoa (p=0,003;r=-0,783) dan viabilitas spermatozoa (p=0,010;r=-0,653). Pemberian ekstrak kuda laut (Hippocampus comes L.) dapat meningkatkan motilitas dan viabilitas spermatozoa manusia.

Male infertility is experienced by approximately 30 million people and contributes to 20-30% of infertility cases worldwide. One of the causes of male infertility is the high level of reactive oxygen species. The seahorse (Hippocampus comes L.) contains amino acid compounds that can function as antioxidants, potentially enhancing spermatozoa motility and viability. This study aims to investigate the effect of seahorse extract (Hippocampus comes L.) on the motility and viability of human spermatozoa in vitro. The study used untreated human spermatozoa as the control and treated them with different concentrations of seahorse extract (750, 1,000, 3,000, and 5,000 ppm), incubating them for 24 hours. Motility and viability of spermatozoa were examined before the extract was administered and at the 1st, 3rd, and 24th hour after the extract was given. Motility of spermatozoa was analyzed using the Kruskal-Wallis test and followed by the post-hoc Dunn test. Viability of spermatozoa was analyzed using One-Way ANOVA and followed by the post-hoc Dunnett test. Correlation between extract concentration and incubation time on motility and viability was analyzed using the Spearman-rho test. Motility tended to increase at the 1st hour after the administration of 1.000 ppm extract (p=0.171;p>0.05) and at the 24th hour after the administration of 3,000 ppm extract (p=0.121; p>0.05). Viability increased at the 24th hour after the administration of 1,000 ppm (p=0.013; p<0.05) and 3,000 ppm (p=0.016; p<0.05) extract. An increase in extract concentration was negatively correlated with spermatozoa motility at the 3rd hour (p=0.000;r=-0.818) and positively correlated with spermatozoa viability at the 24th hour (p=0.010;r=0.639) while incubation time both negatively correlated with spermatozoa motility (p=0.003; r=-0.783) and viability (p=0.010; r=-0.653). In conclusion, in vitro administration of seahorse extract (Hippocampus comes L.) can enhance the motility and viability of human spermatozoa."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanti Indrawati Sukmadji
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1989
T58491
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonina
"Telah dilakukan penelitian laboratorium untuk mengetahui pengaruh
pemberian 13-Metildigoksin secara in vitro terhadap motilitas spermatozoa
manusia golongan astenozoospermia. Sampel semen yang digunakan
berasal dari 30 pria lbasangan ingin anak (PIA) dengan syarat: volume semen
lebih dari 2 ml, jumlah spermatozoa lebih dari 10 juta per ml semen,
persentase spermatozoa yang bergerak maju dan lurus (kategori (a)) clan
spermatozoa bergerak lambat atau sulit maju lurus atau bergerak tidak lurus
(kategoni (b)) antara 40% sampai 50%. Sampel semen tenlebih dahulu dicuöi
dengan menggunakan larutan Hank, kemudian dibagi menjadi empat
.kelompok perlakuan yaltu satu kelompok kontrol yang dibeni 2 ml larutan
Hank tanpa 13-Metildigoksjn clan tiga kelompok perlakuan yang diberi masingmasing
2 ml larutan 13-Metildigoksjn dengan konsentrasi 10-4 , I0, dan
10 10 M, lalu diinkubasj pada suhu 370C selama 20, 40, dan 60 menit.
Perhitungan persentase motilitas spermatozoa menggunakan metode WHO,
dengan menghitung jumlah spermatozoa motil dan immotil pada beberapa
lapangari pandang yang berbeda secara acak dan dilakukän di bawah
rnikroskop medan terang. Hasil uji Tukey (a = 0,05) menunjukkan bahwa
pemberian in vitro f3-Metildigoksin pada konsentrasi 10 clan 10 10 M
meningkatkan motilitas spermatozoa yang dipertahankan sampai waktu
inkubasi 40 menit, sedangkan pada konsentrasi 10 M semakin lama waktu
inkubasi semakin menurunkan motilitas spermatozoa. Motilitas spermatozoa tertinggi diperoleh pada pemberian 3-MetiIdigoksin pada konsentrasi 10' M
pada waktu inkubasi 40 menit."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chyntia Diva Sumbodo
"Latar Belakang Kriopreservasi merupakan proses pembekuan, penyimpanan dan pencairan sel sperma yang sering diindikasikan pada pria infertil yang menjalani Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB). Untuk mengurangi kerusakan sel akibat proses kriopreservasi, krioprotektan sering ditambahkan ke dalam sampel sperma yang akan disimpan. Meskipun banyak penelitian telah mengukur parameter kualitas sperma pasca kriopreservasi, tidak ada yang mengukur konsentrasi, viabilitas, motilitas, morfologi, dan fragmentasi DNA dalam sampel sperma yang sama dan dalam kondisi yang sama menggunakan krioprotektan Kitazato. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan perbedaan kualitas sperma sebelum dan sesudah kriopreservasi menggunakan krioprotektan Kitazato. Metode Penelitian ini adalah penelitian eksperimental sebelum dan sesudah yang menggunakan sampel sperma dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo Kencana. Variabel independen adalah penambahan krioprotektan Kitazato ke sampel sperma sebelum pembekuan, sedangkan variabel dependennya adalah konsentrasi, motilitas, morfologi, viabilitas dan fragmentasi DNA. Analisis kualitas sperma dilakukan dengan uji mikroskopis menggunakan ruang hitung Makler, pewarnaan Giemsa, pewarnaan Eosin-Nigrosin, dan Sperm Chromatin Dispersion. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji paired T-test dan uji Wilcoxon signed-rank. Hasil Penurunan yang signifikan secara statistik (p < 0,05) diamati pada motilitas, morfologi dan viabilitas antar sel sperma sebelum dan sesudah kriopreservasi menggunakan krioprotektan Kitazato. Namun, tidak ada perbedaan signifikan (p > 0,05) yang diamati pada konsentrasi sperma. Terdapat kenaikan yang dapat diamati pada fragmentasi DNA. Selain itu, tingkat cryosurvival sebesar 50,28% dan tingkat viabilitas sebesar 42,48%. Kesimpulan Kriopreservasi menggunakan krioprotektan Kitazato berdampak signifikan pada beberapa parameter kualitas sperma, seperti motilitas, morfologi, dan viabilitas.

Introduction Cryopreservation is the process of freezing, storing and thawing of sperm cells that is often indicated for infertile male undergoing Assisted Reproductive Technology (ART). To reduce cellular damage from the cryopreservation process, cryoprotectant is often added to sperm samples that will be stored. Although numerous studies have measured sperm quality parameters post-cryopreservation, none has measured concentration, viability, motility, morphology, and DNA fragmentation within the same sperm sample and under the same conditions using Kitazato cryoprotectant. Thus, this study aims to compare the difference between sperm quality parameters before and after cryopreservation using Kitazato cryoprotectant. Methods This research was an experimental before-and-after study utilizing sperm samples from Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo Kencana. The independent variable was addition of Kitazato cryoprotectant to sperm sample before freezing, whereas the dependent variables were concentration, viability, motility, morphology and DNA fragmentation. Analysis of sperm quality was conducted with microscopic tests using Makler counting chamber, Giemsa staining, Eosin-Nigrosin staining, and Sperm Chromatin Dispersion. Data analysis was conducted using paired T-test and Wilcoxon signed-rank test. Results Statistically significant decrease (p < 0.05) was observed in sperm motility, morphology and viability between sperm cells before and after cryopreservation using Kitazato cryoprotectant. However, no significant difference (p > 0.05) was observed in sperm concentration. There was an increase observed in DNA fragmentation. Additionally, cryosurvival rate was 50.28% and viability rate was 42.48%. Conclusion Cryopreservation using Kitazato cryoprotectant significantly impacted several sperm quality parameters, such as motility, morphology, and viability."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>