Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200695 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haryanto
"[ABSTRAK
Kode Etik Filantropi Media Massa adalah produk baru yang dihasilkan atas
insiatif pengelola filantropi media massa di Indonesia pada 11 Januari 2013.
Tujuannya untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana publik
dan juga sebagai dinding api fungsi jurnalistik dan fungsi filantropi di media
massa. Tesis ini meneliti bagaimana pelaksanaan Kode Etik Filantropi Media
Massa di dua media televisi yang melakukan kegiatan filantropi sebagai bagian
dari tanggungjawab sosial media massa. Teori Social Responsiblities Media
Massa dan Corporate Philantrophy menjadi teori yang peneliti gunakan dalam
menelaah mengenai Kode Etik Filantropi Media Massa ini. Hasil penelitiannya,
menunjukkan pelaksanaan prinsip-prinsip kode etik filantropi media massa belum
efektif, karena belum adanya konsepsi yang sama mengenai tanggungjawab sosial
dan filantropi media massa.

ABSTRACT
Mass Media Philantrophy Code of Ethics published as the initiative of Indonesia
mass media philantrophy manager on January 11, 2013. The code of ethics had
goal to maintain mass media transparency and accountability as well as firewall
between philanthropy functions and journalism functions. This thesis examines
the implementations of Mass Media Philantrophy Code of Ethics in two private
television that doing mass media philanthropy as a part of their social
responsibilities. Mass Media Social Responsibilities Theory and Corporate
Philanthropy is two of theories that used to review of implementations Mass
Media Philantrophy Code of Ethics. The result showing to us, implementation of
the principles of mass media philantrophy code of ethics has not been effective,
because there?s a lack of conception in mass media philantrophy managers about
mass media social responsibilities and mass media philantrophy.;Mass Media Philantrophy Code of Ethics published as the initiative of Indonesia
mass media philantrophy manager on January 11, 2013. The code of ethics had
goal to maintain mass media transparency and accountability as well as firewall
between philanthropy functions and journalism functions. This thesis examines
the implementations of Mass Media Philantrophy Code of Ethics in two private
television that doing mass media philanthropy as a part of their social
responsibilities. Mass Media Social Responsibilities Theory and Corporate
Philanthropy is two of theories that used to review of implementations Mass
Media Philantrophy Code of Ethics. The result showing to us, implementation of
the principles of mass media philantrophy code of ethics has not been effective,
because there’s a lack of conception in mass media philantrophy managers about
mass media social responsibilities and mass media philantrophy., Mass Media Philantrophy Code of Ethics published as the initiative of Indonesia
mass media philantrophy manager on January 11, 2013. The code of ethics had
goal to maintain mass media transparency and accountability as well as firewall
between philanthropy functions and journalism functions. This thesis examines
the implementations of Mass Media Philantrophy Code of Ethics in two private
television that doing mass media philanthropy as a part of their social
responsibilities. Mass Media Social Responsibilities Theory and Corporate
Philanthropy is two of theories that used to review of implementations Mass
Media Philantrophy Code of Ethics. The result showing to us, implementation of
the principles of mass media philantrophy code of ethics has not been effective,
because there’s a lack of conception in mass media philantrophy managers about
mass media social responsibilities and mass media philantrophy.]"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T43407
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Carlos Margondo
"Tesis ini berusaha mengupas interpretasi jurnalis televisi atas kode etik jurnalis televisi Indonesia saat mereka melakukan endorse produk di Instagram, alasan mereka melakukannya dan apakah ada benturan antara kode etik jurnalis televisi dengan kegiatan komunikasi pemasaran digital itu. Dengan popularitas yang dimiliki, banyak jurnalis televisi yang menggunakan akun Instagram mereka menjadi medium pemasaran yaitu sebagai endorser. Dengan paradigma interpretif dan pendekatan kualitatif, penulis menggunakan pemikiran etika media yang menjadi patokan moral untuk jurnalis televisi sebagai seorang profesional. Konsep Self-regulation dalam self-regulatory bodies yang dibentuk tenaga profesional juga digunakan. Selain itu digunakan juga konsep transformasi jurnalisme kontemporer untuk menelaah adanya pergeseran peran jurnalis di era digital. Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara dan observasi, hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa jurnalis televisi endorser produk di Instagram tidak menganggap kegiatan pemasaran digital tersebut melanggar kode etik profesi. Mereka menilai tidak ada aturan bagi jurnalis televisi dalam berperilaku di media sosial.

This thesis tries to analyze television journalists' interpretation of Indonesian television journalists' code of ethics when they endorse products on Instagram, their reasons for doing so and whether there is a conflict between television journalists' code of ethics
and digital marketing communication activities. With their popularity, many television journalists use their Instagram accounts as a marketing medium, namely as endorsers. With an interpretive paradigm and a qualitative approach, the writer uses media ethical thinking which becomes the moral benchmark for television journalists as professionals. The concept of self-regulation in professional self-regulatory bodies is also used. In addition, the concept of transformation of contemporary journalism is also used to examine the shift in the role of journalists in the digital era. Based on data obtained from interviews and observations, the results of this study indicate that television journalists endorser products on Instagram do not think that digital marketing activities violate the professional code of ethics. They considered that there were no rules for television journalists in their behavior on social media.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Kalau saja tokoh pers nasional yang jasa-jasanya dikenang kembali pada hari Pers Nasional 9 Februari menyaksikan suguhan media massa kita, hampir pasti mereka akan terperangah dan berujar Astafirullah mengapa nian acara TV kita semakin berani dan seronok. Karena ia tampil miskin busana, sang pusar kemana-mana. TV berlomba menaikkan rating dengan mengumbar nafsu menuai birahi mengendus sensasi. ...."
IKI 2:10 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sadri
"Migrasi dari analog ke digital dan persaingan dengan media baru termasuk video on demand (VOD) telah menjadi tantangan tersendiri bagi industri media televisi terestrial, yang belum banyak dikaji dari perspektif industri media oleh para akademisi. Tesis ini bertujuan untuk memahami strategi yang diambil oleh SCTV sebagai media televisi terestrial dalam menghadapi Analog Switch Off (ASO) di Indonesia dan menghadapi persaingan dengan VOD.
Penelitian ini menggunakan paradigma post positivistik dengan meminjam teori Mediamorfosis, Konvergensi Media, dan Disruptive Innovation sebagai kerangka dalam menganalisis strategi yang diambil oleh manajemen media SCTV dan holding company-nya, SCM, dalam menghadapi ASO dan persaingan dengan VOD tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan pengumpulan data dilakukan melalui indepth interview, observasi dan studi literatur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen SCTV dan SCM sebagai holding company-nya, telah mengambil sejumlah strategi sesuai dengan ketiga teori yang dipinjam di atas, di dalam menghadapi migrasi televisi terestrial ke sistem digital atau ASO, dan menyikapi persaingan dengan VOD. Di antara strategi yang diambil yaitu: melakukan positioning dengan flagship sebagai televisi sinetron, menjunjung prinsip “konten adalah raja”, prinsip ekslusivitas, mengadopsi prinsip konvergensi media (multimedia, multichannel, dan multiplatform), membangun Vidio.com sebagai platform VOD dari grup, memberdayakan media sosial yang dimiliki, dan melakukan efisiensi serta rasionalisasi dalam biaya produksi.

Migration from analog to digital and competition with new media including video on demand (VOD) has posed unique challenges for the terrestrial television media industry, which has not been extensively studied by academics, from a media industry perspective. This thesis aims to understand the strategy adopted by SCTV, a terrestrial television media, in facing the Analog Switch Off (ASO) in Indonesia and competing with VOD.
This research utilizes post-positivistic paradigm, drawing upon theories of Mediamorphosis, Media Convergence, and Disruptive Innovation as frameworks for analyzing the strategy adopted by SCTV's management and its holding company, SCM, in addressing ASO and competition with VOD. This study employs a descriptive qualitative approach, with data collection conducted through in-depth interviews, observations, and literature studies.
The findings reveal that the management of SCTV, and SCM as its holding company, have implemented several strategies in line with the three aforementioned theories, in dealing with the terrestrial television migration to the digital system or ASO, and in responding to competition with VOD. Among the strategies adopted are: positioning with a flagship as a soap opera television, adhering to the principle of "content is the king", exclusivity principle, adopting the principle of media convergence (multimedia, multichannel, and multiplatform), developing Vidio.com as the group's VOD platform, leveraging owned social media, and implementing efficiency and rationalization in production costs.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nishka Sylviana Hartoyo
"Dalam menjalankan wewenang dan jabatannya notaris mmiliki dasar peraturan sebagai pedoman, salah satunya adalah Kode Etik Notaris yang berkaitan dengan etika dan moral notaris dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Pengaturan mengenai larangan bagi notaris untuk melakukan kegiatan promosi dan publikasi diri diatur dalam Pasal 4 ayat (3) Kode Etik Notaris. penggunaan media sosial salah satunya instagram, berbagai kegiatan komunikasi dan interaksi hingga kegiatan promosi dapat dilakukan dan dijangkau oleh kalangan masyarakat luas. Dalam pelaksanaanya, ditemukan notaris yang mempergunakan media sosial instagram dengan mencantumkan kata “notaris” pada username akun, pemuatan informasi terkait dengan alamat kantor, nomor telepon, hingga wilayah jabatan. Adapun permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah mengenai batasan penggunaan media sosial instagram oleh notaris terkait dengan penerapan Kode Etik Notaris; dan mengenai pengawasan dan penegakan Kode Etik Notaris terhadap notaris yang melakukan promosi dan publikasi diri di media sosial instagram. Untuk menjawab permasalahan tersebut digunakan metode penelitian hukum yuridis normatif dengan tipe penelitian eksplanatoris. Hasil analisis adalah batasan penggunaan media sosial instagram oleh notaris dapat dipergunakan sepanjang dalam penggunaannya tidak menyebutkan kedudukan sebagai seorang notaris serta memuat unggahan yang berunsur menonjolkan diri secara individual yang bertujuan untuk menarik masyarakat untuk memilihnya. Pengawasan dan penegakan yang dilakukan terhadap notaris yang melakukan promosi dan publikasi diri dilakukan dalam bentuk himbauan agar dapat menghilangkan informasi terkait dengan unsur yang menunjukan diri sebagai seorang notaris. Adapun saran yang dapat diberikan yaitu, Organisasi Ikatan Notaris Indonesia perlu membentuk suatu aturan pelaksana yang mengatur secara detail terkait dengan larangan promosi dan publikasi diri dalam media sosial salah satunya intsagram dengan menyesuaikan perkembangan teknologi yang ada agar tetap relevan dan penegakannya dapat dilaksanakan secara tegas.

In carrying out his authority and position, a notary has basic regulations as a guideline, one of which is the Notary Code of Ethics relating to the ethics and morals of a notary in carrying out his duties and obligations. The regulation regarding the prohibition for notaries to carry out promotional activities and self-publishing is regulated in Article 4 paragraph (3) of the Notary Code of Ethics. the use of social media, one of which is Instagram, various communication and interaction activities to promotional activities can be carried out and reached by the wider community. In its implementation, it was found that a notary used social media Instagram by including the word "notary" in the account username, loading information related to the office address, telephone number, and area of ​​office. The problems raised in this study are the limitations on the use of social media Instagram by notaries related to the application of the Notary Code of Ethics; and regarding the supervision and enforcement of the Notary Code of Ethics against notaries who promote and self-publish on Instagram social media. To answer these problems, a normative juridical legal research method is used with an explanatory research type. The result of the analysis is that the limitations on the use of social media Instagram by a notary can be used as long as its use does not mention the position as a notary and contains uploads that feature individual self-aggrandizements aimed at attracting the public to vote for it. Supervision and enforcement carried out on notaries who carry out promotions and self-publishing are carried out in the form of an appeal in order to eliminate information related to elements that show themselves as a notary. As for suggestions that can be given, namely, the Indonesian Notary Association Organization needs to form an implementing regulation that regulates in detail related to the prohibition of promotion and self-publishing on social media, one of which is Instagram by adjusting existing technological developments so that they remain relevant and their enforcement can be carried out firmly."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Primasanti
"Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi, peran media sebagai sarana berkomunikasi menjadi sangat vital dalam tiap aspek kehidupan. Termasuk dunia arsitektur yang erat kaitannya dengan dunia seni dan kebudayaan. Dalam beberapa tahun belakangan ini, semakin marak media massa baik cetak maupun elektronik yang menjadikan dunia arsitektur sebagai bahasan utamanya. Tentu saja hal ini mempengaruhi dunia arsitektur khususnya arsitektur Indonesia. Dengan menggunakan media massa sebagai wadah berkomunikasi yang menjangkau audience yang besar, memungkinkan para arsitek untuk memperkenalkan dunia arsitek yang belum diketahui oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini dapat menjadi proses pembelajaran bagi masyarakat awam untuk dapat lebih mengerti tentang arsitektur.

Because the expand of information technology, media as a tool for communication has a vital value in everyday life. It is included architecture which is has a close relationship with arts and culture. In this last decade, the architecture has been publish by the mass media so rapidly. That is phenomenon also happen in Indonesia. By using mass media as a tool for communication, it will reach big audience where architect can promote their work and promote architecture to Indonesian society that many of them still not familiar with it. This method will give lecture to Indonesian society how architecture is."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S48569
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiresa Kusuma
"Penelitian ini membahas mengenai pelaksanaan alih media koleksi audiovisual dalam upaya melestarikan koleksi di Library Traffic Metro TV. Tujuan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan alih media koleksi audiovisual ke dalam bentuk media digital dalam rangka kegiatan preservasi koleksi agar dapat diidentifikasi kendala dan keuntungan dalam pelaksanaannya.
Hasil dari penelitian ini adalah pelaksanaan kegiatan alih media koleksi audiovisual di Library Traffic Metro TV masih banyak mengalami kendala yang menyebabkan proses pelaksanaan alih media berjalan kurang baik. Saran yang dapat peneliti berikan yaitu Library Traffic perlu melakukan perawatan terhadap perangkat keras yang digunakan proses alih media serta membuat Standar Operasional Prosedur untuk melaksanakan kegiatan alih media agar pelaksanaan alih media tersebut dapat berjalan dengan baik.

This study discusses the media migration’s implementation of audiovisual in effort to preserve the collection in the Library Traffic Metro TV. This study aims to describe the media migration’s implementation of audiovisual media to digital media’s form for the purposes of preservation of the collection, to identified obstacles and advantages in implementation. This study used a qualitative approach with case study method.
The results of this study, there are still a lot of obstacles that led the migration process run poorly. This study suggests that the Library Traffic needs to perform maintenance on the hardware, and also the medias used in the process and create standard operating procedures to make media migration process and also the medias maintenance can run well.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45979
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gde Dharma Gita Diyaksa
"ABSTRAK
Menjelang Pemilihan Umum Presiden Indonesia tahun 2014 ramai pemberitaan dengan isu kejahatan, pelanggaran hukum, kecurangan, atau bentuk tindakan lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral masyarakat yang dilakukan oleh kandidat calon Presiden, calon Wakil Presiden, atau pendukungnya. Dari sejumlah pemberitaan media massa dengan isu tersebut, peneliti menetapkan pemberitaan Metro TV dan TV One sebagai subjek dalam penelitian ini. Adapun metode yang digunakan adalah analisis framing. Metode tersebut digunakan untuk mengetahui makna dibalik tayangan berita Metro TV dan TV One pada periode 1 Mei 2014 sampai dengan 6 Mei 2014, 1 Juni 2014 sampai dengan 4 Juni 2014, dan 1 Juli 2014 sampai dengan 8 Juli 2014. Hasilnya, peneliti melihat fenomena ini sebagai suatu bentuk kejahatan tersembunyi. Terdapat hubungan yang tidak setara dan konstruksi yang bersifat merugikan yang terkandung dalam makna pemberitan Metro TV dan TV One. Disisi lain juga terdapat pemaksaan makna dan simbol yang mengganggu otonomi pihak lain.

ABSTRACT
Ahead of 2014 Indonesian‟s Presidential Election news are crowded with the issue of crime, lawlessness, fraud, or any other action that is incompatible with the moral values of society by Presidential candidates, candidate for Vice President, or their enthusiasts. Based from a number of news on mass media regarding these issue, researcher establishes Metro TV and TV One news as a subject in this study. The method used is framing analysis. This method used to determine the meaning behind the news shows on Metro TV and TV One between the period of May 1st, 2014 until May 6th, 2014, June 1st, 2014 until June 4th, 2014, and July 1st, 2014 until July 8th, 2014. As a result, the researcher sees this phenomenon as a form of hidden crime. There are unequal relations and constructions that are detrimentals within the meaning of Metro TV and TV One news. On the other hand there is also an imposition of meanings and symbols that interfere with the autonomy of others.
;"
2016
S65235
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Hapsari Nuringtyas
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai keterbatasan Notaris dalam melakukan publikasi di media internet, ditengah era teknologi yang berkembang dengan pesat dewasa ini. Sementara kebutuhan masyarakat akan informasi juga meningkat seiring perkembangan teknologi dan memerlukan sumber informasi yang dapat diandalkan dan memiliki keahlian dibidang hukum. Larangan yang terlalu ketat bagi profesi Notaris sebagai salah satu yang memiliki keahlian dan kedudukan di bidang hukum, terdapat di dalam Kode Etik Notaris Pasal 4 butir 3, sedangkan kalau kita lihat dalam Undang Undang No.30 tahun 2004 Tentang jabatan Notaris larangan mengenai promosi dan publikasi bagi profesi notaris, tidak terdapat larangan mengenai hal ini. Pembahasan juga membandingkan dengan profesi hukum lain di Indonesia yaitu profesi Advokat. Juga menggunakan perbandingan dengan Negara lain penganut sistem Common Law seperti Negara Irlandia, penganut sistem Civil Law seperti Negara Estonia, dan juga penganut sistem Pluratistik atau campuran sistem common law dan civil law seperti Negara Quebec.

ABSTRACT
This Thesis describe about restriction for notary to do publication act on Internet among technology era now adays. On the other side people need used to use Internet for searching the information needed. They need to search the information from a reliable source in this case is about law, and Notary is one of the profesion among them that have the skill. The Restriction to do so is on Notary Code Of Ethics chapter 4 number 3, while on the other side Undang Undang No.3 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris is not mention about publication act restriction for notary it self. It also stated the difference between Advocat Code Of Ethics and Notary Code Of Ethics, and Notary Code Of Ethics from Ireland (Common Law System), Estonia (Civil Law System) and Quebec (Pluralistic System, mixed between common and civil law).
"
2016
T45304
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>