Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179196 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Apip Miptahudin
"Pada tahun 2006 pertumbuhan bisnis operator telekomunikasi di Indonesia mengalami saturasi. Hal ini mendorong operator untuk mengimplementasikan layanan data berbasis teknologi 3G yang diramalkan akan kembali meningkatkan pertumbuhan dan diperkuat oleh kajian akademis yang mengindikasikan layaknya bisnis ini diimplementasikan. Hingga tahun 2013, pertumbuhan bisnis industri ini tidak terjadi dan tidak sesuai dengan hasil peramalan. Tesis ini bertujuan melakukan evaluasi kelayakan implementasi layanan 3G di operator telekomunikasi Indonesia pada tahun 2006-2013 khususnya PT Indosat Tbk, untuk penguatan teori atau asumsi yang digunakan dalam peramalan Indosat. Penelitian ini menggunakan data aktual annual report operator tahun 2006-2013 yang sudah dipublikasikan dan data peramalan pihak ketiga yang dijadikan acuan dan diolah dalam penelitian sebelumnya. Hasil evaluasi kelayakan implementasi 3G pada bisnis telekomunikasi seluler di indonesia tahun 2006-2013 dapat memperkuat teori dan asumsi yang dipergunakan dalam penelitian tersebut.

In 2006 growth in the Indonesian telecommunications operators experiencing saturation. This prompts the operator to implement 3G technology-based data services are Peramalan to again increase growth and reinforced by academic studies that indicate a business like this is implemented. Until the year 2013, the growth of this industry is not the case and not in accordance with the results of Peramalaning. This thesis aims to evaluate the feasibility of the implementation of 3G services in telecom operators in Indonesia in 2006-2013, especially PT Indosat Tbk, for strengthening the theory or assumptions used in the previous study. This study uses actual data carrier in 2006-2013 annual report that has been published and the data Peramalaning third parties referenced and has been treated in previous research. The results of the evaluation of the feasibility of the implementation of 3G mobile telecommunications business in Indonesia in 2006-2013 to strengthen the theory and assumptions used in the study."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42881
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vargo, John
New York: Irwin/McGraw-Hill , 1996
650.028 546 VAR t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Laksmi Adyawardhani
"Tren bisnis telekomunikasi yang terjadi belakangan ini adalah munculnya suatu bentuk model bisnis baru, yaitu Operator Jaringan Maya Bergerak yang biasa dikenal dengan Mobile Virtual Network Operator (MVNO). MVNO berkembang pesat di beberapa negara di dunia, menjual layanan selular dengan menyewa jaringan operator. Di sisi lain, pemilik jaringan mendapat tambahan pendapatan tanpa harus memelihara hubungan dengan pelanggan dan menambah jumlah pegawai. Di Indonesia, bentuk MVNO ini belum diimplementasikan. Oleh karena itu perlu dilakukan analisa implementasi MVNO menggunakan model Porter 5 Forces untuk mengidentifikasi potensi keuntungan kompetitifnya dalam industri telekomunikasi di Indonesia. Porter 5 forces, merupakan salah satu perangkat strategi bisnis yang paling sering digunakan, dan keampuhannya telah terbukti dalam berbagai macam kasus. Porter 5 forces lebih mengarah pada analisa industri dari luar perusahaan, mencoba melihat potensi kedalam. Analisa yang dilakukan meliputi intensity of rivalvy among existing player, threat of new entrant, bargaining power of supplier, bargaining power of buyer, dan threat of substitution. Analisa keuntungan kompetitif digunakan untuk merancang strategi lebih lanjut dalam menghadapi kompetisi yang ada di industri selular. Dengan menerapkan model Porter 5 forces untuk analisis implementasi MVNO di Indonesia diperoleh hasil bahwa bisnis MVNO memiliki keuntungan kompetitif yang rendah. Untuk pengembangan MVNO ditawarkan beberapa strategi untuk memperbaiki posisi dalam kompetisi di industri telekomunikasi. Apabila pemerintah Indonesia ingin mengembangkan MVNO, yang perlu dilakukan adalah menurunkan bargaining power MNO, dan juga pelanggan.

Telecommunication business trend in many countries is a new celuler business model, Mobile Virtual Network Operator (MVNO). MVNO own their costumer but use the telecom network and radio spectrum of a Mobile Network Operator(MNO). This wholesale agreement will gives extra revenue for the host without maintain the customer.It has not implemented in Indonesia. This thesis is to analyze MVNO implementation by using Porter 5 forces model, to identify the MVNO competitive profit potential in Indonesia's telecommunication structure. Porter 5 forces, is one of the most often used business strategy tools and has proven its usefullness on numerous ocassione. Porter 5 forces is an outside in industryanalysis.The analysis consist of intensity of rivalvy among existing player, threat of new entrant, bargaining power of supplier, bargaining power of buyer, dan threat of substitution. This analysis is needed in order to formulate strategy to face existing micro environment condition within the industry. By using Porter 5 forces to analyze MVNO implementation, resulting low competitive profit potential for MVNO in Indonsia. Several strategies are proposed in order to achieve better positioning. The goverment support for MVNO could be by decreasing bargaining power of MNO and subscribers."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T23775
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Lutfi
"Perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia, khususnya industri selular, saat ini sudah semakin pesat. Bertambahnya jumlah operator selular semakin meningkatkan persaingan di antara para operator dalam merebut pangsa pasar. Untuk mempertahankan pangsa pasar yang sudah diperoleh operator harus selalu menjaga kualitas layanan dan performansi jaringan.
Dalam rangka menjaga kualitas layanan dan performansi jaringannya, salah satu hal yang dilakukan oleh Telkomsel dengan melakukan upgrade terhadap jaringan switching subsystem (SSS). Dalam hal ini dlakukan upgrade software yang digunakan pada jaringan SSS Telkomsel dad software release 10 (SRIO) ke software release 12 (SR12).
Implementasi SR12 pada jaringan SSS Telkomsel diharapkan dapat meningkatkan kapasitas jaringan SSS telkornsel, serta dapat memperbaiki performansi jaringan SSS Telkomsel tersebut. Hal ini diperlukan karena semakin meningkatnya jumlah pelanggan Telkomsel. Selain itu juga berkaitan dengan implementasi 3G pada jaringan Telkomsel, SR12 diharapkan dapat memberikan fitur-fitur yang dapat mendukung implernentasi 3G pada jaringan Telkomsel.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah implementasi SR12 pada jaringan SSS Telkomsel benar-benar dapat memberikan hasil seperti yang diharapkan baik dari segi kapasitas maupun dari segi performansi jaringan.

Abstract
Telecommunication industry in Indonesia, specifically cellular industry, has grown very fast. The increasing number of cellular operator has also increased the competition between operators to get he market share. And in order to keep the market share already gained, operators have to keep the service quality and the network performance.
In order to keep its service quality and network performance, Telkomsel is planning to upgrade its switching subsystem (SSS) from software release 10 (SR10) to software release 12 (SR12).
Implementation of SR12 in Telkomsel SSS network is expected to increase its capacity, and also expected to improve its performance. This improvement is needed due to the increasing number of network.Telkomsel?s subscriber which causes more loads for the SSS network. Beside that, implementation SR12 also related to the implementation of 3G in network. SR12 is expected to provide the features which support implementation of 3G in Telkomsel.
The goal of this reseacrh is to evaluate whether the implementation of SR12 in Telkomsel network can give the result as expected, in term of the capacity and network performance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16939
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Arince Guntamor P.
"Bisnis telekomunikasi, khususnya seluler di lndonesia terus mengalami pertumbuhan pesat. Konsekuensinya meningkat pula pembangunan infrastruktur pendukung, yaitu menara telekomunikasi. Untuk mengaturnya, maka Pemerintah dimulai dengan Permenkominfo, kemudian diikuti dengan Peraturan Bersama 4 (empat) Kementerian/Lembaga (Kemenkominfo, Kemendagri, KemenPU dan BKPM), mengeluarkan "Pedoman Pembangunan, dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi". Lahirnya sebuah industri baru yaitu "Industri (Pasar) penyediaan menara bersama telekomunikasi" adalah salah satu harapan yang akan timbul pasca pengaturan menara bersama.
Pertanyaannya, apakah Pasar baru yang diharapkan itu dapat terwujud secara definitif? dan apakah pengaturan tersebut berimplikasi positif kepada iklim (persaingan) usaha di pasar? Dengan menggunakan metode uji regulasi Competition Assessment Toolkit yang terstandar oleh OECD, Serta upaya identifikasi komponen penyusun pasar.
Didapatkan kesimpulan, sebuah Pasar baru berhasil di identifikasi secara definitif. Sedangkan implikasi regulasi, oleh pasar ditanggapi positif; karena di anggap tidak mengganggu iklim persaingan usaha yang sehat.

Telecommunications business especially mobile in Indonesia continues to experience rapid growth. Consequently it increase the need for supporting infrastructure which is telecommunications tower. To manage it, the Government starts with Permenkominfo and followed by the Joint Rule of 4 (four) of the Ministry / Agency (Kemenkominfo, Kemendagri, KemenPU and BKPM) issued "Guidelines for the Erection and the Use of the Joint Telecommunication Tower". The birth of a new industry called "The joint telecommunications tower providers (Market) Industry" is one of hope that will arise after the arrangement of the joint tower concept.
The question is whether the expected new markets can be found definitively? Next, whether these arrangements has a positive impact to the business (competition) climate in the market? Using the regulations test method named Competition Assessment Toolkit that standardized by the OECD, as well as the efforts to identify components of the market.
It was concluded, a new market had been identified definitively. While the implications of regulation by the market responded positively, because it is considered not injure healthy competition climate."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T27624
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dani Arthanta
"Persaingan bisnis jasa operator seluler CDMA sangat ketat. Tuntutan konsumen akan kualitas layanan yang bagus dan bervariasi meningkat, sehingga sangat diperlukan strategi yang jitu menghadapi persaingan dan perubahan yang dinamis untuk meningkatkan kinerja pelayanan PT Telkom Kandatel Bandung. Dengan perencanaan strategi yang tepat, terukur, dan terarah membantu perusahaan meningkatkan kinerjanya. Metode QFD salah satu cara untuk megidentifikasi kebutuhan pelanggan saat ini dengan tepat untuk pengembangan strategi. Selanjutnya hasil dari QFD di jadikan dasar untuk perencanaan strategi yang diintegrasikan dengan metode Hoshin Kanri untuk melakukan Continous Improvement dan mencapai Breakthrough Objectives.
Identifikasi kebutuhan dan keinginan serta penilaian terhadap ekspektasi dan persepsi pelanggan dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Hasilnya digunakan untuk menyusun Matrik HOQ 1, dan melakukan prioritas bentuk layanan secara teknis (Technical Response). Hasil dari Matrik HOQ I digunakan untuk menyusun Hoshin Objectives berdsarkan visi dan misi Kandatel Bandung dan pembentukan usulan strategi peningkatan layanan, proses kontrol operasional, dan langkah peninjauan terhadap perencanaan strategi yang dibuat dengan metode Hoshin Kanri.
Adapun hasil dari penelitian ini adalah:
1. Harapan pelanggan terhadap pelayanan Flexi dengan kriteria: kualitas jaringan telekomunikasi 41,18%, ketersediaan handset dan asesoris dan pelayanan pengaduan pelanggan 35,29%, penyesuaian tarif penggunaan jasa Telkomflexi 11,76%, peningkatan layanan pelanggan 11,76%
2. Gap ekspektasi dan persepsi VOC dari peringkat terbesar untuk kriteria layanan fitur-fitur flexi 45,71.%, layanan purna jual 20%, dan Keakuratan informasi produk 17,l4%, Handset dan asesoris penunjang 8,57%, dan Promosi produk 8,57%
3. Dengan mengimplementasikan usulan strategi yang dibuat Kandatel Bandung dapat memenuhi kriteria VOC untuk meningkatkan kepuasan pelanggan Flexi sampai 90,42% dari total pencapaian yang diharapkan pelanggan.
4. Usulan perencanaan strategi yang dibuat terdiri atas 13 strategi untuk level pertama dan 29 strategi untuk level kedua. dalam memenuhi lima tujuan berdasarkan visi Kandatel Bandung.

Competitiveness of operator service business of CDMA's cellular is very tight and raising Consumer demand about good service quality and variously services, so that very need strategy facing dynamic change and competitiveness business to improve performance service of PT Telkom Kandatel Bandung. With correct strategy planning, measured, and directional assist company improve the performance. QFD Method is one of the way for identify requirement of customer in this time correctly for the development of strategy. Hereinafter result of QFD making basis for strategy planning, integrated with method of Hoshin Kanri to conduct continous improvement and reach breakthrough objectives.
Identify desire and requirement and also assessment to expectation and perception of customer conducted with propagated quesioner. The result used to compile Matrik HOQ 1, and conduct priority form service technically (Technical Response). Result of Matrix HOQ 1 used to compile Hoshin Objectives according to vision and mission of Kandatel Bandung and forming of strategy proposal service, process control operational, and sighting step to Hoshin Kanri's strategy planning.
As for result of this research is:
1. Customer expectation to service of Flexi with criterion: quality of telecommunications network 41,18%, availability of accessories and handset and service of denunciating of customer 35,29%, adjustment of tariff usage T elkomilexi services l1,76%, improvement of customer service 11,76 2.
2. Gap of importance and satisfaction needs of VOC. The biggest ranking for the criterion of flexi service Etur 45,71%, alter sell service 20%, and accuracy of product information 17,1 4%, handset and supporter accessories 8,57%, and product promotion 8,57.
3. By implementation strategy proposal, Kandatel Bandung can fulfill criterion of VOC to improve customer satisfaction of Flexi until 90,42 % from totalizing expected customer attainment.
4. Strategy planning which proposed consist of 13 strategy for first level and 29 strategy for second level in fulfilling tive target pursuant to vision of Kandatel Bandung.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16909
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amir Rachman Syarifudin
"Meningkatnya layanan TI pada sebuah perusahaan dibutuhkan perencanaan lebih mendalam untuk menjaga keberlangsungan bisnis suatu perusahaan. Salah satu yang menjadi permasalahan pada sebuah perencanaan TI perusahaan yaitu mengesampingkan perencanaan kelangsungan bisnis jika terjadi gangguan, oleh karena kurangnya kesadaran beberapa stakeholder.
Untuk membantu peningkatan layanan keseluruhan manajemen TI agar bisnis perusahaan dapat berjalan meskipun terjadi gangguan atau bencana yang tidak diinginkan, maka penulis berinisiatif mengadakan penelitian dengan melakukan kajian dampak analisis terhadap divisi Business Support System PT. PT. XYZ. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metodologi NIST 800-34 sebagai panduan proses rancangan BCP yang disesuaikan dengan standar sistem informasi untuk industri teknologi informasi dan telekomunikasi.
Penelitian ini menghasilkan perancangan BCP dapat digunakan sebagai suatu panduan untuk PT. PT. XYZ, sehingga meningkatkan kewaspadaan terhadap suatu ancaman atau gangguan, dan dapat menjaga keberlangsungan bisnis pada perusahaan.

IT Service improvement for a company more in-depth planning is needed to maintain the continuity of a company's business. One of the problems in IT company is the planning exclusion of business continuity planning in the event of disruption, because a lack of awareness by some stakeholders.
To improve the overall management awarness of the IT services, that the company's business can be run even if an interruption or disaster undesirable, the authors initiated a study to conduct impact assessment analysis of the division of Business Support System PT. PT. XYZ. In this study case the authors used a methodology NIST 800-34 as guide for the design process to develop BCP standard information systems for information technology and telecommunications industries.
The results is the design of BCP that can be used as a guide for PT. PT. XYZ, thus increasing awareness of a threat or a nuisance, and can maintain business continuity in the company.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhie Kurnia Moeljanto
"PT Indosat Tbk merupakan perusahaan operator penyedia jasa seluler berbasis GSM yang hingga saat ini masih terus mengembangkan bisnis seluler tersebut dengan baik. Sebagai salah satu operator terbesar di Indonesia kepuasan pelanggan atas kualitas pelayanan adalah sangat penting sehingga banyak kiat yang dilakukan PT Indosat Tbk dalam memenuhi harapan tersebut. Di sisi lain merujuk kepada upaya yang dilakukan PT Indosat Tbk disadari bahwa dalam pengembangan bisnis tersebut mempunyai risiko yang cukup tinggi untuk kelangsungan kinerja perusahaan. Sehubungan dengan itu, PT Indosat Tbk khususnya bidang pemasaran perlu melakukan antisipasi terhadap risiko-risiko yang hendak timbul agar kestabilan perusahaan tetap tenjaga.
Dengan menggunakan metode pengendalian dan pengolahan risiko yang tepat, dimaksud adalah pengendalian secara fisik maupun secara keuangan dihaarapkan kendala dari situasi internal maupun eksternal, baik terhadap asset perusahaan maupun kompetitor bisnis dapat diminimalisasikan. Identifikasi dan pengolahan risiko terhadap ragam kegiatan maupun kebijakan yang hendak dilakukan sangatlah penting dilakukan kajian karena dengan melakukan penganalisaan terhadap risiko-risiko dapat menghindari maupun memperkecil tingkat risiko yang ada, sehingga menghasilkan suatu strategi yang tepat dalam meminimalisasikan kerugian yang dapat berdampak pada kestabilan bisnis seluler PT Indosat Tbk.
Dari penerapan metode pengendalian dan pengolahan risiko terhadap kerugian pada risiko jenis kegiatan promosi untuk peluncuran produk dengan melakukan strategi pengalihan risiko kepada pihak ketiga (dalam hal ini adalah Pcmsahaan Asuransi), hasil yang didapat diantaranya PT Indosat Tbk dapat menghemat biaya untuk penanggulangan risiko kerugian yang timbul sehingga PT Indosat Tbk tidak dihadapkan kepada kerugian yang lebih besar dalam melakukan kegiatan bisnis seluler berbasis GSM.

PT lndosat Tbk is a GSM-based Cellular Service Provider Operator Company that is continuously developing its cellular business. As one of the biggest cellular operators in Indonesia, customer fulfillment is highly significant for PT Indosat Tbk and therefore the company has been doing many means to carry out such expectations. With all the efforts, PT lndosat Tbk realizes there are high point risks for the company's continuity of performance.
The company's Marketing Department needs to anticipate all possible risks in order to maintain its stability by using the Right Controlling and Processing Method, which Consists of physical and financial controls in an attempt to internal or external constraints in regards to the company's assets or competing businesses. Identification and processing of risks on various activities or policies that are to be conducted pr implemented are very essential for analysis in order to avoid or minimize the level of risks so as to produce the right strategy in minimizing losses that may have an effect on PT Indosat Tbk's cellular business stability.
From the application of controlling methods and risk processing concerning loss on promotion activities for product launching by implementing the risk-transfer strategy to a third party (in this case would be an Insurance Company), has produced results where one of them is the ability of PT lndosat Tbk to cut down on the cost of risk-handling of loss on a bigger scale in conducting its GSM-base cellular business."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16117
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnhu Ajie Febrianto
"Implementasi Mobile Wimax IEEE sebagai teknologi wireless broadband pertama dari WiMAX menjadi sangat menarik. Khususnya di daerah DKI Jakarta dengan luas wilayah 649.71 km2 dan jumlah penduduk sekitar 10 juta jiwa. Pendekatan dilakukan dengan perhitungan cakupan, kapasitas dan analisa kelayakan penyelenggaraan bisnis. Perhitungan cakupan dan kapasitas menunjukkan bahwa modulation yang digunakan adalah 64 QAM ¾ dengan bandwidth 10 MHz. Dari kesimpulan didapatkan dalam tiga simulasi kondisi pasar pesimis, moderate dan optimis. Analisa NPV hanya kondisi pesimis yang tidak layak yaitu menunjukkan angka negatif. Untuk analisa IRR didapat angka bervariasi mulai dari 29% untuk kondisi pesimis hingga 98% untuk kondisi optimis. Analisa payback period menunjukkan lama waktu kembalinya modal pada kondisi pesimis 6 tahun dan 9 bulan dan waktu tercepat pada kondisi optimis dengan waktu 3 tahun dan 4 bulan. Analisa terakhir yaitu benefit to cost ratio menunjukkan bahwa semua kondisi layak untuk diimplementasikan dengan angka BCR berkisar dari 1,13 hingga 1,72.

Implementation of Mobile Wimax technology as the first wireless broadband technology from WiMAX Group with mobility support would become very interesting. Furthermore it have design in urban metropolitan Jakarta with overall area width 649.71 km2 and number of population approximate 10 million people in the year 2010. A lot of approximation to design this network have been use like coverage planning, capacity planning and finansial analysis to observe how profitable this technology is. Coverage and capacity planning shows that the most appropriate modulation and bandwidth to use is 64 QAM ¾ with 10 MHz of Bandwidth. From the summary chapter we can see this implementation of technology in three different condititions; optimis, moderate and pesimis. NPV analysis shows that pesimis conditition is not recommended cause it shows negative indication. From IRR analysis we get variation from 29% of pesimis condition until 98% for optimis conditition. Payback periode analysis shows that pesimis condition will return capital in 6 years and 9 months and the fastest time from optimis condition in 3 years and 4 month. Last analysis would be BCR analysis shows that all scenarios are suitable for implementation with range of BCR from 1,13 until 1,72."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T26248
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnhu Ajie Febrianto
"Implementasi Mobile Wimax IEEE sebagai teknologi wireless broadband pertama dari WiMAX menjadi sangat menarik. Khususnya di daerah DKI Jakarta dengan luas wilayah 649.71 km2 dan jumlah penduduk sekitar 10 juta jiwa. Pendekatan dilakukan dengan perhitungan cakupan, kapasitas dan analisa kelayakan penyelenggaraan bisnis. Perhitungan cakupan dan kapasitas menunjukkan bahwa modulation yang digunakan adalah 64 QAM _ dengan bandwidth 10 MHz. Dari kesimpulan didapatkan dalam tiga simulasi kondisi pasar pesimis, moderate dan optimis. Analisa NPV hanya kondisi pesimis yang tidak layak yaitu menunjukkan angka negatif. Untuk analisa IRR didapat angka bervariasi mulai dari 29% untuk kondisi pesimis hingga 98% untuk kondisi optimis. Analisa payback period menunjukkan lama waktu kembalinya modal pada kondisi pesimis 6 tahun dan 9 bulan dan waktu tercepat pada kondisi optimis dengan waktu 3 tahun dan 4 bulan. Analisa terakhir yaitu benefit to cost ratio menunjukkan bahwa semua kondisi layak untuk diimplementasikan dengan angka BCR berkisar dari 1,13 hingga 1,72.

Implementation of Mobile Wimax technology as the first wireless broadband technology from WiMAX Group with mobility support would become very interesting. Furthermore it have design in urban metropolitan Jakarta with overall area width 649.71 km2 and number of population approximate 10 million people in the year 2010. A lot of approximation to design this network have been use like coverage planning, capacity planning and finansial analysis to observe how profitable this technology is. Coverage and capacity planning shows that the most appropriate modulation and bandwidth to use is 64 QAM _ with 10 MHz of Bandwidth. From the summary chapter we can see this implementation of technology in three different condititions; optimis, moderate and pesimis. NPV analysis shows that pesimis conditition is not recommended cause it shows negative indication. From IRR analysis we get variation from 29% of pesimis condition until 98% for optimis conditition. Payback periode analysis shows that pesimis condition will return capital in 6 years and 9 months and the fastest time from optimis condition in 3 years and 4 month. Last analysis would be BCR analysis shows that all scenarios are suitable for implementation with range of BCR from 1,13 until 1,72."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T40869
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>