Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189032 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yepi Yamani Yosa
"[ABSTRAK
Korosi memiliki dampak yang sangat besar terhadap ekonomi dan lingkungan
pada berbagai infrastruktur, terkait dengan kegagalan operasi dan aset. Masalah
yang umum terjadi pada jaringan pipa minyak dan gas saat ini adalah korosi
internal yang disebabkan oleh media korosif yang umumnya mengandung karbon
dioksida (CO2) dalam larutan aqueous. Karenanya, diperlukan cara untuk
mengevaluasi korosi CO2 pada baja karbon terkait laju korosi agar dapat
memenuhi umur operasi.
Dalam penelitian ini, model Norsok yang telah dimodifikasi digunakan untuk
memprediksi laju korosi pada lingkungan CO2, dan mempertimbangkan data
parameter seperti suhu, tekanan parsial CO2, dan laju aliran untuk menghitung
shear stress dan laju korosi. Software ini dibuat dengan menggunakan bahasa
pemrograman visual basic (Microsoft Visual Studio ? VB), kemudian dengan
menggabungkan basis pengetahuan mekanisme korosi CO2 dan aturan tertentu
maka akan dihasilkan suatu sistem pakar.
Berdasarkan perhitungan shear stress dan laju koros, kemudian rekomendasi dapat
diajukan untuk mempertimbangkan, apakah baja karbon masih dapat digunakan
atau penggunaan baja karbon dengan memberikan inhibitor atau penggantian baja
karbon dengan Corrosion Resistance Alloys.
Hasil perhitungan modifikasi model Norsok menunjukkan bahwa hasil
perhitungan laju korosi tampak lebih realistis dibandingkan dengan model Norsok
asli, dan dapat digunakan untuk mengevaluasi baja karbon yang mengalami korosi
CO2 dengan tingkat kepercayaan lebih tinggi.

ABSTRACT
Corrosion has a great detrimental effect to economy and environment in almost all
infrastructures, in regards of operations shutdown and asset facilities failure. A
common problem in oil and gas process piping and transport pipeline nowadays is
internal corrosion caused by corrosive media containing mainly carbon dioxide
(CO2) in aqueous solutions. Therefore, there is a need to evaluate CO2 corrosion
of carbon steel in terms of corrosion rate in order to meet its life expectancy in
such environment.
In this paper, a modified Norsok model was used to predict corrosion rate in CO2
environment, and consider typical data parameter used such as temperature, CO2
partial pressure, and flow rate or fluid velocity to calculate shear stress and
corrosion rate. By combining knowledge base related to CO2 corrosion
mechanism and its logic algorithm with certain rules resulted in such expert
system which utilize visual basic (Microsoft Visual Studio-VB) programming
language to develope a software.
Based on calculated shear stress and corrosion rate, then recommendations can be
proposed whether carbon steel still can be used or carbon steel with inhibitor
injection or carbon steel replaced by Corrosion Resistance Alloys.
The modified Norsok calculation model results show that the calculated corrosion
rates are likely more realistic compared to the original Norsok model, and can be
used to evaluate carbon steel which suffered CO2 corrosion with highly confident.;Corrosion has a great detrimental effect to economy and environment in almost all
infrastructures, in regards of operations shutdown and asset facilities failure. A
common problem in oil and gas process piping and transport pipeline nowadays is
internal corrosion caused by corrosive media containing mainly carbon dioxide
(CO2) in aqueous solutions. Therefore, there is a need to evaluate CO2 corrosion
of carbon steel in terms of corrosion rate in order to meet its life expectancy in
such environment.
In this paper, a modified Norsok model was used to predict corrosion rate in CO2
environment, and consider typical data parameter used such as temperature, CO2
partial pressure, and flow rate or fluid velocity to calculate shear stress and
corrosion rate. By combining knowledge base related to CO2 corrosion
mechanism and its logic algorithm with certain rules resulted in such expert
system which utilize visual basic (Microsoft Visual Studio-VB) programming
language to develope a software.
Based on calculated shear stress and corrosion rate, then recommendations can be
proposed whether carbon steel still can be used or carbon steel with inhibitor
injection or carbon steel replaced by Corrosion Resistance Alloys.
The modified Norsok calculation model results show that the calculated corrosion
rates are likely more realistic compared to the original Norsok model, and can be
used to evaluate carbon steel which suffered CO2 corrosion with highly confident., Corrosion has a great detrimental effect to economy and environment in almost all
infrastructures, in regards of operations shutdown and asset facilities failure. A
common problem in oil and gas process piping and transport pipeline nowadays is
internal corrosion caused by corrosive media containing mainly carbon dioxide
(CO2) in aqueous solutions. Therefore, there is a need to evaluate CO2 corrosion
of carbon steel in terms of corrosion rate in order to meet its life expectancy in
such environment.
In this paper, a modified Norsok model was used to predict corrosion rate in CO2
environment, and consider typical data parameter used such as temperature, CO2
partial pressure, and flow rate or fluid velocity to calculate shear stress and
corrosion rate. By combining knowledge base related to CO2 corrosion
mechanism and its logic algorithm with certain rules resulted in such expert
system which utilize visual basic (Microsoft Visual Studio-VB) programming
language to develope a software.
Based on calculated shear stress and corrosion rate, then recommendations can be
proposed whether carbon steel still can be used or carbon steel with inhibitor
injection or carbon steel replaced by Corrosion Resistance Alloys.
The modified Norsok calculation model results show that the calculated corrosion
rates are likely more realistic compared to the original Norsok model, and can be
used to evaluate carbon steel which suffered CO2 corrosion with highly confident.]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T43089
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Hermawan
"Salah satu permasalahan penggunaan baja karbon pada anjungan lepas pantai adalah korosi, yang dapat menyebabkan penipisan dan kerusakan pada struktur baja. Oleh karena itu diperlukan perlindungan untuk material baja tersebut agar terjaga dari korosi eksternal sampai waktu yang telah ditentukan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari mekanisme perlindungan korosi dan mekanisme kelekatan cat epoksi yang ditambahkan serbuk aluminium paduan A356.2, yang diaplikasikan pada material pelat baja karbon ASTM A36 di dalam larutan klorida. Metode pengujian meliputi uji tarik cat, uji gores dan sembur garam, pengamatan makro, pengamatan mikro, SEM dan EDX, uji EIS dan Polarisasi. Hasil penelitian menunjukan sistem pengecatan yang menggunakan campuran epoksi 100 ml yang ditambahkan 50 gram serbuk A356.2 memiliki ketahanan korosi yang tinggi dan campuran serbuk A356.2 dapat berfungsi sebagai material penghalang dari korosi eksternal di lingkungan laut.

One of the problems with the utilization of carbon steel in offshore platforms is corrosion, which can cause thinning and damage to steel structures. Therefore, steel material needs to be protected from external corrosion until a predetermined time. This study aims to investigate the mechanism of corrosion protection and the sticking mechanism of epoxy paint with A356.2 aluminum alloy powder, which was applied to ASTM A36 carbon steel plate material in chloride solution. The test methods include paint tensile test, scratch and salt spray test, micro observation, macro observation, SEM, EDX, EIS test, and Polarization. The results of the research show that painting system containing 100 ml epoxy mixture with addition of 50 grams of A356.2 powder has high corrosion resistance and the powder mixture A356.2 can function as a barrier from external corrosion in marine environment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Erlina Virgawati
"Lapisan material hibrida Poliuretan/M dipersiapkan dengan memvariasikan konten karbon, nano-zinc oxide, dan karbon/nano-zinc oxide sebagai material pengisi dalam matriks poliuretan. Film tersebut ditempatkan di atas plat low carbon steel dengan menggunakan metode High Volume Low Pressure HVLP . Untuk mengetahui sifat ketahanan korosi dari film, sampel diuji menggunakan metode salt spray. Sifat dielektrik diuji menggunakan metode nilai resistivitas. Sifat termal dikarakterisasi menggunakan Thermogravimetric Analysis TGA dan Differential Scanning Calorimetry DSC.
Fourier Transform Infrared Spectroscopy FTIR dan X-ray Diffraction XRD digunakan untuk melihat bagaimana ikatan senyawa serta komposisi fasa karbon dan zinc oxide ZnO dalam matriks poliuretan. FTIR dan XRD menunjukkan ikatan kimia dan komposisi fasa dari karbon dan ZnO dalam poliuretan. Terjadi perubahan pada morfologi lapisan permukaan dan nilai ketahanan korosi paling baik pada lapisan komposit P/ZnO. Hasil uji dielektrik menunjukkan bahwa hanya komposit karbon terdispersi dalam matriks poliuretan memiliki nilai yang tinggi dan konstan. TGA dan DSC mengkonfirmasi bahwa perbandingan temperatur dengan dekomposisi massa komposit yang baik adalah pada lapisan komposit dengan material pengisi karbon.

Hybrid materials Polyurethane M film were prepared with different content of carbon, nano zinc oxide and carbon zinc oxide as filler components in polyurethane matrix. The film were deposit on low carbon steel plate using High Volume Low Pressure HVLP method. To observe corrosion resistance of the film, the sample were examined by salt spray method. Dielectric propeties obtained by resistivity valued method. Thermal resistance were investigated by Thermogravimetric Analysis TGA and Differential Scanning Calorimetry DSC.
Fourier Transform Infrared Spectroscopy FTIR and X ray Diffraction XRD used to see functional groups and phase composition of carbon and zinc oxide ZnO in polyurethane matrix. The surface morphology are changes and the corrosion resistance of P ZnO composite shows the best result. Dielectrical test showed that only carbon dispersed in polyurethane matrix had higher constant value. TGA and DSC confirmed composites with carbon as filler had good result on the ration between temperature and mass decomposition.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Rahman Syamuil
"Baja tahan karat 316 L merupakan material yang mempunyai sifat kemampubentukan, kemampulasan, keuletan serta ketahanan terhadap korosi yang baik. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk dapat mengetahui ketahanan korosi celah pada baja tahan karat 316 L dengan menggunakan beberapa metode yaitu CCT, dan polarisasi linear. Dari hasil penelitian dengan menggunakan CCT, temperatur kritis terjadinya korosi celah pada baja tahan karat 316 L yaitu -11 oC. Pada penelitian ini juga ingin mengetahui pengaruh dari proteksi katodik dengan menggunakan anoda korban magnesium pada baja tahan karat 316 L dengan melakukan perendaman selama 3 dan 5 hari dalam media air laut. Dengan menggunakan metode polarisasi linear diperoleh beberapa parameter salah satunya itu nilai laju korosi dengan perendaman menggunakan proteksi katodik dan tanpa menggunakan proteksi katodik. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai laju korosi dengan menggunakan proteksi lebih baik dibandingkan tanpa menggunakan proteksi katodik yaitu 0,90146 mm/year dan 1,0411 mm/year.

Stainless steel 316 is a material that has good formability, malleability, ductility and corrosion resistance. Therefore, this research was conducted to determine the crevice corrosion resistance of 316 L stainless steel using several methods, CCT and linear polarization. From the results of research using CCT, the critical temperature for crevice corrosion in 316 L stainless steel is -11 oC. In this research also want to know the effect of cathodic protection using a magnesium sacrificial anode on 316 L stainless steel by immersion it for 3 and 5 days in seawater media. By using the linear polarization method, several parameters are obtained, one of which is the corrosion rate by immersion using cathodic protection and without using cathodic protection. The results showed that the corrosion rate using protection was better than without using cathodic protection is 0.90146 mm/year and 1.0411 mm/year."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Indrajaya
"ABSTRAK
Baja karbon rendah dan Aluminum banyak digunakan didalam industri dan keperluan sehari-hari. Hal ini karena sifat dari logam -logam tersebut mempunyai sifat fisik dan mekanik relatif baik.
Baja karbon rendah yang mempunyai sifat keuletan dan kekuatan yang baik karena kandungan karbon yang dimiliki relatif rendah salah satunya adalah baja tipe JIS G 4051 S 22 C yang digunakan untuk pembuatan tabung baja LPG.Jenis baja ini dapat ditingkatkan kekuatan dan kekerasannya dengan proses perlakuan panas pengerasan (hardening) pada suhu 900 C ditahan dalam waktu 15 menit, diikuti dengan proses pendinginan di dalam air, selanjutnya diikuti dengan proses penemperan pada suhu 200 C ditahan selama 15 menit. Proses proses tersebut akan meningkat kekerasan dan ketahanan korosi baja karena terbentuknya fasa martensit yang seragam.
Paduan Aluminum seri 6xxx, dilakukan proses Solution Heat Treatment pada 545°C selama 45 menit lalu pencelupan dan terakhir penuaan buatan pada 160°C selama 120 menit. Kekerasan dan ketahanan korosi akan meningkat.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Rizeki Ridhowati
"Paduan Cu-Zn (70/30) kerap digunakan sebagai saluran pipa untuk menyalurkan air. Pada saluran pipa tersebut umumnya ditemukan ion klorida. Produk korosi yang terbentuk pada paduan Cu-Zn akibat interaksi dengan ion Cl- dapat menurunkan efisiensi kerja alat. Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan metode pengembangan lebih lanjut untuk meningkatkan ketangguhan dan ketahanan korosi paduan Cu-Zn dengan Thermomechanical Control Process (TMCP). Pengerjaan canai dilakukan dengan metode bolak-balik sebanyak 2x25%, 2x30%, dan 2x35% pada temperature 300℃. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pada peningkatan deformasi dari 31.63% menjadi 41.93%, terjadi peningkatan kekerasan dari 153.7 VHN menjadi 162.16 VHN dan kekuatan tarik dari 501.1 MPa menjadi 599.3 MPa. Namun, pada deformasi tertinggi yakni 48.93%, terjadi penurunan kekerasan dari 162.16 VHN menjadi 159.52 VHN dan kekuatan tarik dari 599.3 MPa menjadi 546.5 MPa. Fenomena ini terjadi disebabkan karena adanya partial recrystallization yang diindikasikan dengan adanya butir kecil baru. Selain itu, dengan peningkatan deformasi dari sebesar 31.61% hingga 48.39%, ukuran diameter butir rata-rata menurun dari 50.53µm menjadi 24.41µm menyebabkan penurunan laju korosi dari 0.564 mm/year menjadi 0.426 mm/year

Cu-Zn alloy (70/30) are used for piping and delivery of water. These pipes are frequently employed in a condition where chloride ions are present. Corrosion products formed on paduan Cu-Zn (70/30) as the result of interaction with Cl‑ ion can lead to the decrease of efficiency of the equipment. Therefore, this research focuses to study toughness and corrosion resistance of paduan Cu-Zn (70/30) by conducting Themomechanical Control Process (TMCP). Rolling on temperature 300℃ is conducted by double pass reversible method with deformation 2x25%, 2x30%, and 2x35%. The result showed that as the increase of deformation degree from 31.6% to be 41.93%, there are also increase in hardness value from 153.7 VHN to be 162.16 VHN and tensile strength from 501.1 MPa to be 599.3 MPa. However, at the highest deformation degree there is a decline in hardness from 162.16 VHN to be 159.52 VHN and tensile strength from 599.3 MPa to be 546.5 MPa. This phenomenon is due to partial recrystallization which is indicated by existence of nuclei. In addition, with the increase of deformation degree from 31.61% to be 48.39%, the size of the average diameter grain size decrease from 50.53 to be 24.41 causes a decrease in the corrosion rate from 0.564 mm/year menjadi 0.426 mm/year."
2016
S62182
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renaningsih Setjo A
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang sifat korosi dari empat macam "Ni base" aloi yaitu Incoloy 800 H, Hastelloy XR, Inconel 617 dan Ni-CR-W pada temperatur 950° C selama 300 jam di dalam lingkungan udara dan helium.
Dari pengamatan yang dilakukan terhadap laju korosi dan ketebalan lapisan film yang terbentuk pada permukaan spesimen, terjadinya korosi dalam butir dan batas butir, ternyata bahwa Hastelloy XR dan aloi Ni-Cr-W mempunyai ketahanan yang cukup tinggi terhadap korosi khususnya dalam lingkungan helium.
temperatur 950° C selama 300 jam di dalam lingkungan udara dan helium.
Percobaan "creep" dilakukan terhadap Hastelloy XR, Incoloy 800 H dan aloi Ni-CR-W, pada temperatur 900°C, dalam udara, dengan variasi tegangan. Diperoleh bahwa Ni-CR-W mempunyai ketahanan yang baik terhadap "Creep" karena presipitasi α -W yang homogen di dalam butir.
"
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathania Hillary Stephina Putri
"Perawatan permukaan pada paduan Mg biodegradable sering lebih berkonsentrasi pada penghambatan degradasi untuk mempertahankan integritas sifat mekanik bahan dan menjamin biokompatibilitas yang baik pada saat yang sama. Tujuan dari Perlakuan Termomekanis adalah untuk menyediakan, dengan kontrol selektif suhu dan kondisi pembentukan, produk akhir dengan sifat material yang bahan tertentu ini tidak akan pernah dapat dicapai di bawah metode produksi konvensional. Dalam penelitian ini, material ZK61 digunakan dengan perlakuan termomekanik canai panas. Canai panas adalah proses pengerjaan logam di mana logam dipanaskan di atas suhu rekristalisasi untuk mengubah bentuknya secara plastis dalam operasi kerja atau penggulungan. Temperatur yang digunakan adalah 350oC dan 450oC, dengan penurunan 20% dan 50%. Pengujian pada setiap sampel dilakukan dengan mikroskop optik, SEM-EDS, ICP-MS, Uji Kekerasan Vickers, Uji Tarik, Uji Polarisasi, dan Uji Evolusi Hidrogen. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu dan semakin besar reduksi selama perlakuan canai panas, semakin kecil ukuran butir. Uji Keras, Tarik, dan Perendaman menunjukkan sampel dengan suhu dan reduksi yang lebih tinggi memiliki kekerasan dan kekuatan yang lebih tinggi serta laju korosi yang lebih lambat.

Surface treatments on biodegradable Mg alloys often concentrate more on the retardation of degradation to sustain the mechanical property integrity of the materials and guarantee good biocompatibility at the same time. The purpose of Thermomechanical Treatment is to provide, by selective control of temperature and forming conditions, a final product with material properties which this particular material would never be able to reach under conventional production methods. In this study, ZK61 material was used with hot rolling thermomechanical treatment. Hot rolling is a metalworking process in which metal is heated above the recrystallization temperature to change its shape plastically in a working operation or rolling. The temperatures used were 350oC and 450oC, with a reduction of 20% and 50%. Tests on each sample were carried out with an optical microscope, SEM-EDS, ICP-MS, Vickers Hardness Test, Tensile Test, Polarization Test and Hydrogen Evolution Test. The test results show that the higher the temperature and the greater the reduction during hot rolling treatment, the smaller the grain size. Hard, Tensile, and Immersion Tests showed samples with higher temperature and reduction had higher hardness and strength and slower corrosion rate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dito Iandiano
"Material baja karbon merupakan material yang umum dipakai sebagai pipa penyalur, baik flowline maupun pipeline proses produksi gas alam. Penggunaan material baja pada proses tersebut seringkali menghadapi masalah yang berkaitan dengan korosi yaitu terjadinya kebocoran akibat pengaruh adanya gas CO2 yang terlarut dalam media air dan bersifat korosif (asam). Dalam upaya mengatasi masalah tersebut di atas, perlu diketahui besaran laju korosi material baja akibat pengaruh gas CO2 terlarut.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi laju korosi material baja yang digunakan pada proses produksi gas alam yang mengandung CO2 dalam berbagai kondisi yang mewakili kondisi sesungguhnya di dalam aplikasi seperti pengaruh tekanan parsial CO2, komposisi larutan, dan temperatur. Penelitian dilakukan dengan metoda uji polarisasi.
Hasil dari penelitian ini akan merefleksikan besaran laju korosi yang terjadi pada pipa penyalur gas alam akibat pengaruh CO2 terlarut. Laju korosi baja karbon pada lingkungan yang mengandung CO2 berkisar antara 15 - 28 mpy. Laju korosi yang tinggi ini akan membahayakan flowline dan pipeline penyalur gas alam sehingga dibutuhkan suatu metode proteksi untuk mencegah terjadinya kegagalan akibat proses korosi yang terjadi.
Hasil dari penelitian ini merupakan tahap awal, sebagai bahan masukan untuk melakukan upaya penanggulangan (proteksi) agar tidak terjadi kebocoran flowline dan pipeline akibat korosi CO2 sesuai dengan umur pakai (life time) yang telah dirancang.

Carbon steel is commonly used as flowline and pipeline in natural gas production process. However, the use of this steel often face problems related to corrosion, such as leakage due to effect of dissolved CO2 in water that causes corrosive environment (acid). In order to overcome this problem, further study must be carried out about corrosion rate model of this steel in dissolved CO2 condition.
The aim of this research is to study corrosion rate of steel as flowline and pipeline in natural gas production process with CO2 content and variety of conditions that represent the actual conditions in practice such as CO2 partial pressure, solution composition, and temperature. Research conducted by polarization test.
The result of this study will illustrate the level of corrosion rate occurred in natural gas pipelines due to the effect of dissolved CO2. Corrosion rate of carbon steel in environments containing CO2 ranged between 15-28 mpy. The high corrosion rate observed would damage natural gas transmission flowline and pipeline. Consequently, a protection method is required to prevent flowline and pipeline failure due to such corrosion.
The result of this study is the first step, as an input for prevention efforts, to prevent leakage of flowline and pipeline due to corrosion of CO2 appropriate with the lifetime that has been designed.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S90
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>