Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194672 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yudianto
"Peran penting Pasar Tradisional dalam perekonomian daerah, mendorong adanya upaya untuk meningkatkan kinerja pasar melalui program revitalisasi pasar tradisional. Program revitalisasi pasar tradisional direalisasikan melalui pembangunan pasar tradisional baru dan/atau memperbaiki fisik pasar tradisional yang ada, mengadakan pelatihan manajemen pengelolaan pasar, dan pendampingan terhadap pengelola, konsumen, serta sosialisasi revitalisasi pasar tradisional. Namun dalam perkembangannya pelaksanaan dari program revitalisasi menyisakan banyak permasalahan seperti rendahnya jumlah pembeli.
Dalam penelitian ini fokus utamanya adalah menjawab pertanyaan mengapa pemanfaatan fasilitas di pasar Panggungrejo dan pasar Pucangsawit begitu rendah. Dengan menggunakan metode survei melalui teknik penyebaran kuisioner dan interview secara mendalam (dept interview), dan kemudian dilakukan analisis secara deskriptif maka diperoleh hasil bahwa rendahnya pemanfaatan fasilitas pasar disebabkan oleh faktor lokasi pasar yang tidak strategis, rendahnya jumlah pembeli, kondisi usaha, dan pengelolaan pasar yang kurang baik.

The important role of traditional markets in the regional economy, encourage their efforts to improve the performance of the market through the traditional market revitalization program. Traditional market revitalization program is realized through the development of new markets and improve the physical traditional markets, management training markets, and assistance to managers, consumers and dissemination of traditional market revitalization. But in its development, implementation of revitalization program leaves a lot of problem such as low of buyer.
In this study the main focus is to answer the question of why the use of facilities in Panggungrejo and Pucangsawit markets so low. By using the survey method through quetionnaires and interview techniques in depth, and then conducted a descriptive analysis of the obtained results that the low utilization factor of the market caused by the lack of strategic market location, the low number of buyers, bussiness condition, and management of unfavorable market.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T43000
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karsudi
"Berdasarkan Keputusan Dirjen Binkesmas No. 590/BM/DJ/Info/V/96 diharapkan Puskesmas dapat meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas secara lebih berhasil guna dan berdaya guna melalui pemanfaatan secara optimal informasi SP2TP. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran tingkat pemanfaatan SP2TP dalam menunjang manajemen Puskesmas di Kota Padang Tahun 2000. yang dititik beratkan dari sisi pengguna dan ketersediaan data dalam menunjang manajemen Puskesmas serta faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan SP2TP, yaitu faktor pengetahuan, persepsi, kebiasaan menggunakan data dalam bekerja, kebutuhan informasi, ketersediaan informasi umum, ketersediaan informasi program, proses pengolahan data SP2TP.
Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang (cross sectional) dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Responden dan informan penelitian ini adalah para penanggung jawab program, dan kepala Puskesmas terpilih. Analisis data dilakukan dengan uji chi square dan analisis multivanat regresi logistik, sedangkan analisis secara kualitatif dilakukan dengan analisis isi.
Dari hasil pengolahan data diperoleh informasi bahwa pemanfaatan SP2TP untuk menunjang manajemen Puskesmas adalah sebesar 2,6 %. Dari 7 (tujuh) varibel yang dipelajari terdapat hanya 3 (tiga) variabel yang mempunyai hubungan secara bermakna terhadap pemanfaatan SP2TP. Ketiga variabel tersebut adalah pengetahuan petugas tentang data yang terkandung dalam SP2TP, kebutuhan infonnasi SP2TP dan ketersediaan informasi program di dalam SP2TP.
Disimpulkan bahwa pemanfaatan SP2TP dalam menunjang manajemen Puskesmasberhubungan erat dengan faktor pengetahuan petugas, faktor kebutuhan informasi dan faktor ketersediaan informasi program di dalam SP2TP itu sendiri. Dalam upaya meningkatkan pemanfaatan informasi SP2TP oleh Puskesmas, perlu kiranya memperhatikan ketiga faktor tersebut.
Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala yang timbul di dalam pemanfaatan SP2TP adalah mengadakan 1). Pelatihan petugas Puskesmas, 2). Meningkatkan kualitas pembinaan (supervisi), 3). Melakukan kordinasi untuk mengadakan perbaikan terhadap item SP2TP agar datanya sesuai dengan kebutuhan program dan 4) Menyebarluaskan hasil pemantauan dan evaluasi kepada lintas program maupun lintas sektoral pada pertemuan-pertemuan secara berkala.

Based on letter of the director general of community health No. 590/BM/DJ/Info/V/96 intend the utilization the SP2TP for strengthening the quality of management effectively and efficiency at the health center level. The purpose of this research is to obtain information regarding the performance utility of SP2TP to provide support for the management process at the health center level in municipality in the year 2000, which be focused of user side and availability of data to provide support for strengthening the management process at the health center level, and factors related with the utilization of SP2TP. The factors are Knowledge, Perception, Habitual to use data in working, Needs of information, Availability of general information, Availability in program information, and the Processing of data.
This research used the cross sectional design, to identify the relationship between variables with transitory measurement, which quantitative and qualitative approach. Sample population and informant of this research are staff which responsibility of program, the chief of the health center, namely 114 workers. Test of statistic is chi square and logistic regression of multivariate, meanwhile qualitative data is analyzed with content analysis.
The result of this research shows that the utilization of SP2TP to provide support the management process at the health center level is 2, 6%. There are 7 variables studied, three variables have related significantly with the utilization of SP2TP, they are Knowledge about SP2TP, Need of information on SP2TP and availability of program information in the SP2TP.
It is concluded that the utilization of SP2TP to provide support the management process at health center level have relationship with knowledge, need information and availability of program information in the SP2TP. The effort of the utilization of SP2TP for strengthening the management process at the health center level, we should have to consider three factors which have been mentioned above.
To overcome these problems, makes recommended 1) Training of the health center worker about the management process, 2) Strengthening the quality of supervision, 3). Coordination meetings are held between those responsible for SP2TP, programmer and other health decision maker for improvement of SP2TP. 4) Dissemination of monitoring and evaluation involved unit be held in periodic meeting.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T3618
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tumbelaka, Denanda J.
"Kesehatan merupakan salah satu rangkaian dari program pembangunan yang dihadapi bangsa Indonesia di dalam rangka memasuki era tinggal landas menjelang tahun 2000 nanti. Dari data-data tentang status kesehatan yang diukur dengan, angka kesakitan, angka kematian dan status gizi memperlihatkan bahwa kesehatan di Indonesia merupakan suatu masalah yang perlu diperhatikan dan ditangani secara baik dan serius. Masalah-masalah ini timbul karena belum meratanya jangkauan pelayanan kesehatan yang ada. Dalam upayanya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan secara optimal, maka pemerintah mengikutsertakan pihak swasta di dalam program-program pelayanan kesehatan seperti, rumah sakit, balai kesehatan masyarakat, atau pelayanan kesehatan lain pada sekolah, tempat kerja dan lain-lain.
Universitas Trisakti sebagai suatu institusi pendidikan juga terlibat di dalam kegiatan pelayanan kesehatan dengan dibukanya suatu Pusat Kesehatan bagi Sivitas Akademika Universitas Trisakti maupun masyarakat umum yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Setelah berjalan selama kurang lebih 6 tahun ternyata Pusat Kesehatan Universitas Trisakti masih belum dimanfaatkan secara maksimal oleh para karyawan Universitas Trisakti sendiri. Melihat kenyataan tersebut di atas, maka diadakanlah penelitian ini dengan tujuan agar diperoleh gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya pemanfaatan Pusat Kesehatan Universitas Trisakti oleh para karyawannya. Penelitian ini merupakan survey deskriptif analitik dengan pendekatan Cross-sectional-Cara pengumpulan data dengan metode mailing list. Tehnik analisis yang digunakan adalah Uji Chi Square yang diperkuat dengan Cramer's V.
Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran bahwa dari 8 variabel yang diteliti ternyata variabel tingkat pendidikan serta variabel waktu buka dan tarif kunjungan, memperlihatkan hubungan yang bermakna dengan pemanfaatan Pusat Kesehatan Universitas Trisakti. Hasil penelitian ini juga memperlihatkan bahwa tenaga kesehatan yang ada di Pusat Kesehatan Universitas Trisakti masih belum mencukupi kebutuhan.
Pusat Kesehatan Universitas Trisakti dapat meningkatkan perannya sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan yang baik apabila dapat berfungsi secara maksimal. Hal ini dapat terwujud apabila faktor-faktor yang dianggap menjadi hambatan bagi perannya tersebut dapat ditangani sacara baik oleh pihak yang berwenang, dalam hal ini pimpinan Universitas Trisakti dan unsur-unsur terkait lainnya."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1991
T-9267
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia
"Tahun 2013, Program Jamkesda menambah jumlah peserta dari 183.791 menjadi 280.974 dan memberlakuan kerjasama dengan 16 rumah sakit di luar Kota Depok. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor penentu pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh peserta Jamkesda di Kota Depok. Desan penelitian adalah cross sectional dengan sampel 107 orang yang dipilih viiipurposive dari populasi 183.791 orang. Variabel dianalisis dengan analisis bivariat. Berdasarkan analisis diketahui bahwa utilisasi secara langsung dipengaruhi aksesibilitas (biaya, jarak, waktu ke fasilitas kesehatan) dan nilai pengetahuan. Agar utilisasi lebih baik, promosi kesehatan, mempermudah aksesibilitas penting untuk dilakukan.

Since 2013, Jamkesda added extra participant from 183.791 to 28.974 and started contract sixteen hospitals outside the City of Depok. Purpose of this study is to determine most significant factor of the health care facility?s utilization by participants of Jamkesda Depok in 2014. With cross sectional design study, this study selected 107 respondent purposively from the population. To analyze variables, this study used logistic regression prediction model. Results showed utilization determined by accessibilities (cost, distance, and time to nearest health care facility) and knowledge score. Better utilization can be achieved with promotion and facilitation for accessibilities."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lim, Me Ty
"Tesis ini membahas kemampuan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat angkatan 2012 dalam menilai faktor yang terkait dengan utilisasi atau pemanfaatan pelayanan Balai Kesehatan Masyarakat Melania di Pademangan Jakarta Utara tahun 2014. Penelitian ini menggunakan teori KQCAH, Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Hasil penelitian menyarankan bahwa faktor yang paling utama menjadi penentu dari utilisasi pelayanan Balkesmas Melania Pademangan tahun 2014 adalah faktor hormat dan keperdulian.

This thesis discusses the ability of students of the Faculty of Public Health, 2012 in assessing the forces associated with the utilization factor or the utilization of the Community Health Center Pademangan Melania in North Jakarta in 2014. This study uses KQCAH theory, this research is quantitative research with cross sectional design. The results of the study suggest that the most important factor to be decisive of service utilization Balkesmas Melania Pademangan 2014 is a factor of respect and concern.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T43432
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darwin Sintong H.
"Pemilik gedung, manajemen fasilitas, dan sistem yang berkesinambungan seperti kelistrikan, mekanik, dan api dihadapkan pada peningkatan tekanan untuk menghemat lebih banyak energi, mengurangi biaya, dan menjaga ketersediaan sekaligus meningkatkan pengalaman dan kesejahteraan penghuni. Mencapai objektivitas yang bervariasi ini dapat diatasi menggunakan sistem BMS yang telah diperbaharui, yang kini tidak hanya mampu untuk mengontrol sistem HVAC.
Building Management System (BMS) atau yang sering disebut dengan Building Automation System (BAS) adalah alat yang sangat penting untuk mengoperasikan sistem gedung menjadi lebih aman, efisien, dan andal. BMS dengan generasi terbaru ini menguntungkan pemangku kepentingan dengan menjadikan platform integrasi yang lebih terbuka dengan menggunakan IoT, Komputasi awan, analisis data, dan teknologi, kecerdasan buatan ini dapat dimaksimalkan melalui sumber daya yang tersedia dan sistem yang terhubung.
BMS adalah alat penting untuk mengoperasikan seluruh bangunan atau bahkan armada bangunan dengan aman, andal, dan efisien dengan cara yang berpusat pada manusia. Dalam laporan ini saya akan menjelaskan faktor-faktor yang aman, efisien, dan andal oleh sistem BMS dan menjelaskan elemen penting yang diperlukan untuk memecahkan tantangan manajemen.
Penggunaan fungsi otomatisasi dan kontrol pada gedung menghasilkan efisiensi energi dan menghemat biaya operasi gedung, menghemat sumber daya energi, dan menurunkan emisi Co2.

Building owners, facility managers, and system integrators such as electrical, mechanical and fire are face for increasing pressure to save more energy, reduce costs, and maintain availability all while enhancing occupant experience and well- being. Achieving these varying objectivizes are best solved by a new type of BMS available today that goes well beyond HVAC controls.
The building management system (BMS) or as its sometime called the building automation system (BAS) is a critical tool for operating a building safely, efficiently, and reliably. These modern next generation BMSs benefit stakeholders by being a more open integration platform that uses IoT, cloud computing, data analytics and artificial intelligent technologies to get more out of your available resources and connected systems.
BMSs are a critical tool for operating the entire building or even fleets of building safely, efficiently reliably and in a human centric manner. In this report I will explain factors for safely, efficiently, and reliably by BMS system and describe essential elements necessary for solving management challenges.
The use of energy efficiency building automation and control function saves building operating costs, preserves energy resources and lowers Co2 emissions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Indiarti Edi
"Gejala intrusi di Jakarta semakin tidak dapat dihindari hingga ke bagian barat wilayah Tegal Alur, Ancol, Senen, Marunda dan Cilincing, Cengkareng, Kapuk, GrogoI, Sunter dan Pluit. Keterbatasan PDAM dalam upaya memenuhi kebutuhan air bersih penduduk perkotaan, menyebabkan pemerintah merasa perlu memberikan bantuan terhadap penduduk perkotaan yang berpenghasilan rendah, serta yang daerahnya belum terjangkau oleh PDAM secara optimal. Program SB-AB diharapkan dapat mengatasi kesulitan penduduk pada sektor air bersih di daerah padat. Pemanfaatan dan pengelolaan prasarana air bersih diserahkan kepada penduduk itu sendiri dengan harapan prasarana dan sarana ar bersih yang dibangun dapat berkelanjutan. Sasaran program adalah penyediaan prasarana air bersih bagi masyarakat miskin di daerah perkotaan dan perdesaan, termasuk desa yang belum terlayani oieh PDAM dan menempati daerah yang rawan air bersih.
Pada penelitian ini akan dianalisa tentang pelaksanaan program SB-AB yang telah dilaksanakan sejak tahun 2002 di kelurahan Semanan khususnya di RWIRT 031005 dan 08109. Jumlah kerangka sampeI adalah 187 KK yaitu 119 KK di RTIRW 009108 dan 68 KK di RTIRW 005103. Sampel yang diambil adalah + 30 % yaitu sekitar 61 KK. Adapun metode pengambilan sampel yang digunakan adalah acak sistematis. Penggunaan sampling tersebut agar masing-masing RTIRW mendapatkan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi dipilih menjadi anggota sampel. Di samping itu juga dilakukan wawancara mendalam terhadap pihak yang dianggap terkait. Pengolahan data dilakukan dengan cara kuantitatif menggunakan SPSS, untuk mengetahui gambaran persepsi warga terhadap kepuasan masyarakat terhadap pelayanan KSM. Juga dilakukan analisis kualitatif untuk menganalisis pendapat, pamdangan atau tanggapan informasi yang tertampung dalam kuesioner maupun dari hasil pengamatan di lapangan. Analisa data pada penelitian ini menggunakan statistik deskriptif, dan korelasi.
Hasil analisa yang didapat adalah variabel kebutuhan masyarakat terhadap air bersih berkorelasi positif kepada kepuasan masyarakat variabel kemampuan masyarakat membayar harga air KSM berkorelasi positif kepada kepuasan masyarakat. VariabeI kemampuan masyarakat membayar harga air Pam Swasta berkorelasi negatif kepada kepuasan masyarakat; variabel Peran Organisasi masyarakat berkorelasi positif kepada kepuasan masyarakat. Variabel kemauan masyarakat untuk berpartisipasi tidak berkorelasi kepada kepuasan masyarakat.
Kesimpulan yang didapat : (1) Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan program SB-AB yaitu adanya kebutuhan masyarakat, ada kemampuan masyarakat membayar, ada kemampuan peranan organisasi sosial masyarakat dan ada kemampuan KSM. (2) Kemampuan KSM air rendah dalam hal manajemen dan pembukuan sehingga dalam mengelola administrasi dan keuangan KSM, pengurus selalu merasa rugi dan tidak mampu memelihara prasarana bantuan.

The Syndrome of intrusion in Jakarta is increasingly unavoidable down to the western part in the area Tegal Alur, Ancol, Marunda, Cilincing, Cengkareng, Kapuk, Grogol, Sunter and Pluit. The limit of PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum Local Clear Water Supplier) in the effort of meeting the need of clean water of urban population, resulting in the government feel the need to provide aids to low income urban people, as well as for those whose area not yet reached by PDAM optimally. SB-AB program is expected capable to overcome the difficulties of the people in clean water sector in highly populated area. The use and management of clean water infrastructure is given to the people themselves hoping that the constructed infrastructures and facilities of clean water can be continuous. The program aim is to provide clean water infrastructure for poor people in urban and rural areas, including villages not yet served by PRAM and taking the space of area susceptible with clean water.
In this research to be analyzed the implementation of SB-AB program already done since 2002 in kelurahanlsub-district of Semanan, especially in RWIRT (Neighborhood) 031005 and 081009. The number of sample test is 187 KK (household) that is 119 KK in RTIRW 009108 and 68 KK in RT/RW 005103. The sample taken is ± 30 % that is around 61 KK. The use on the method of sample taking is in order for each RTIRW to obtain equal opportunity for every member of population selected as sample member. Besides that, indepth interview is also done to parties considered as related. The data processing is done by quantitative means using SASS, in order to find out the perception picture of the people as to the satisfaction of the people to KSM service. Qualitative analysis is also done to analyze the opinion, notion, or response on the information retained in this research by using' descriptive and correlated statistics.
The analytical result obtained is the variable on the need of the people for clean water positively con-elated to the people's satisfication; the people's capability variable to pay KSM water price is positively correlated to the people's satisfaction. The variable of the people's capability to pay private sector (pam swasta) water price is negatively correlated with the people's satisfaction; the variable of organizational role of the people is positively correlated with the people satisfaction. The variable of the people willingness to participate is not correlated to the people satisfaction.
The conclusion obtained ; (1) The factors affecting the success of SB-AB program is the existence on the need of the people, there is capability of the people to pay, there is capability of social organization role of the people and there is capability of KSM. (2) KSM capability is low in respect of management and bookkeeping thus in managing the administration and finance of KSM, the management always at loss incapable to maintain aid infrastructure.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15056
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nordiana Mohd Isa
"This paper identifies the functions of facilities management (FM) in value management (VM) studies in Malaysia. Most previous research in this area has discussed the history, evolution, knowledge, challenges, and contributions of FM in both the private and the public sectors, yet it is also essential to explore the benefits of FM involvement and the drawbacks of FM non-involvement in VM studies during the pre-construction stage in Malaysia. This paper provides an overview the FM manager’s roles in a VM workshop based on a review of literature collected and compiled from various publications. The study contributes to current knowledge by addressing the five elements of FM functions and their impacts on VM studies. The findings will enhance project, product, and service value by illustrating the importance of FM functions in a VM study."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2017
UI-IJTECH 8:5 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Utilization of health service facility constitutes the important indicator in assessing successful of health service. Level of utilization indicates whether health service is affordable and distributed equally...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>