Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 195831 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadilah Rahmawati Wahyudi
"ABSTRAK
Sebagai Kota yang padat Ketersediaan air tanah di DKI Jakarta semakin hari semakin mengalami krisis, hingga saat ini, ketersediaan air yang di kelola oleh Perusahaan Air Minum dirasa belum cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga masyarakat masih menggunakan air tanah untuk memenuhi kebutuhannya. Penelitian ini menganalisis tentang ketersediaan air tanah dangkal dan memproyeksikan ketersediaannya hingga tahun 2030 dengan menggunakan System dynamics dan pendekatan keruangan di dalam metode yang digunakan. Berdasarkan kondisi fisiknya penelitian dilakukan pada 10 sampel kecamatan yaitu kecamatan Pancoran, Pasar Rebo, Cempaka Putih, Jagakarsa, Kramat Jati, Senen, Penjaringan, Tambora, Kalideres, dan Cilincing. Hasil penelitian menunjukan penurunan terbesar keteresediaan air tanah terjadi pada kecamatan Jagakarsa akibat pemanfaatan oleh masyarakatnya dapat mencapai 76,92% dalam 10 tahun. Penurunan terkecil terdapat pada kecamatan Cempaka Putih dengan angka penurunan 0,8%, sedangkan rata-rata penurunan ketersediaan air tanah dari 10 sampel kecamata adalah sebesar 34% dalam 10 tahun. Skenario intervensi terbaik yang dilakukan terhadap model menghasilkan peningkatan yang ketersediaan air tanah dengan penambahan kinerja PAM, penambahan RTH 30% dan peningkatan efisiensi dari pajak air tanah.

ABSTRACT
As a densely-populated city, the Special Capital Region (Daerah Khusus Ibu Kota – DKI) Jakarta finds that the availability of its groundwater becomes more and more critical every day. Up to now, the availability of water managed by the State’s Drinking Water Company (Perusahaan Air Minum – PAM) is felt to be insufficient to satisfy the people’s need. Therefore, the people continue to use groundwater to satisfy their needs. This Study analyzes the avaibility of ground water in Jakarta and projects it to years 2030. The method used is system dynamics and overlay method for the location of crisis area. Based on its physical condition, study conducted in 10 sample sub-districts area, namely Pancoran, Pasar Rebo, Cempaka Putih, Jagakarsa, Kramat Jati, Senen, Penjaringan, Tambora, Kalideres, dan Cilincing. Study results show that the largest decrease of ground water avaibility occurs in Jagakarsa with 76,92% decreases in 10 years. The smallest decreases occurs in Cempaka Putih with 0,8%, while the average decreases of 10 sample sub-districts area reach 34% in 10 years. The best intervention scenario conducted on the ground water availability model show that increases of Ground water availability with the addition of PAM performance, the addition of 30% green space and the addition of groundwater taxes efficiency."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Tri Ambarwati
"Cekungan Air Tanah Jakarta merupakan daerah penyimpan air tanah yang memiliki manfaat sebagai sumber air baku pemenuhan segala kebutuhan air bersih di DKI Jakarta dan sekitarnya. Penggambaran kondisi potensi air tanah di CAT Jakarta perlu dilakukan untuk mengetahui potensi air yang tersimpan mengalami kondisi berlebih (surplus) atau mengalami kondisi kekurangan sumber daya air tanah (defisit). Dalam penelitian ini, dilakukan analisis potensi cadangan air tanah berdasarkan analisis menggunakan Metode Thiessen Polygon untuk memperoleh cakupan area luasan hujan, Metode Modifikasi Penman untuk mengetahui besar nilai evapotranspirasi potensial, dan Metode F.J. Mock untuk mengetahui besar nilai neraca air di CAT Jakarta. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu data curah hujan, data klimatologi (data suhu udara, lama penyinaran matahari, kelembapan udara relatif, kecepatan angin rata-rata, dan letak stasiun pengukuran), data tutupan lahan, dan data kependudukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi geologi (porositas) terhadap besar ketersediaan air tanah, mengetahui besar potensi debit ketersediaan air tanah di CAT Jakarta sebagai pemenuh kebutuhan air bersih di DKI Jakarta dan sekitarnya, dan mengetahui kondisi indeks kekritisan air tanah di CAT Jakarta. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi untuk kondisi cadangan air tanah di CAT Jakarta sebagai upaya konservasi dan mengontrol penggunaan air tanah di CAT Jakarta. Berdasarkan hasil analisis perhitungan neraca air, diperoleh potensi air tanah di CAT Jakarta mengalami kondisi defisit/kekurangan sumber daya air dengan debit sebesar -875.330.761,41 m3/tahun pada tahun 2019. Debit kebutuhan air tanah untuk kebutuhan domestik di CAT Jakarta mencapai angka sebesar 1.031.257.969,5 m3/tahun pada tahun 2018. Kondisi air tanah di CAT Jakarta pada tahun 2016 – 2020 berada dalam kondisi indeks kekritisan air >100% yang terklasifikasi ke dalam kondisi sangat kritis. Disimpulkan bahwa potensi air tanah di CAT Jakarta tidak mampu memenuhi kebutuhan air domestik di DKI Jakarta dan sekitarnya serta kondisi di mana air tanah tidak dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, sehingga membutuhkan sumber air bersih alternatif sebagai pemenuh kebutuhan air domestik.

The Jakarta Groundwater Basin is a groundwater storage area that has benefits as a source of raw water to meet all clean water needs in DKI Jakarta and its surroundings. It is necessary to describe the condition of groundwater potential at the Jakarta CAT to determine the potential for stored water to be in excess (surplus) or experiencing a shortage of groundwater resources (deficit). In this study, an analysis of the potential for groundwater reserves was carried out based on the analysis using the Thiessen Polygon Method to obtain the coverage area of the rain area, the Penman Modification Method to determine the potential evapotranspiration value, and the F.J. Mock method to find out the value of the water balance in the Jakarta CAT. The data used in this study are rainfall data, climatological data (air temperature data, duration of sunshine, relative humidity, average wind speed, and the location of the measurement station), land cover data, and population data. This study aims to determine the effect of geological conditions (porosity) on the availability of groundwater, to determine the potential discharge of groundwater availability in the Jakarta CAT as a source of clean water in DKI Jakarta and its surroundings, and to determine the condition of the groundwater criticality index in the Jakarta CAT. This research is expected to be a recommendation for the condition of groundwater reserves in the Jakarta CAT as an effort to conserve and control the use of groundwater in the Jakarta CAT. Based on the results of the analysis of the water balance calculation, it was found that the groundwater potential in the Jakarta CAT is in a state of deficit/lack of water resources with a discharge of -875,330,761.41 m3/year in 2019. The discharge of groundwater needs for domestic needs in the Jakarta CAT reached a number of 1,031,257,969.5 m3/year in 2018. Groundwater conditions in the Jakarta CAT in 2016 – 2020 are in a condition of water criticality index >100% which is classified into very critical condition. It is concluded that the groundwater potential in the Jakarta CAT is not able to meet the domestic water needs in DKI Jakarta and its surroundings and the conditions in which groundwater cannot be utilized by the community, thus requiring alternative sources of clean water to meet domestic water needs."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina
"ABSTRAK
Salah satu sumber daya alam yang diperlukan oleh manusia adalah air. Air merupakan sumber daya yang terbatas. Pengambilan dan penggunaan air tanah yang berlebihan seperti yang terjadi pada dewatering menyebabkan persediaan air tanah menipis dan penurunan permukaan tanah yang akan mengakibatkan longsor. Permasalahan yang terjadi adalah belum semua penyelenggaraan dewatering dikenakan pajak air tanah di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi pajak air tanah atas dewatering di Provinsi DKI Jakarta dalam perspektif pengendalian eksternalitas negatif dan produktivitas penerimaan. Untuk menganalisis permasalahan tersebut, peneliti menggunakan teori kebijakan Merilee Grindle dimana keberhasilan suatu kebijakan dianalisis dengan melihat isi kebijakan dan konteks implementasi pajak air tanah atas dewatering. Selain itu peneliti juga menganalisis faktor-faktor pemungutan pajak air tanah atas dewatering belum optimal di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan post positivis, dengan metode kualitatif yaitu melalui wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian adalah kepentingan Badan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi DKI Jakarta terpengaruhi dari peran dalam mengendalikan eksternalitas negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan dewatering yang merupakan manfaat yang diinginkan oleh Badan Pajak dan Retribusi Daerah, letak pengambilan keputusan berada di pimpinan Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah, pelaksana kebijakan masih belum didukung dengan kualitas dan kuantitas yang memadai, demikian pula dengan sumber-sumber daya yang digunakan. Kekuasaan, kepentingan-kepentingan dan strategi dari aktor yang terlibat masih belum searah dengan tujuan kebijakan, karakteristik lembaga dan rezim yang berkuasa masih mengutamakan kepentingan masing-masing instansi, dan tingkat kepatuhan serta respon dari sasaran kebijakan masih rendah. Faktor yang menyebabkan implementasi pajak air tanah atas dewatering belum optimal di Provinsi DKI Jakarta adalah relatif rendahnya penegakan hukum, sumber daya manusia yang kurang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas, belum dilakukannya pengawasan yang memadai dan koordinasi dengan instansi terkait belum dilakukan secara berkesinambungan.

ABSTRACT
One of the natural resources needed by humans is water. Water is a limited resource. Excessive extraction and use of groundwater as occurs in dewatering causes the groundwater supply to run low and land subsidence to cause landslides. The problem that occurs is that not all dewatering arrangements are subject to a groundwater tax in DKI Jakarta Province. This study aims to analyze the implementation of groundwater tax on dewatering in DKI Jakarta Province in the perspective of controlling negative externalities and revenue productivity. To analyze these problems, researchers used the Merilee Grindle policy theory in which the success of a policy was analyzed by looking at the contents of the policy and the context of the implementation of groundwater tax on dewatering. In addition, the researchers also analyzed the factors of collecting groundwater tax on dewatering that were not optimal in DKI Jakarta Province. This research uses a post positivist approach, with qualitative methods through in-depth interviews and literature study. The results of the study are the interests of the DKI Jakarta Provincial Tax and Levies affected by the role in controlling negative externalities caused by dewatering activities which are the benefits desired by the Regional Tax and Levies Agency, the location of decision making is in the leadership of the Regional Tax and Retribution Service Unit, implementing policies are still not supported by adequate quality and quantity, as well as the resources used. The power, interests and strategies of the actors involved are still not aligned with the objectives of the policy, the characteristics of the ruling institutions and regimes still prioritize the interests of each agency, and the level of compliance and response of policy targets is still low. Factors causing the implementation of groundwater tax on dewatering have not been optimal in DKI Jakarta Province are the relatively low law enforcement, inadequate human resources both in terms of quality and quantity, adequate supervision and coordination with related agencies have not been carried out continuously."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Saputra
"Penelitian ini dilakukan di Kota Administrasi Jakarta Selatan. bertujuan untuk mengetahui pola sebaran wilayah potensial resapan air tanah, serta mengetahui faktor-faktor yang dominan terhadap wilayah potensial resapan air tanah di Kota Administrasi Jakarta Selatan. Metodelogi penelitian ini dengan Grid System, diperoleh dari overlay yang akan menghasilkan Potensi Resapan Air Tanah. Sebaran keruangan Resapan Air Tanah di Jakarta Selatan di kategorikan menjadi tiga yaitu: a) sebaran wilayah potensi resapan rendah di Jakarta Selatan dominan terdapat di bagian utara atau mendekati pusat kota. kelurahan yang paling besar memiliki luasan tersebut adalah Kelurahan Tebet Barat dalam Kecamatan Tebet dengan luas 110,42 ha atau 0,75 %. b) Sebaran wilayah potensi resapan sedang di Jakarta Selatan dominan terdapat di bagian utara atau mendekati pusat kota. kelurahan yang paling besar memiliki luasan tersebut adalah Kelurahan Pondok Pinang dalam Kecamatan Kebayoran Lama dengan luas 660,22 ha atau 4,53 %. Sedangkan, c) sebaran wilayah potensi resapan tinggi di Jakarta Selatan dominan terdapat di bagian utara atau mendekati pusat kota. kelurahan yang paling besar memiliki luasan tersebut adalah Kelurahan Ragunan dalam Kecamatan Pasar Minggu dengan luas 50,63 ha atau 0,34 %.

The research was conducted at the South Jakarta Administration. aims to determine the distribution patterns of potential groundwater recharge areas, and determine the dominant factors of the potential groundwater recharge areas in South Jakarta Administration. This research methodology with Grid System, derived from the overlay that will generate Potential Groundwater Infiltration. Spatial Distribution of Soil Water Infiltration in South Jakarta categorized into three, namely: a) the distribution of low recharge potential areas in South Jakarta are dominant in the northern part of or close to the city center. The biggest urban area is the Village has the Western District of Tevet Tevet with area 110.42 ha or 0.75%. b) The distribution of the potential catchment area in South Jakarta was predominantly located in the northern part of or close to the city center. The biggest urban area is the Village has Pondok Pinang in Kebayoran Lama district with an area of 660.22 hectares or 4.53%. Meanwhile, c) distribution of high recharge potential areas in South Jakarta predominantly located in the northern part of or close to the city center. The biggest urban area is the Village has Ragunan the Sunday Market District with an area of 50.63 ha, or 0.34%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T32129
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samsuhadi
"Air tanah Jakarta adalah tumpuan harapan warga Jakarta dalam pemenuhan kebutuhan air bersihnya. Sistem penyediaan air bersih yang ada tidak mampu menjangkau semua warga, sehingga opsi yang diharapkan adalah memanfaatkan air tanah. Cara pandang yang menganggap bahwa air 'tanah adalah sumber yang tidak terbatas, membenarkan ekstraksi air tanah tanpa terkendali. Akibatnya, beban yang ditanggung oleh air tanah sangat berat, ekstraksi air tanah sudah melebihi batas amannya (safe yield).
Dari segi neraca air tanah, pada tahun 2002 akuifer basin Jakarta diperkirakan menerima resapan air hujan kurang lebih 1230 - 1590 juta m3/tahun, sedangkan konsumsi air tanah pada tahun yang sama diperkirakan sebesar kurang lebih 1027 juta m3/tahun. Konsumsi air tanah ini akan meningkat sejalan dengan waktu akan tetapi area resapan akan menurun karena pemanfaatan Iahan meningkat.
Secara hidrogeologis akuifer air tanah Jakarta memperlihatkan bahwa angka kelaluannya sangat kecil, Sehingga aliran air tanah dari daerah imbuhan di selatan Jakarta sangat Iambat. Karena jauhnya jarak antara daerah pengisian dengan kawasan kota, maka terjadi kerucut depresi yang sangat dalam. lnsiden turunnya muka tanah juga berlangsung di sekitar area depresi kerucut.
Untuk pengentasan masalah tersebut, pemanfaatan air tanah dalam harus dilarang. Sebagai kompensasi larangan ini, sistem penyediaan air bersih yang berbasiskan air permukaan secara mutlak harus diupayakan. Untuk mengembalikan depresi kerucut di kawasan kota, direkomendasikan untuk memasukkan air kedalam tanah secara mekanik yang dimaksudkan untuk menaikkan muka air tanah, sehingga diharapkan penurunan muka tanah dapat ditahan dan intrusi air Iaut dapat dicegah.

The Jakarta groundwater is one of the water resources in which people rely on it in great deal. With the limitation of the Water Supply Company to serve its user, groundwater becomes very valuable and dependable resource. The mislead of preseption toward groundwater makes it has been exploited very heavily. The magnitude of extraction reaches out above it?s save yield.
In the year of 2002 about 1230 to 1590 millions cubic meters water were accumulated from precipitation. Approximately of 1027 million cubic meters each year about to be consumed by the people of Jakarta. The groundwater consumption tend to increase while the land capability to absorb groundwater decreasing as the land development expanding.
Hidrologically the hydraulic conductivity of the Jakarta groundwater aquifer system is very low, so that the groundwater flowrate from the south region of Jakarta basin is also low. With the magnitude of extractions very havily, the cone of depression incident has been occurring in the north Jakarta region. Along with this incident, a land subsidence was also occurring in the neighboring area.
To overcome these problems, the assessment of the artificial recharge to the Jakarta aquifer particularly at the critical locations has been done. Schemes of the artificial recharges were simulated. Locations and magnitudes of these schemes were recommended to prevent further depression and saltwater intrusions.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
D687
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afrah Ar Rumaisha
"Pemungutan Pajak Air Tanah di DKI Jakarta memiliki fungsi pengaturan mencegah eksploitasi air tanah sesuai Perda Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pajak Air Tanah. Penggunaan air tanah di Jakarta semakin menurun, tetapi ancaman penurunan muka tanah semakin tinggi.
Fokus penelitian ini adalah implementasi pengawasan pemungutan Pajak Air Tanah yang dilakukan Badan Pajak dan Retribusi Daerah DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data studi lapangan dan studi literatur.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada pedoman teknis dalam melakukan pengawasan, pengawasan dilakukan secara rutin dan insidentil. Kendala dalam melakukan pengawasan antara lain minimnya jumlah sumber daya manusia, wajib pajak yang tidak patuh dan tidak terbaharukannya data mengenai Pajak Air Tanah.

Groundwater tax in DKI Jakarta has a regulerend function to prevent exploitation of groundwater according to Local Regulation of DKI Jakarta Number 17 of 2010 concerning Groundwater Tax. The use of groundwater in Jakarta is declining, but the threat of land subsidence is getting higher.
Focus of this research is supervision implementation on groundwater tax in DKI Jakarta and constraints faced. This research is using a qualitative method with field and literature research as the data collection technique.
The results of this research shows that there are no technical guidelines in supervision, supervision conducted routinely and incidentally. Constraints in conducting supervision include the lack of human resources, not compliant taxpayers and unupdated data about groundwater tax.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S67859
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diinii Haniifah
"Seiring bertambahnya penduduk, meningkatkan kebutuhan air bersih yang menyebabkan manusia terus melakukan pemompaan air tanah secara terus-menerus. Masalah pada penelitian ini adalah dengan dipompanya air tanah secara berlebih akan menyebabkan rongga-rongga di dalam tanah menjadi kosong, sehingga mempermudah zat polutan masuk dan mencemari air di dalamnya. Hal tersebut diperparah dengan aktivitas manusia yang tidak memperhatikan limbah yang mereka hasilkan, seperti menjaga sistem sanitasi dengan baik. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis penyebab penurunan kualitas air tanah dan dan upaya yang dapat dilakukan dalam rangka menigkatkan kualitas air tanah. Metode penelitian ini adalah metode campuran yang terdiri atas metode kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan kualitas air tanah di wilayah perkotaan tidak memenuhi standar baku mutu air minum untuk parameter biologi dengan indikator Total koliform karena faktor sanitasi yang buruk. Kesimpulan pada penelitian adalah upaya menjaga kualitas air tanah dengan mengubah persepsi masyarakat, mengubah kapasitas pemompaan air tanah, dan memperbaiki faktor sanitasi.

As the population increases, the need for clean water increases which causes humans to continue pumping groundwater continuously. The problem in this study is that excessive pumping of groundwater will cause voids in the soil to become empty, making it easier for pollutants to enter and contaminate the water in it. This is exacerbated by human activities that do not pay attention to the waste they produce, such as maintaining proper sanitation systems. The objective of this research is to analyze the causes of the decline in groundwater quality and the efforts that can be made to improve the quality of groundwater. The methods research is a mixed method consisting of quantitative and qualitative methods. The results of this study indicate that the quality of groundwater in urban areas does not meet drinking water quality standards for biological parameters with the Total coliform indicator due to poor sanitation. The conclusion of the research is efforts to maintain groundwater quality by changing people's perceptions, changing groundwater pumping capacity, and improving sanitation factors."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Ade Hijriati
"Air adalah sumber daya alam yang penting dalam mendukung kehidupan semua makhluk hidup. Meningkatnya jumlah penduduk di Kabupaten Majalengka juga berkontribusi terhadap jumlah penduduk pengguna air yang ada. Ekstraksi air tanah dilakukan melalui berlalunya waktu dipertaruhkan. Penting untuk meneliti area resapan air tanah yang diterbitkan untuk memfasilitasi lokasi distribusi udara tanah di beberapa daerah dan faktor yang paling berpengaruh. Oleh karena itu penelitian ini berjudul Mengenai Potensi Area Potensi Airtanah di Indonesia CAT Majalengka perlu dilakukan karena CAT adalah lokasi di mana air hujan turun dan juga dapat digunakan sebagai data untuk memperkirakan cadangan air tanah dari suatu daerah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMCE (Spatial Multi Kriteria Evaluation) dengan menggunakan sistem point bobot pada setiap variabel yang digunakan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah litologi, curah hujan,
kemiringan, ketinggian, penggunaan lahan, tekstur tanah dan kepadatan aliran. Hasil dari penelitian ini adalah potensi daerah resapan air tanah dalam penelitian CAT Majalengka oleh sangat tinggi dan klasifikasi sedang. Potensi klasifikasi sangat tinggi dan sedang kombinasi pada ketinggian 500-1000 mdpl. Faktor yang paling berpengaruh di bidang potensi air tanah adalah penggunaan lahan.

Water is an important natural resource in supporting the lives of all living things. The increasing population in Majalengka Regency also contributes to the existing population of water users. Groundwater extraction is carried out through the passage of time at stake. It is important to examine the groundwater catchment area to facilitate location of ground air distribution in several regions and the most influential factors. Therefore this study entitled Regarding Potential Areas of Groundwater Potential in Indonesia CAT Majalengka needs to be done because CAT is a location where rainwater falls and can also be used as data to estimate groundwater reserves from an area. Method used in this research is SMCE (Spatial Multi Criteria Evaluation) using a point system the weight of each variable used. The variables used in this study are lithology, rainfall, slope, height, land use, soil texture and flow density. The results of this study are the potential for groundwater catchment areas in the CAT Majalengka study by very high and medium classification. The potential for classification is very high and the combination is at an altitude of 500-1000 masl. The most influential factor in the field of groundwater potential is land use.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusra Amelia
"Mata air merupakan pemunculan air tanah ke permukaan. Sumber air tersebut dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan air domestik. Mengingat pentingnya peranan air, sangat diperlukan adanya sumber air yang dapat menyediakan air baik dari segi kuantitas dan kualitasnya. Salah satu sumber air bersih utama yang dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan air domestik di Desa Cicurug ialah mata air. Mata air mempunyai debit terbatas namun kualitasnya baik. Mata air di Desa Cicurug telah banyak dimanfaatkan penduduk akan tetapi pengelolaannya masih sangat sederhana, hal inilah yang menyebabkan pengelolaan pemanfaatan sumber mata air di Desa Cicurug perlu diperhatikan. Penilitian ini bertujuan untuk menganalisis pola spasial pemanfaatan mata air berdasarkan wilayah potensial dan wilayah aktual pemanfaatannya, serta menganalisis wilayah potensial pemanfaatan mata air jika dibandingkan dengan wilayah aktualnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kuantitatif dan metode analisis spasial. Lokasi sumber mata air, ketinggian, batas Daerah Aliran Sungai, debit dan sistem jaringan digunakan untuk mengetahui wilayah potensial dan wilayah pemanfaatan yang terbentuk. pH, TDS, DHL, kekeruhan, senyawa fosfat, dan senyawa nitrat merupakan parameter kualitas air yang diukur pada daerah penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukan mata air di Desa Cicurug terletak pada ketinggian 165-346 m dpl dengan debit sebesar 0,158 l/s sampai dengan 1,935 l/s. Wilayah potensial pemanfaatan yang terbentuk terletak pada ketinggian 135 – 300 m dpl dengan luas yang bervariasi. Wilayah aktual pemanfaatan mata air di Desa Cicurug meliputi jenis penggunaan tanah berupa perkampungan yang terletak pada ketinggian 164-275 m dpl. Perbandingan antara wilayah potensial pemanfaatan mata air domestik tidak sesuai dengan wilayah aktual pemanfaatannya. Dimana terdapat wilayah aktual pemanfaatan yang melampaui wilayah potensialnya dan terdapat wilayah aktual pemanfaatan mata air yang lebih sempit dari wilayah potensialnya.

Springs are groundwater that comes to the surface. The springs are used to fulfill various domestic water needs. It is necessary to maintain the quality and the quantity of the water source to be utilized, considering the importance of water. Springs is one of the primary sources of clean water that can be used to fulfill domestic water needs in Cicurug village. Its residents have widely used the springs in Cicurug village, but the springs' management is very simplistic. Thus utilization of water resources management practices in Cicurug village should be further developed. This study analyzes the spatial pattern of springs utilization based on the potential area, the actual utilization area, and the comparison between the potential area and utilization area. The methods in this study are quantitative descriptive analysis and spatial analysis. The location of springs, altitude, watershed boundaries, discharge, and distribution network systems are used to determine the potential areas and utilization areas formed. TDS, pH, DHL, turbidity, phosphate, and nitrate are the parameters of water quality that are measured in the research area, considering that the waters are utilized for domestic use. The results of this study indicate the springs in Cicurug village are located between the altitude of 165-346 m above the sea level with a discharge of 0.158 l/s to 1.935 l/s. The potential areas of the springs' utilization are located between the altitude of 135 to 300 m above the sea level with different areas. The actual area of utilization springs in Cicurug village includes the land use types in villages located between the altitude of 164 to 275 m above sea level. The comparison between the potential areas of utilization of springs with the actual areas of springs utilization shows that utilized area exceeds the potential areas, and there is an actual area of springs utilization that is narrower than potential areas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yan Ade Tirta
"ABSTRAK
Metode absorpsi C02 langsung pada penanggalan (dating) air tanah, jarang dipakai orang karena tingkat akurasinya yang lebih kecil bila dibandingkan dengan metode sintesis benzena, tetapi metode absorpsi C02 langsung tidak memerlukan banyak waktu dan biaya yang relatif besar. Tehnik ini dapat dipakai sebagai studi awal untuk penelusuran kebéradaan jumlah aktivitas isotop 140 suatu daerah. Bila jumlah aktivitas 140 di daerah tersebut cukup besar maka dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan metode sintesis benzena, sehingga akan mengurangi biaya percobaan dan mempersingkat waktu penelitian. Pada cara ini C02 langsung diabsorpsi oleh larutan absorben etanolamin. Larutan etanolamin (yang sudah tercampur dengan zat sintilator) dijenuhkan dengan C02 kemudian diukur aktifitas 14C-nya dengan instrumen LSC. Untuk menentukan umur sampel air.tanah digunakan program Turbo Pascal Versi 7.0. DOS. Hasil cacahan sampel air tanah dari instrumen LSC langsung diolah dengan program tersebut dan dihasilkan data umur sampel yang ingin diketahui. Hasil pengolahan cacahan dengan bantuan program Pascal sebagai berikut : Umur air tanah Serabih Barat -819,083 tahun, Serabih Timur 4230,488 tahun, Karang Nangka 9740,798 tahun, dan P3TIR BATAN 4857,342 tahun. Dari data yang didapat ternyata air yang berasal dari Serabih Barat, Karang Nangka, dan P3TlR termasuk air tanah yang mempunyai umur relatif besar. Ini menandakan bahwa ketiganya termasuk air tanah dalam. Sedangkan untuk serabih barat menunjukkan nilai minus, yang berarti air tanah tersebut termasuk air tanah modern atau air tanah dangkal. Data ini ternyata juga sesuai dengan hasil pengukuran melalui metode sintesa benzena yang juga menunjukkan nilai yang sama. Dengan demikian metode ini cocok digunakan untuk studi awal keberadaan C14. Untuk mengetahui ketepatan umur dari sampel yang ada dapat diketahui melalui penelitian selanjutnya dengan metode sintesa benzen. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>