Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109807 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Perpetua Windhy Harmonie
"Penelitian ini bertujuan untuk menghitung potensi, efektivitas, upaya pajak dan elastisitas pajak rumah kos di Kabupaten Sleman Tahun 2013. Pajak rumah kos termasuk dalam pajak hotel yang merupakan salah satu komponen dari pajak daerah yang mempunyai kontribusi dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD). Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menghitung seluruh potensi penerimaan pajak rumah kos dari seluruh populasi di Kabupaten Sleman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan antara realisasi dan potensi penerimaan pajak rumah kos di Kabupaten Sleman pada tahun 2013 sebesar 3,75%. Total potensi penerimaan pajak rumah kos sebesar Rp8,03 miliar dan realisasi penerimaan pajak adalah Rp300.927.217,45. Upaya pajak yang merupakan perbandingan antara realisasi penerimaan pajak rumah kos dengan PDRB sebesar 0,00677%. Efektivitas rumah kos sebesar 3,75%. Elastisitas pajak rumah kos sebesar 1,59 bahwa secara rata-rata selama tahun 2012-2013 peningkatan sektor hotel di Kabupaten Sleman sebesar 1% dapat mendorong peningkatan penerimaan pajak rumah kos sebesar 1,59 dengan asumsi ceteris paribus. Faktor yang mempengaruhi efektivitas pajak rumah kos dapat dilihat dari tiga sisi yaitu dari sisi wajib pajak, sisi pemungut pajak dan dari sisi peraturan daerah.

This research aimed to count potential, effectivity, tax effort and elasticity boarding house tax at Sleman regency in year 2013. Boarding house tax includes with hotel tax which one of the component from local tax with contribution of local revenue. The research use quantitative approach count with all potential tax revenue of boarding house from all population at Sleman regency.
Result of the research represent of potential tax revenue boarding house at Sleman regency with percentage 3,75% in year 2013. Total potential tax revenue of boarding house was IDR.8,03 billion and realization tax revenue of boarding house was IDR.300.927.217. Tax effort constitute of comparison between tax revenue realization of boarding house with PDRB was 0,00677%. Effectivity boarding house tax collection was 3,75%. Elasticity tax revenue of boarding house was 1,59 means an increasing in hotel sector can increase revenue of boarding tax house by 1,59 assuming ceteris paribus. Factors that influence the effectiveness of the boarding house tax could be initialize from the taxpayer, tax collector and local regulation."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T43136
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusy Marta Subekti
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi pajak hiburan, kendala, dan upaya optimalisasi pajak hiburan yang ada di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penilaian potensi pajak hiburan dengan menggunakan Kriteria Davey menunjukkan hasil bahwa pajak hiburan di Jakarta pada tahun 2008 adalah pajak yang potensial untuk meningkatkan penerimaan daerah. Sedangkan untuk tahun 2009 kurang potensial untuk meningkatkan penerimaan daerah. Tahun 2010 menunjukkan hasil bahwa penerimaan pajak hiburan potensial untuk meningkatkan penerimaan daerah. Sedangkan tahun 2011 tidak potensial untuk meningkatkan penerimaan daerah. Peneliti menyarankan agar Dinas Pelayanan Pajak melakukan koordinasi yang lebih baik dengan pihak terkait khususnya Dinas Pariwisata dan BPKD, mengintensifkan sosialisasi online system kepada wajib pajak, menerapkan mekanisme penagihan aktif, mengintensifkan pemeriksaan pajak hiburan, dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

This study aimed to analyze the potential of entertainment tax, constraints and efforts to optimizing entertainment tax in Jakarta. This study is a qualitative research. Assessment of potential entertainment tax by using the criteria that disclosed by Davey, shows that entertainment tax in 2008 was a potential tax for local revenue in DKI Jakarta. Whereas in 2009 was less potential to increase the local revenue. In 2010, shows that the entertainment tax is potential to increase the local revenue. On the other hand, entertainment tax in 2011 was not potential. Researcher suggested that the Dinas Pelayanan Pajak to have a better coordination with the parties concerned, especially the Dinas Pariwisata and BPKD, intensifying socialization online system for taxpayers, implements active billing mechanism, intensifying the entertainment tax audit, and improve service to the public."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46043
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Ulya Roychani
"Pasal 1 Angka 14 Peraturan Daerah Kota Depok No. 7 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah menyatakan bahwa pajak hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. Sedangkan, hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh). Oleh karena itu, rumah kos dengan jumlah kamar kos lebih dari 10 (sepuluh) kamar akan dikenai pajak hotel. Aturan yang ada belum sepenuhnya menerapkan asas keadilan, khususnya mengenai pengaturan minimal jumlah kamar yang ditentukan. Padahal diterapkannya asas keadilan sebagai asas pemungutan pajak sangat penting karena berpengaruh dalam meningkatkan efektivitas pemungutan pajak. Penelitian menggunakan metode penelitian yuridis normatif dan penelitian ini dilakukan untuk menjawab dua masalah pokok, yaitu bagaimana pemungutan pajak hotel kategori rumah kos berdasarkan Peraturan Daerah Kota Depok No. 7 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah di Kota Depok ditinjau dari asas keadilan (equality) dan penegakan hukum terhadap pajak hotel kategori rumah kos di Kota Depok. Atas hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa pemungutan pajak hotel kategori rumah kos memiliki beberapa kekurangan dan ketidaksesuaian dengan asas keadilan. Penegakan hukum terhadap pajak hotel kategori rumah kos di Kota Depok belum dapat berjalan dengan baik karena masih terdapat hambatan dalam menegakkan hukum atas pajak hotel kategori rumah kos. Saran Penulis diperlukan evaluasi atas pemungutan pajak yang sudah diselenggarakan, perbaikan regulasi atas kekurangan yang ada pada aturan, perbaikan teknis penyelenggaraan pemungutan pajak hotel kategori rumah kos, penguatan penegakan hukum atas aturan yang ada.

Article 1 Number 14 of Depok Regional Regulation No. 7 of 2017 concerning Local Taxes stated that hotel tax is tax on service provided by the hotel. Meanwhile, the hotel is a facility for lodging/accommodation providers including other related services at a fee, which includes motels, lodges, tourism huts, tourism guesthouses, guesthouse, lodging houses and the like, as well as boarding houses with more than 10 (ten) rooms. Therefore, the boarding house with the number of rooms cost more than 10 (ten) rooms will be charged hotel tax. The existing rules have not fully implemented the principle of justice, especially regarding the minimum arrangement of the specified number of rooms. In fact, the principle of justice as a tax-withholding principle is crucial because it affects the effectiveness of tax voting. Research using normative juridical method of research and research is done to answer two basic problems, which is how hotel tax collection in the boarding house based on Depok Regional Regulation No. 7 of 2017 concerning Local Taxes in Depok City is reviewed from equality and law enforcement on hotel tax in the boarding house in Depok City. Over the results of the research that has been done, it can be concluded that the hotel tax poll category of home categories has some shortcomings and inconsistency with the principle of justice. Law enforcement against hotel tax in the boarding house in Depok City has not been able to run properly as there is still a barrier in enforcing the law over the hotel tax of in the boarding house. The author's suggestion is required evaluation of the tax collection that has been held, the regulatory improvements to the deficiencies in the rules, technical improvement of the collection of hotel tax collection in the boarding house, strengthening law enforcement on the rules."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Raymond Firman
"Penelitian ini bertujuan untuk mengusulkan langkah optimalisasi penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 dalam rangka mengatasi potential loss penerimaan pajak dengan melakukan analisis faktor yang menyebabkan rendahnya kepatuhan perpajakan wajib pajak UMKM dan mengusulkan upaya yang relevan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak atas kewajiban perpajakannya. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus dilakukan pada Direktorat Jenderal Pajak DJP , Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Hasil Penelitian dengan menggunakan slippery slope framework menunjukkan bahwa rendahnya kepatuhan wajib pajak dalam hal ini voluntary tax compliance disebabkan oleh rendahnya kepercayaan wajib pajak khususnya sikap moral terhadap Direktorat Jenderal Pajak sebagai otoritas pajak. Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan upaya untuk meningkatkan voluntary tax compliance dengan melakukan penyuluhan melalui pola pembinaan usaha wajib pajak yang disebut dengan business development services BDS . Dalam pelaksanaannya, BDS yang dilaksanakan oleh DJP ternyata belum optimal dalam meningkatkan voluntary tax compliance, hal ini disebabkan oleh kepercayaaan masyarakat atas DJP belum dapat ditingkatkan secara optimal melalui program BDS. Terhadap adanya permasalahan tersebut.
Penelitian ini menyarankan DJP untuk melakukan pembaharuan dengan mengkombinasikan program BDS dengan strategi marketing yang telah teruji sukses sejak abad 18 SM yaitu AIDA Attention, Interest, Desire dan Action . Dengan kombinasi BDS dan AIDA social marketing maka setiap tahapan perilaku dari objek BDS mulai dari perhatian/ kesadaran atas adanya Program BDS, ketertarikan atas implementasi dari program BDS, keinginan untuk mengetahui kewajiban perpajakan karena telah merasa dibantu dalam mengembangkan usahanya, hingga memutuskan untuk melakukan aksi dengan membayar Pajak PP. 46 karena adanya rasa percaya terhadap dapat dipantau dengan pendampingan secara berkelanjutan dan terus menerus sehingga BDS dapat berjalan secara optimal dan efektif dalam meningkatkan voluntary tax compliance yang berdampak positif pada penerimaan pajak.

This study aims to propose the steps for optimizing the implementation of Government Regulation No. 46 of 2013 in order to overcome the potential loss of tax revenue by conducting analysis of factors that cause low tax compliance of Micro, Small and Medium Enterprises MSME taxpayers. It also proposes relevant efforts to improve taxpayer compliance with taxation obligations. The research method used was qualitative method with case study approach. A case study was conducted at the Directorate General of Taxes DGT , Ministry of Finance of the Republic of Indonesia.
The results of research using slippery slope framework and interviews show that low taxpayer compliance or voluntary tax compliance in this case is caused by the low taxpayers trust especially moral attitude toward DGT as tax authority. Efforts to increase voluntary tax compliance have been made by the Directorate General of Taxes by conducting counseling with taxpayer coaching pattern through business development services BDS . In practice, BDS implemented by DGT has not been optimal in increasing voluntary tax compliance. This is caused by public confidence in DGT cannot be optimally enhanced through BDS program.
Regarding this problem, this research suggests DGT to update by combining BDS program with marketing strategy that has been tested successfully since 18th century BC called AIDA Attention, Interest, Desire and Action . With combination of BDS and AIDA social marketing, every behavior stage of BDS objects start from awareness of BDS Program, interest in the Implementation of BDS program, the desire to know the taxation obligations as they have been assisted in developing the business, decide to take action by paying the Government Regulation No. 46 Tax because BDS program is able to monitor the objects with ongoing assistance. As a result, BDS can run optimally and effectively in increasing voluntary tax compliance which has positive impacts on tax revenue.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rubino Sugana
"Abstract
This study is conducted to develop a model that can be used to estimate the VAT revenue potential, tax gaps, and the impact of policy changes using the Input-Output Table. The amount of VAT revenue projection generated by this model is close to the VAT revenue realisation. The result of this study shows that the VAT compliance rate is only around 53%. Improving VAT compliance rate would generate a higher impact on VAT revenue as compared with raising the VAT rate. On the other hand, removing all VAT exemptions, besides increasing the administrative burden, it could also reduce VAT revenue from certain economic sectors, even though it will reduce economic distortions and avoid the need for special VAT treatment.
Abstrak
Studi ini dimaksudkan untuk menyusun sebuah model yang dapat digunakan dalam penghitungan potensi dan kesenjangan penerimaan (tax gap) PPN, dan mengestimasi dampak perubahan kebijakan terhadap penerimaan PPN dengan menggunakan Tabel Input-Output (Tabel I-O). Model ini menghasilkan estimasi penerimaan PPN untuk tahun 2013 yang mendekati nilai realisasi penerimaan aktual. Hasil studi menunjukkan tingkat kepatuhan pemenuhan kewajiban PPN di Indonesia hanya sekitar 53%. Peningkatan kepatuhan akan memberikan dampak yang lebih tinggi terhadap penerimaan dibandingkan menaikkan tarif PPN. Sebaliknya, penghapusan seluruh fasilitas PPN (Dibebaskan PPN, Tidak Dipungut PPN, dan PPN Tidak Dikenakan), selain dapat meningkatkan beban administrasi, untuk sektor tertentu justru dapat menurunkan penerimaan PPN, walaupun hal ini akan mengurangi distorsi ekonomi dan menghindari kebutuhan akan perlakuan khusus."
2016
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Sugiharti
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi dan kendala serta optimalisasi pajak parkir terhadap penerimaan pajak daerah di Provinsi DKI Jakarta. Penerimaan pajak parkir di Provinsi DKI Jakarta selama tiga tahun tidak mencapai target maka penulis ingin melihat bagaimanakah potensi pajak parkir dan upaya optimalisasi pajak parkir di Provinsi DKI Jakarta. Analisis dilakukan dengan menghitung potensi pajak parkir dari tahun 2010 sampai dengan 2012. Penilaian potensi pajak parkir menunjukkan hasil bahwa pajak parkir di Jakarta adalah pajak yang cukup potensial untuk meningkatkan penerimaan daerah. Peneliti menyarankan agar Dinas Pelayanan Pajak melakukan sosialisasi kepada wajib pajak, mengintensifkan online system kepada wajib pajak, mengintensifkan pemeriksaan pajak parkir, dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

This study purposed to analyze the potential and problem and optimization of the parking tax to the local tax revenue in Jakarta. Parking tax revenue in Jakarta for three years did not reach the target, the authors wanted to see how the potential tax and parking tax optimization efforts parking in Jakarta. Analysis is performed by calculating the potential of the parking tax from 2010 to 2012. Potential assessment results show that the parking tax parking tax in Jakarta is considerable potential for tax revenue generation. Researchers suggested that the Tax Agency outreach to taxpayers, intensifying the online system to taxpayers, intensifying the parking tax audit, and improve services to the public."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S47289
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tris Diana
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai proses formulasi kebijakan insentif Pajak Bumi dan Bangunan atas lahan pertanian di Kabupaten Sleman. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui studi lapangan (wawancara mendalam) dan studi kepustakaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa proses formulasi kebijakan insentif Pajak Bumi dan Bangunan bagi lahan pertanian berlangsung pada saat pembahasan Raperda Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2012 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. Pembuatan Kebijakan Insentif tersebut dilatarbelakangi oleh posisi Kabupaten Sleman yang strategis sehingga rawan akan fenomena konversi lahan pertanian menjadi non pertanian, dan alternatif kebijakan yang dipilih sebagai insentif Pajak Bumi dan Bangunan bagi lahan pertanian adalah pengurangan tarif Pajak Bumi dan Bangunan yang kemudian dicantumkan dalam Pasal 8 Peraturan daerah tersebut.

This undergraduate thesis was conducted to get a overview of how the process of formulations policy property tax incentive on agricultural land in the Sleman Regency. This study used a qualitative approach to techniques of collecting data through field reasearch (Indepth-Interview) and literatur study. The results of this research show that the process of formulation policy property tax insentive on agricultural land takes place at the time of the discussion of the draft regulation the number 11 in 2012 about the rural and urban property tax. The incentive policies backed by the creation of the strategic position of Sleman Regency so prone to the phenomenon of conversion of farmland to non farmland, and alternative policy chosen as tax incentives for agricultural land is the reduction of tax rates was then be stated in the section 8 regulations of the area."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47499
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Ayu Riana Octarisa
"Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak parkir atas pertumbuhan pusat perbelanjaan di DKI Jakarta tahun 2010 s.d 2013, dimana pajak parkir merupakan salah satu sumber penerimaan daerah yang diperlukan untuk pembangunan daerah. Dalam penelitian ini mengangkat dua permasalahan yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak parkir atas pusat perbelanjaan dan optimalisasi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penerimaan pajak parkir. Metode yang digunakan ialah kualitatif berdasarkan teknikpengumpulan data studi literatur dan studi lapangan yang dilakukan denganwawancara. Hasil dari penelitian ini adalah faktor yang sangat mempengaruhi penerimaan pajak parkir atas pusat perbelanjaan ialah tarif parkir dan optimalisasi yang dapat dilakukan ialah intensifikasi dan ekstensifikasi.

This study discussing about the factors that affecting parking tax revenue over the growth of shopping center number in Jakarta between 2010 until 2013, where the parking tax is the one important source needed for regional development. This study raises two issues, the first is about factors that affecting tax revenue over a shopping center parking lot and the next is about optimization that can be done to improve parking tax revenue. The method used is based on qualitative data collection in study of literature techniques and field studies which performed by an interview. The results of this research is related to the factors that extremely affect parking tax revenue over a shopping center is parking rate and the optimization that can be done of that, is the intensification and extensification activity."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ervan Fachrudin
"Pandemi Covid-19 mengakibatkan masyarakat memilih untuk melakukan kegiatan ekonomi melalui e-commerce untuk mengurangi kontak fisik dengan penjual. Besarnya potensi e-commerce membuat pemerintah menerbitkan UU Nomor 2 Tahun 2020 untuk mengatur pemungutan pajak dari transaksi e-commerce. Penelitian ini mengukur nilai elastisitas dan buoyancy pemungutan PPN dari transasksi e-commerce dengan menggunakan metode indeks divisia serta menghitung potensi penerimaan PPN dari transaksi e-commerce dengan menggunakan metode dekomposisi multiplikatif. Hasil dari penelitian ini mendapatkan nilai koefisien elastisitas sebesar 4,098 dan buoyansi sebesar 5,768. Sementara itu, penerimaan PPN dari transaksi e-commerce pada tahun 2022 dan 2023 diproyeksi sebesar Rp 56,49 triliun dan Rp 73,93 triliun. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penelitian ini merekomendasikan adanya penyusunan strategi oleh DJP agar efektivitas dalam pemungutan PPN dari transaksi e-commerce semakin meningkat serta potensi PPN dari transaksi e-commerce dapat terealisasi optimal.

The Covid-19 pandemic has resulted in people choosing to carry out economic activities through e-commerce to reduce physical contact with sellers. The huge potential of e-commerce has prompted the government to issue Law Number 2 of 2020 to regulate tax collection from e-commerce transactions. This study measures the elasticity and buoyancy of VAT collection from e-commerce transactions using the index divisia method and calculates the potential for VAT receipts from e-commerce transactions using the multiplicative decomposition method. The results of this study obtained a coefficient of elasticity of 4,098 and a buoyancy of 5,768. Meanwhile, VAT revenues from e-commerce transactions in 2022 and 2023 are projected to be Rp. 56,49 trillion and Rp. 73,93 trillion. Based on the results of this study, this study recommends that DGT formulate a strategy so that the effectiveness in collecting VAT from e-commerce transactions increases and the potential for VAT from e-commerce transactions can be realized optimally."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Bakhtiar
"DBD merupakan penyakit endemis di Kabupaten Sleman dan masuk dalam kategori endemis nasional. Tercatat dari tahun 2001 = 2013 terdapat 6.307 kasus DBD. Dengan melihat hal tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk mengkaji Kerentanan Wilayah Terhadap Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sleman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode K-Means Cluster. Metode K-Means Cluster mengelompokan desa–desa berdasarkan kemiripan ciri atau kemiripan nilai variabel exsposure dan sensitivity. Variabel–variabel tersebut yaitu total kasus DBD dari tahun 2001-2013, rata-rata Incidance Rate (IR) tahun 2001-2013, endemisitas DBD, kepadatan penduduk, kepadatan bangunan, Angka Bebas Jentik (ABJ), dan curah hujan.
Tingkat kemiripan tiap desa diukur dari jarak terdekat desa–desa tersebut terhadap pusat-pusat cluster yang terbentuk selama proses custering. Desa–desa tersebut akan membentuk kelompok berdasarkan jarak terdekatnya terhadap pusat clsuter akhir (final cluster center). Setelah dikelompokan berdasarkan kedekatan jarak dengan pusat cluster kemudian dikelompokan kembali berdasarkan tingkat kerentanannya menjadi tiga kelas kerentanan yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Dalam penelitian ini terdapat 86 desa yang akan dikelompokan.
Hasil dari penelitian menyatakan bahwa 22 desa merupakan desa dengan kerentanan terhadap DBD tinggi, 27 desa merupakan desa dengan kerentanan terhadap DBD sedang, dan 37 merupakan desa dengan kerentanan rendah.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is endemic disease in Sleman Regency and in the category of national endemic. Recorded from 2001 - 2013 there were 6,307 cases of DHF. By looking at that, the study aims to assess the Place Vulnerability to Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) Epidemic in Sleman Regency. The method in this study is using K - Means Cluster. K - Means Cluster use to group villages by the similarity characteristic or variable value of exposure and sensitivity. The variables are the number of dengue cases from 2001-2013, Average of Incidence Rate 2001-2013, Endemicity, Population density, Building density, Angka Bebas Jentik and Precipitation.
Similarity villages measured by the nearest distance from the villages to the cluster center at process clustering. That village will form groups based on nearest distance to the final cluster centers. After the groups based on the nearest distance to the center of the cluster then re-grouped based on their level of vulnerability into three classes, low, medium, and high. There are 86 village will be grouped.
The results of the study mentions that 22 villages are high vulnerability, 27 villages are in medium vulnerability and 37 villages with a low vulnerability to DHF.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55473
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>