Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29809 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fachmi Zain
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki pola perilaku spasial aktivitas bermain anak-anak beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini dilakukan pada anak-anak yang tinggal di Kampung Lio, dimana merupakan salah satu permukiman penduduk berpenghasilan rendah yang ada di Kota Depok. Pengumpulan data dilaksanakan menggunakan beberapa metode yaitu focus group discussion, geographic diary, observasi dan wawancara. Analisis perilaku spasial mempertimbangkan jumlah, jenis dan distribusi spasial dari ruang-ruang bermain anak.
Penelitian ini menemukan bahwa aktivitas bermain anak-anak Kampung Lio sebagian besar mengambil tempat di lingkungan permukimannya. Selain itu, ditemukan juga perbedaan pola perilaku bermain antara anak-anak laki-laki dengan anak-anak perempuan. Pola spasial dari aktivitas bermain anak-anak dalam penelitian ini dipengaruhi oleh preferensi aktivitas bermain anak, kondisi fisik ruang bermain, kontrol orang tua dan interaksi sosial dengan anak lain.

The aim of this research was to investigate the spatial behavior patterns of children's play as well as the factors that influence it. This research was conducted on children who live in Kampung Lio which is one of low income neighborhoods in Depok. Data collection occurred through multiple methods including focus group discussion geographic diary observation and interview. The analysis of spatial behavior considered the number variety and spatial distribution of children's play spaces.
This research found that children's play activity mostly take place in their neighborhood. Furthermore, this research also found the differences between boys'and girls'play patterns. Spatial pattern of children's play in this research is influenced by children's play preferences physical environment of play spaces parental controls and social interaction with other children.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S57732
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yurista Widiyanti
"Keberadaan kampung kota memunculkan berbagai macam pandangan dan pencitraan yang berbeda-beda di kalangan pemerhati kota dan penghuninya, serta masyarakat tertentu. Lokasinya yang berada di pusat kota, seringkali membawa pengaruh terhadap lingkungan sekitarnya, baik positif maupun negatif. Citra buruk, kotor selalu melekat pada keberadaan kampung kota ini, sedangkan di sisi lain kampung kota merupakan ruang kehidupan penghuninya. Citra dipengaruhi pengalaman dan pengetahuan atau konsep yang terbentuk. Sesuatu yang tercitra meliputi kondisi fisik dan kegiatan yang meruang. Pencitraan yang muncul dari perencana kota setempat didapat dari data sekunder dan wawancara non formal, yang kemudian dibandingkan dengan realita yang ada di kampung dengan pengamatan dan wawancara dengan penghuni kampung.
Perencana kota memiliki ruang terkonsep terhadap kawasan kampung lio, yang terlihat adanya perencanaan peremajaan kawasan situ rawa besar, yang berdampak pada penggusuran kampung lio. Perencana kota secara implisit tidak mengikuti pola pemukiman kampung sehingga kampung lio terhilangkan sama sekali menjadi kawasan baru. Sementara itu, ruang-ruang yang terbentuk di kampung kota akibat dari kebutuhan spontan akan ruang bertinggal, yang dilakukan dengan reproduksi ruang dan terkadang terjadi pelanggaran berada di tempat yang tidak semestinya. Dengan analisis ditemukan bahwa kampung lio, Depok tidak se'buruk dan se'kotor yang tercitrakan sehingga tidak harus dihilangkan secara keseluruhan namun hanya diperlukan penanganan di sebagian ruang yang memang tidak pada tempatnya dan berbahaya. Pencitraan yang mempengaruhi perencanaan kawasan bisa jadi hanya sebuah rekaan yang dibuat untuk menghilangkan kawasan itu.

Existence of kampung has images and views which different in among planners of city and its dwellers, and also other society in the city. Kampung where location in centre of the city bring influence for environment, both positive or negative. Ugly and dirt are images which always attach in kampung, but in other side, kampung is lived space for users. Image is influenced by experience and knowledge or concept which formed. Image is formed by condition physically of thing and spatial activity. Its therefore done by using qualitative method, with observation in kampung, non formal interview and get some data which significant with issues.
Urban planners have conceive space for Kampung Lio area. They have planned for redevelopment Kampung Lio area, that effect eviction of kampung. The redevelopment plan do not follow morphology of kampung, so kampung area be a brand new. Finding have shown that Kampung Lio, depok is not dirty or ugly like which people and planners imaged so has not to eviction as a whole, but only need planned in slum and dangerous area and re-organize environment. Image which bring influence maybe only phantasy for eviction that a whole of kampung area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T40419
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Widya Putri
"Persebaran sekolah dasar di Kota Depok, Jawa Barat, tidak hanya berada di lingkungan permukiman. Hal tersebut mempengaruhi pola perjalanan mandiri anak, yang merupakan salah satu aspek program Kota Layak Anak di kota ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola perilaku spasial dari perjalanan mandiri anak di Kota Depok serta faktor-faktor yang berkorelasi. Data penelitian diperoleh dari 9 sekolah dasar yang menjadi sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner, penulisan narasi, dan menggambar situasi sekolah, yang dilakukan oleh anak-anak kelas 4 SD. Analisis data dilakukan dengan metode analisis keruangan yang diperkuat dengan analisis chi-square.
Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan antara kegiatan penduduk di sekitar sekolah dengan jenis moda transportasi yang dipilih anak. Jarak perjalanan juga mempengaruhi jenis moda transportasi. Semakin jauh jarak perjalanan anak, semakin terbatas moda transportasi yang digunakan.
Dari hasil analisis, kesimpulan yang didapat adalah lokasi sekolah mempengaruhi pola spasial perjalanan mandiri anak. Sebaran sekolah yang berada di lokasi dengan tingkat keramaian yang tinggi belum menunjukkan bahwa Kota Depok merupakan kota yang berpihak kepada kemandirian anak dalam melakukan perjalanan ke sekolah, yang merupakan salah satu aspek program Kota Layak Anak.

Distribution of elementary schools in Depok City, West Java, is not only located in settlement area. This situation influences the pattern of children's independent mobility, which is one of aspects in Children Friendly City program in that city. This research aimed to discover the spatial behavior pattern of children's independent mobility in Depok City and the factors that have correlation with it. There are 9 elementary schools which became sample in this research. The data gathering was done by questionnaire filling, narration writing, and drawing school situation that was done by children in 4th grade. Data analysis was done using spatial analysis which was strengthened by chi-square analysis.
As the result, there is correlation between resident's activity around the school and transportation mode that is chosen by children. Trip distance also influences the type of transportation mode. The further children's trip distance, the more limited transportation mode that can be used.
From the analysis result, it is concluded that school location influences spatial pattern of children independent movement. Distribution of schools that are located in places with high crowd level shows that Depok City hasn't taken side with children?s independence in doing trip to school as aspect of Children Friendly City program.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64804
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Octavia Syafarwati
"Menabung di bank adalah salah satu kebutuhan manusia yang terkait dengan kehidupan masa depan. Dalam memilih bank masyarakat Kampung Lio memiliki karakteristik internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi keputusan pemilihan bank. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pemilihan bank yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Lio dengan menggunakan analisis spasial dan statistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lokasi bank yang dipilih oleh masyarakat Kampung Lio yang tinggal di RW 13 memiliki jumlah lokasi bank yang lebih banyak daripada RW 20 dengan karakteristik pekerjaan, umur dan faktor jarak yang mempengaruhi pemilihan. Rute yang dipilih oleh masyarakat Kampung Lio adalah melalui Jalan Arif Rahman Hakim, Jalan Dewi Sartika dan Jalan Margonda dengan menggunakan moda transportasi jalan kaki, sepeda motor, mobil pribadi dan kendaraan umum.

Saving money in bank is one of human needs in future. When choosing a bank, Kampung Lio`s society have their own internal and external characteristics that could influence them to choose a bank. The aim of this research is to know the spatial pattern of Kampung Lio`s society in choosing a bank as a savings place by using statistical and spatial analysis.
The result of the research shows that the amount of choosen bank location of Kampung Lio`s society in RW 13 is bigger than Kampung Lio`s society in RW 20. Furthermore, the characteristics of job and age have influenced the process of choosing a bank as well as distance variable. The routes that Kampung Lio`s society choosed are Jalan Arif Rahman Hakim, Jalan Dewi Sartika and Jalan Margonda, by using motorcycle, walking, private car and public car.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S33771
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nugroho Indera Warman
"Tugas akhir ini berfokus pada pemberdayaan masyarakat di RW 20 Kampung Lio Depok untuk melaksanakan program intervensi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pemilihan program ini didasarkan oleh analisa kebumhan serta kesepakatan bersama para warga setempat. Dengan adanya ngaji lekar dan Taman Pendidikan A1-Qur?an (TPA) yang berkembang di RW 20 Kampung Lio, maka aset tersebut dipandang sebagai potensi yang dapat dikembangkan dengan mcngintegrasikan program PAUD di dalamnya.
Intervensi ini diawali dengan sebuah baseline study yang menggunakan konsep Parricqzalmy Rural Appraisal (PRA) yaitu dengan melibatkan masyarakat secara aktif mulai dari perencamaan, pelaksanaan dan evaluasi program intervensi. Kegiatan sepenzi Focus Group Discussion (FUD) adalah salah satu cara melibatkan masyarakat umuk mcnganalisa serta merencanakan program intervensi yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Dalam konsep PRA juga ditekankan tentang kedekatan seorang intervensionis dengan masyarakat agar dapat mcnggali informasi lebih dalam sekaligus membangun sebuah kemitraan yang solid.
Sebuah intervensi membumhkan agen perubahan. Dengan adanya aset TPA ini maka peran guru TPA sangat strategis unnzk menjadi seorang agen perubahan. Selanjutnya agen perubahan ini perlu mendapatkan pembangunan kapasitas. Pada intervensi ini pembangunan kapasitas dilakukau sebuah pendekatan normatif bempa transfer pengelahuan dan pelatihan. Maka sosialisasi tentang pentingnya PAUD serra program pclalihan metode bermain, cerita dan menyanyi (BCM) pada TPA merupakan imsur pokok dalam intewensi di RW 20 Kampung Lio.
Dari hasil intervensi dapat disimpulkan bahwa masyarakat di RW 20 Kampung Lio sudah rnempunyai pcrsepsi yang baik terhadap pnogram PAUD terbukri dengan munculnya beberapa lcmbaga PAUD, sena para guru TPA yang sudah menerapkan metode BCM di tempat ngaji Iekar atau di TPA mereka masing-masing. Sebagai diskusi di sini adalah terdapat potensi terjadinya gesekan diantara para pcngelola PAUD tersebut, dan dikhawatirkan akan tcrjadi perebutan lahan. Untuk itu disarankan agar para pengelola PAUD dapat duduk bcrsama untuk membuat kcsepakatan dalam pengelolaan PAUD di RW 20 Kampung Lio. Saran yang kedua adalah untuk intervcnsi berikutnya perlu diadakan pelatihan tambahan berbenmk TOT (training of rrainers) agar para gum ngaji dan TPA di sekitar RW 20 Kampung Lio juga mendapat pengetahuan Serta pengalaman yang sama tentang program PAUD berbasis TPA. Diharapkan dari ko-2 saran tersebut program imervensi ini dapat terus berlanjut di RW 20 Kampung Lio.

This study is focusing on empowering the community of Area No. 20 Kampung Lio Depok to implement the Early Childhood Education (ECE) intervention program. This program has selected based on a need assessment and also a covenant with the community. Considering with the improvement of Koran Education Center (KEC) on Area No. 20 Kampung Lio, these assets are a potential part to integrate them with ECE.
The intervention is beginning with a baseline study using the concept of Participatory Rural Appraisal (PRA), which is involving the community actively hom planning, action, and evaluating the progam. Activity like Focus Group Discussion (FGD) is one of the techniques to involving the community on analyzing and also make a plan of an appropriate program based on their needs. In PRA concept, it is also emphasize about the relationship between the interventionist and the community. With good relationship we can both elaborate the information and also to build a strong partnership.
An intervention needs an agent of change. With the KEC as an asset, therefore, the KEC teachers appear as a strategic agent of change. Hence, these agents need a capacity building. On this intervention the capacity building is using the nonnative strategy, it is about transfer knowledge and training. Thus, the socialization about the important of ECE and the training program with the playing, story telling, and singing (PSS) method are the important part of intervention in Kampung Lio.
As a result from the intervention, the community already has an excellent perception about the ECE, It proves when the community built the ECE center, and all the KEC teachers have implemented the PSS method. As a discussion, there is a potential diction between the ECE administrators, because they have the same area to work with. Therefore they need to sit together and make an agreement to manage the ECE programs in Area No. 20 Kampung Lio. The next input is for the next intervention the KEC teachers need to have TOT (training of trainers), they have to transfer their knowledge to another KEC teachers next to there are. From these inputs, hopefully the intervention program will be sustained.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34134
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, John Fredy Bobby
"Kala pendekatan fisik tidak mampu memahami karya arsitektur secara tuntas, maka pendekatan metafisik (non material culture) yang merupakan hasil ide atau reka pikir yang kadang tidak terkait langsung dengan obyek fisik yang diamati dapat digunakan (Hardjoko, 2011). Dan perkembangan pengetahuan arsitektur pun akan terjadi bila paradigma merancang tidak hanya dibatasi pada makna desain sebagai representasi yang terkonstruksi tetapi ide dan gagasan yang melatarbelakangi kehadiran objek atau representasi tersebut (Yatmo, 2014). Bagi anak, ide bermain sesungguhnya adalah sesuatu yang penuh gembira, peristiwa yang penuh kegirangan, ide bermain adalahngenggar-enggar ati atau nyenengke ati(menyenangkan hati).
Gembira dan menyenangkan hati adalah sesuatu yang terkait dengan perasaan dan bersifat psikis dan oleh sebab itu ide bermain adalah sesuatu yang termanifestasi dalam kerja pikir/ laboring mind.Fenomena bermain anak di lingkungan RW 02 Perumahan Medang Lestari ini akhirnya membuktikan arti bermain yang sebenarnya yaitu upaya untuk memperoleh kegembiraan yang salah satunya teridentifikasi dengan tertawa pada saat bermain dan bermain pun itu sebagai strategiuntuk mengatasi kejenuhan yang dialami anak. Dengan memposisikan ide bermain sebagai kerja pikir maka kehadiran anak padasalah satu spasial untuk bermain dipastikan memiliki argumentasi. Ketertarikan anak untuk menggunakan jalan, selokan, sawah, dekker sebagai spasial bermain lebih disebabkan karena faktor metafisik spasial yang bebas, exciting dan surprise. Ide serta gagasan tersebutlah yang menyebabkan spasial tersebut berhasil menarik perhatian anak untuk menggunakannya.
Dengan mengambil lokus penelitian di RW 02 Perumahan Medang Lestari Tangerang dan menjadikan anak usia 6 ? 12 tahun sebagai informan penelitian serta dengan menggunakan metode kualitatif yang berbasis grounded theory sebagai analisis, penelitian ini menemukan hal yang berbeda dengan paradigma dominan spasial bermain. Jalan, selokan, sawah, dekker atau tempat-tempat lainnya adalah spasial yang berpotensi menimbulkan sensasi yang dapat dicerap oleh indera anak dan kehadiran anak pada spasial tersebut membuktikan bahwa bagi anak ruang adalah sebuah kesepakatan. Dan akhirnya dari sensasi yang dihadirkan oleh spasial menghantarkannya sebagai sensatopia, sebuah spasial yang hadir bukan karena materialistic atau spiritualistic tetapi karena faktor sensasionalistic yang dapat dirasakan oleh aktor yang hadir dan menggunakan spasial tersebut.

When the physical approach is not able to understand architectural design thoroughly, the metaphysical (non-material culture) approach, that is the result of an idea or thought that sometimes they are not directly related to the observed physical object can be used (Hardjoko, 2011). And the development of architectural knowledge will happen when the paradigm of designing not only restricted to the significance of design as a representation constructed but the idea and concept behind the object or the presence of such representations (Yatmo, 2014). For children, the actually idea of play is something that is full of joy and frolic, the idea of play is ngenggar -enggar ati or nyenengke (in Javanesse).
Joy and frolic is something associated with psychic and therefore the idea of play is something that is manifested as laboring mind. The phenomenon of children playing in the district 02 of Medang Lestari Housing ? Tangerang, is finally live up to their actual play as an attempt to obtain the excitement, that one of them identified with a laugh while playing, and even play as a strategy to copying stress by children. When the idea of play as a laboring mind the presence of children in one spatial to play certainly has arguments. When children more interest to use roads, ditches, fields, dekker as spatial for play driven more by metaphysical factors which are free, exciting and surprise. That ideas would be the reasons which made the spatial attract the children to use it.
By taking the locus of research in district 02 Medang Lestari Housing - Tangerang and made children aged 6-12 years as an informant research and using qualitative methods based on grounded theory as the analysis method, this research found the idea that in contrast to the dominant paradigm of spatial play. Roads, ditches, fields, dekker or other places were spatial which had potential to produce a sensation which can be perceived by the senses of the child. So, the child's presence in those spatial proved that in children?s viewspatial is anagreement. Finally, the research found that the spatial chosen not because of the materialistic or spiritualistic but because sensasionalistic factors that can be felt by the actors who are present and use spatial. Based on the presented sensation that is delivering a spatial as sensatopia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi ibu terkait ketidakcukupan ASI untuk kebutuhan bayinya adalah pengetahuan tentang menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat pengetahuan tentang menyusui dengan persepsi ASI tidak cukup pada ibu-ibu di Kampung Lio, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Desain penelitian yang digunakan yaitu deskriptif korelasi dengan jumlah sampel 32 responden yang diambil secara acak. Kriteria responden yang dipilih adalah ibu yang menyusui bayi berusia kurang dari 6 bulan, pengumpulan data menggunakan kuesioner. Secara umum, tidak ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan tentang menyusui dengan persepsi ASI tidak cukup. Akan tetapi, dari hasil uji statistik didapatkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang ASI dengan persepsi ASI tidak cukup (p value = 0,05). Peneliti merekomendasikan penelitian lanjutan dengan area penelitian yang Iebih Iuas untuk mengurangi bias sehingga dapat digeneralisasikan.

One of factor that influences mother's perceptions about insufficient breast milk for their babies is the knowledge of breastfeeding. The purpose of this research is to identify relationship between with amounts of breastfeeding knowledge about with perception about insufficient breast milk of mothers at Kampung Lio, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. The method used for this research is descriptive correlation with 32 random respondents. The criteria of respondents are breastfeeding mothers whose less than 6 months old baby, data used for this research is collected with questionnaire method. Generally, there are no significant relationships the amounts of breastfeeding knowledge with perception about insufficient breast milk. However, the results of statistical analysis states that there are relationship of the amounts of breast milk knowledge with perception about insufficient breast milk (p value = 0,046; = 0,05). As the researchers, we recommend advanced research with a broader area of research to minimize the bias to be generalized."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Rhamdani Fauzi
"Pemulung adalah sebuah pekerjaan yang banyak ditemukan di negara-negara berkembang. Sustainable architecture memiliki keterkaitan dengan aktivitas pemulung, contohnya dalam prinsip 4R (Reduce, Reuse, Recycle, dan Regenerate). Sementara, everyday digunakan sebagai sebuah cara pandang untuk melihat bagaimana bentuk-bentuk interaksi pemulung dengan ruang-ruang hidup kesehariannya.
Skripsi ini membahas keseharian pemulung dalam skala ruang domestik dan skala urban yang dapat disebut sebagai sustainable architecture ditinjau dari sudut pandang everyday. Pemulung sebagai aktor everyday dalam kedua skala ruang tersebut memiliki peran tertentu dalam sustainable architecture.

Pemulung (waste picker) is a profession found profoundly in developing countries. Sustainable architecture has connections with pemulung activities, e.g. the principle of 4R (Reduce, Reuse, Recycle and Regenerate). Meanwhile, everyday can be used as a perspective to observe how pemulung's interaction with their daily living spaces can occur.
The focus of this thesis is pemulung daily life experience at domestic and urban scale stated as sustainable architecture observed by everyday viewpoint. Pemulung, as everyday actor in both scale, has certain roles in sustainable architecture.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51601
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
RR Mindo Poetri Permata
"ABSTRAK
Faktor ekonomi kerap dijadikan permasalahan tunggal pada kasus “anak putus
sekolah” di Indonesia. Ada sebuah temuan 3000 anak putus sekolah di kota Depok
dan mereka memilih mengikuti ujian Paket C untuk mendapatkan ijazah ketimbang
belajar di sekolah. Hal ini menunjukkan adanya keengganan siswa didik untuk
mengikuti pelajaran di sekolah. Sikap enggan mengikuti pelajaran sekolah dapat
diterjemahkan sebagai menurunnya motivasi anak belajar di sekolah.
Kegiatan bercerita untuk anak usia 6 -7 tahun adalah sebuah kegiatan intervensi yang
bersifat preventif untuk mempersiapkan anak menghadapi pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi. Media bercerita sangat efektif untuk dijadikan khasanah
pemaparan permasalahan sekaligus pemecahan permasalahan dengan cara yang
mudah dicerna oleh anak. Pemilihan anak usia 6 - 7 tahun berdasarkan kemampuan
tugas perkembangan anak dimana anak telah memiliki kemampuan mengolah
informasi berdasarkan stimulasi lingkungan. Yang dimaksud dengan kegiatan
bercerita ialah bercerita dengan muatan penanaman motivasi belajar anak sehingga
dorongan dan semangat belajar tetap terjaga utuh hingga anak menyelesaikan
pendidikan.
Lembaga yang dijadikan partner kerja dalam kegiatan intervensi ini ialah Taman
Pendidikan Al Qur’an dan Ngaji Lekar, sebagai dua lembaga yang dipercaya oleh
warga RW 20 Kampung Lio sebagai tempat mereka menitipkan anak untuk belajar
membaca Al Qur’an, baca latih, tulis, hitung dan pendidikan anak usia dini."
2007
T38050
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>