Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179947 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aziz Fahmirriza Rusydi
"ABSTRAK
Dalam proses pembakaran pada alat Fluidized Bed Combustion, bahan bakar merupakan salah satu komponen yang paling penting. Bahan bakar yang digunakan pada saat fenomena self sustained combustion sangat berpengaruh pada proses pembakaran serta fluidisisasi saat fenomena self sustained combustion berlangsung. Dengan dilakukan pengujian dari variasi campuran bahan bakar tempurung kelapa dan sekam padi saat self sustained combustion, fenomena self sustained combustion dapat berlangsung lebih lama. Adapun variasi campuran bahan bakar yang digunakan adalah 100% Tempurung Kelapa, 50% Tempurung Kelapa 50% Sekam Padi, 25% Tempurung Kelapa 75% Sekam Padi dan 100% Sekam Padi. Campuran bahan bakar 50% tempurung kelapa dan 50% sekam padi memiliki durasi self sustained combustion yang paling lama. Campuran bahan bakar 50% tempurung kelapa dan 50% sekam padi mampu menjaga kondisi pembakaran sendiri (self sustained condition) selama 139 menit. Campuran ini menghasilkan temperatur yang paling stabil, serta fluidisasi yang paling baik. Adapun feeding rate yang digunakan ialah 250gr/2menit pada setiap pengujian.

ABSTRACT
Fuel is one of the most important components in the combustion process of Fluidized Bed Combustion system. The fuel used at the time of working condition (self sustained combustion) is very influential on the combustion process and fluidization process. With the testing of fuel mixture variations at the time of working condition (self sustained combustion), can take longer time of working condition (self sustained combustion). The fuel mixture variations are 100 % Coconut Shell , 50 % Coconut Shell 50 % Rice Husk , 25 % Coconut Shell 75 % Rice Husk and 100 % Rice Husk. The mixture of fuel 50% Coconut Shell and 50 % Rice Husk produce the longest time of working condition (self sustained combustion). The mixture of fuel 50% Coconut Shell and 50 % Rice Husk can maintain the working condition (self sustained combustion) for 139 minutes. This mixture produces the most stable temperature , as well as most good fluidization . The feeding rate used is 250gr / 2minutes on each test."
2015
S58154
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Emir Perdana
"Fluidized Bed Combustion atau yang biasa disingkat dengan FBC adalah alat yang mengubah energi biomassa menjadi energi panas yang dapat dimanfaatkan. FBC bekerja dengan mengandalkan pasir yang terfluidisasi dengan udara yang diberi tekanan. Pasir yang terfluidisasi menyimpan panas dan mendistribusikannya secara merata dalam setiap sudut tungku bakar. Suhu optimal untuk pengoperasian fluidized bed combustor adalah 600-900°C dimana suhu tersebut akan dipakai untuk melakukan pembakaran secara berdikari atau self-sustaining combustion. Pada kondisi self-sustaining inilah dimana fluidized bed combustor digunakan untuk membakar bahan bakar tanpa menggunakan bantuan dari media pematik api. Pada penelitian sebelumnya, belum ada penelitian yang berfokus pada ketahanan kondisi self-sustaining itu sendiri. Dalam skripsi ini akan ditinjau bagaimana ketahanan Self-sustaining pada alat fluidized bed combustor yang dimiliki Universitas Indonesia

Fluidized Bed Combustor or commonly known as FBC is utilized to turn biomass energy into heat energy. FBC works by using pressurized air into fluidizing silica sand. The fluidized sand can be used to store heat and distribute into every corner of the furnace equally. The optimal temperature to operate the fluidized bed combustor is 600-900°C, where the temperature is used for self-sustaining combustion. This is where self-sustaining combustion take part to burn fuel without using any fire starter. In the past research, there have been no attempt to focus on the self-sustained combustion endurance itself. This paper will discuss the endurance of the fluidized bed combustor owned by Universitas Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S64802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oksa Angger Dumas
"Apabila kita melihat kondisi lingkungan kampus Universitas Indonesia Depok, sampah daun merupakan suatu hal mudah ditemui karena kondisi lingkungan kampus memiliki banyak sekali pepohonan. Untuk memanfaatkan potensi biomassa yang sangat besar tersebut maka dilakukan penelitian untuk menemukan teknologi yang tepat untuk digunakan di lingkungan kampus UI. Fluidized Bed Combustion (FBC) merupakan salah satu teknologi pembakaran yang sangat tepat untuk digunakan di lingkungan kampus UI karena memanfaatkan prinsip fluidisasi dan turbulensi benda padat. Saat proses pembakaran, dengan adanya fenomena fluidisasi ini akan meningkatkan kemampuan perpindahan panas dan massa yang cukup signifikan. Dengan begitu proses pembakaran pun akan menjadi lebih baik. Teknologi ini pun telah bertahun-tahun dikembangkan oleh Universitas Indonesia. dimana pengembangan terus dilakukan tiap tahunnya dengan tujuan untuk meningkatkan performa dari FBC UI. Sehingga, nantinya FBC UI ini dapat dipergunakan dengan lebih baik selain sebagai sarana penelitian. Beberapa tahun terakhir, terdeteksi adanya performa kerja sistem yang masih kurang baik yaitu tidak meratanya fenomena fluidisasi yang mana fenomena tersebut merupakan hal yang sangat krusial dalam kinerja FBC itu sendiri. Fluidisasi merupakan metoda pengontakan butiran-butiran padat berupa pasir dengan fluida gas yang menyebabkan pergolakan pada pasir sampai pasir seakan memiliki sifat-sifat seperti fluida. Banyak faktor yang memengaruhi fenomena fluidisasi, antara lain diameter partikel atau pasir, densitas partikel, porositas hamparan, serta distibutor. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Agra dan Sabrizal pada Tugas Akhirnya mereka membuat pemodelan distributor untuk meningkatkan kemampuan fluidisasi FBC UI. Pada penelitian ini, akan dibahas mengenai perbandingan kinerja dasar distributor modifikasi yang diproduksi mengikuti pemodelan distributor yang diciptakan oleh Agra dan Sabrizal dengan distributor yang terdahulu."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56186
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Arya Trisutrisno
"Tempurung kelapa merupakan potensi biomassa yang sangat besar. Sejauh ini masih sedikit yang memanfaatkannya tersebut sebagai sumber energi alternatif. Fluidized bed combustor merupakan salah satu alat pengkonversi energi biomassa menjadi energi panas yang dapat dimanfaatkan lagi. Proses pembakaran yang terjadi ialah pembakaran dengan sendirinya secara terus-menerus yang berlangsung pada temperatur yang cukup tinggi. Pengujian untuk pembakaran dilakukan pada FBC jenis bubbling menggunakan bahan bakar Tempurung keapa untuk mengetahui feed reate bahan bakar yang terbaik. Eksperimen ini menggunakan beberapa variasi feeding bahan bakar, yaitu 0.25kg sampai 1.75 kg. Feeding terbaik pada saat bahan bakar dimasukkan 1.25 kg dengan feed rate bahan bakar setiap 4 menit dan temperatur rata-rata 633,88°C.

Coconut shell is a very large biomass potential. So far, in this world still a few who use it as an alternative energy source. Fluidized bed combustor is one of the biomass energy converter tool into heat energy that can be used again. Combustion process that occurs is burning by itself is continuously at high temperature. Burning testing on the type of bubbling FBC in University of Indonesia using coconut shells to determine the best fuel feed rate. This experiment uses a variation of the fuel feeding, which is 0.25kg to 1.75 kg. The best feeding at time of 1,25 kg of fuel included with a feed rate of fuel every 4 minutes and the average temperature of 633.88°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50938
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reynaldo B.T.Y.
"Ranting pohon dan cangkang kelapa merupakan contoh bahan bakar biomassa yang memiliki potensi sangat besar untuk dijadikan sumber energi alternatif. Namun, sejauh ini masih sedikit yang memanfaatkan kedua limbah tersebut. Teknologi Fluidized Bed Combustor merupakan teknologi yang tepat untuk mengkonversi energi biomassa tersebut menjadi energi panas. Pengujian pada FBC jenis Bubbling ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik pembakaran dari ranting pohon dan cangkang kelapa serta untuk mengetahui batas Feed Rate maksimal agar didapat temperatur Bed yang maksimal.
Bahan bakar yang digunakan dalam percobaan ini adalah campuran ranting pohon dan cangkan kelapa dengan perbandingan 1:1. Parameter yang menjadi pertimbangan adalah variasi laju aliran bahan bakar yang dianggap dapat mempengaruhi hasil eksperimental. Sebelum dilakukan pengujian pada FBC tersebut, dilakukan modifikasi pada sistem Feeder agar proses pengujian dapat berjalan maksimal. Modifikasi terpenting pada sistem Feeder tersebut adalah mengganti sistem Slide Door pada Gate Feeder menjadi sistem mekanisme 2 pintu.
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa temperatur Bed dapat mencapai temperatur 600-700ºC, dan akan menjadi lebih optimal dengan bertambahnya laju aliran massanya. Hasil tersebut sudah cukup tinggi untuk biomassa seperti campuran ranting pohon dan cangkang kelapa, sehingga dapat dikatakan bahwa ranting pohon dan cangkang kelapa memiliki potensi sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil.

Tree branches and coconut shells are examples of biomass fuels that have tremendous potential to be used as an alternative energy source. However, so far still a few who take advantage of both the waste. Fluidized Bed Combustor technology is the right technology to convert biomass energy into heat energy. Tests on the type Bubbling FBC was conducted to determine the combustion characteristics of tree twigs and coconut shells as well as to know the maximum limit of Feed Rate for Bed obtained a maximum temperature.
The fuel used in these experiments is a mix of tree branches and coconut shells with a ratio of 1:1. The parameters to be considered is the variation of fuel flow rate which is considered to affect the experimental results. Before testing the FBC, the modification on Feeder system for the testing process can run maximum. The most important modification in the feeder systems are replacing Slide Door system at the Gate Feeder into the mechanism of 2-door system.
The experimental results showed that the temperature Bed can reach 600-700ºC, and would be more optimal with increasing mass flow rate. The result is already high enough to biomass as a mixture of tree twigs and coconut shells, so it can be said that the twigs of trees and coconut shells have potential as an alternative fuel instead of fossil fuels.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50874
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syarief Alfiantoni
"Dalam proses pembakaran pada alat Fluidized Bed Combustion, distributor merupakan salah satu komponen yang paling penting. Distributor berpengaruh pada fenomena fluidisasi yang berdampak pada proses perpindahan panas yang terjadi pada bed material. Dengan di modifikasinya distibutor tersebut, fenomena fluidisasi yang terjadi menjadi lebih baik dibandingkan sebelumya, dan hal tersebut dibuktikan pada proses pemanasan awal yang dilakukan tanpa menggunakan bahan bakar dan bed materialnya dapat mencapai kestabilan temperatur pada 145oC. Selain itu, kerusakan yang terjadi pada sistem pipa pembuangan menjadi salah satu faktor penghambat dalam melakukan proses penelitian. Oleh karena itu, dibuat perancangan dan perhitungan head loss terhadap sistem pembuangan pada fluidized bed combustion. Head loss yang terjadi pada desain tersebut sebesar 1,759 m."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S56863
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satriawan Wiguna
"Tempurung kelapa dan ranting merupakan potensi biomassa yang sangat besar yang dimiliki oleh Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan yang terletak di daerah tropis. Sejauh ini masih sedikit yang memanfaatkannya tersebut sebagai sumber energi alternatif. Fluidized bed combustor merupakan salah satu alat pengkonversi energi biomassa menjadi energi panas yang dapat dimanfaatkan lagi. Proses pembakaran yang terjadi ialah pembakaran dengan sendirinya secara terus-menerus yang berlangsung pada temperatur tinggi. Pengujian untuk pembakaran dilakukan pada FBC jenis bubbling menggunakan bahan bakar campuran ranting dengan tempurung kelapa untuk mengetahui komposisi bahan bakar yang terbaik. Eksperimen ini menggunakan beberapa variasi feeding bahan bakar, yaitu 0.25kg sampai 2 kg. Selain itu juga menggunakan beberapa variasi perbandingan komposisi bahan bakar campuran ranting dan tempurung kelapa.

Coconut shell and branch are very large biomass potensial which Indonesia has as one of tropical-archipelago-country. Fluidized bed combustor is one of the biomass energy converter tool into heat energy that can be used again. Combustion process that occurs is burning by itself is continuously at high temperature . Burning testing on the type of bubbling FBC in University of Indonesia using coconut shells and branch to determine the best fuel composition. This experiment uses a variation of the fuel feeding, which is 0.25 kg to 2 kg. Beside that, it also uses a variation of the fuel composition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1214
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eggi Ikhsan Permata
"ABSTRAK
Fluidized bed combustion merupakan salah satu alternatif untuk menghasilkan energi panas yang digunakan untuk pembangkitan energi maupun pengeringan, ketika suhu partikel pasir dari bed mencapai kondisi kerja suhu 500-800 derajat C maka keadaan ini disebut self sustain combustion dimana pasir dapat memberikan panas terhadap bahan bakar. Pada peneltian kali ini biomasa cangkang kelapa digunakan sebagai media pemanasan awal dan setelah kondisi kerja tercapai bahan bakar akan diganti dengan daun kering, ketika bahan bakar diganti akan terlihat karakteristik bahan bakar daun yang akan dibandingkan dengan cangkang kelapa pada penelitian sebelumnya, dengan demikian diversifikasi bahan bakar di sistem Fluidized bed combustion dapat dilakukan tanpa penurunan performa, sifat dari setiap bahan bakar akan didata menggunakan data akuisisi.

ABSTRACT
Fluidized bed combustion one of alternative to produce a thermal energy for drying and power generation, at the working condition of reactor, when the bed can continuously burn by its self and there are no flame in the bed. Coconut shell used for ignition pre-heating of the chamber and after self sustain combustion take place a fuel change into dry leaves to showed the characteristics between of a biomass and performances using a different fuel, result showed the temperature difference when using a both of fuel, Used a leaves dry biomass showed temperature drop after burner shut off but at several minute temperature increase with constant period and the temperature uniform, when using a coconut shell there are no temperature drop but after feeding a fuel a temperature drop highly increase and need more time to fuel react with bed."
2012
S42118
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Prima
"Fluidized Bed Combustor mengonversikan energi biomassa menjadi energi panas yang pemanfaatannya dapat dikembangkan untuk berbagai keperluan lainnya,, misalnya. pembangkitan daya dan proses pengeringan. Proses pembakaran yang berlangsung adalah pembakaran dengan sendirinya secara kontinyu, yang berlangsung pada temperatur kerja yang cukup tinggi (self sustaining combustion). Bahan bakar yang digunakan adalah biomassa berupa tempurung kelapa dengan variasi ukuran 1x1 cm dan 1,5 x 1,5 cm , untuk mengetahui ukuran dan feed rate bahan bakar yang terbaik. Variasi feeding bahan bakar yang digunakan untuk kedua pengujian adalah 0.25 kg, 0,5 kg, 1 kg, 1,25 kg, dan 1,5 kg . Feeding terbaik pada saat bahan bakar dimasukkan 0,25 kg kg dengan feed rate bahan bakar setiap 2 menit, untuk ukuran bahan bakar yang diumpankan sebesar 1x1 cm temperatur ratarata 697,9⁰C

Fluidized Bed Combustor converts biomass energi into heat energi. Combustion process that takes place is continuously burning by itself, at high temperatur (self sustaining combustion). The fuel used in the experiment was coconut shell with a variation of size (1x1 cm and 1,5 x 1,5 cm), to determine the best size and feed rate ?s fuel. Feeding variations that used in both tests were 0,25 kg, 0,5 kg, 1 kg, 1,25 kg,, and 1,5 kg. The best feeding is 0,25 kg with a feed rate of fuels in every 2 minutes, fuel size is 1x1 cm , with average temperatur is 697,9⁰C"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S57394
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Davin S.
"Cangkang kelapa merupakan potensi biomassa yang sangat besar. Sejauh ini masih sedikit yang memanfaatkan limbah tersebut sebagai sumber energi alternative. Fluidized bed combustor merupakan salah satu alat pengkonversi energi biomassa menjadi energi panas yang dapat dimanfaatkan lagi. Proses pembakaran yang terjadi ialah pembakaran dengan sendirinya secara terus-menerus yang berlangsung pada temperatur yang cukup tinggi.
Pengujian untuk pembakaran dilakukan pada FBC jenis bubbling menggunakan bahan bakar cangkang keapa untuk mengetahui distribusi temperatur pada setiap ketinggian yang ada di ruang bakar dan area freeboard. Eksperimen ini menggunakan empat variasi laju aliran massa bahan bakar, yaitu 1 sampai 4 kg/menit dan juga menggunakan dua variasi laju aliran udara yaitu 4,9 dan 5,3 m3/menit. Temperatur maksimum awal yang dapat dicapai dari pengujian pembakaran ialah 817 °C. Dengan bertambahnya laju aliran udara dan laju aliran massa bahan bakar dapat meningkatkan temperatur maksimumnya menjadi 837 °C.

Coconuts shell become a large biomass potency energy, because they are already exsis in abundant in Indonesia. So far, until now there is just a little idea to using this coconut shell as analternative energy. Fluidize bed combuster is an technology conversion of biomass energy to heat energy, which can be use to another process. Combustion process being occur in Fluidize Bed Combustor is self sustaining combustion at the high temperature.
Testing for experimental combustion on this bubbling Fluidize Bed Combustor using coconut shell to know all temperature distribution at every height combustion chamber and freeboard area. This experiment take some fuel mass feed rate from 1 kg/min, 2 kg/min, 3 kg/min, and 4 kg/min and two different air flow rate 4,9 dan 5,3 m3/min. The first Maximum temperature that could reach until 817 °C increase to 837 °C as an air flow icrease.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50785
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>