Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82097 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mukhammad Khalimudin
"LTE yang merupakan teknologi mobile terbaru menggunakan FEC Turbo code pada Transport Channelnya. Turbo code yang digunakan pada LTE menggunakan component code [1 15/13] pada kedua enkoder RSC (recursive systematic convolutional). Karena kedua enkoder memiliki kode komponen yang sama, maka LTE turbo code termasuk symmetric turbo code. Sedangkan interleaver yang digunakan adalah jenis QPP (Quadratic Polynomial Permutation). Feedback polynomial 13(oktal) merupakan polinomial primitif yang mempunyai performansi bagus pada daerah errorfloor (SNR tinggi) tapi kurang bagus pada daerah waterfall (SNR rendah). Sementara itu, asymmetric turbo code yang menggunakan kode komponen yang tidak sama pada kedua enkodernya diharapkan dapat mengatasi masalah ini.
Skripsi ini mengajukan metode dalam menentukan komponen-komponen asymmetric turbo code untuk teknologi LTE. Metode yang digunakan dalam skripsi ini merupakan modifikasi dari metode riset oleh Cojocariu dkk(2010) pada [3][4]. Adapun interleaver yang digunakan adalah D'QPP. Simulasi dilakukan dengan MATLAB R2013 untuk mendapatkan performansi BER dan FER pada panjang blok data/frame 128, 256 dan 752. Terlihat dari hasil simulasi asymmetric turbo code dengan interleaver D'QPP lebih bagus dibandingkan LTE turbo code pada panjang frame 256 dan 752 dengan selisih coding gain 0.1 dB pada BER 10-6. Sementara untuk panjang frame 128 LTE turbo code lebih bagus dengan selisih coding gain 0.3 dB.

LTE which is the new mobile tecnology uses a turbo code as channel coding in
the Physical Layer Downlink Shared Channel (PHDSC). Turbo code used in the
LTE uses compoent codes [1 15/13] on both RSC (recursive systematic convolutional) encoders. Because two encoders have the same component code, the LTE turbo code is called a symmetric turbo code. Furthermore, used interleavers are QPP (Quadratic Polynomial Permutation). Feedback polynomial 13 belong to primitive polynomial having good performance in errorfloor region (high SNR) but not good in waterfall region (low SNR). Meanwhile, asymmetric turbo codes using different component codes on both encoders may be able to overcome such problem.
This thesis proposed new method in the selection of component codes of asymmetric turbo code to be used in LTE technology. The method used in this thesis is modification of research method by Cojocariu et al(2010) in [3][4]. Interleaver used in research is D'QPP interleaver. Simulation in MATLAB R2013 was used for getting BER and FER performance on block length 128,256 and 752. The results show that asymmetric turbo codes with D'QPP interleaver outperform LTE turbo code on block length 256 and 752 with coding gain difference 0.1 dB at BER 10-6. However, on block length 128, LTE code is better than the best asymmetric with coding gain difference 0.3 dB at same BER.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58095
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"In this paper, the problem of distributed source coding of two correlated image data from the same source using symmetric and asymmetric turbo codes have been addressed...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Harry Prabowo
"Performansi HSDPA (High Speed Downlink Packet Acces) dalam hal besarnya throughput yang diterima oleh terminal pelanggan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kemampuan terminal pelanggan, kondisi propagasi radio dan parameter turbo code. Tujuan dalam skripsi ini adalah untuk menganalisa performansi HSDPA pada model propagasi indoor office building, menganalisa pengaruh parameter turbo code terhadap performansi HSDPA, dan mengembangkan program HSDPA yang diperoleh dari West Virginia University.
Hasil simulasi mengindikasikan bahwa throughput HSDPA berbanding lurus dengan jumlah bit informasi dalam blok transport dan jumlah kode HSDSCH yang dialokasikan, serta berbanding terbalik dengan nilai inter-TTI interval. Selain itu, semakin banyak jumlah iterasi turbo code maka performansi throughput HSDPA semakin baik, hal ini disebabkan karena semakin banyak jumlah iterasi turbo code maka nilai BER semakin kecil dan pengiriman transmisi HARQ dapat lebih sedikit, sehingga waktu pengiriman menjadi lebih cepat. Akan tetapi semakin banyak jumlah iterasi turbo code dapat menyebabkan waktu tunda semakin lama.

There are many factors that affect the performances of HSDPA, such as user equipment capabilities, radio propagation condition, and turbo code parameters. The purpose of this paper is to analyze HSDPA performance at office building propagation, and to develop HSDPA program from West Virginia University. This paper has studied turbo code effect to HSDPA performance at office building propagation.
Simulation was based on 3GPP fixed reference channel (FRC) and ITU indoor model propagation. The results indicated that HSDPA throughput performance is proportional to the number of information bits in a transport block, and the number of codes for the HS-DSCH. Besides that, HSDPA performance improved as the number of decoder iteration increased. However turbo codes possesed an inherent tradeoff between performance and latency.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S40376
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajri Darwis
"Pada transmisi data, untuk mencegah hilangnya informasi karena kesalahan yang tidak terdeteksi, seperti interferensi dan noise, digunakan sistem error correction codes untuk mengatasi kesulitan tersebut dan juga untuk meningkatkan performansi pada jaringan VSAT. Jenis ? jenis error correction codes yang sering digunakan pada jaringan VSAT antara lain seperti reed-solomon, viterbi dan turbo.
Dengan penggunaan error correction codes diharapkan performansi BER dapat ditingkatkan. Performansi BER yang bagus sangat diharapkan untuk mengurangi waktu tidak berhasilnya komunikasi antara dua stasiun bumi, atau dikenal dengan istilah down time. Down time yang sering terjadi pada jaringan VSAT mengakibatkan terjadinya potongan dari harga sewa sehingga mengurangi pendapatan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan pengamatan dan pengukuran yang difokuskan pada teknik pengkodean turbo dan concatenated viterbi/reedsolomon pada jaringan VSAT dengan sistem SCPC dan modulasi yang digunakan 8-PSK dan 16-QAM. Dengan menganalisis performasi BER yang digunakan untuk hubungan antar BTS dan BSC diharapkan down time yang terjadi bisa dikurangi.
Dari data performansi BER, untuk modulasi 8-PSK performansi pengkodean turbo lebih baik 0,4 dB dari pengkodean concatenated viterbi/reed-solomon. Sedangkan untuk modulasi 16-QAM performansi pengkodean turbo lebih baik 0.4 dB dari pengkodeaan concatenated viterbi/ reed-solomon. Dari data tersebut, pengkodean turbo lebih baik untuk diimplementasikan pada jaringan VSAT untuk hubungan antar BTS dan BSC.

To prevent loss of information at data transmission caused by error that is not detected like interference and noise, error correction codes system is applied to overcome this problem as well as to increase the performance for VSAT network. The types of errors correction codes which is often applied for VSAT network is reed-solomon, viterbi and turbo.
With the usage of error correction codes, it is expected that the BER performance can be improved. The improved BER performance is expected to decrease the down time. Down time which often happened at VSAT network decrease of revenue from the rental price of VSAT network.
To overcome this problem, observation is focused by applying turbo and concatenated viterbi/reed-solomon encoding technique for VSAT network with SCPC system and with modulation 8-PSK and 16-QAM. The BER performance will be analyzed and an decreasement of down time is expected.
Analyze of BER performance data shows for modulation 8-PSK, performance of turbo encoding is better 0.4 dB than concatenated viterbi/reed-solomon encoding. For modulation 16-QAM, the performance of turbo encoding is better 0.4 dB than concatenated viterbi/reed-solomon encoding. From analyze result, turbo encoding is better to be implemented for connectivity between BTS and BSC VSAT network.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
R.03.08.120 Dar a
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fajri Darwis
"Pada transmisi data, untuk mencegah hilangnya informasi karena kesalahan yang tidak terdeteksi, seperti interferensi dan noise, digunakan sistem error correction codes untuk mengatasi kesulitan tersebut dan juga untuk meningkatkan performansi pada jaringan VSAT. Jenis ? jenis error correction codes yang sering digunakan pada jaringan VSAT antara lain seperti reed-solomon, viterbi dan turbo.
Dengan penggunaan error correction codes diharapkan performansi BER dapat ditingkatkan. Performansi BER yang bagus sangat diharapkan untuk mengurangi waktu tidak berhasilnya komunikasi antara dua stasiun bumi, atau dikenal dengan istilah down time. Down time yang sering terjadi pada jaringan VSAT mengakibatkan terjadinya potongan dari harga sewa sehingga mengurangi pendapatan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan pengamatan dan pengukuran yang difokuskan pada teknik pengkodean turbo dan concatenated viterbi/reedsolomon pada jaringan VSAT dengan sistem SCPC dan modulasi yang digunakan 8-PSK dan 16-QAM. Dengan menganalisis performasi BER yang digunakan untuk hubungan antar BTS dan BSC diharapkan down time yang terjadi bisa dikurangi.
Dari data performansi BER, untuk modulasi 8-PSK performansi pengkodean turbo lebih baik 0,4 dB dari pengkodean concatenated viterbi/reed-solomon. Sedangkan untuk modulasi 16-QAM performansi pengkodean turbo lebih baik 0.4 dB dari pengkodeaan concatenated viterbi/ reed-solomon. Dari data tersebut, pengkodean turbo lebih baik untuk diimplementasikan pada jaringan VSAT untuk hubungan antar BTS dan BSC.

To prevent loss of information at data transmission caused by error that is not detected like interference and noise, error correction codes system is applied to overcome this problem as well as to increase the performance for VSAT network. The types of errors correction codes which is often applied for VSAT network is reed-solomon, viterbi and turbo.
With the usage of error correction codes, it is expected that the BER performance can be improved. The improved BER performance is expected to decrease the down time. Down time which often happened at VSAT network decrease of revenue from the rental price of VSAT network.
To overcome this problem, observation is focused by applying turbo and concatenated viterbi/reed-solomon encoding technique for VSAT network with SCPC system and with modulation 8-PSK and 16-QAM. The BER performance will be analyzed and an decreasement of down time is expected.
Analyze of BER performance data shows for modulation 8-PSK, performance of turbo encoding is better 0.4 dB than concatenated viterbi/reed-solomon encoding. For modulation 16-QAM, the performance of turbo encoding is better 0.4 dB than concatenated viterbi/reed-solomon encoding. From analyze result, turbo encoding is better to be implemented for connectivity between BTS and BSC VSAT network.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40575
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nasution, Amrinsyah
Jakarta: Erlangga, 1989
005.1 AMR t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayati Yunusir
Yogyakarta: Andi, 1994
003.3 HID v
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
R. Soegeng
Yokyakarta: Andi,
005.26 SOE k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Benny D. Sarwono
Jakarta: Elex Media Komputindo, 1989
005.133 BEN p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>