Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130857 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Susryandini Novraswinda
"Penelitian ini bertujuan untuk gambaran perilaku pekerja radiasi di Unit Radiologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan RSPAD Gatot Soebroto. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada periode November-Desember2014 dengan jumlah responden 41 orang. Analisis data dengan menggunakan uji statistik Chi-Square yang menunjukan ada hubungan antara sikap pekerja terhadap kepatuhan penggunaan APD (p-value = 0,011), fasilitas APD (p-value = 0,000), pengawasan penggunaan APD (pvalue = 0,000), pelatihan (p-value = 0,011), dan penerapan peraturan (0,000). Sebaliknya, tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang APD (pvalue = 0,938) dengan kepatuhan penggunaan APD pada pekerja radiasi di Unit Radiologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan RSPAD Gatot Soebroto.Untuk meningkatkan kepatuhan penggunaan APD pada pekerja radiasi harus dilakukan pelatihan tentang pentingnya penggunaan APD, pengawasan, serta perlunya Alat Pelindung Diri untuk dimodifikasi agar lebih nyaman dalam penggunaannya.

This study aims to illustrate the behavior of radiation workers in the Radiology Unit RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo and Gatot Subroto Army Hospital. This research is a descriptive cross sectional analytic approach. This research was conducted in the period from November to December 2014, with the number of respondents 41 people. Data analysis using Chi - Square statistical test that showed no relationship between worker attitudes towards compliance use of PPE ( p - value = 0.011 ), facilities APD ( p - value = 0.000 ), monitoring the use of PPE ( p - value = 0.000 ), training ( p - value = 0.011 ), and the application of regulation ( 0.000 ). In contrast , there was no significant relationship between knowledge of PPE ( p - value = 0.938 ) with the use of PPE in compliance with radiation workers in the Radiology Unit RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo and Gatot Subroto Army Hospital. To improve compliance with PPE use in radiation workers should be trained on the importance of the use of PPE, supervision, and the need for personal protective equipment to be modified to make it more comfortable to use."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58183
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Asima
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran pajanan radiasi sinar X pada petugas Radiologi di unit Radiologi RS Paru Dr.H.A.Rotinsulu Bandung dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Penelitian dilakukan terhadap 11 responden pada bulan April?Mei 2014 menggunakan desain cross-sectional, data primer berupa kuesioner,observasi, pemeriksaan kelenjar Tiroid dengan USG,pemeriksaan hematologi, pemeriksaan sel darah tepi pada seluruh petugas Radiologi, dan pengukuran dosis paparan radiasi di unit Radiologi,data sekunder berupa hasil pengukuran dosis paparan radiasi pada petugas Radiologi dan gambaran desain ruang Rontgen dan ruang pesawat CT Scan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 45 % petugas radiologi yang menderita Nodul Tiroid, dimana frekuensi kejadian Nodul Tiroid tinggi pada petugas Radiologi : berusia lebih dari 40 tahun (60%), memiliki masa kerja lebih dari 5 tahun (55,60%), tidak terproteksi (75%). Untuk menindaklanjuti adanya kejadian Nodul Tiroid pada petugas Radiologi, dan mencegah terjadinya dampak kesehatan yang tidak diinginkan, perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan yang lebih lanjut pada seluruh petugas Radiologi RS Paru Dr.H.A.Rotinsulu.

This study aims to provide an overview of the exposure to X-ray radiation at the officers in the unit Radiology Radiology Dr.HARotinsulu Lung Hospital using quantitative descriptive analysis. The study was conducted on 11 respondents in the April-May 2014 using cross-sectional design, the primary data in the form of questionnaires, observation, examination of the thyroid gland with ultrasound, hematology examination, examination of peripheral blood cells in whole officer Radiology, radiation exposure and dose measurements in units of Radiology, secondary data from the results of measurements of radiation exposure dose to the official description of the design room of Radiology and Xray and CT scan space shuttle.
The results showed that there was a 45% radiology staff who suffer from thyroid nodules, Thyroid nodules in which the high frequency of occurrence in the officer Radiology: over the age of 40 years (60%), has a life of over 5 years (55.60%), are not protected (75%). To follow up on a similar incidence of Thyroid Nodules Radiology officers, and prevent the occurrence of undesirable health effects, is necessary to further medical examinations on all officers Dr.HARotinsulu Radiology Lung Hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukmannul Hakim
"Meningkatnya penggunaan dan pemanfaatan sinar-x serta bahan radioaktif pada bidang medis serta melihat hasil penelitian yang berhubungan dengan radiasi yang dapat menimbulkan dampak kesehatan dan keselamatan terhadap pekerja radiasi maka peneliti ingin memperoleh gambaran penggunaan alat pelindung diri serta diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pekerja radiasi dalam penggunaan alat pelindung diri di beberapa rumah sakit di wilayah kota Palembang tahun 2004.
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan pendekatan "cross sectional" mengunakan teknik analisis data kuantitatif. Populasinya adalah seluruh pekerja radiasi yang bekerja pada medan radiasi di instalasi radiologi rumah sakit. Sampel adalah seluruh populasi sebanyak 53 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara menggunakan kuesioner dan observasi langsung pada pekerja radiasi yang bekerja pada instalasi radiologi rumah sakit. Data yang diperoleh kemudian diolah secara statistik menggunakan teknik analisis distribusi frekwensi, uji chi square serta analisis regresi logistik.
Dari hasil penelitian ini diperoleh lebih dari separuh pekerja radiasi (58,5%) tidak menggunakan APD. Hasil analisis statistik didapatkan pengetahuan, sikap, pelatihan dan penyuluhan tidak ada hubungan dengan perilaku penggunaan APD sedangkan fasilitas APD, kebijakan serta pola pengawasan secara statistik rnenunjukkan ada hubungan yang bermakna dengan perilaku penggunaan APD. Dari basil analisis ini pula dapat diketahui variabel yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap pengunaan APD yaitu pola pengawasan, dimana pekerja radiasi yang menyatakan pola pengawasan baik berpeluang untuk menggunakan APD 5,370 kali dibandingkan dengan pekerja radiasi yang menyatakan pola pengawasan tidak baik.
Dengan melihat basil dari penelitian tersebut sebaiknya fasilitas APD disediakan yang sesuai dengan standar, serta dilakukan sosialisasi masalah kebijakan tentang penggunaan APD dan meningkatkan pola pengawasan terutama personil pengawasanya agar pekerja radiasi termotivasi untuk menggunakan APD pada saat mereka bekerja pada medan radiasi_ Oleh karenanya perlu dipikirkan keseimbangan antara pemberian sanksi dengan penghargaan yang bersifat individu terhadap pekerja radiasi.

The X-ray utilization and exploitation increase and radioactive material in medical realm along with research purposes correspond with radiation could be obtain an healthy and safety impact to its worker, so researcher expect to gain a utilization description, self protection tools and factors related to radiation worker's behavior in self protection tools utilization at several hospital in Palembang region, 2004.
This is a research as non-experimental with `cross sectional' approach, used quantitative analyze techniques data. Subject (population) is all of radiation worker in radiation installation hospital area. Samples are 53 workers, with data collection on interviews questioners' technique and direct observation to radiation workers in radiology installation in hospital. Data result the process it statistically used frequency - distribution analyze technique, chi-square test also logistic regression analyzes.
From this result of research gained more than half of radiation workers (58,5%) use no APD (self protection tools). Statistically, result of analyze found knowledge, attitude, training and illumination that not correlation to APD utilization behavior, if meanwhile APD facilities, policies and monitoring type statistically indicate there are useful correlation on utilization behavior of APD. From this result also known that variables which Its the biggest impact to APD are; illumination type, which workers who said that a good illumination of APD utilization 5, 370 times than radiation worker who said that illumination type is no good.
In sign as result of research, it should be better to facilitate APD as proper with standardized, and doing socialization on policy issues about API) utilization and increase monitoring model mainly observers personnel in order to radiation workers has motivated on APD utilization at time there do the job in their radiation area, also it need to equal between sanction conferral and reward as individual to radiation worker.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12909
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Riyanto
"Radiografer secara umum mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan pasien secara radiografi meliputi pemeriksaan untuk radiodiagnostik termasuk kedokteran nuklir dan ultrasonografi (USG) dan melakukan tindakan proteksi radiasi dalam mengoperasikan peralatan radiologi. Penelitian ini bertujuan memprakirakan risiko pajanan radiasi sinar-X pada pekerja radiasi di Departemen Radiologi RSUPN Cipto Mangunkusumo. Dalam perhitungan prakiraan risiko pajanan radiasi sinar-X, dosis pajanan radiasi sianr-X radiografer diperoleh dari hasil pengukuran film badge. Data pola aktifitas (lama kerja, frekuensi pajanan dan masa kerja) diperoleh berdasarkan hasil wawancara pada 35 radiografer di Departemen Radiologi RSUPN Cipto Mangunkusumo.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, nilai rata-rata Excess Cancer Risk (ECR) lifetime (4,8E-2) dan realtime (1,9E-2). Karena secara teoretis karsinogenisitas tidak mempunyai nilai ambang atau non threshold, maka prakiraan risiko dinyatakan unacceptable (dosis tidak dapat diterima) bila ECR < E4. Kisaran angka E-4 diperoleh dari nilai default karsinogenistas yang digunakan oleh US-EPA (1990). Berdasarkan perhitungan ECR lifetime dan ECR realtime diperoleh gambaran prakiraan risiko efek karsinogenik yang terjadi pada radiografer di Departemen Radiologi RSUPN CM, dinyatakan aceptable pada risiko kanker baik pada ECR lifetime maupun realtime.

Radiographer in general have a duty and responsibility to audit includes examined patients for radiodiagnostic including nuclear medicine and ultrasonography (USG), and radiation protection in radiology and operating equipment. This study aims to estimated the risk of X-ray radiation exposure to radiographer in the Department of Radiology RSUPN Cipto Mangunkusumo using Environmental Health Risk Analysis (ARKL). In calculating the estimated risk forecasts ARKL, risk of X-ray radiation exposure dose radiographer obtained from measurements of the film badge. Data patterns of activity (duration of work, frequency of exposure and years of work) obtained based on the results of a survey of 35 radiographers in the Department of Radiology RSUPN Cipto Mangunkusumo.
Based on the calculations performed, the average value of Excess Cancer lifetime Risk (ELCR) is 4,8E-2 and the value of Excess Real-time Cancer Risk (ERRC) the average is 1,9E-2. Because theoretically carcinogenicity has non-threshold value, then the forecast is declared unacceptable when ECR < E-4. Range of numbers obtained from the E-4, carcinogenicity default values used by the US-EPA (1990). Based on the calculation of the ELCR and ERCR forecasts illustrate the risk of carcinogenic effects that occur in the radiographers in the Department of Radiology RSUPN CM, acceptable on cancer risk both in the ELCR and ERRC.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T43374
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Sari
"Sistem manajemen keselamatan radiasi dalam hal ini radiasi pengion merupakan salah satu upaya dalam melindungi kesehatan dan keselamatan kerja pekerja radiasi dari dampak dan efek yang ditimbulkan akibat pemanfaatan radiasi untuk menegakkan diagnosa. Penelitian ini mengkaji bagaimana implementasi sistem manajemen keselamatan radiasi pengion di unit kerja radiologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unit radiologi masih perlu memastikan terlaksananya sistem manajemen keselamatan radiasi sinar-X, agar pekerja radiasi memiliki rasa aman dan dapat bekerja secara professional.

Radiation safety management system in this case the ionizing radiation is one effort in protecting the health and safety of radiation workers from the impact and effects caused by the use of radiation for diagnosis. This study examines how the implementation of safety management system to ionizing radiation in radiology work unit. The results showed that the radiological units still need to ensure the implementation of safety management system to the X-rays radiation, radiation that workers have a sense of security and can work professionally."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Ingewaty Wijaya
"Paparan radiasi pengion dosis rendah (<0,5 Gy) dapat menyebabkan gangguan sirkulasi. Namun, belum diketahui apakah paparan radiasi pengion dosis rendah dapat menyebabkan hipertensi. Seorang petugas radiologi berjenis kelamin laki-laki yang berusia 27 tahun menanyakan tentang hasil pemeriksaan berkalanya dimana hasilnya menyatakan ia mengidap hipertensi. Dia juga menyebutkan bahwa pada tahun sebelumnya, hasil pemeriksaan EKG-nya tidak baik, tetapi dia tidak dapat mengingat apa yang dikatakan oleh dokter spesialis jantung. Apakah hipertensi pada pekerja radiologi disebabkan oleh paparan radiasi pengion di tempat kerja? Pencarian literatur dilakukan melalui PubMed, Scopus dan Cochrane. Didapatkan sebuah artikel yang relevan, yang memenuhi kriteria inklusi. Sebuah studi kohort oleh Preetha R, et al (2015) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara risiko hipertensi dan paparan FGIP. Penelitian ini valid dan dapat diterapkan pada pasien saya karena metodenya sesuai dan cukup baik. Selain itu, populasi dalam penelitian ini memiliki kemiripan dengan pasien saya. Namun, hanya ada satu artikel yang ditemukan. Hal ini mungkin dikarenakan kurangnya penelitian mengenai hal ini. Oleh karena itu, hubungan sebab akibat masih belum dapat dibuktikan. Dianjurkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pengukuran paparan dan hasil yang lebih baik.

Exposure to low dose ionising radiation (<0.5 Gy) can cause circulation disorders. It is not yet known whether exposure to low dose ionising radiation can cause hypertension. A 27-year-old male radiologist asked about the result of his periodic examinations in which written hypertension. He also said that in the previous year, his ECG examination resulted in no good, but he couldn’t remember what the cardiologist said. Does hypertension in radiology workers due to exposure to ionising radiation at work? The literature searches were conducted through PubMed, Scopus and Cochrane. A relevant article, which fitted the inclusion criteria, was found. A cohort study by Preetha R, et al (2015) suggested that there is a relationship between the risk of hypertension and FGIP exposure. This study is valid and applicable to my patient because the method is quite good and suitable. Also, the population in the study is similar to my patient. However, there was only one article found which might be due to the lack of research on this subject. Hence, the causal relationship still cannot be proven. Further research is recommended with a better measurement of exposure and outcome."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Faizah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor determinan yang berhubungan dengan perilaku penggunaan APD pada pekerja di Technical Services Department PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. Unit Plant Site Cirebon. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dengan teknik total sampling. Penelitian dilakukan pada periode April sampai Mei 2013 dengan jumlah responden 54 orang. Analisis data menggunakan uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan penggunaan APD dengan pengetahuan mengenai APD (p=0.038), sikap penggunaan APD (p=0.046), dan penerapan peraturan tentang APD (p=0.025). Sebaliknya, tidak ada hubungan yang signifikan antara ketersediaan APD (p=0.571), kenyamanan penggunaan APD (p=0.237), dan pengawasan penggunaan APD (p=0.310) dengan perilaku penggunaan APD pekerja Technical Services Department.

This purpose of this research is to find out the determinant factors related to behaviour usage of PPE to workers of Technical Services Department in PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. Cirebon Unit Plant Site. This research is a descriptive analytic cross sectional approach with total sampling technique. The study was conducted during the period April to May 2013 to the number of respondents are 54 people. Data analysis using Chi-Square test showed association with the use of PPE knowledge (p=0.046), attitude of using PPE (p=0.038), and PPE's regulation application (p=0.025). Whereas, there are no significant relationship between availability of PPE (p=0.571), comfort of using PPE (p=0.237), and supervision (p=0.310) between usage behaviour of PPE to workers of Technical Services Department."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45746
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catu Umirestu Nurdiani
"Pendahuluan: Data dari Occupational Safety and Health Association, (OSHA) menyatakan bahwa terjadi hampir sepuluh ribu kasus kecelakaan di laboratorium penelitian selama tahun 2005, melukai dua dari 100 ilmuwan. Rata-rata tingkat kejadian kecelakaan di laboratorium akademis sepuluh hingga lima puluh kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang terjadi di laboratorium industri. Beberapa penyebab kecelakaan di laboratorium dapat bersumber dari sikap dan tingkah laku para pekerja, keadaan yang tidak aman dan kurangnya pengawasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepatuhan dan faktor terkait penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di laboratorium pada mahasiswa Prodi Diploma Analis Kesehatan Universitas MH Thamrin
Metode: Studi penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Sampel sebanyak 328 mahasiswa Prodi Diploma Analis Kesehatan dengan variabel dependen adalah kepatuhan penggunaan APD dan variabel indepennya adalah faktor predisposisi (pengetahuan, sikap), faktor pemungkin (ketersediaan adanya APD, kenyamanan APD), faktor penguat (rekan mahasiswa, pengawasan, peraturan, sanksi). Analisis dilakukan dengan regresi logistik
Hasil: Responden yang patuh menggunakan APD sebanyak 227 (69,2%) dan yang tidak patuh menggunakan APD sebanyak 101 (30,8%). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor predisposisi: pengetahuan (OR=1,73), sikap (OR=1,15), faktor pemungkin: ketersediaan APD (OR=0,63), kenyamanan APD (OR=2,74), faktor penguat: rekan mahasiswa (OR=2,74), pengawasan (OR=1,17), peraturan (OR=0,25), sanksi (OR=0,82).
Kesimpulan dan saran: Variabel paling dominan yang berhubungan dengan kepatuhan penggunaan APD adalah pengetahuan dengan OR=1,73 yang artinya mahasiswa yang pengetahuan tentang APD nya tinggi berpeluang 1,73 kali lebih tinggi untuk patuh menggunakan APD dibandingkan mahasiswa yang pengetahuan tentang APD nya rendah. Untuk penelitian selanjutnya agar ditambahkan dengan teknik kualitatif.

Introduction: Data from the Occupational Safety and Health Association (OSHA) states that nearly ten thousand cases of accidents in research laboratories during 2005 injured two out of 100 scientists. The average incidence rate of accidents in academic laboratories is ten to fifty times higher than what happens in industrial laboratories. Some causes of accidents in the laboratory can be derived from attitudes and behavior of workers, unsafe conditions and lack of supervision. This study aims to determine compliance and factors related to the use of Personal Protective Equipment (PPE) in the laboratory for students of Health Analyst Diploma Study Program, University of MH Thamrin
Method: This research study is descriptive analytic with cross sectional design. A sample of 328 Health Analyst Diploma Study Program students with the dependent variable was compliance with PPE use and independent variables were predisposing factors (knowledge, attitude), enabling factors (availability of PPE, comfort PPE), reinforcement factors (student colleagues, supervision, regulation, sanctions) . Analysis was carried out by logistic regression
Results: Respondents who obeyed PPE were 227 (69.2%) and those who did not comply with PPE were 101 (30.8%). There was no significant relationship between predisposing factors: knowledge (OR = 1.73), attitudes (OR = 1.15), enabling factors: availability of PPE (OR = 0.63), comfort of PPE (OR = 2.74), reinforcement factors: student associates (OR = 2.74), supervision (OR = 1.17), regulations (OR = 0.25), sanctions (OR = 0.82).
Conclusions and suggestions: The most dominant variable related to compliance with the use of PPE was knowledge with OR = 1.73 which means that students with high APD knowledge had a 1.73 times higher chance of adhering to PPE compared to students whose knowledge of APD was low. For further research to be added with qualitative techniques."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Lutfiah Nurussabti
"Alat Pelindung Diri (APD) terutama sarung tangan dan masker sebagai bagian penting untuk menjaga keselamatan belum optimal digunakan oleh perawat dan mahasiswa keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kepatuhan penggunaan APD sarung tangan dan masker pada perawat dan mahasiswa keperawatan. Sebanyak 127 responden dilibatkan dalam penelitian ini, terdiri dari 88 perawat dan 39 mahasiswa keperawatan. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang disusun peneliti mengenai kepatuhan penggunaan APD sarung tangan dan masker. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan teknik random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan responden yang patuh terhadap penggunaan APD sebanyak 38,6 perawat dan 48,7 mahasiswa keperawatan. Kepatuhan penggunaan APD sarung tangan dan masker pada perawat dan mahasiswa keperawatan tidak terdapat perbedaan p = 0,288; ? = 0,05 . Perawat yang berpengalaman dalam dunia praktik diharapkan menjadi role model bagi mahasiswa keperawatan, sehingga mahasiswa patuh terhadap penggunan sarung tangan dan masker.

Personal Protective Equipment (PPE), especially for safety treatments that have not been optimally used by nurses and nursing students. This research is intended to see the difference of PPE glove and mask use on nurses and nursing students. A total of 127 respondents were included in the study, consisting of 88 nurses and 39 nursing students. This study used a questionnaire prepared in accordance with the use of PPE gloves and masks. This research design use cross sectional with random sampling technique.
The results showed that respondents were obedient to the use of PPE as much as 38.6 nurses and 48.7 of nursing students, and no difference in the use of PPE gloves and masks on nurses and nursing students p 0,288 0,05 . Nurses who are experienced in the world of practice are expected to be role models for nursing students, so students adhere to the use of gloves and masks.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67843
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Hastuti
"International Atomic Energy Agency (IAEA) mengeluarkan rekomendasi kepada badan pengawas untuk menunjuk Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yang berkompeten di radiologi diagnostik dan intervensional (RDI). Penelitian bertujuan mengetahui kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan sikap) PPR, faktor yang berpengaruh, indikator pengetahuan, keterampilan dan sikap yang signifikan serta hubungan antar variabel pengetahuan, keterampilan dan sikap. Rancangan penelitian rancangan cross sectional bersifat deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan 41,6 % PPR memiliki tingkat kompetensi rata rata 69,0 dengan kategori sedang. Faktor mempengaruhi pengetahuan adalah latar belakang pendidikan, pekerjaan selain sebagai PPR di RS, perlengkapan keselamatan radiasi, paparan informasi, frekuensi rekualifikasi, pelatihan serta komitmen pemegang izin. Faktor mempengaruhi keterampilan adalah peminatan studi/jurusan, pekerjaan selain sebagai PPR di RS, perlengkapan keselamatan radiasi, sumber informasi, frekuensi rekualifikasi, pelatihan serta komitmen pemegang izin. Faktor yang mempengaruhi sikap adalah tingkat pendidikan, peminatan studi/jurusan, umur, seberapa sering bekerja dengan radiasi, perlengkapan dan komitmen pemegang izin. Hasil uji multivariat diperoleh indikator pengetahuan yang signifikan adalah pengetahuan tentang konsep verifikasi kesesuaian dan kepatuhan persyaratan dan standar proteksi dan keselamatan radiasi. Indikator keterampilan yang signifikan adalah keterampilan menyusun dokumen program proteksi dan keselamatan radiasi dan Indikator sikap signifikan adalah pro aktif mendorong dokter radiologi untuk menetapkan kriteria pemeriksaan yang boleh, yang dilarang dan yang perlu konsultasi dokter. Pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap keterampilan, pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap sikap dan keterampilan berpengaruh signifikan terhadap sikap. Hasil penelitian menyarankan adanya perbaikan pada unit kompetensi, persyaratan sertifikasi, mekanisme penyegaran, pembuatan SKKNI PPR dan pelatihan berkelanjutan bagi PPR di fasilitas RDI.

The International Atomic Energy Agency (IAEA) urges regulatory organizations to hire a radiation protection officer (PPR) who is proficient in both diagnostic and interventional radiology (RDI). This research aimed to determine the competency (knowledge, skills and attitudes) of PPR, influencing factors, significant indicators of knowledge, skills and attitudes and the relationship between knowledge, skills and attitudes variables. The research employed descriptive quantitative method with a cross sectional design. The findings revealed that average competency score is 69,0 had moderate levels. Knowledge is influenced by educational background, occupation other than PPR in hospitals, radiation safety equipment, exposure to information, frequency of requalification, training and commitment of permit holders. Meanwhile, skills are influenced by study/departmental specialization, work other than PPR in hospitals, radiation safety equipment, sources of information, frequency of requalification, training and commitment of permit holders. In addition, attitudes influenced by education level, study/department interest, age, how often to work with radiation, equipment and permit holder commitment. The multivariate test results revealed that comprehending the idea of validating conformity and compliance with radiation protection and safety criteria and standards was a significant indicator of knowledge. A significant skill indication is the skill to compile radiation protection and safety program documentation. Significant attitude indication is actively encouraging radiology doctors to establish standards for examinations that are allowed, prohibited, and require medical consultation. Knowledge has a significant effect on skills, skills have a significant effect on attitudes, and attitudes have a significant effect on knowledge. The research suggest improvements to competency units, certification requirements, refresher mechanisms, making SKKNI PPR and ongoing training for PPR at RDI facilities."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>