Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203913 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggun Kurniasari
"Pemisahan bioproduk seperti asam laktat membutuhkan kemurnian yang tinggi untuk aplikasi industri. Selain itu, proses separasi dan purifikasinya kerap mengalami kendala karena harus memurnikan senyawa dalam konsentrasi yang rendah dan kestabilan biomolekuler. Sistem ekstraksi cair-cair (ECC) merupakan salah satu metode yang banyak dipakai untuk memisahkan asam laktat dari impuritasnya. ECC dapat memisahkan zat terlarut pada konsentrasi rendah. Pada penelitian ini, asam laktat diekstraksi menggunakan campuran tri-n-butylamine (TBA) dalam kloroform sebagai ekstraktan. Pengamatan dilakukan pada berbagai rasio volume ekstraktan organik untuk memperoleh ekstrak 20 mL asam laktat yang optimal. Variasi juga dilakukan pada kisaran suhu 25 ? 50 °C. Analisa kandungan asam laktat dilakukan dengan metode titrasi dan HPLC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume asam laktat yang paling optimal dalam mengekstrak 40% (v/v) asam laktat adalah sebesar 40,12 mL TBA dalam 10 mL kloroform. Adapun suhu optimal yang digunakan dalam proses ECC adalah sebesar 30°C.
Bioproduct separation such as lactic acid need high purity for industrial application. Besides, separation pr°Cess and purification usually has problem because it has to purified compound in low concentration and biomolecular stability. Liquid-liquid extraction system (L/LE) is one of many methods used in lactic acid purification from its impurities. L/LE can separate soluted in low concentration. In this observation, lactic acid extracted by Tri-n-butylamine (TBA) mixture in chloroform as extractant. The research carried out in ratio variation of volume organic extractant to obtain 20 mL optimum lactic acid in extract. Temperature variation is on 25 ? 50 °C range. Lactic acid analization on organic phase use titration and HPLC method. The results shows that the most optimum volume extractant to extract lactic acid 40% (v/v) is 40,12 mL TBA in 10 mL of chloroform. The optimum temperature used in ECC pr°Cess is 30°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57199
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranti
"Penelitian ini meneliti kondisi optimum pengambilan kembali pelarut dengan evaporasi dari hasil ekstraksi cair-cair asam laktat. Hal yang diamati dalam penelitian ini meliputi koefisien pemisahan dan kadar asam laktat yang diperoleh sebagai hasil evaporasi. Variabel bebas yang digunakan adalah variasi suhu (110, 120, dan 130 oC) dan tekanan operasi (20, 30, dan 40 mbar). Analisis dilakukan dengan menggunakan neraca volume dan uji karakterisasi dengan metode HPLC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan tekanan meningkatkan tingkat pengembalian TBA, begitu juga dengan kenaikan suhu. Namun pada suhu di atas 120 oC terjadi degradasi asam laktat, sehingga jumlah TBA yang teruapkan lebih sedikit. Kondisi operasi optimum pada proses evaporasi TBA yaitu pada suhu 120 oC dan tekanan 20 mbar dengan koefisien pemisahannya 0,78. Perolehan kadar asam laktat sebagai hasilnya yaitu 76% (v/v). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa metode evaporasi vakum merupakan metode yang dapat digunakan dalam pengambilan kembali hasil ekstraksi cair-cair asam laktat.

This study evaluated the optimum condition of solvent recovery by evaporation method for the liquid-liquid extraction of lactic acid. The aspects observed in this study include the separation coefficient and the concentration of lactic acid obtained as the product of evaporation. Independent variables used are variations of temperature (110, 120 and 130 oC), and operating pressure (20, 30, and 40 mbar). Analyzes have been performed by using volume balance and characterization test using HPLC method. The result of this study indicate that the decerase of operating pressure, as well as temperature rises, can increase the performance of evaporation. However, at temperature above 120 oC, degradation of lactic acid happened, so that the amount of TBA that evaporated is lower. The optimum operating conditions at TBA recovery process is at temperature of 120 oC and pressure at 20 mbar, with separating coefficient is 0.78. Lactic acid concentration obtained at optimum conditions is 76% (v/v). This study prove that the vacuum evaporation method can be used in the solvent recovery process of liquid-liquid extraction of lactic acid
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64061
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Junie Suriawati
"ABSTRAK
Blondo basah minyak kelapa murni merupakan produk pangan tradisional di Indonesia. Berdasarkan komposisi kimiawi dapat digunakan sebagai sumber bahan tambahan untuk produk-produk makanan olahan bergizi serta mengandung bakteri asam laktat seperti Lactobacillus sp. Telah dilakukan penelitian mengenai kualitas dan karakteristik isolat bakteri asam laktat dari blondo basah minyak kelapa murni sebagai probiotik. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kualitas blondo basah minyak kelapa murni dan mendapatkan isolat bakteri asam laktat dari blondo basah minyak kelapa murni yang berpotensi sebagai probiotik. Kualitas blondo basah minyak kelapa murni terbaik dari kelapa dalam Bali dengan kandungan protein (8,45%), lemak (43,2%), asam lemak (2,75%), asam laurat (38,5%), dan berwarna putih yang diterima oleh panelis. Blondo basah minyak kelapa murni yang dihasilkan tidak memiliki aktivitas antibakteri. Diperoleh dua isolat bakteri asam laktat (KDB 3 dan KDB 5) diduga berpotensi sebagai kandidat probiotik dengan ciri-ciri: mempunyai ketahanan terhadap 0,3% garam empedu dan pH 3, menghasilkan asam, memiliki sifat hidrofobisitas, dan koagreagasi. Kedua isolat BAL di identifikasi secara molekuler dengan menggunakan 16S rDNA diduga sebagai Lactobacillus.
ABSTRACT
Virgin coconut oil wet blondo (VCO wet blondo) is a traditional food product in Indonesia. Based on the nutritional composition, it can be used as an additional source for nutritious food products and it contains lactic acid bacteria such as Lactobacillus sp. Research on quality and characteristic of lactic acid bacteria as probiotics from VCO wet blondo was carried out. The objectives of this research were to determine the quality of VCO wet blondo and to obtain lactic acid bacteria isolates from the blondo which has potential as probiotic bacteria. VCO wet blondo with the best quality was the blondo of “kelapa dalam Bali” with protein (8.45%), lipid (43.2%), fatty acid (2.75%), lauric acid (38.5%), and white colour which was acceptable by panelists. Antibacterial activity was not detected in the wet blondo. Two lactic acid bacteria isolates (KDB 3 and KDB 5) indicated probiotic candidates, shown by: resistance to 0.3% bile salts and pH 3, acids production, hydrophobicity properties, and coaggregation. The two isolates of lactic acid bacteria were molecular identified using 16S rDNA as Lactobacillus candidates."
2013
T36745
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanya Mellinda Salsabila
"Fabrikasi prepreg dengan matriks poly-lactic acid (PLA) dan penguat serat rami dilakukan dalam skala lab dengan cara membasahi serat rami dengan matriks PLA dalam cetakan kaca. Prepreg perlu disimpan pada suhu rendah untuk memaksimalkan umur simpan. Uji tarik dan uji biodegradabilitas dilakukan pada spesimen dari laminat komposit Rami/PLA yang dibuat dengan metode tekan panas prepreg. Hasil uji tarik menunjukkan bahwa spesimen komposit bidireksional 0/90° dari prepreg yang disimpan pada lemari pendingin memiliki rata-rata kekuatan tarik yang paling tinggi yaitu sebesar 71, 44 MPa dan memiliki tingkat kekakuan yang tinggi pula, dengan rata-rata modulus Young sebesar 1,79 GPa. Sedangkan spesimen komposit bidireksional ±45° memiliki tingkat elastisitas yang tinggi dengan ratarata modulus Young sebesar 0,68 GPa. Pada uji biodegradabilitas diamati proses penguraian laminat komposit pada kondisi pengomposan nyata. Pengamatan mikroskopik pada patahan hasil uji tarik menunjukkan adhesi yang baik antara matriks PLA dengan serat rami dan pelapukan pada sampel uji biodegradabilitas

The fabrication of a natural prepreg with poly-lactic acid (PLA) matrix and ramie fiber reinforcement was engineered out on a laboratorium-scale by impregnating the unidirectional and bidirectional ramie fiber with PLA matrix solvent on a glass die. The obtained prepreg has been stored at low temperatures to maximize its shelf life. Tensile and biodegradability test of the composite laminates which prepared by hot-pressing method have also been conducted. Tensile test results show that the freezer-stored bidirectional 0/90° prepreg laminate specimen has the highest tensile strength of 71,44 MPa with modulus of 1,79 GPa in average. Meanwhile, the bidirectional ±45° prepreg laminate specimen has the highest level of elasticity, with modulus of 0,68 GPa in average. Biodegradability test shows the decomposition process of the composite laminate under real composting conditions. Microscopic observation of the damaged specimen results shows good adhesion between the PLA matrix and ramie fiber and the decomposition of the biodegradability test samples."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Kania
"Proses pemisahan bioproduct seperti asam organik membutuhkan kemurnianyang tinggi dan mengalami kendala karena harus memumikan senyawa dalam konsentrasi yang rendah dan kestabilan biomolekuler. Oleh karena itu diperlukan metode yang tepat untuk memisahkan asam organik khususnya asam laktat secara efektif. Sistem membran cair emuisi (MCE) merupakan metode yang tepat untuk mengekstraksi asam organik karena sifat ekstraksinya yang berjalan simultan, dapat memisahkan zat terlarut pada konsentrasi rendah, dan membutuhkan waktu kontak yang singkat. Pada penelitian ini diekstraksi asam laktat menggunakan Tri Butil Posfat (TBP) sebagai ekstraktan. Span 80 sebagai surfaktan, dan kerosin sebagai pelarut organik. Untuk memperoleh suatu sistem membran cair emuisi yang stabil dan dapat menghasilkan persen ekstraksi yang tinggi, dilakukan pengamatan terhadap komposisi membran dan kondisi operasi yang mempengaruhi. Penentuan komposisi membran dilakukan melalui uji solubilitas maksimum berdasarkan nilai HLB (Hydrophilic-Lipophilic Balance) surfaktan dan uji kestabilan emuisi pertama. Sedangkan pengaruh kondisi operasi yang mempengaruhi ekstraksi membran cair emuisi (MCE) yang diamati adalah waktu pengadukan, rasio volume fasa emuisi terhadap fasa umpan, dan konsentrasi ekstraktan. Sistem Membran Cair Emuisi (MCE) dengan komposisi Tri Butil Posfat (TBP) 5 % (w/v), surfaktan Span 80 pada konsentrasi 5 % (w/v), dan kerosin sebagai pelarut organik dengan pengadukan selama 30 menit dapat menghasilkan emuisi pertama yang stabil selama pengamatan 8 jam. Sistem emuisi ini dapat mengekstraksi asam laktat dari larutan umpan sebanyak 98.14 % pada rasio volume fasa emuisi terhadap fasa umpan 1 : 2 dan waktu ekstraksi 30 menit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49545
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutasoit, Evania Surya Basaria
"ABSTRAK
Kebutuhan asam laktat di Indonesia selalu meningkat setiap tahunnya. Produksi asam laktat dengan proses fermentasi memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan produksi asam laktat dengan sintesis kimia, antara lain bersifat lebih ramah lingkungan sertadapat menghasilkan asam L-(+)- laktat murni yang banyak diaplikasikan dalam berbagai industri.Fermentasi asam laktat dilakukan dengan bantuan mikroorganisme yang menghasilkan asam laktat, salah satunya jamur Rhizopus oryzaeyang telah diketahui menghasilkan yield yang cukup tinggi dan dapat dipisahkan dengan mudah dari medium cair. Penelitian ini mengoptimasi purifikasi asam laktat dari campuran hasil fermentasi (fermentation broth) dengan metode ekstraksi cair-cair. Pada penelitian ini, digunakan ekstraktan tri-n-butylamine (TBA) dalam kloroform yang berfungsi sebagai modifier untuk memperoleh ekstrak 20mL asam laktat yang optimal.Analisis kandungan asam laktat akan dilakukan dengan metode titrasi dan HPLC. Variasi yang digunakan ialah komposisi ekstraktan dan juga suhu yang akan divariasikan pada kisaran 25 ? 50C. Hasil menunjukkan kesesuaian antara komposisi ekstraktan dan suhu optimum yang didapatkan pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang menggunakan campuran asam laktat dalam air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan rasio ekstraktan yang optimal untuk mengekstrak 20mL asam laktat hasil fermentasi ialah 18 mL TBA dalam 4 mL kloroform. Adapun suhu optimal yang digunakan dalam proses ekstraksi cair-cair ialah 25C.Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa proses pemisahan asam laktat yang diproduksi dari hasil fermentasi glukosa dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pada skala industri.

ABSTRACT
The demand of lactic acid in Indonesia is increasing every year. Recent trends showed that lactic acid production through fermentation is advantageous over chemical process because it produces more L(+) lactic acidwhich is used in industrial applications and environmentally friendly. Lactic acid fermentation is done by the help of some microorganisms, one of them is Rhizopus oryzae. It is known that fermentation of glucose with Rhizopus oryzae obtains high yield of lactic acid which can be separated from the fermentation broth. This research is optimizing lactic acid purification from fermentation broth by using liquid-liquid extraction method. In this research, lactic acid is extracted by Tributylamine (TBA) and chloroform as the modifierto obtain 20 mL lactic acid with optimum purity in the extract. Lactic acid concentration is analyzed byHPLC and titration method. This research varies the temperature of the extraction in range 25-40Cand also the concentration ratio of the extractant. Results obtained from this research are corresponding with results from the prior research which used the mixture of lactic acid and glucose. The optimum extractant composition obtained from this research is 18 mL TBA in 4 mL chloroform, while the optimum temperature for the liquid-liquid extraction is 25C. This research also showed that purification process of lactic acid which produced from fermentation of glucose can be used for developments in industrial scale.
"
2016
S64681
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yehezkiel Willy Susanto
"Pemanfaatan bakteri telah banyak dilakukan pada banyak aspek kehidupan manusia dan menghasilkan dampak yang positif. Salah satu pemanfaatannya adalah asam laktat dan bakteriosin yang diekskresikan dari bakteri Streptococcus macedonicus. Bakteri Streptococcus macedonicus MBF10-2 adalah salah satu galur dari bakteri asam laktat yang diketahui memiliki potensi aktivitas antimikroba terhadap beberapa bakteri Gram positif. Aktivitas antimikroba ini diharapkan dapat dikembangkan sebagai produk perawatan kulit. Dalam penelitian ini digunakan medium berbasis nabati yaitu de Man, Rogose, dan Sharpe(MRS) Vegitone untuk menjamin kehalalan dari proses dan produk akhir. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi optimum perolehan massa sel terbanyak selama fermentasi pada medium de Man, Rogose, Sharpe(MRS) Vegitone pada skala yang diperbesar untuk meningkatkan produksi lisat. Optimasi kondisi optimum perolehan massa sel dilakukan dengan melakukan pengkulturan sel secara bertahap hingga skala besar pada fermentor. Optimasi pelisisan sel dilakukan dengan cara menggunakan metode ultrasonikasi dan gabungan dari ultrasonikasi dengan penambahan lisozim (enzimatik) dengan kondisi pada pH 7 dan 8 dengan pengulangan 20x dan 40x. Pengujian untuk mengkonfirmasi bahwa bakteri sudah terlisis dengan baik yaitu menggunakan pewarnaan Gram dan pengujian MTT Assay. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perolehan massa sel yang didapat pada medium MRS Vegitone adalah 7.987 gram, dan perolehan massa sel pada medium MRS standar adalah 8.7013 gram. Hasil dari optimasi lisis menunjukkan bahwa metode gabungan ultrasonikasi dan enzimatik dengan kondisi pH 8 dan pengulangan 40x memberikan hasil yang lebih baik, dibuktikan dengan pengujian perwarnaan Gram yang menunjukkan bahwa sel yang terlisis paling banyak dan rendemen hasil freeze dry sebesar 5.7267%. Dari pengujian MTT Assay juga menunjukkan bahwa sel telah terlisis dengan baik. Dapat disimpulkan bahwa waktu inkubasi optimum medium MRS Vegitone adalah 16 jam dengan efisiensi jumlah massa sel pada medium MRS Vegitone adalah 8,21% lebih sedikit jika dibandingkan denga medium MRS Standar dan kondisi lisis yang optimum adalah dengan metode gabungan ultrasonikasi dan enzimatik dengan kondisi pH 8 dan pengulangan 40x dengan perolehan rendemen hasil freeze drysebesar 5.7267%.

The use of bacteria has been done in many aspects of human life and has a positive impact. Several of the potential substance are lactic acid and bacteriocin. One of the example is Streptococcus macedonicus. Streptococcus macedonicus MBF10-2 is one ofthe strains of lactic acid bacteria that have antimicrobial activity against several Gram-positive bacteria. This antimicrobial activity is expected to be developed as a skin care product. In this study, vegetable-based medium was used, namely de Man, Rogose, and Sharpe (MRS) Vegitone to ensure halalness of the process and final product. Therefore, this study aims to obtain the optimumconditions for obtaining the most cell massgainduring fermentation in the de Man, Rogose, and Sharpe(MRS) Vegitone on a scale that is enlarged to increase lysate production. Optimization of the optimum conditions for cell mass gain was done by culturing cells gradually to a large scale in fermentor. Optimization of cell lysis is done by using ultrasonication method and a combination of ultrasonication with the addition of lysozyme (enzymatic) with conditions at pH 7 and 8with repetitions of 20 times and 40 times. Tests to confirm that the bacteria has been properly destroyed, that is, using Gram staining and MTT assay. The results showed that the cell mass gain obtained in the MRS Vegitone medium was 7.987 gramsand the cell mass gain obtained in Standard MRS medium was 8.7013 grams. The results of lysis optimization showed that the combined method of ultrasonication and enzymatic with conditionat pH 8 with repetitions of 40 times gave better results, proven by the Gram staining test which showed that the most cells are destroyed and the freeze dry yield was 5.7267 %. In MTT assay also shows that the cell has been properly destroyed. It can be concluded that the optimum incubation time of MRS Vegitone medium is 16 hours with the efficiency of cell mass in the MRS Vegitone medium was 8.21% less when compared to the standard MRS medium and the optimum lysiscondition is the combined of ultrasonication and enzymatic method with pH 8 and 40 times repetition with the yield of freeze dry is 5.7267%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Sarkono, Faturrahman, Sofyan Y. 2010. Isolation and identification of lactic acid bacteria from abalone (Haliotis asinina) as a potential candidate of probiotic. Nusantara Bioscience 2: 38-42. The purpose of this study was to isolate, select and characterize lactic acid bacteria (LAB) from abalone as a potential candidate probiotic in abalone cultivation system. Selective isolation of LAB performed using de Man Rogosa Sharpe medium. LAB isolate that potential as probiotics was screened. Selection was based on its ability to suppress the growth of pathogenic bacteria, bacterial resistance to acidic conditions and bacterial resistance to bile salts (bile). Further
characterization and identification conducted to determine the species. The results showed that two of the ten isolates potential to be
developed as probiotic bacteria that have the ability to inhibit several pathogenic bacteria such as Eschericia coli, Bacillus cereus dan
Staphylococus aureus, able to grow at acidic condition and bile tolerance during the incubation for 24 hour. Based on the API test kit,
the both of isolate identified as members of the species Lactobacillus paracasei ssp. paracasei. "
570 NBS 2:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Hayatunnufus
"Simvastatin merupakan salah satu obat yang paling banyak digunakan untuk menurunkan tingkat kolesterol dalam darah. Simvastatin memiliki waktu paruh yang pendek (2-3 jam) dan bioavailabilitas yang rendah (sekitar 5%). Konsumsi simvastatin dengan dosis tinggi dapat meningkatkan konsentrasi aminotransferase yang dapat menyebabkan myopathy. Hal ini akan dapat menyebabkan efek samping yang merugikan bagi pasien. Mikroenkapsulasi obat dengan menggunakan polimer biodegradable adalah salah satu alternatif untuk meniminalkan kekurangan tersebut. Dalam penelitian ini polipaduan poli (asam laktat) dengan polikaprolaton digunakan sebagai material yang akan mengenkapsulasi simvastatin. Mikrokapsul simvastatin dibuat dengan metode penguapan pelarut minyak dalam air dengan menggunakan larutan Span 80:Tween 80 sebagai emulsifier. Kondisi optimum untuk mengenkapsulasi simvastatin diperoleh pada kecepatan emulsi 700 rpm, waktu emulsi 1 jam, kecepatan dispersi 900 rpm dan wakti dispersi 1 jam. Efisiensi enkapsulasi mikrokapsul simvastatin dengan penyalut polipaduan D,L-PLA/PCL diperoleh sebesar 95,30%. Uji disolusi selama 55 jam menghasilkan profil pelepasan simvastatin pada larutan buffer pH 1,2 sebesar 1,3% dan pH 7,4 sebesar 6,4%.

Simvastatin is one of the most extensively used drug to reduce blood cholesterol levels. Simvastatin is not well absorbed from the gastrointestinal tract. Its oral bioavailability is only 5%, while the biological half-life is about 2-3 hours. However, overdose of statin causes an increase of aminotransferases concentration which can lead to myopathy. It may cause some adverse effect to the patients. Microencapsulation or drugs by using biodegradable polymers is an alternative to minimize these deficiencies. In this study, polyblend of poly(D,L-lactic acid) and polycaprolactone was used as a material that encapsulate the simvastatin. Microcapsules were produced by using Span 80 : Tween 80 as a mixed emulsifier through oil in water (o/w) solvent evaporation method. The optimum conditions were obtained in the emulsion state of 700 rpm at 1 hour and the dispersion state of 900 rpm at 1 hour with the encapsulation efficiency of 95,30%. The dissolution test for 55 hours presents the result of simvastatin release 1.3% in pH 1.2 buffer solution and 6,3% in pH 7.4 buffer solution."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T52394
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>