Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164115 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bayu Tedja
"Penelitian ini menyelidiki dampak interaksi antara fleksibilitas pasar tenaga kerja dan keterbukaan perdagangan internasional terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan analisis terhadap data empiris periode 2005-2013 di negara ASEAN6+6 dengan menggunakan teknik random effect, penelitian ini menemukan hubungan tersebut memiliki arah yang negatif. Artinya, keterbukaan perdagangan akan menghasilkan efek pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi jika diterapkan di negara yang memiliki fleksibilitas yang rendah di pasar tenaga kerja. Hal ini menunjukkan liberalisasi pada peraturan perdagangan dapat menghasilkan hasil yang lebih buruk jika dilakukan bersamaan dengan liberalisasi di pasar tenaga kerja.

This research investigates the impact of interaction between labor market flexibility and trade openness to economic growth. Observing data for 2005-2013 of ASEAN6+6 countries with random effect technique, this study finds negative relationship between them, which means trade openness will generate faster growth effect if it is exercised in countries which its labor market is relatively less flexible. This finding shows that liberalization in trade will yield worse performance if it is complemented by liberalization in labor market.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S58428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setyo Nugroho
"ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh dari keterbukaan perdagangan dan keterbukaan finansial terhadap efisiensi informasi pasar saham di negara-negara ASEAN. Penelitian ini menggunakan sampel lima 5 negara dengan pasar saham paling mapan di ASEAN - Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Dalam melakukan pengujian, peneliti menggunakan data panel. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa saat Singapura dikeluarkan dari sampel, keterbukaan perdagangan de facto memiliki dampak negatif terhadap efisiensi efisiensi informasi pasar saham, sedangkan keterbukaan finansial de facto memiliki dampak positif terhadap efisiensi informasi pasar saham. Pengukuran de jure atas keterbukaan perdagangan terbukti tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap efisiensi informasi.

ABSTRACT
This Paper investigates the impact of trade openness and financial openness towards information efficiency of the ASEAN countries rsquo stock market. The sample of this paper are five 5 of the most developed stock market in ASEAN ndash Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapore, and Thailand. Researcher employ panel data analysis in the model. The result suggest that when Singapore is excluded from the sample, de facto trade openness has a negative impact on information efficiency, while de facto financial openness has a positive impact on information efficiency. De jure measure is shown to have no significant impact on information efficiency."
2017
S66964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabhan Ibrahim Ahmad,author
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak globalisasi terhadap ketimpangan pendapatan di negara-negara anggota ASEAN Plus Framework. Globalisasi dalam penelitian ini dibagi menjadi dua aspek utama yaitu globalisasi perdagangan dan globalisasi keuangan. Penelitian ini menggunakan data panel dari 16 negara anggota ASEAN Plus Framework untuk periode 2010-2021. Metode analisis yang digunakan adalah Fixed Effect untuk menghasilkan estimator yang konsisten pada panel data yang tidak seimbang dalam hubungan antara keterbukaan perdagangan dan keuangan terhadap ketimpangan pendapatan yang diukur dengan Indeks Gini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterbukaan perdagangan dan keuangan memiliki pengaruh yang sama pada negara maju dan negara berkembang. Peningkatan keterbukaan perdagangan akan meningkatkan ketimpangan pendapatan di negara maju secara signifikan. Sebaliknya, peningkatan keterbukaan keuangan meningkatkan ketimpangan pendapatan di negara berkembang secara signifikan. Berdasarkan hasil ini, penelitian ini menyarankan pentingnya kebijakan yang mendukung inklusi keuangan dan perdagangan untuk mengurangi ketimpangan pendapatan di ASEAN Plus Framework.

This study aims to analyze the impact of globalization on income inequality in ASEAN Plus Framework member countries. Globalization in this study is divided into two main aspects: trade globalization and financial globalization. This study uses panel data from 16 ASEAN Plus Framework member countries for the period 2010-2021. The analysis method used is Fixed Effect to produce consistent estimators on unbalanced panel data in the relationship between trade and financial openness on income inequality measured by the Gini Index. The results of the study indicate that trade and financial openness have similar effects on developed and developing countries. An increase in trade openness significantly increases income inequality in developed countries. Conversely, an increase in financial openness significantly increases income inequality in developing countries. Based on these results, this study suggests the importance of policies that support financial and trade inclusion to reduce income inequality in the ASEAN Plus Framework."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisah
"ABSTRAK
Dalam dua dekade terakhir sistem perdagangan di negara berkembang semakin terbuka dengan berkurangnya hambatan perdagangan melalui tarif impor yang semakin menurun. Berdasarkan penelitian sebelumnya terdapat hubungan teoritis dan empiris antara penurunan tarif impor dan pemintaan tenaga kerja. Penelitian ini menguji hubungan antar penurunan tarif impor dengan permintaan tenaga kerja formal di tingkat kabupaten/kota dalam jangka menengah. Hal ini disebabkan karena pekerja yang terpapar penurunan tarif impor menurut Jones (1975) akan berpindah dan terserap pada sektor yang mengalami keuntungan perdagangan atau kenaikan ekspor. Sementara itu pekerja
membutuhkan waktu untuk melakukan perpindahan antar sektor dan antar daerah untuk terserap pada sektor yang mengalami kenaikan ekspor.Oleh karena itu dalam menganalisis permintaan tenaga kerja manufaktur akibat penurunan tarif impor, penelitian ini dilakukan dalam jangka menengah yaitu dalam periode lima tahun. Dengan
menggunakan data tenaga kerja sektor manufaktur pada tingkat kabupaten/kota di Indonesia pada tahun 2000 sampai dengan 2015, penelitian ini mengestimasi model pengaruh penurunan tarif impor terhadap permintaan tenaga kerja formal manufaktur dengan regresi tertimbang. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini
menggunakan pengukuran paparan penurunan tarif impor Dix-Carneiro & Kovak (2017) untuk sektor manufaktur di tingkat kabupaten/kota dan mencakup 22 subsektor manufaktur. Hasil estimasi menunjukkan bahwa penurunan tarif impor sektor manufaktur
dalam jangka menengah meningkatkan permintaan tenaga kerja formal manufaktur. Pengaruh penurunan tarif impor sektor manufaktur terhadap permintaan tenaga kerja formal manufaktur pada wilayah dengan sektor manufaktur yang beragam lebih kecil dibandingkan dengan pengaruh penurunan tarif impor terhadap permintaan tenaga kerja formal manufaktur. Hal ini menyimpulkan bahwa keberagaman sektor manufaktur sebagai ukuran aglomerasi ekonomi suatu wilayah dapat mengurangi pengaruh paparan penurunan tarif impor karena persaingan harga.

ABSTRACT
In the last two decades the trading system in developing countries has become more open with reduced trade barriers through declining import tariffs. Based on previous research there is a theoretical and empirical relationship between the reduction in import tariffs and the demand for labor. This study examines the relationship between import
tariff reductions and formal labor demand at the district or city level in the medium term. This is because workers exposed to a reduction in import tariffs according to Jones (1975) will move and be absorbed in sectors that experience trade gains or increased exports. Meanwhile, workers need time to make transfers between sectors and between regions to be absorbed in sectors experiencing an increase in exports. Therefore, in analyzing the demand for manufacturing labor due to lower import tariffs, this research was conducted in the medium term, namely in a five-year period. Using the manufacturing sector employment data at the district or city level in Indonesia in 2000 to 2015, this study estimates a model of the effect of decreasing import tariffs on demand for formal manufacturing labor with a weighted regression. In contrast to previous research, this study uses a measurement of exposure to the reduction in import tariffs of Dix-Carneiro & Kovak (2017) for the manufacturing sector at the district or city level and covers 22 manufacturing subsectors. The estimation results show that the reduction in manufacturing sector import tariffs in the medium term increases the demand for formal manufacturing labor. The effect of decreasing import tariffs on the manufacturing sector on the demand for formal manufacturing labor in regions with diverse manufacturing sectors is smaller than the effect of decreasing import tariffs on the demand for formal manufacturing labor. This concludes that the diversity of the manufacturing sector as a
measure of the economic agglomeration of a region can reduce the effect of exposure to falling import tariffs due to price competition."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feny Yurastika
"Penelitian ini berupaya untuk melihat spillover volatilitas return antara pasar saham dan pasar obligasi pemerintah di negara ASEAN-5, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand dengan menggunakan data return harian saham dan obligasi pemerintah periode 3 Januari 2006 sampai 28 Februari 2020. Estimasi menggunakan BEKK-GARCH (1,1,1) menemukan bahwa fenomena spillover volatilitas di negara ASEAN-5 beragam. Tidak terdapat indikasi spillover volatilitas di negara Singapura dan Malaysia. Sedangkan di Filipina dan Thailand terdapat indikasi spillover volatilitas satu arah (unidirectional spillover) dari pasar saham ke pasar obligasi pemerintah. Sementara itu, spillover volatilitas dua arah (bi-directional spillover) yaitu dari pasar saham ke pasar obligasi pemerintah dan dari pasar obligasi pemerintah ke pasar saham terjadi di Indonesia. Hasil estimasi spillover volatilitas return di pasar saham dan obligasi pemerintah negara ASEAN-5 terkait oleh kondisi kedalaman pasar keuangan di negara tersebut. Negara dengan pasar keuangan yang dalam cenderung lebih dapat menyerap guncangan yang terjadi sehingga guncangan di satu pasar tidak menimbulkan spillover ke pasar lainnya.

This thesis analyses the volatility spillover between stock and government bond return in ASEAN-5 countries, namely Indonesia, Malaysia, the Philippine, Singapore, and Thailand using stock and government bond daily return data between 3 January 2006 and 28 February 2020. Estimation using BEKK-GARCH (1,1,1) found that volatility spillover in ASEAN-5 countries are varied. There is no spillover volatility indication in Singapore and Malaysia. Meanwhile, we found unidirectional volatility spillover from the stock market to the government bond market in the Philippine and Thailand. Bi-directional volatility spillover, from the stock market to the bond market and from the bond market to the stock market happened in Indonesia. The various result of ASEAN-5 countries presumably caused by the different levels of financial and institutional depth among the countries. Countries with the deep financial markets could absorb the shocks that occur so that it not spilled and affecting other markets."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roberto Bellarmino Gratio
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebijakan fleksibilitas pasar kerja dalam bentuk alih daya tenaga kerja (outsourcing) dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) yang terjadi dewasa ini membawa banyak dampak negatif, seperti ketidakpastian hubungan kerja, ketidakstabilan pemberian upah, dan ketiadaan jenjang karir dalam bekerja. Lembaga Kerja Sama (LKS) Tripartit, alih-alih menjadi suatu forum penyelesaian masalah ketenagakerjaan, terkadang malah memunculkan masalah baru dalam usaha penyelesaian perselisihan hubungan industrial. Tujuan penelitian ini disusun adalah untuk menjelaskan pengaturan dan peran Lembaga Kerja Sama Tripartit; menganalisis penerapan dan permasalahan fleksibilitas pasar tenaga kerja di Indonesia dewasa ini; serta menjelaskan peran dan permasalahan yang dihadapi Lembaga Kerja Sama Tripartit dalam penyelesaian kasus perselisihan hubungan industrial awak mobil tangki Pertamina. Metode penelitian yang diguanakan dalam penelitian ini adalah metode yuridis-normatif dengan menggunakan data sekunder melalui studi kepustakaan, didukung dengan wawancara kepada informan. Bentuk penelitian ini adalah deskriptif analisis dan pengolahan data dilakukan secara kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaturan Lembaga Kerja Sama Tripartit telah tertuang secara lengkap dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2005. Namun, Lembaga Kerja Sama Tripartit masih menemui berbagai permasalahan dalam menghadapi dampak negatif kebijakan fleksibilitas pasar kerja, khususnya yang terjadi dalam kasus awak mobil tangki Pertamina.

This research is motivated by the policy of labor market flexibility in the form of outsourcing and fixed-time employment agreements (PKWT) which are currently occurring with many negative impacts, such as the uncertainty of employment relationships, instability of wages, and absence of career paths at work. The Tripartite Cooperation Institution (LKS), instead of being a forum for the resolution of labor problems, sometimes even raises new problems in efforts to resolve industrial relations disputes. The purpose of this research is compiled to explain the arrangements and roles of the Tripartite Cooperation Institution; analyze the application and problems of labor market flexibility in Indonesia today; as well as explaining the roles and problems faced by the Tripartite Cooperation Institution in resolving industrial relations dispute cases for Pertamina tanker crews. The research method used in this research is the juridical-normative method using secondary data through literature study, supported by interviews with informants. The form of this research is descriptive analysis and data processing is done qualitatively. The results of this study indicate that the arrangements for the Tripartite Cooperation Institution have been completely contained in the Government Regulation of the Republic of Indonesia Number 8 of 2005. However, the Tripartite Cooperation Institution still faces various problems in dealing with the negative impact of the labor market flexibility policy, especially in the case of Pertamina’s tank car crews."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Arthameivia Joesoef
"Globalisasi mendorong negara-negara untuk membuka perekonomiannya terhadap perdagangan luar negeri dalam hal arus barang, jasa, modal dan sumber daya manusia. FDI, trade openness, dan kualitas kelembagaan merupakan determinan globalisasi yang memainkan peran penting dalam pembangunan sebuah bangsa. Hal tersebut krusial dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama di negara-negara berkembang. Namun, literatur terdahulu menyediakan hasil yang kompleks dan ambigu mengenai hubungan antara ketiga variabel tersebut dari perspektif pertumbuhan ekonomi. Menggunakan data panel dari 10 negara ASEAN dari tahun 2002 hingga 2019, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara trade openness, FDI, dan kualitas kelembagaan dalam pertumbuhan ekonomi. Selain itu, penelitian ini juga menginkorporasikan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 dalam observasi FDI dan perdagangan internasional. Penelitian ini menekankan pada variabel interaksi antara trade openness, FDI, dan kualitas institusional dalam pertumbuhan ekonomi dengan menerapkan model fixed effect, trade openness, dan FDI. Sejalan dengan teori ekonomi, hasil penelitian ini menunjukan bahwa peningkatan trade openness dan FDI memiliki dampak positif yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi ASEAN. Hal yang sama juga terlihat pada hubungan antara kualitas kelembagaan dengan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, variabel interaksi antara trade openness, FDI dan kualitas institusional berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Apalagi sejak pemberlakuan MEA tahun 2015, trade openness semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi, namun pemberlakuan MEA membuat efek daripada FDI terhadap pertumbuhan ekonomi menjadi negatif.

Globalisation encourages nations to open their economies to foreign trade in terms of flows of goods, services, capital, and human resources; it becomes the world with no borders. FDI, trade openness, and institutional quality are critical determinants of globalization and significant roles in a nation’s development. They have important roles in enhancing economic growth, especially in developing countries. However, previous literatures have provided complicated and ambiguous results towards the relationship between trade openness, FDI, and institutional quality on economic growth. Using panel data in 10 ASEAN countries during 2002-2019, this study aims to examine the relationship between each trade openness, FDI, and institutional quality on economic growth. Along with the implementation of ASEAN Economic Community 2015 towards trade openness and FDI on economic growth. This study emphasizes on the interaction between trade openness, FDI, and institutional quality on economic growth by conducting the Fixed Effect Model, trade openness and FDI has positive and significant effect on growth of ASEAN growth, higher level of trade openness will increase the economic growth. These results are aligned with the economic theories. Positive and significant results also found in the relationship between institutional quality and economic growth. The main conclusion of this study is that the interaction between trade openness, FDI, and institutional quality has a positively significant relationship to economic growth. Moreover, trade openness since the implementation of AEC 2015 does increase the economic growth but FDI decreases the economic growth."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Relindya Yuriswari S.
"rade in service has become a bigger part in the worlds economy, including facilitating trade in goods. Previous studies found that service trade liberalization does improve the performance of goods trade by acting as a trade facilitator. Regulations which lower the restrictiveness of service trade have become more equitable, shown by the decreasing trend of Service Trade Restrictieness Index and trade in service percentage to GDP. This research is aimed to see whether service trade openness within the members of  ASEAN+3 countries, which have been bounded in free trade agreement and major trading partners for the three additional countries, has significantly improved bilateral goods trade among the countries. Using gravity model and panel data regression, the author found that in the case of these countries, service trade openness has a negative correlation with goods trade. Instead of acting as goods trade facilitator, service trade acts as a substitution of goods trade, service trade, liberalization, openness, bilateral trade, goods trade.

Perdagangan jasa memegang peranan penting dalam perekonomian dunia, termasuk berperan dalam memfasilitasi perdagangan barang. Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa liberalisasi perdagangan jasa memiliki dampak yang positif terhadap performa perdagangan barang. Regulasi yang mengatur restriksi dalam perdagangan jasa telah mengarah pada liberalisasi perdagangan jasa, ditunjukan oleh penurunan nilai Service Trade Restrictieness Index dan Trade in Service Percentage to GDP yang semakin menurun. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah keterbukaan dalam perdagangan jasa diantara negara-negara ASEAN+3 memiliki dampak yang positif terhadap perdagangan bilateral antar negara-negara tersebut. Dengan menggunakan model gravitasi dan regresi data panel, penulis menguji hubungan keterbukaan perdagangan jasa dan perdagangan barang yang terbukti memiliki korelasi negatif. Perdagangan jasa diantara negara-negara ASEAN+3 tidak berperan sebagai fasilitator untuk perdagangan barang, melaikan bertindak sebagai substitusi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supriyanto
"Thesis ini bertujuan untuk menganalisis dampak dari trade openness terhadap kinerja pasar tenaga kerja di Indonesia. Dalam studi ini, kinerja pasar tenaga kerja diindikasikan oleh tiga variabel berbeda yaitu: (1) labor underutilization; (2) full-unemployment; (3) time related-underemployment. Hasil empiris menunjukan bahwa peningkatan level dari trade openness secara signifikan akan menurunkan labor underutilization di Indonesia. Hal ini senada dengan dampak yang ditimbulkan kepada jumlah pengangguran terbuka yang berhubungan negatif dengan variabel independent tersebut. Namun demikian, penilitian ini juga menunjukan bahwa level dari trade openness berhubungan positif dengan underemployment. Artinya, peningkatan trade openness malah akan meningkatkan jumlah orang yang underemployment di Indonesia.

The objective of this study is to analyze the impact of international trade activities especially trade openness to labor market performances in Indonesia. Here, labor market performance is indicated by three dependent variables: Labor underutilization; Full-unemployment; and Time-related underemployment. Empirical results show that level of trade openness is statistically significant influence labor underutilization and full-unemployment in Indonesia in negative relationship. However, for time-related underemployment, trade openness seems like having different direction. Over all, it can be concluded that though unemployment already becomes main indicator for labor market performance; it seems that this variable is less sensitive relative to underemployment and labor underutilization. Therefore, study using these last two variables would be potentially gives more reliable result.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42773
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
SDANE 2006/2007/2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>