Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95942 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kezia Elkardiana
"Limbah amonia dinilai sebagai limbah beracun dan harus disisihkan sehingga kandungannya tidak boleh melebihi 5-10 ppm (Peraturan Kementrian Lingkungan Hidup RI No. 04 Tahun 1995). Penggunaan teknologi membran yang marak digunakan sebagai media penyisihan limbah pada industri mendorong penelitian ini untuk dapat menghasilkan pemisahan yang paling efektif apabila dibandingkan dengan metode pemisahan konvensional lainnya. Sebagai intensifikasi dari pemisahan digunakan kontaktor membran super hidrofobik untuk mencegah fouling yang disebabkan oleh pembasahan serat membran. Pada penelitian digunakan variasi pH 10, 11, dan 12 pada air limbah untuk mendapatkan pemisahan yang maksimum. Di akhir penelitian didapatkan bahwa pada pH 11 dan 12 amonia telah terhilangkan 100% dari larutan pada menit ke 120 dan 90, sementara itu pH 10 telah mencapai efektifitas 98.8% pada menit ke 120. Nilai ini menunjukkan bahwa pemisahan dengan membran super hidrofobik pada pH 11 dan 12 dapat mencapai pemisahan 100%.

Waste ammonia assessed as toxic waste and must be set aside so that its content should not exceed 5-10 ppm (Ministry of Environment Regulation No. 04 of 1995). The use of membrane technology which is used as a separation medium on industrial waste encourage research to produce the most effective separation when compared to other conventional separation methods. As a process intensification of separation, we used super hydrophobic membrane contactor to prevent fouling of the membrane caused by membrane fiber wetting. In this research we used a pH variation of 10, 11, and 12 on the waste water to obtain maximum separation. At the end of the study showed that at pH 11 and 12 ammonia has been stripped away 100% of the solution at 120 and 90 minutes, while the pH of 10 has reached 98.8% effectiveness in minutes to 120. This value showed that separation with super hydrophobic membrane on waste water pH 11 and 12 can achieve perfect separation which reach 100%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Putra Sangaji
"Skripsi ini membahas tentang penyisihan amonia dari air limbah sintetis menggunakan kontaktor membran Super Hydrophobic. Berdasarkan Keputusan Kemen LH No.51/1995, amonia harus disisihkan dari air limbah karena amonia merupakan senyawa B3 yang dapat membahayakan biota perairan. Penggunaan kontaktor membran Super Hydrophobic digunakan sebagai media alternatif karena kemampuannya dalam memisahkan senyawa tanpa kontak langsung dan mempunyai ketahanan yang baik akan pembasahan yang terjadi baik oleh air limbah maupun larutan penyerap. Penelitian ini dilakukan dengan variasi konsentrasi amonia dalam air limbah, antara lain : 100, 200, 400 dan 800 ppm. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kontaktor membran Super Hidrofobik mampu menyisihkan amonia dengan efisiensi 100% untuk setiap variasi konsentrasi yang diujikan.

This undergraduate thesis explain about ammonia removal from synthetic wastewater through membrane contactor Super Hydrophobic. Based on Regulation of Minister of Environment Republic of Indonesia No. 51 of 1995 ammonia must be removed from wastewater because it is inlcuded in toxic compound that can be dangerous in water ecosystem. The membrane contator Super Hydrophobic is used as alternative media because have better stability when wetted by wastewater and absorbent. This experiment is done with variety of feed concentration : 100, 200, 400 and 800 ppm. The result from the experiment show the ammonia removal efficieny is perfect for every variation (100%)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S57827
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Fahmiati
"Efek dari amonia yang ditemukan pada air limbah telah mendorong pengembangan metode yang efisien untuk penyisihannya. Pada penelitian ini, kombinasi kontaktor membran serat berongga dan proses ozonasi digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Limbah amonia sebesar 120 ppm dan absorben mata air panas ciater yang mengandung sulfat digunakan dalam penelitian ini. Efek dari suhu umpan, yakni 30°C, 40°C dan 50°C pada efisiensi pemisahan dan perpindahan massa amonia diinvestigasi. OH- yang terbentuk dari OH radikal sebagai produk dari dekomposisi ozon membantu menjaga pH basa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan suhu umpan meningkatkan penyisihan amonia.. Kombinasi kedua proses ini dapat dikatakan efektif dalam menyisihkan 96% amonia pada suhu 50°C.

The effects of ammonia which commonly found in wastewater streams have promoted the development of more efficient methods for their removal. In this study, polypropylene hollow-fiber membranes and ozonation process were used to achieve this purpose. Synthetic ammonium sulfate and Ciater spring water was used. The effects of feed temperature (30°C, 40°C and 50°C) on removal efficiency and the overall mass transfer of the ammonia were investigated. OH- which formed from OH radical as a product of ozone decomposition helps to maintain alkalinity of the system. Result shows that feed temperature has significant effect on ammonia removal. This combination process works to be very effective on ammonia removal from the synthetic waste water. For variated temperature on 30°C, 40°C and 50°C , the best result of ammonia removal is around 96 % on 50°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43707
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Tri Rama
"Penelitianini menjelaskan mengenai penyisihan amonia dari limbah sintetis dengan menggunakan membran super hidrofobik. Kontaktor membran serat berongga hidrofobik mulai dipergunakan karena memiliki kemampuan memisahkan tanpa kontak antara air limbah dengan absorben. Penelitian dilakukan dengan menggunakan limbah sintesis pada variasi konsentrasi 100, 200, 400, dan 800 ppm lalu 4 jenis absorben yaitu air Ciater murni dengan pH 1,1, Asam sulfat dengan pH 1,1, asam sulfat terlarut air Ciater dengan pH 0,8, asam sulfat 0,1 M dengan pH 0,8. Dari hasil penelitian, konsentrasi umpan yang semakin tinggi akan menyebabkan koefisien perpindahan massa akan mengalami penurunan. Nilai koefisien perpindahan massa paling besar ada pada asam sulfat berpelarut air Ciater pada konsentrasi 100 ppm yaitu 0,0004 Cm/s dengan nilai fluks 3,0 mg/m2.det. Pada studi hidrodinamik, dibutuhkan daya sekitar 16 kali lebih besar dibanding dengan menggunakan pipa selongsong tanpa membran.

This research explain about dissolve ammonia removal from synthetic wastewater through membrane contactor Super Hydrophobic. The use of super hydrophobic membrane contactor as alternative technology has the ability the separation of a compound without direct contact and have better stability of fluid. This experiment is done with variety of feed concentration : 100, 200, 400, and 800 using four types of absorbent in different solution. From the results of research, higher concentration of the feed will decline the the mass transfer coefficient. The highest mass transfer coefficient results was from sulfuric acid with Ciater water with kl 0,0004 Cm/s and 3,0 mg/m2.s. From the hydrodynamnic test, the power needed to pump the fluid through the membrane is 16 times higher than plain tube."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Salehudin Nur
"Unit pemisahan amonia (Area 600) adalah tahap/bagian akhir dalam produksi amonia hijau dengan proses Haber-Bosch. Tujuan dari proyek desain ini adalah untuk mencapai amonia anhidrat cair sebagai produk akhir dengan kemurnian minimum 99,6%-wt dan tingkat produksi 5.000 ton/hari, dan akhirnya menyimpannya dalam tangki penyimpanan amonia yang harus efisien selama 20 hari sampai siap untuk dipindahkan ke kapal dermaga dan diekspor. Unit ini memiliki dua output lain juga, yang meliputi purged gases untuk mencegah akumulasi pada recycle stream, dan recycled gases ke reaktor di Area 500 untuk meningkatkan konversi amonia. Dengan menggunakan Aspen HYSYS, kami dapat mencapai amonia anhidrat cair dengan kemurnian 99,9% dan kapasitas produksi sebesar 5.200 ton/hari. Suhu dan tekanan aliran akhir masing-masing adalah -30 ° C dan 10 bar. Perkiraan energi yang dihasilkan adalah 3 – 5 Gigajoule/tonNH3. Peralatan unit ini yang meliputi heat exchanger, flash drum, storage tank dan lain-lain dirancang dengan standar yang layak, meskipun penelitian lebih lanjut harus dilakukan untuk beberapa peralatan sehingga mereka dapat beroperasi lebih memadai. Biaya modal yang diperoleh dari semua peralatan unit adalah $335,579,062.19. Selain itu, proses ini berhasil memenuhi emisi karbon dioksida nol bersih.

Ammonia separation unit (Area 600) is the last stage/section in the production of green ammonia with the Haber-Bosch process. The objective of this design project is to achieve a liquid anhydrous ammonia as the final product with minimum purity of 99.6%-wt and production rate of 5,000 tonne/day, and finally store it in an ammonia storage tank which should be efficient for 20 days until it is ready to be transferred to a jetty ship and exported. This unit has two other outputs as well, which include purged gases to prevent any accumulation in recycle stream, and recycled gases to reactor in Area 500 to increase ammonia conversion. By using Aspen HYSYS, we are able to achieve a liquid anhydrous ammonia with purity of 99.9%-wt and production rate of 5,200 tonne/day. The temperature and pressure of the final stream are -30°C and 10 bar, respectively. The estimated energy is 3 – 5 Gigajoule/tonNH3. The equipment of this unit that include heat exchanger, flash drum, storage tank and others are designed to a viable standard, although further research should be conducted for some of the equipment so that they can operate more adequately. The capital cost that is obtained from all the equipment is $335,579,062.19. In addition, the process successfully fulfills the net zero carbon dioxide emissions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Kertati
"Polimerisasi anilin dilakukan dengan terlebih dahulu memodifikasi anilin menjadi garam melalui penambahan dopan asam asetat dan asam propionat. Polimerisasi keadaan standar dilakukan menggunakan garam anilinium asetat/anilinium propionat 0.2 M dengan rasio APS/anilin 1,25, treaksi = 90 menit. Produk polimerisasi yang terbentuk berupa bubuk dan film polianilin pada substrat kaca. Faktor-faktor yang mempengaruhi polimerisasi anilin antara lain konsentrasi reaktan, kelebihan asam, dan kelebihan APS. Pemantauan reaksi polimerisasi dipelajari menggunakan profil suhu dan pengukuran berat bubuk polianilin. Karakteristik dari reaksi-reaksi tersebut dilakukan mengunakan spektrofotometer UV-Visibel, FT-IR, dan SEM.Pemantauan reaksi menunjukkan bahwa semakin panjang rantai karbon yang digunakan sebagai dopan, semakin sulit proses polimerisasi terjadi. Film Polianilin diujicobakan sebagai sensor kualitatif uap amonia. Film polianilinium asetat yang diberi uap amonia memberikan penurunan hantaran, tetapi film polianilinium propionat menunjukkan kenaikkan hantaran."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30380
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Rahmalia
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas gabungan proses kontaktor membran serat berongga dengan reaktor hibrida ozon-plasma (RHOP) pada penyisihan amonia yang terlarut dalam air limbah melalui uji perpindahan massa. Variabel proses yang divariasikan pada proses penyisihan amonia menggunakan membran adalah laju alir air limbah (3, 4, 5 LPM), pH limbah sintetis (10, 11, 12), temperatur air limbah (20, 30, 40oC) dan jumlah serat membran (50, 60,70 serat). Khusus untuk proses penyisihan amonia menggunakan gabungan proses kontaktor membran serat berongga dengan RHOP dan ozonator, laju alir air limbah diatur pada 0,78 LPM. Reaktor hibrida ozon-plasma dapat membantu mengurangi beban penyisihan pada membran dengan cara mendegradasi amonia.Selain itu, terbentuknya ion OH- yang dapat menggeser kesetimbangan reaksi amonia dalam air ke arah pembentukan gas amonia sehingga meningkatkan jumlah amonia yang akan disisihkan oleh kontaktor membran. Efisiensi penyisihan dan koefisien perpindahan massa tertinggi sebesar 81% dan 1,63683 10-5 m/s pada penyisihan amonia menggunakan proses gabungan membran dengan RHOP & ozonator kondisi variasi jumlah serat 70, temperatur air limbah 40oC, dan laju alir air limbah 0,78 LPM.

ABSTRACT
This study aims to analyze the effectiveness of the combined process of hollow fiber membrane contactor with ozone-plasma hybrid reactor (RHOP) on the removal of dissolved amonia in the waste water through the test of mass transfer. Varied process variables on the amonia removal process through a membrane are the wastewater flow rate (3, 4, 5 LPM), the wastewaterpH (10, 11, 12), the wastewater temperature (20, 30, 40oC), and the amount of fiber membrane (50, 60, 70 fibers). Especially for amonia removal process through a combination of the hollow fiber membrane contactor with RHOP and ozonator, feed flow rate set at 0,78 LPM. Ozone-plasma hybrid reactor reduce the load on the membrane by way of allowance degrade amonia. In addition, the formation of OH- that can lead the equilibrium reaction of amonia in water to the formation of amonia gas thus increase the amount of amonia that will be set aside by membrane contactor. The maximum efficiency of amonia removal and mass transfer coefficient achieved 81% and 1,63683 10-5 m/s through combination of hollow fiber membrane with RHOP &ozonator with 70 fibers, 40oC, and 0,78 LPM feed flow rate."
2013
T32927
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kanty Driantami
"Kandungan NH3-N dalam air limbah yang cukup tinggi jika dibuang ke badan air dapat menyebabkan eutrofikasi yang berdampak negatif terhadap ekosistem akuatik. Membrane aerated biofilm reactor MABR merupakan teknologi pengolahan air limbah yang mampu mengurangi konsentrasi NH3-N dalam air limbah domestik. Penelitian ini melakukan pengamatan mengenai kinerja penyisihan konsentrasi NH3-N dalam air limbah domestik menggunakan MABR. Air limbah domestik mengandung konsentrasi NH3-N sebesar 73 mg/l ndash; 104.8 0.12 kg NH3-N/m3.d - 0.24 kg NH3-N/m3.d dan COD sebesar 332 - 468 mg/l 0.56 kg COD/m3.d - 1.05 kg COD/m3.d . MABR disuplai oleh oksigen dengan tekanan sebesar 20 kPa dan penelitian dilakukan dengan tiga variasi waktu detensi HRT berbeda yaitu 8, 10, dan 12 jam. Setelah 33 hari, hasil menunjukkan rasio COD/N berkisar antara 3.9 ndash; 5.7 dengan maksimum efisiensi penyisihan COD dan NH3-N terjadi ketika HRT 12 jam yang mencapai, masing-masing 88 dan 89.58 . Hal ini mengindikasi, bahwa NH3-N dapat dihilangkan menggunakan MABR pada rasio COD/N yang rendah. Selan itu, bakteri autotrof yang berperan untuk mengoksidasi NH3-N menjadi NO2- da NO3- memiliki laju pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan dengan bakteri heterotrof. Sehingga, HRT yang semakin lama akan memberikan keuntungan untuk proses nitrifikasi dan efisiensi penyisihan NH3-N yang tinggi telah dapat tercapai.

High concentration of NH3 N in wastewater discharges from Sewage Treatment Plant can causes eutrophication of the surface water that have the negative impacts for aquatic ecosystems. Membrane aerated biofilm reactor MABR has been proposed as a wastewater technology to reduce NH3 N concentration in domestic wastewater. This study observed the performance of NH3 N removal in domestic wastewater using MABR. Domestic wastewater contains concentration of NH3 N from 73 mg l to 104.8 mg l 0.12 kg NH3 N m3.d to 0.24 kg NH3 N m3.d and COD from 332 mg l to 468 mg l 0.56 kg COD m3.d to 1.05 kg COD m3.d . MABR was supplied by oxygen at pressure of 20 kPa and study performed for 3 hydraulic loading rate HRT variations, which were 8, 10, and 12 hours. After 33 days of running, the result showed COD N ratio were about 3.9 to 5.72 with maximum efficiency of COD and NH3 N removal occurred when HRT 12 hours, reached 88 and 89.58 respectively. This indicated, that NH3 N could removed by MABR at low COD N ratio. Furthermore, autrotrophs bacteria that responsible for oxidized NH3 N to NO2 and NO3 have slower growth rates compared with heterotrophs bacteria. Thus, the longer HRT provided benefit for nitrification process and high NH3 N removal efficiency has been achieved."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Cristine Angelina Roma Uli
"Senyawa amonia seringkali ditemukan dalam jumlah yang cukup besar pada air permukaan yang dapat membahayakan manusia dan lingkungan apabila tidak diolah secara tepat. Penelitian ini merupakan studi tentang metode kavitasi hidrodinamika menggunakan orifice plate untuk mendegradasi amonia pada limbah cair sintetik. Larutan amonia disirkulasikan menggunakan pipa biasa lalu dilakukan kuantifikasi senyawa pengoksidasi dengan titrasi KMnO4 melalui variasi jumlah lubang orifice plate (6, 8 dan 17 lubang). Degradasi amonia dilanjutkan dengan variasi pH awal (4, 7 dan 10) dan variasi konsentrasi awal (10 mg/L, 25 mg/L dan 50 mg/L). Hasil persentase penyisihan amonia dengan pipa biasa sebesar 4,85%, orifice plate 17 lubang memproduksi senyawa pengoksidasi paling banyak, yaitu 39,95 mg/L dan amonia terdegradasi optimum pada pH 10,10 menggunakan orifice plate 17 lubang dengan konsentrasi awal 50 mg/L, yaitu sebesar 22,5 %.

Ammonia compound is often found in large numbers on the surface water that can harm humans and the environment if not treated appropriately. This research is a study of hydrodynamic cavitation method using orifice plate to degrade ammonia in synthetic wastewater. Ammonia solution was circulated using pipe and then tested the productivity of oxidizing compounds using permanganate titration by varying the orifice plate number of holes (6, 8 and 17 holes). Furthermire, degradation of ammonia followed by variations of initial pH (4, 7 and 10) and variation of initial concentration (10 mg/L, 25 mg/L and 50 mg/L). The results showed that the circulation using pipe can degrade ammonia by 4.85%, orifice plate with 17 hole produces most oxidizing compound which is 39,95% and ammonia is best degraded at pH 10,10 using orifice plate 17 holes with initial concentration 50 mg/L which is 22,5%."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S46438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pujo Purwanto
"ABSTRAK
Dengan keterbatasan kemampuan peralatan yang terpasang untuk menurunkan kadar amoniak dalam air buangan yang berasal dari pabrik Amonium Nitrat. Dimana kadar amoniak tersebutmasih melebihi baku mutu sesuai KEP-SUMENLI-I/I0/1995, tentang mutu limbah cair bagi kegiatan Industri dinyatakan bahwa kadar amonia diperbolehkan maksimum 5 ppm.
Amoniak tersebul sebagian besar berasal dari air kondensasi hasil reaksi antara asam nitrat dan amoniak. Proses unluk menurunkan kadar amoniak terlarut dalam air kondensat tersebut digunakan sistem proses Hsika yang dikenal dengan amoniak stripping.
Perancangan amoniak stripping digunakan metoda Ludwig dan fomiula yang digunakan terlebih dahulu di lakukan uji perancangan ulang dimensi menara kolom yang terpasang di Pabrik amoniak PT Pupuk Kujang, dengan tujuan mencan formula yang tepat. Hasil uji fommla didapatkan data yang sama terhadap data design, sehingga formula sudah tepat dan memenuhi untuk digunakan dalam perancangan ini. Amoniak stripping dirancang dengan laju alir umpan air 2500 kg per jam, kadar amoniak diperhitungkan 100 ppm dan etisiensi penumnan kadar amoniak 93 %_ Kemudian digunakan steam sebagai gas stripper yang dihembuskan melalui sisi bagian bawah menara dengan kondisi temperatur 147 °C dan laju alir 750 kg per jam. Hasil Akhir perancangan amoniak stripping atau menara kolom adalah Diameter kolom bagian dalam 0,5 meter,Tinggi bed isian unggun 4,5 meter dan [sian Unggun /packing digunakan Raschig Ring dengan ukuran 1,5 in.
Perkiraan biayn yang timbul dari pengadaan peralatan utama dalam perancangan proses menurunkan [radar amoniak ini sebesar 54.1S3,81USD atau Rp 541.838.lG0,- (kurs diambil lUSD=Rp 10.000), sedangkan tambahan biaya operasional pertahun sebesar Rp 226_866.57l,-.
Perancangan ini dapat menurunkan kadar amoniak dalam air buangan dari 60 ppm menjadi 2 ppm, hal ini digunakan unluk memenuhi aturan pemerintah dan sebagai lronsekwensi terhadap pemeliharan lingkungan hidup.

"
2001
S49251
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>