Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106326 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Martin Prasetio
"ABSTRAK
Analisis pelat komposit menjadi penting untuk dipelajari karena semakin
meningkatnya peran material komposit pada desain struktur. Peralihan pelat
komposit akan dianalisis dengan elemen DKMQ (Discrete Kirchhoff Mindlin
Quadrilateral) menggunakan user-subroutine UEL pada program ABQ. Secara
garis besar, proses pembuatan user-subroutine adalah merumuskan matriks
kekakuan dan persamaan gaya-peralihan. Subroutine pada ABQ merupakan hasil
integrasi dari subroutine program FEAP yang telah ada sehingga perlu dilakukan
beberapa penyesuaian antara variabel program FEAP dan ABQ. Hasil peralihan
kemudian dibandingkan dengan solusi 3D Srinivas sebagai solusi referensi.

ABSTRACT
Analysis of composite plate is essential to conduct because of the increasing role of
composite material for the design of structure. Displacement of composite plate will
be analyzed with DKMQ (Discrete Kirchhoff Mindlin Quadrilateral) element using
user-subroutine UEL on ABQ program. In general, the process of creating usersubroutine
is formulation of stiffness matrix and force-displacement function.
ABQsubroutine is the result of integration from FEAP subroutine therefore,
adjustments are necessary between FEAP and ABQ variables. Displacement results
then will be compared to 3D SRINIVAS solution as reference solution."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58692
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezaqul Khaq
"ABSTRAK
Perkembangan metode elemen hingga yang begitu pesat menjadikan perangkat lunak untuk analisis elemen hingga ABQ FEA memberikan fasilitas kepada penggunanya untuk melakukan analisis elemen hingga dengan mendefinisikan rumusan elemennya sendiri melalui user subroutine UEL yang ditulis dalam bahasa pemrograman Fortran 77 User subroutine UEL untuk elemen DKMT Komposit dibuat yang kemudian digunakan untuk menganalisis lendutan tengah bentang pelat komposit persegi perletakan sederhana dengan beban terbagi merata menggunakan rumusan elemen DKMT Hasil lendutan tengah bentang memperlihatkan konvergensi yang sangat baik terhadap referensi solusi analitik 3D dari Srinivas

ABSTRACT
Rapid Development of finite element method makes Finite Element Analysis Program ABQ FEA providing facility toward user for doing finite element analysis by defining element formulation via user subroutine UEL which is written in Fortran 77 programming language. User subroutine UEL for composite DKMT element is made which is then used to analyze middle span displacement of simply supported rectangular composite plate under uniform loading. Displacement result shows good convergence toward refenrence analytical 3D solution by Srinivas."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57242
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarwono
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air - Badan Penelitian dan Pengembangan - Kementerian Pekerjaan Umum, 2014
627 JTHID 5:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Almufid
"Dalam tulisan ini akan dibahas penerapan metode pemulihan gaya dalam yaitu REP (Recovery By EquilibriumIn Patches) yang diperkenalkan oleh Zienkiewicz-Zhu untuk problem pelat lentur dengan menggunakan elemen DKMQ (Discrete Kirchoff Mindlin Quadrilateral). Penulisan kali iniakan menggunakan metode Interfaced Base Patch sebagai cara untuk pembentukan patch. Metode inidigunakan untuk memperoleh solusi gaya dalam yang lebih baik denganmemanfaatkan konsep titik superkonvergen. Untuk elemen quadrilateral titik superkonvergen ini berimpit dengan titik integrasi Gauss. Metode REP-Interfaced Based Patch ini kemudian memanfaatkan metode Least Square Fit terhadap titik superkonvergen tersebut untuk memperoleh peningkatan akurasi solusi gaya dalam.
Dalam tulisan ini akan disertai pula uji numerik di mana penulis menggunakan tiga metode pemulihan gaya dalam lainnya yaitu metode rata-rata langsung, metode proyeksi dan REP- Interfeced Based Patch sebagai perbandingan.Penelitian akan dilanjutkan dengan menggunakan keempat metode pemulihan gaya dalam yang telah disebutkan di atas sebagai pembentuk estimator error Zienkiewicz-Zhu (Z2) untuk mengestimasi error solusi elemen hingga. Pada bagianini dengan didukung hasil uji numerik kita akan mencoba membuktikan bahwa metode pemulihan gaya dalam REP- Interfaced Based Patch, akan selalu menunjukkan estimasi error yang asimtotik eksak pada contoh kasus yang memiliki solusi eksak maupun yang tidak. Dalam uji numerik tersebut proses modelisasi struktur dilakukan dengan penghalusan jaringan elemen (mesh) tipe-h secara seragam maupun adaptif.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan program Finite Element Analysis Program (FEAP) v7.1 sebagai program utama untuk melakukan uji numerik. Dalam program tersebut telah disertai subrutin formulasi elemen DKMQ dan Error Estimator Z2 yang ditulis dalam bahasa FORTRAN yang penulis dapatkan dari hasil penelitian sebelumnya. Dalam hal ini penulis cukup menambahkan subrutin yang terkait dengan perhitungan metode REP."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24953
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dishongh, Burl E.
Jakarta: Erlangga, 2003
624 DIS et (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dishongh, Burl E.
Jakarta: Erlangga, 2003
624 DIS et (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Suatu struktur sering kali mengalami pelbagai macam pembebanan uniaksial yang berpengaruh dalam analisa struktur. Pada analisa struktur, perilaku perpindahan (displacement) suatu struktur elastis didasarkan pada hukum Hooke, yang merupakan fungsi dari modulus Elastisitas (E) dan modulus Geser (G). Ketepatan analisa suatu struktur akan sangat tergantung pada asumsi yang dipakai untuk menentukan nilai modulus Elastisitas dan modulus Gesernya. Dalam Teknik Sipil dikenal istilah beban kritis (Pcr) yang merupakan batas maksimum beban yang dapat ditahan oleh struktur sebelum atau pada saat struktur tersebut mengalami keruntuhan (failure). Perubahan dimensi dari struktur berarti akan merubah volumenya dan berpengaruh pada nilai beban kritis (Pcr). Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kenaikan koefisien beban kritis uniaksial dan koefisien tegangan kritis yang menyebabkan terjadinya keruntuhan pada elemen kubus seiring dengan perubahan dimensi yang menyebabkan terjadinya perubahan volume pada elemen kubus dengan batasan material linier elastis, isotropik dan homogen. Analisa keruntuhan didekatkan kepada perilaku kekakuan elemen kubus dalam menahan gaya uniaksial."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34891
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisah
"Kolom merupakan salah satu elemen struktur terpenting, dimana selain berfungsi sebagai penyangga, kolom juga mempunyai fungsi untuk menyalurkan beban dari atap dan lantai ke pondasi. Selain dinding, kolom pada bangunan perumahan terbuat dari pasangan batu bata. alasan pemakaian material batu bata antara lain harga yang lebih murah dan karena segi arsitektur.
Walaupun banyak kolom yang terbuat dari pasangan batu bata namun penelitian mengenai karakteristik struktur kolom pasangan batu bata masih jarang dilakukan. Peraturan yang terdapat di Indonesia yaitu SNI (Standar Nasional Indonesia) yang membahas mengenai struktur yang terbuat dari pasangan batu bata hanya berupa struktur dinding, sedangkan struktur kolom belum dibahas.
Kolom yang digunakan terdiri dari 4 tipe yaitu : kolom biasa dimana batu bata penyusunannya tidak mengalami pemotongan terlebih dahulu, kolom biasa dimana batu bata telah mengalami pemotongan terlebih dahulu, kolom yang diberi plesteran dan kolom yang diberi kamprot sebelum diplester. Kolom-kolom tersebut diberi beban tekan secara monotonik dan siklik. Pada penelitian ini, mortar yang digunakan memiliki perbandingan berat 1 air : 1 semen : 4 pasir.
Dari hasil pengujian kolom selain diperoleh pola retak dan perubahan bentuk pada benda uji juga diperoleh parameter-parameter mekanik kolom pendek pasangan batu bata antara lain: nilai kuat tekan, nilai Poisson rasio, nilai displacement, nilai regangan arah lateral maupun aksial, nilai modulus elastisitas dan modulus geser.
Model pembebanan siklik mempunai beban maksimum lebih besar dibandingkan beban monotonik. Kondisi batu bata penyusun kolom mempengaruhi parameter mekanik kolom itu sendiri, kolom yang tersusun dari batu bata yang belum dipotong terlebih dahulu dapat memikul beban maksimum lebih besar dibandingkan dengan kolom yang tersusun dari batu bata yang telah mengalami pemotongan terlebih dahulu. Kamprot dan plesteran memberikan sumbangan kekuatan pada kolom pasangan batu bata, namun pola retak yang terjadi pada kolom yang hanya diberi plesteran tidak teratur dan berpetak-petak. Mortar dengan perbandingan berat 1 : 1 : 4 dapat dikategorikan dalam mutu K-200."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S35025
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriyanto
"Bangunan lepas pantai akhir ini telah menjadi suatu teknologi yang tak terbantahkan untuk pemenuhan kebutuhan dunia akan bahan bakar minyak dan gas bumi. Diatas dari semua kondisi dan situasi yang ditemui pada bangunan yang berada di atas tanah, bangunan lepas pantai memiliki permasalahan tambahan dimana letak bangunan yang berada di lingkungan laut lepas membuat efek pembebanan hidrodinamika, lingkungan dan respon dinamik menjadi pertimbangan utama dalam pendesainan bangunan lepas pantai tersebut. Kemudian, Tension Leg Platform (TLP) menunjukkan permasalahnnya sendiri dalam menghadapi efek hidrodinamika, kondisi penunjang dari pondasi bangunan dan karakter dari respon dinamik tidak hanya dari struktur itu sendiri tapi juga dari sistem pengangkat minyaknya (riser system) dan bangunan atasnya sendiri.
TLP itu sendiri merupakan bangunan yang memiliki bouyancy (mengapung) yang terikat dengan suatu sistem tali pengikat (mooring system). TLP serupa dengan banguan fixed platform konvensional namun pada TLP kekukuhan bangunan diikat oleh sistem pengikat yang tegang oleh karena adanya daya apung dari hull. Sistem pengikatnya merupakan sekumpulan tension legs atau disebut juga tendons yang terikat dengan platform dan tersambung dengan pondasi yang berada di dasar laut. Metode ini meredam pergerakan vertikal namun mendapatkan efek pergerakan horisontal. Bangunan atas dari TLP (fasilitas produksi, jalur pipa, dan menara penghisap) dari TLP dan kegiatan operasionalnya hampir sama dengan yang terjadi pada bangunan konvensional.

Offshore structure nowadays has become an unarguably demanding technology to fulfill our demands of fuel energy all around the globe. Over and above the usual conditions and situations met by land-based structures, offshore structures have the added complication of being placed in an ocean environment where hydrodynamic interaction effects, environmental loading effects, and dynamic response become major consederations in their design. In addition, Tension Leg Platform (TLP) pose its own perticular demands in terms of hydrodinamic loading effects, foundation support conditions and character of the dynamic response not only the structure itself but also of the riser system and also the top platform itself. Tension Leg Platform (TLP) itself is a bouyant platform held in place by a mooring system.
The TLP's are similar to conventional fixed platforms except that the platform is maintained on location through the use of moorings held in tension by the bouyancy of the hull. The mooring system is a set of tension legs or tendons attached to the platform and connected to a template or foundation on the seabed. This method dampens the vertical motions of the platform, but allows for the horizontal movements. The topside facilities (processing facilities, pipelines and surface tress) of the TLP and most of the daily operations are the same as for a conventional platform.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S38100
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
White, Richard N.
New York: John Wiley & Sons, 1976
624.17 WHI s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>