Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54652 dokumen yang sesuai dengan query
cover
JMIPA3-4(1-2)1998/1999
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Ari Utomo
"Dalam beberapa aplikasi teknologi tertentu, terkadang dibutuhkan suatu alat penukar kalor yang dapat digunakan untuk menaikkan temparatur dua jenis fluida dingin sekaligus. Alat penukar kalor yang dipakai untuk rujuan ini disebut sebagai alat penukar kalor dengan dua fluida dingin. Kinerja dan karakteristik alat penukar kalor ini seperti halnya alat penukar kalor dengan satu fluida dingin tergantung kepada jenis susunan aliran dan kondisi oparasinya.
Salah satu jenis alat penukar kalor ini adalah alat panukar kalor shell and tube dengan dua fluida dingin jenis cross counter flow-one fluid is mixed and the other is unmixed (jenis aliran silang lawan arah dengan satu fluida campur). Pada skripsi ini akan diselidiki kinerja dan karakteristik alat penukar kalor tersebut untuk berbagai kemungkinan konfigurasi aliran kedua fluida dihgin melalui simulasi numenik. Tujuan dan penelitian ini adalah untuk membandingkan kinerja dan karakteristik berbagai konfigurasi aliran alat penukar kalor tersebut. Selain itu, penelitian ini ditujukan pula untuk membuktikan suatu hipotesa yang menyatakan bahwa salah satu bentuk konfigurasi aliran yaitu konfigurasi aliran dengan setiap laluan kedua fluida dingin saling berselingan akan menghasilkan kinerja yang lebih baik. Artinya, kalor yang dipindahkan atau ditransfer oleh konfigurasi ini lebih banyak dibandingkan dengan yang lainnya.
Penelitian ini dilakukan dengan batasan bahwa fluida panas yang digunakan memiliki kapasitas kalor yang lebih besar dibandingkan kapasitas kalor yang dimiliki oleh kedua fluida dingin yang hendak dinaikkan temperaturnya. Dalam hal ini fluida panas bertindak sebagai fluida maksimum dan kedua fluida dingin sebagai fluida minimum. Jenis konfigurasi aliran yang akan diselidiki hanya empat kemungkinan konfigurasi.
Dari penelitian diperoleh bahwa konfigurasi aliran dengan setiap laluan kedua fluida dingin saling berselingan memiliki kinerja dan karakteristik yang lebih baik dibandingkan ketiga konfigurasi aliran lain yang diteliti.

At certain application of technology it is sometime needed the heat exchanger that could be used to rise the temperature of two kind of cold fluids. The heat exchanger that is used for this purpose is called as the heat exchanger with two cold fluids. The performance and characteristics of this heat exchanger depends on the flow arrangement ot work fluids and the operation conditions.
One type of this heat exchanger is shell and tube-cross counter flow heat exchanger with one fluid is mixed and the other is unmixed. This thesis would discuss about the performance and characteristics of this heat exchanger for some possibility of flow configurations of both cold fluids. The purpose of this research is to compare the performance and characteristics of those flow configuralion.Besides, this research is proposed to prove the thruth of the hypothesis stating that the flow configuration that make the hot fluid cross succesively each one-pass of both cold fluids has the best performance among them.
This discussion is constrained by the condition whore the heat capacity of hot fluid is bigger then the heat capacity of both cold fluids. It means that the hot fluid acts as a maximum fluid and cold fluid acts as a minimum fluid.
From this research, it is found that the flow configuration that make the hot fluid cross succesively each one-pass of both cold fluids gives the performance and characteristics that is better than the other flow configurations.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37205
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Valentina Purnama Dewi
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T39967
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Guntoro
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T40295
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"In the urban drainage design, people usually use the Intensity Duration Frequency to estimate Short Duration Design Rainfall. Problems shall arise when short duration data from Automatic Rainfall Recorder are not available in the study area...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Wahono
"Upaya untuk mengatasi krisis sumber tenaga listrik Nasional parlu terus digiatkan. Krisis tersebut bukan banya terbatas pada mencari atau membuat sumber tenaga/pembangkit baru tapi juga dapat dilakukan dengan mengoptimalkan kinerja dari sumber energi yang lelah ada. Salah satu upaya tersebut adalah penggunaan ekonomiser yang berupa alat penukar kalor dengan dua fluida dingin jenis shell and tubes, aliran silang lawan arah satu fluida panas bercampur sedang fluida lainnya tidak dengan banyak laluan. Alat ini difungsikan untuk memanfaatkan gas buang. dari turbin untuk memanaskan air. Karakter dari alat penukar kalor yang mempunyai dua fluida dingin memberikan berbagai kemungkinan konfigurasi yang bisa diterapkan. Saat ini PLTGU Tanjung Priok menerapkan konfigurasi selang-seling tiap laluan. Melalui skripsi ini dilakukan penelitian secara eksperimental untuk mengetahui apakah konfigurasi tersebut sudah merupakan kontigurasi yang menghasilkan kinerja paling optimal. Konsentrasi pengujian kali ini dibatasi hanya dengan satu alternatif lain dari beberapa kemungkinan sebagai pembanding yaitu konfigurasi tersusun berurutan atau seri. Pengujian dilakukan terhadap kedua konfgurasi tersebm dengan memvariasikan kondisi masukan dari fluida dingin dan panas. Dengan beberapa variasi data masukan kita dapat melihat bahwa untuk kondisi kerja sesuai kemampuan alat bantu uji di laboratorium Perpindahan Kalor FTUI, konfigurasi selang seling menunjukan kinerja yang lebih baik. Namun bila kita analisa lebih lanjut terdapat kecenderungan kedua konfigurasi akan mempunyai kinerja yang sama (titik transisi) dan pada daerah kerja tertentu konfigurasi seri akan menjadi lebih baik. Hasil penelitian ini dapat diterapkan untuk membantu proses perancangan atau modifikasi alat penukar kalor dua fluida dingin dalam menentukan konfigurasi apa yang sebaiknya digunakan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37283
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhayati Adnan
"Informasi yang valid tentang pajanan masa lalu mungkin sulit didapat dari wawancara individu. Peran ahli seperti higiene industri atau pertanian dalam mengestimasi pajanan pestisida dengan menggunakan jenis pekerjaan dapat meningkatkan validitas data pajanan. Penelitian ini bertujuan membandingkan pajanan pestisida ditempat kerja yang ditentukan berdasarkan laporan individu dan ahli, serta mempelajari pola perbedaan tingkat pajanan dari kedua
metode tersebut. Laporan individu berasal dari studi kasus kontrol tentang anemia aplastik di Thailand. Estimasi ahli digunakan untuk menentukan tingkat pajanan terhadap 4 jenis pestisida pada setiap 476 jenis pekerjaan. Instrumen standar dibuat berdasarkan probabilitas pajanan, frekuensi, intensitas dan keyakinan diri dalam menentukan pajanan. Penelitian ini menemukan kesesuaian yang buruk tentang pajanan yang ditentukan oleh kedua metode. Petani padi merupakan kelompok pekerja terbesar yang dinyatakan terpajan ke empat pestisida oleh ahli, tetapi hampir semua petani padi tidak melaporkan keterpajanan tersebut. Ada perbedaan dalam melaporkan pajanan: kelompok kasus, pria, usia muda, dan pekerja yang mempunyai penghasilan tinggi cenderung melaporkan pajanan. Dengan ketidakyakinan estimasi pajanan dari kedua metode ini, maka gabungan pajanan yang berasal dari ahli dan laporan individu akan meningkatkan kegunaan kedua metode dan meningkatkan validitas pajanan."
Depok: Fakultas Ilmu kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
613 KESMAS 4:5 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Feronita
"Dalam penelitian yang berhubungan dengan perbandingan dua disbribusi kebahahan hidup, sering dijumpai bahwa data yang diperoleh tidak diketahui distribusinya. Untuk memecahkan masalah ini diperlukan suatu metode statistik non parametrik. Tugas akhir ini mempelajari beberapa metode non parametrik untuk membandingkan dua distribusi ketahanan hidup, diantaranya adalah Taksiran Product-Limit dari Kaplan-Meier yang digunakan untuk membandingkan dua kurva ketahanan hidup secara grafis dan beberapa pengujian yaibu uji Cox-Mantel, uji Logrank, perluasan uji Wilcoxon dan uji F dari Cox. Aplikasi dari beberapja metode non parametrik ini diharapkan unbuk mengetahui faktor—faktor yang mempengaruhi ketahanan hidup penderita hipertensi krisis berdasarkan data pengamatan di RS Janbung Harapan Kiba tahun 1986-1991 yang dilakukan oleh dr. Jusdiono. Hasil empirik menunjukkan bahwa faktor kontrol tekanan darah, kadar ureum pada ginjal dan Left Ventricular Hyperbrophy (LVH) pada elektrokardiografi mempengaruhi ketahanan hidup pasien hipertensi krisis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Budi Mulyawan
"Metode Resistivity Tiga Dimensi digunakan untuk memetakan model ruang berbentuk kotak berisi udara berdimensi 1m?1m?1m pada kedalaman 0,5m. Penelitian ini merupakan simulasi dengan menggunakan data sintetik dan data lapangan. Akusisi data dilakukan memakai alat DC Resistivity single-channel dengan konfigurasi elektrode pole-pole menggunakan metode crossdiagonal survey. Grid yang digunakan berukuran 9?9 dengan jarak terkecil antar elektrode 0,5m. Hasilnya menunjukkan bahwa metode ini lebih akurat dalam menentukan posisi dan dimensi objek tiga dimensi dibandingkan dengan metode dua dimensi.

Three-Dimensional Resistivity Method has been applied to map block shape model with dimension of 1m?1m?1m and 0.5m depth. This research is a simulation using synthetic and field data. Data acquisition was done using DC Resistivity single-channel tool with pole-pole array using cross diagonal survey method. Grid size that was used is 9?9 with electrode spacing 0.5m. The result shows that this method is more accurate in determining position and dimension for three dimensional object model than two-dimensional method."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S28878
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Ajiputra
"CALM buoy adalah salah satu bangunan lepas pantai dengan tipe sistem penambatan kapal yang dikenal dengan SPM. CALM buoy menggunakan pola penambatan menyebar dengan beberapa titik jangkar yang berguna yang fungsinya tidak hanya menjaganya tetap bertahan di posisi awalnya namun juga memberikan fleksibilitas kepada sistem ketika mengalami beban yang besar yang disebabkan oleh kapal yang tambat dan juga beban-beban lingkungan. Pada umumnya CALM buoy memiliki 4 hingga 16 rantai tambat, namun regulasi terbaru dari OCIMF mengharuskan penggunaan minimum 6 rantai tambat berlaku untuk bangunan buoy yang terbaru. Sementara CALM buoy 35000 DWT milik PT PERTAMINA UP VI dengan 4 rantai tambat direncanakan untuk dipindahkan keperairan yang lebih dalam dari 14 m ke 22 m. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kapabilitas buoy dalam mendukung tanker ketika proses bongkar muat, khususnya pada saat kondisi laut dengan surut yang terendah yang menyebabkan pengurangan jarak aman lunas kapal ke dasar laut. Pemindahan buoy ke laut yang lebih dalam telah diprediksi akan memberikan beban yang lebih besar bagi buoy sehingga dipertimbangkan untuk dilakukan modifikasi pada konfigurasi rantai. Sehingga modifikasi yang dilakukan tidak hanya menggunakan 4 titik jangkar, namun juga dipersiapkan untuk 6 dan 8 titik jangkar sekaligus berkaitan dengan adanya rencana pembelian buoy yang baru dalam jangka watu yang belum ditentukan. Sehingga titik jangkar yang sudah ada dapat dipergunakan lagi ketika bouy yang baru datang. Untuk memilih konfigurasi yang sesuai maka harus dihitung besarnya tegangan rantai dan respon gaya pengembali dari setiap konfigurasi, dilakukan secara iteratif menggunakan persamaan catenary dengan pendekatan kuasi statik dengan arah beban horizontal dan vertikal. Hasil akhir yang diharapkan adalah menemukan konfigurasi baru yang sesuai, posisi titik jangkar, tipe jangkar yang dipilih dan arrangement dari rangkaian.

CALM buoy is a kind of offshore structures which use mooring systems called SPM. CALM buoy has spreading mooring pattern with several anchor points, its function is not only to hold its position but also to gives flexibilty to the system when suffer a huge loads caused by a moored tanker and environmental loads. Regularly CALM buoy has 4 to 16 mooring line, but the newest OCIMF regulation require the use of minimum 6 mooring lines for a brand new building. Mean while PT PERTAMINA's CALM buoy 35000 DWT which use 4 mooring lines was been planned to be relocated to a deeper sea from 14 m to 22 m water depth. Its main pupose was to increase the capability of buoy to support the tanker when running a loading or an unloading operation, especially when the sea condition is in its lowest tides that cause reduction in save clearence distance from ships keel to sea bed. It was been predicted before that the buoy's relocation process to the deeper sea will cause bigger loads to the buoy, so that it was considered to modify its mooring lines configuration. Thus, modification will be prepared not only with 4 anchor points but also 6 and 8 points, also related to the purchasing of the new building in the future at unknown time, so that the anchor points can be re use when the new one comes. To choose an appropriate configuration we must know the tension dan the respons of restoring force from the system in each configuration. The calculation will be done iteratively using catenary equations with quasi-static approach using vertikal loads and horizontal loads as its variable. The expected result is to find an approriate new configuration, anhor points, the anchors type, and the arrangements of the mooring lines."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S38065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>