Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96998 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
cover
Sri Rahadjeng
"Telah dilakukan penelitian tentang sintesis senyawa koordinasi inti ganda krom(III)-polipiridil dengan ligan gugus jembatan 4,4'-bipiridin dan pyrazin (L'). Ligan polipiridil yang digunakan adalah 1,10-phenantrolin dan 2,2'-bipiridin (L). Sintesis dilakukan berdasarkan penentuan stoikiometri antara krom(III)-ligan polipiridil-ligan gugus jembatan secara spektrofotometri.
Berdasarkan penentuan stoikiometri, diperoleh perbandingan mol krom(III):L=1:3, yang berarti bahwa rumus molekul senyawa koordinasi krom(III)-L adalah [CrL3]3+. Senyawa koordinasi ini berstruktur rang oktahedral yang mengandung enam ikatan koordinasi antara atom-atom N pada ligan L dengan ion krom(III).
Senyawa koordinasi [CrL2L'2]3+ disintesis melalui subtitusi 4,4'-bipiridin dan pyrazin pada [CrL3]3+. Formula tersebut mempunyai perbandingan mol krom(III):L:L'=1:2;2 yang diperoleh melalui penentuan stoikiometri. Berdasarkan perbandingan stoikiometri ini selanjutnya disintesis senyawa koordinasi [Cr(phen)2(bpy')2]3+ , [Cr(phen)2(pyz)2] 3+, [Cr(bpy)2(bpy')2]3+ , [Cr(bpy)2(pyz)2] 3+
Senyawa koordinasi [CrL2L'2]3+ terbentuk melalui tahapan pembentukan senyawa [CrL2(H2O)L'] 3+ dengan perbandingan mol krom(III):L:L'=1:2:1 yang cukup stabil. Hal ini mengindikasikan bahwa ligan gugus jembatan terikat pada ion krom(III) melalui satu sisi koordinasi, sedangkan sisi koordinasi yang lain masih bebas. Sisi koordinasi yang masih bebas ini mampu mengikat ion krom(III) lainnya sehingga terbentuklah senyawa koordinasi inti ganda.
Senyawa koordinasi inti ganda krom(III) - ligan polipiridil - ligan gugus jembatan disintesis berdasarkan perbandingan mol krom (III):L:L'=2:4:1 ([L2(H2O)CrL'Cr(H2O)L2]6+). Senyawa koordinasi yang disintesis adalah [(phen)2 (H2O) Cr(bpy')Cr(H2O)(phen)2]6+, [(phen)2(H2O)Cr(pyz)Cr(H2O)(phen)2]6+, [(bpy)2(H2O)Cr(bpy')Cr(H2O)(bpy) 2]6+, dan [(bpy)2(H2O)Cr(pyz)Cr(H2O)(bpy) 2]6+.
Karakterisasi senyawa koordinasi hasil sintesis ([CrL3]3+, [CrL2L'2]3+ dan [L2(H2O)CrL'2Cr(H2O)L2]6+ di daerah ultraungu dekat-tampak menunjukkan adanya transisi elektronik dari 4A2g à 4T2g1 4A2g à a4T1g dan 4A29 à b4T19. Hal ini mengindikasikan adanya transisi d-d.
Dari spektrum IR yang diperoleh dapat disimpulkan adanya substitusi ligan gugus jembatan pada senyawa koordinasi [CrL3]3+ mengakibatkan pergeseran puncak serapan. Adanya puncak baru di daerah 400-450 cm-' mengindikasikan adanya vibrasi M-N yang berarti senyawa koordinasi telah terbentuk.
Pola difraksi sinar-X pada senyawa koordinasi hasil sintesis menunjukkan sudut 20 dan intensitas maksimum yang berbeda satu sama lain. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan bidang-bidang hal dalam kristal senyawa-senyawa koordinasi tersebut.

Synthesis and characterization of polynuclear coordination compounds of chrom(III)-polypiridyls with bridging ligands of 4,4'-bipiridine and pyrazine;Synthesis and characterization of polynuclear coordination compounds of chrom(III)-polypiridyls with bridging ligands of 4,4'-bipiridine and pyrazine.
Polynuclear coordination compounds of chrom(lll)-polypiridyls with bridging ligands of 4,4'-bipyridine and pyrazine (l') have been synthesized using 1,10- phenanthroline and 2,2'-bipyridine (L). The compounds were prepared based on the stoichiometry between chrom(lll)-polypiridyls-bridging ligands determined by spectra photometry.
The mole ratio of chrom(lll):polypiridyls ligands was 1:3 which means that the formula of the chrom(lll)-polypiridyls coordination compounds were [Crl3]3+. The,compounds have octahedral structure with six coordination bond which was fanned,through the,N atoms of the L ligands.
The coordination compounds [CrL2L'2]3+ were synthesized by substitution of bridging ligands 4,4'-bipyridine and pyrazin on [CrL3]3+. This formula was determined by the stoichiometry of chrom(III):L:L'=1 :2:2. Based on these results coordination compounds of [Cr(phen)z(bpy'h)3+. [Cr(phen)z(pyz)2]3+, [Cr(bpy)2(bpy'h]3+, [Cr(bpyh(pyz)2]3+ were synthesised. The coordination compounds [CrL2L'2]3+ were formed through the formation step of stable compound [Crl2{H20)L']3+ using mole ratio of chrom(III):L:L'=1:2:1. This results showed that the bridging ligands coordinated chrom(lll) ion only on one side, while the other side was able to coordinate with another chrom(lll) ion to form the polynuclear coordination compounds.
The polynuclear compounds chrom(lll}-polypiridyl ligands-bridging ligands were synthesised with mole ratio chrom(III}:L:L';::2:4:1 {[L2(H20)CrL'Cr(H20)LiJ'"". The compounds were [(phen)2(H20)Cr(pyz}Cr(H20}(phen)2]8+, [ (b py)2(H20)C r(pyz)Cr(H20)(bpy)2]&+. [(phen)2(H20)Cr(bpy')Cr(H20)(phen)iJ&+, [(bpy)2{H20)Cr{bpy')Cr(H20)(bpy)2]6+, Characterization of synthesized coordination compounds [Cr4]3+ , [CrL2L'2]3+, and [L2(H20)CrL'Cr(H20)L2]&+ using UV-VIS spectrum showed the electronic transition 4A2g -7 ~29 , 4A2g -7 a+r1g , 4A2g -7 b"T19 . This result indicates the d-d transition.
From the IR-Spectra, it can be concluded that the substitution of the bridging ligands on to [Cr4]J+ causes peak shift. The formation of a new peak at 400-450 cm·1 were related to M-N vibration which means the coordination compounds were fanned. X-ray diffraction studies of the synthesized coordination compounds show different 29 angles and the maximum intensities. This result indicates the difference in the hkl planes on the crystals.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aritonang, Anthoni B.
"Sintesis dan Karakterisasi Senyawa Kompleks Inti ganda Rutenium (ll)-2,2 bipiridin dan 2,9-dimetil 1,10-fenantrolin dengan 4,4'-bipiridin sebagai ligan jembatan XV + 66 halaman, gambar, label, lampiran Telah dilakukan sintesis senyawa kompleks [RuL2CI2] dari RuCI3.3H20 dengan perbandingan stoikiometri Ru : L = 1 : 2 mol dimana L ;2,2-bipiridin {bpy) atau 2,9-dimetil 1,10-fenantroiin(dmfen) dalam pelarut dimetilformamida (DMF), menghasilkan [Ru(bpy)2CI2] dan [Ru(dmfen)2CI2]. Adanya serapan pada X 432,5 ; 449,8 dan 465,0 nm dengan nilai absortivitas molar (e)=17500, 15300 dan 4200 Lcm~1mor1, menunjukkan transisi metal to ligan charge transfer (MLCT), mengindikasikan bahwa kompleks terbentuk dengan spin rendah dari ion pusat Ru(ll). Substitusi ligan gugus jembatan 4,4"-bipiridin (bpy') pada kompleks awal RuL2CI2 dengan adanya ion CIO"4 sebagai pengendap (counter ion) menghasilkan senyawa kompleks [Ru(bpy)2Clbpy']CIO4 dan [Ru(dmfen)2Clbpy']CIO4. Pergeseran puncak serapan kompleks awalnya diamati pada panjang gelombang yang lebih kecil (hipsokromik).Hal ini menunjukkan bahwa ligan bpy' telah terkoordinasi pada ion pusat Ru (II) melalui satu sisi koordinasi. Selanjutnya sisi koordinasi bpy yang belum berikatan dimanfaatkan untuk berikatan dengan ion Ru(ll) yang lain membentuk kompleks inti ganda. Kompleks ini dibuat dengan perbandingan stoikiometri [RuL2CI2] : bpy' = 1:2 mol sehingga diperoleh senyawa kompleks inti ganda [(bpy)2RuClbpy'CIRu(bpy)2](CI04)2 dan [(dmfen)2RuClbpy'CIRu(dmfen)2](CIO4)2. Karakterisasi puncak serapan kompleks [Ru(bpy)2Clbpy']CI04 dan [(bpy)2RuClbpy'CIRu(bpy)2KCIO4)2 di daerah tampak masing-masing terjadi pada X 671,1 dan 675,0 nm dengan nilai E berturut-turut 400 dan 200 Lmol^cm"1 yang menunjukkan adanya transisi %g - 1Tig dalam internal orbital d Ru(ll). Transisi ini tidak teramati dengan jelas pada keempat senyawa kompleks hasil sintesis dengan ligan dmfen. Pergeseran puncak serapan pada daerah infra merah yang dihasilkan dari vibrasi C=N dan C=C aromatis ligan, serta adanya serapan baru pada bilangan gelombang 400 - 100 cm"1 yang berasal dari vibrasi (M-CI) dan (M- N), menunjukkan telah terbentuk senyawa kompleks. Kompleks Ru(ll) dengan bpy menghasilkan dua puncak serapan dari v(M-N) dan (M-CI) dan didukung oleh data serapan transisi MLCT yang masing-masing mempunyai dua puncak serapan, menunjukkan bahwa kompleks yang terbentuk memiliki simetri C2v dengan isomer-cis. Vibrasi tersebut pada kompleks Ru(ll) dengan dmfen masing-masing memberikan hanya satu puncak serapan, demikian juga transisi MLCTnya, menunjukkan bahwa kompleks yang terbentuk memiliki simetri D4h dengan isomer-trans.

Synthesis and characterisation of polynuclear complexes compound of Rutenium (ll)-2,2-bipiridyl, 2,9-dimethyl 1,10-phenantroline with 4,4'-bipiridyl as bridging ligand.
Complexes compound [RuL2Cl2] have been prepared from RuCI3.3H2O, using mole ratio of Ru : L = 1 : 2, (L=2,2-bipiridyl or 2,9-dimethyl 1,10-phenantroline ligand) in dimethyl formamide (DMF) solvent, and result of [Ru(bpy)2CI2] and [Ru(dmfen)2CI2], Spectrum absorbtion of metal to ligan charge transfer (MLCT) at X 432,5 ; 449,8 and 465,0 nm with molar absorbtivity (e) 17500, 15300 , 4200 Lmole'W, showed that complexes were formed of low spin with Ru (II) as center ionic. Sunstitution 4,4'-bipiridyl as bridging ligand to [Rul^Cb] using mole ratio 1:1, and CIO"4 as counter ionic were added results [Ru(bpy)2Clbpy']CIO4 and [Ru(dmfen}2Clbpy']CIO4 . The blue shift peak were caused of substitution effect, showed that the bridging ligand were coordinate on Ru (II) center ion only one side. While the other side were able to coordinate with another Ru(ll)b ion, formed tha polynuclear complexes compound. The polynuclear complexes compound have been sinthesized using mole ratio [RuL2CI2]: bpy' = 2 : 1. Addition C!O~4 as counter ion, results t(bpy)2RuClbpy'CIRu(bpy)2](CIO4)2and[(dmfen)2RuClbpy'CIRu(dmfen)2]. Caracterization of complexes [(bpy)2Clbpy']Cl04 and [(bpy)2RuClbpy'C!Ru(bpy)2](Cl04)2 pectrum in visble range at X 671,1 and 675,0 nm with e = 400 and 200 Lmole"1cm"1 from 1Aig - 1Tig electronic transition or d -d. Infared spectrum showed peak of vibration C=N and C=C aromatic ring have been shifted and formation of peaks at 400 - 100 cm"1 from M-N and M-CI vibration, which mean the complexes were formed. Each of [Ru(bpy)2Cl2], [RU(bpy)2Clbpy']CIO4 and [(bpy)2RuClbpy'CIRu(bpy)2](CIO4)2 gives two peaks from v(M-N) and v(M-CI) and two peaks from MLCT electronic transition. These result indicate that complexes compound formed with simmetry C2v and isomer-cis. The complexes of Ru with dmfen ligand give each one peak from vibration (M-N), (M-CI) and MLCT transition, indicates these complexes formed D4h simmetry with trans-isomer
"
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T344
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stella Nurdianti
"ABSTRAK Kinetika dan mekanisme reaksi pembentukan kompleks Fe(II) dan Fe(III) dengan ligan 2-(5-bromo-2-piridilazo)-5-dietilaminofenol (5-Br-PADAP atau HL) pada antarmuka heksana-air telah dipelajari melalui pengukuran spektrofotometri UV-Vis menggunakan metode batch, metode high speed stirring (HSS) dan metode centrifugal liquid membrane (CLM). Molar rasio pembentukan kompleks Fe(II) dan Fe(III) yang diperoleh adalah [HL] : [Fe] = 2 : 1, sehingga kompleks yang terbentuk ialah kompleks netral Fe(II)L2 dan kompleks kation Fe(III)L2+. Ligan 5-Br-PADAP dalam pelarut heksana menghasilkan spektrum absorpsi UV-Vis pada ??maks = 450 nm dengan nilai absorptivitas molar, ?? = 2,95 x 104 M-1 cm-1, serta koefisien distribusi, KD = 8,81. Melalui pembentukan kompleks dengan metode batch diketahui bahwa kompleks Fe(II)L2 yang terbentuk akan terekstrak dalam fasa organik (dengan ??maks = 533 nm dan 750 nm), sedangkan penelitian sebelumnya menyatakan bahwa kompleks kation Fe(III)L2+ tidak terekstrak pada fasa organik tapi terlarut pada fasa air (dengan ??maks = 512 nm). Adsorpsi zat pada antarmuka diselidiki dengan menggunakan metode high speed stirring (HSS). Berdasarkan percobaan yang dilakukan, diketahui bahwa saat kondisi kecepatan pengadukan tinggi (4500 rpm), sebagian besar ligan 5-Br-PADAP dan kompleks Fe(II) ?V 5-Br-PADAP akan teradsorpsi pada antarmuka. Tetapi saat kecepatan pengadukan dihentikan (stop), sebagian besar zat akan kembali terekstrak ke dalam fasa organik. Nilai konstanta adsorpsi ligan 5-Br-PADAP pada antarmuka (K??) heksana-air dengan metode ini didapat sebesar 3,15 x 10-4 cm. Juga diperoleh konstanta adsorpsi kompleks Fe(II) ?V 5-Br-PADAP pada antarmuka heksana-air sebesar 2,73 x 10-3 cm. Pembentukan kompleks dengan metode CLM menghasilkan spektra absorpsi dengan ??maks ( kompleks Fe(II)L2: 550 nm dan 750 nm, serta kompleks kation Fe(III)L2+: 523 nm ) yang berbeda dengan hasil yang diperoleh dari metode batch, disimpulkan bahwa kompleks tersebut berada pada antarmuka. Penggunaan ligan dengan konsentrasi tinggi pada pembentukan kompleks dapat menghasilkan aggregat kompleks (kumpulan kompleks), yang ditunjukkan dengan pergeseran panjang gelombang ke arah panjang gelombang yang lebih besar (pergeseran merah atau batokromik). Aggregat jenis ini disebut J-aggregat. Pembentukan kompleks Fe ?V 5-Br-PADAP yang diamati menggunakan metode CLM dipengaruhi oleh konsentrasi ligan dan pH. Dari hasil kinetika reaksi pembentukan monomer kompleks dan aggregat kompleks, dapat diketahui mekanisme reaksi yang terjadi pada antarmuka sistem heksana-air. Untuk pembentukan kompleks Fe(II) ?V 5-Br-PADAP diperoleh nilai kkmo = 8,63 x 102 M-1 s-1 dan kagg = 6,26 x 102 M-1 s-1, sedangkan untuk pembentukan kompleks Fe(III) ?V 5-Br-PADAP diperoleh nilai kkmo = 4,20 x 10 M-1 s-1 dan kagg = 6,36 x 10 M-1 s-1. Kompleks Fe(III) ?V 5-Br-PADAP dapat direduksi menjadi kompleks Fe(II) ?V 5-Br-PADAP menggunakan asam askorbat dan kinetika reaksi reduksinya diamati dengan metode CLM. Diperoleh konstanta laju rata-rata reaksi reduksi sebesar 9,76 x 10 M-1 s-1. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Rahmawati Kusumastuti Roosadiono
"Pentingnya ion logam dalam kehidupan organlsme mengalami
peningkatan dalam beberapa tahun terakhir dan telah menghasilkan
pertumbuhan yang cepat dalam bidang kimia bioanorganlk. Asam amino
mempakan salah satu senyawa penting bag! makhluk hidup dan turut
berperan dalam metabolisme dan transpor Ion logam. Kation logam blasanya
berkoordinasi dengan asam amino melalui atom donor yang balk, yaitu N, 0
atau S, yang merupakan dasar pengambilan dan transpor kation logam
dalam tubuh. Penelitian tentang kompleks Ni (II) dengan asam amino
diharapkan dapat mewakili studi tentang nikel dalam sistem biomolekul.
Pada penelitian ini dilakukan pembuatan kompleks Ni(ll)-Asam amino,
dengan asam amino glisin, asam glutamat dan lisin. Kompleks yang
terbentuk dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan FTIR,
;
kemudian dilakukan penentuan stoikiometri kompleks, uji kelinieran, ,
penentuan tetapan kondisional kompleks dan pengaruh pH terhadap
spektrum kompleks. Transisi elektronik ligan glisin" tegadi pada A = 214.4
nm, asam glutamat" pada A = 217.6 nm dan llsin'pada A = 215.6 nm. Transisi
eiektrpnik kompleks memiliki tiga puncak serapan. Untuk kompleks Ni(glisinat)3" Ai = 598,8 nm; A2= 362,4 nm; A3= 302,0 nm, untuk kompleks
Ni(glutamat)3' Ai =629,2 nm; A2= 389,6 nm; A3 = 301,6 nm dan untuk
kompleks Ni(llslnat)3' Ai = 598,8 nm; A2= 362,0 nm; A3= 302,0 nm. Tiga pita
absorbs! menunjukkan transisi berpusat pada logam, yaitu ^A2g-»^2g (F) (Ai),
3A2g ^^ig(F) (A2). dan %g ->^ig(P) (A3). Vibrasi Ni-N dan NI-0 kompleks
Nl(aa)' muncul pada daerah frekuensl rendah, yaitu dibawah 600 cm \
Vibrasi Ni-N muncul pada daerah 220-210 cm'^ dan vibrasi Ni-0 muncul pada
daerah 240-225 cm'\ Logam Np membentuk kompleks dengan 3 ligan, baik
pada glisin, asam glutamat maupun lisin. Harga log K" kompleks
[Ni(glisinat)3]' = 10.77, log K" kompleks [Ni(glutamat)3]' = 10.44 dan log K'
kompleks [Ni(lisinat)3]" = 10.66. Spektrum kompleks menunjukkan
peningkatan absorbansi dengan kondisi pH semakin basa."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>