Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130296 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Maya Damayanti Rahayu
"Ksantorizol merupakan salah satu senyawa yang mempunyai aktivitas sebagai antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan melakukan sintesis dan uji aktivitas derivat ksantorizol sebagai inhibitor produksi nitrit oksida (NO) pada sel RAW 264,7. Sebanyak empat senyawa derivat ksantorizol telah berhasil disintesis dan dikarakterisasi menggunakan FTIR, NMR dan HR-MS serta dilakukan uji aktivitas penghambatan NO menggunakan sel RAW 264,7 yang telah distimulasi menggunakan LPS. Esterifikasi ksantorizol (senyawa 1) dilakukan pada tahap pertama menghasilkan senyawa 2a dan gugus senyawa 2b dengan rendemen hasil sintesis masing-masing sebesar 58,49 % dan 63.2%. Selanjutnya senyawa 2a dan 2b dioksidasi menggunakan kalium permanganat menjadi senyawa 3a dan 3b dengan rendemen masing-masing 51,92% dan 43,78%. Hasil uji senyawa 1 ,2a ,3a, 3b dan sodium diklofenak sebagai kontrol positif masing-masing mempunyai nilai IC50 penghambatan produksi NO sebesar 31,82; 73,85; 354,05; 97,19; dan 78,43 µM, sedangkan untuk senyawa 2b tidak menunjukkan aktivitas terhadap penghambatan produksi NO. Uji sitotoksisitas senyawa 1 ,2a ,2b ,3a, 3b dan sodium diklofenak mempunyai nilai LD50 sebesar 30,97; 65,15; 31,15; 117,86; 53,40; dan 51,67 µM. Senyawa 2a, 3a, dan 3b aktivitasnya lebih rendah untuk menghambat produksi NO ketika dibandingkan ksantorizol (senyawa 1). Hasil uji sitotoksisitas menunjukkan senyawa 2a, 3a dan 3b mempunyai toksisitas lebih rendah dibandingkan dengan ksantorizol.

Xanthorrhizol is one of the compounds as anti-inflammatory activity. This experiment aimed were to synthesize xanthorrhizols derivate and examine their activity as inhibitory of nitric oxide (NO) production. Thus, four derivatives of xanthorrhizol were synthesized and characterized using FTIR, 1H-NMR and 12C-NMR, HR-MS, as well as investigated their anti-inflammatory activity using RAW 264.7 macrophage cells LPS induced. The first stage of synthesis produced compounds, namely 2a and 2b yielding 58, 49 % and 63,26%, respectively. Furthermore, compounds 2a and 2b were oxidised using potassium permanganate, constructing compounds 3a and 3b yielding 51,92% and 43,78, respectively. The result revealed that compound 1, 2a, 3a, and 3b as well as diclofenac sodium, a positive control, had IC50 values of NO production, showing 31,82, 73,85, 354,05, 97,19 and 78,43 M, respectively. While for compound 2b, it didnt show activity. Cytotoxicity assay of compounds 1, 2a, 2b, 3a, 3b, and diclofenac sodium pointed the LD50 values, resulting 30,97, 65,15, 31,15, 117,86, 53,40, and 51,67 µM, respectively. Compound 2a, 3a and 3b showed lesser activity to inhibit NO production when compared with xanthorrhizol (compound 1). The result of the cytotoxicity tests implicated that compound 2a, 3a and 3b had a lower activity than xanthorrhizol. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
T54275
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Raka Sabila Isliyana
"Tuberkulosis adalah bakteri penyebab penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Robert Koch menemukan bakteri Mycobacterium tuberculosis pada tanggal 2 Maret 1882. Penyakit tuberkulosis selama ini diobati dengan senyawa yang menghambat kerja salah satu enzim pada bakteri tersebut. Umumnya bakteri ini dapat diobati dengan isoniazid atau rifampin, atau kombinasi senyawa tersebut yang nantinya akan dibiosintesis oleh bakteri dan menghasilkan produk yang dapat menghambat kerja enzim InhA dalam bakteri tersebut. InhA adalah suatu enzim yang terdapat pada bakteri genus Mycobacterium yang berperan dalam pembentukan asam mikolat yang merupakan senyawa utama pada dinding sel bakteri genus tersebut, sehingga bakteri tersebut dapat dikendalikan dengan menggunakan obat yang dapat mengganggu kerja enzim tersebut. Namun beberapa mutasi pada InhA pada rantai 94 yang merubah asam amino serin menjadi alanin dalam bakteri genus Mycobacterium membuat bakteri tersebut resisten dengan isoniazid, sehingga dibutuhkan jenis antimikroba baru yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tersebut. Senyawa flavonoid dikenal sebagai senyawa bahan alam yang relatif aman dalam berbagai penggunaannya dan juga memiliki sifat antimikroba yang menarik perhatian dunia kesehatan. Dalam penelitian ini, akan dicari kandidat obat baru dari senyawa golongan flavonoid. Penelitian dilakukan dengan cara in silico. Untuk simulasi molecular docking, digunakan software MOE 2014.09 untuk mendapat informasi energi yang dilepas saat enzim berikatan dengan ligan dan nilai RMSD dari ikatan tersebut. Melalui uji farmakologi dengan pkCSM, 8 dari 10 senyawa flavonoid memiliki sifat toksisitas, sehingga hanya 2 senyawa flavonoid yang dapat menjadi kandidat obat tuberkulosis

Tuberculosis is an infecting contagious disease that caused by Mycobacterium tuberculosis. Robert Koch first to discover Mycobacterium tuberculosis bacteria at 2 March 1882. Tuberculosis disease can be cured by substance that can inhibit one of the enzyme in that bacteria. Generally this bacteria can be cured by isoniazid or rifampin, or combination of that substance later will be biosynthesized by that bacteria and make a product that can inhibit InhA enzyme of that bacteria. InhA are one of the enzyme that found in Mycobacterium genus bacteria that used in mycolic acid synthesis that make up the cell wall of that bacteria, therefore that bacteria can be controlled by drug that can disturb that enzyme work. But some mutation of InhA of the bacteria at chain number 94 that change from amino acid serine to alanine make the bacteria more resist against the isoniazid, therefore there is urgency to find new antimicrobe that can inhibit the bacteria growth. Flavonoid substances known for their antimicrobe properties that caught attention in pharmation world. In this research will find new drug candidate from flavonoids. The research will run in silico. For molecular docking simulation, MOE 2014.09 software will be used to get information about energy released by protein and ligand binding and RMSD value from the bond. From pharmacological studies with pkCSM, 8 out of 10 have toxicity properties, therefore only 2 flavonoid substances that can be new drug candidate for tuberculosis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Carolina Tonggo Marisi
"ABSTRAK
NPS belakangan mulai banyak muncul di pasar gelap narkoba di berbagai negara di dunia termasuk Indonesia. NPS umumnya disintesis dengan memanipulasi struktur kimia dari suatu senyawa psikoaktif sehingga menghasilkan produk dengan struktur yang serupa namun tidak identik dengan senyawa psikoaktif ilegal. Pada tahun 2016, para-metoksimetamfetamina PMMA , metamfetamina dengan substituen metoksi merupakan NPS yang paling banyak ditemui pada sampel yang dikirim ke Balai Laboratorium Narkoba BNN oleh penyidik. Keterbatasan bahan pembanding PMMA menjadi hambatan dalam mengidentifikasi sampel narkotika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mensintesis PMMA dari metamfetamina sabu melalui 4 tahap reaksi : nitrasi, reduksi, hidrolisis garam diazonium, dan metilasi. Identifikasi dan karakterisasi senyawa menggunakan KLT, UV, dan GC-MS. Purifikasi senyawa PMMA menggunakan KLT preparatif Silica Gel RP18 F254S dengan komposisi eluen etil asetat: metanol: ammonia 85: 10: 5 yang ditunjukkan dengan bercak pada Rf 0.3. PMMA hasil sintesis dengan kemurnian 99,3790 telah digunakan sebagai bahan pembanding untuk analisis sampel. Tablet mengandung PMMA dan sampel spike dianalisis menggunakan metode GC-MS dengan kolom kapiler HP-5MS 30 m x 0.25 mm i.d dan waktu analisis kurang dari 30 menit. Kromatogram menunjukkan puncak pada 8,504 menit dengan pola fragmentasi 58, 91, 121, 149 and 179 m/z.

ABSTRACT
Recently, New Psychoactive Substances NPS have rapidly emerged on the illicit drug market in many countries around the world including Indonesia. NPS commonly are created by manipulating chemical structures of other psychoactive drugs so that the resulting products are structurally similar but not identical to illegal psychoactive. In 2016, Para methoxymethamphetamine PMMA , a methoxy substituted methamphetamine was the most common NPS sample submitted to Drug Testing Laboratory National Narcotics Board of Indonesia by investigators. Lack of reference standard of PMMA became an obstacle to identify this compound in narcotic samples. The aim of this study was to synthesize PMMA from methamphetamine sabu through 4 stages of reactions nitration, reduction, hydrolysis of diazonium salts, and methylation. Identification and characterization of the compounds were performed by employing TLC, UV, and GC MS. Purification of PMMA was carried out using preparative TLC Silica Gel RP18 F254S with eluent composition ethyl acetate methanol ammonia 85 10 5 showed PMMA spots at Rf 0.3. The synthesized PMMA with purity 99,3790 was used as reference standard for analyzing samples. Tablet samples containing PMMA and spiked samples were investigated by using GC MS method with capillary column HP 5MS 30 m x 0.25 mm i.d and run time less than 30 minutes. The chromatogram showed at 8.504 minutes with fragmentation pattern 58, 91, 121, 149 and 179 m z. "
2017
T47847
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feby Lilia Rosa
"Kanker kolorektal merupakan masalah kesehatan masyarakat global dengan prevalensi tinggi yang pengobatannya masih memiliki keterbatasan. Senyawa flavonoid terutama kuersetin dinilai memiliki aktivitas biologis sebagai antikanker, sehingga beberapa senyawa flavonoid lainnya diharapkan juga memiliki aktivitas serupa. Tujuan dari studi ini adalah melakukan analisis secara in-silico dan in-vitro terhadap beberapa senyawa flavonoid terutama kuersetin dan turunannya sebagai agen apoptosis sel kanker kolorektal HT-29. Metode yang dilakukan secara in-silico meliputi jejaring farmakologi dan simulasi molekuler. Senyawa terbaik berdasarkan analisis in-silico diuji secara in-vitro dengan menilai aktivitas sitotoksisitasnya pada sel HT-29 menggunakan metode MTT Assay dan apoptosisnya dianalisis menggunakan flow cytometry. Protein target yang memiliki interaksi dengan kuersetin dan senyawa turunannya yaitu AKT1, APAF1, BCL2, CASP3, MAPK1 dan CASP9. Berdasarkan analisis prediksi ADMET, kuersetin dan turunannya masuk dalam kategori aman sebagai kandidat obat. Dua senyawa terbaik berdasarkan analisis in-silico yakni isoramnetin dan isokuersitrin dipilih untuk diuji secara in-vitro. Aktivitas sitotoksik kuersetin, isoramnetin dan isokuersitrin terhadap sel HT-29 dinyatakan dengan nilai CC50 berturut-turut 158,92mm + 5,4, 65,52mm + 5,0 dan 47,59mm + 2,5. Aktivitas apoptosis mencapai 16,7% hingga 62,4% jika dibandingkan dengan kontrol sel. Isoramnetin dan Isokuersitrin sebagai senyawa flavonoid turunan kuersetin berpotensi sebagai agen apoptosis sel kanker kolorektal HT-29.Kanker kolorektal merupakan masalah kesehatan masyarakat global dengan prevalensi tinggi yang pengobatannya masih memiliki keterbatasan. Senyawa flavonoid terutama kuersetin dinilai memiliki aktivitas biologis sebagai antikanker, sehingga beberapa senyawa flavonoid lainnya diharapkan juga memiliki aktivitas serupa. Tujuan dari studi ini adalah melakukan analisis secara in-silico dan in-vitro terhadap beberapa senyawa flavonoid terutama kuersetin dan turunannya sebagai agen apoptosis sel kanker kolorektal HT-29. Metode yang dilakukan secara in-silico meliputi jejaring farmakologi dan simulasi molekuler. Senyawa terbaik berdasarkan analisis in-silico diuji secara in-vitro dengan menilai aktivitas sitotoksisitasnya pada sel HT-29 menggunakan metode MTT Assay dan apoptosisnya dianalisis menggunakan flow cytometry. Protein target yang memiliki interaksi dengan kuersetin dan senyawa turunannya yaitu AKT1, APAF1, BCL2, CASP3, MAPK1 dan CASP9. Berdasarkan analisis prediksi ADMET, kuersetin dan turunannya masuk dalam kategori aman sebagai kandidat obat. Dua senyawa terbaik berdasarkan analisis in-silico yakni isoramnetin dan isokuersitrin dipilih untuk diuji secara in-vitro. Aktivitas sitotoksik kuersetin, isoramnetin dan isokuersitrin terhadap sel HT-29 dinyatakan dengan nilai CC50 berturut-turut 158,92mm + 5,4, 65,52mm + 5,0 dan 47,59mm + 2,5. Aktivitas apoptosis mencapai 16,7% hingga 62,4% jika dibandingkan dengan kontrol sel. Isoramnetin dan Isokuersitrin sebagai senyawa flavonoid turunan kuersetin berpotensi sebagai agen apoptosis sel kanker kolorektal HT-29.

Colorectal cancer is a global public health problem with a high prevalence, and its treatment still has limitations. Flavonoid compounds, especially quercetin, are considered to have biological activity as an anticancer, so several other flavonoid compounds are also expected to have similar activity. This study aimed to perform in-silico and in-vitro analysis of several flavonoid compounds, especially quercetin and its derivatives as apoptotic agents for colorectal cancer cells HT-29. The in silico method includes network pharmacology and molecular simulations. The best compounds based on in silico analysis were tested in-vitro by assessing their cytotoxic activity in HT-29 cells using the MTT Assay method. Their apoptosis was analyzed using flow cytometry. Target proteins interacting with quercetin and its derivatives are AKT1, APAF1, BCL2, CASP3, MAPK1 and CASP9. Based on ADMET prediction analysis, quercetin and its derivatives are included in the safe category as drug candidates. The best compounds based on in-silico analysis, isorhamnetin and isoquercitrin, were selected to be tested in-vitro. The cytotoxic activity of quercetin, isorhamnetin and isoquercitrin against HT-29 cells was expressed by CC50 values of 158.92 mm + 5.4, 65.52 mm + 5.0 and 47.59 mm + 2.5, respectively. Apoptotic activity reached 16.7% to 62.4% when compared to control cells. Isoramnetin and isoquercitrin, flavonoid compounds derived from quercetin, have potential apoptotic agents for HT-29 colorectal cancer cells."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marshal Achmad Wachdin
"Pendahuluan: Pasien kanker paru di seluruh dunia meningkat, demikian pula dengan infeksi oportunistiknya, mikosis paru. Meskipun mikosis paru sudah lama dikenal, namunpenelitian yang tepat tentang prevalensi dan insidensinya masih terbatas di Indonesia.Informasi tentang kerentanan itrakonazol sebagai obat oral yang dapat digunakan untuk mengobati mikosis paru juga diperlukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil jamur dan kerentanannya terhadap itrakonazol pada penderita kanker paru.
Metode: Desain penelitian deskriptif cross-sectional. Subyek dalam penelitian ini adalah pasien kanker paru yang dirawat di RS Persahabatan dari Januari sampai Mei 2020, dan sputumnya dilakukan pemeriksaan di Laboratorium Mikologi Departemen Parasitologi Universitas Indonesia. Pasien berusia sama atau lebih dari 18 tahun, belum menjalani kemoterapi, dan diperiksa dengan bronkoskopi. Uji kepekaan jamur dilakukan dengan difusi cakram pada agar Müeller Hinton. Itraconazole (8 μg) digunakan dan Amphotericin B (20 μg) dan Fluconazole (25 μg) sebagai kontrol positif.
Hasil: Tujuh puluh tujuh pasien didapatkan. Kanker yang paling banyak dijumpai adalah adenokarsinoma pada 58 penderita, sisanya adalah karsinoma sel skuamos. Jenis jamur yang ditemukan adalah Aspergillus niger (22,1%), Aspergillus flavus (15%), Aspergillus fumigatus (14,3%), Candida albicans (40%), Candida glabrata (5%), Candida parapsilosis (2,1%), Candida krusei ( 0,7%), dan Candida tropicalis (0,7%). Sebagian besar spesies masih sensitif terhadap itrakonazol dan amfoterisin B.
Kesimpulan: Jenis jamur yang paling banyak ditemukan adalah Candida albicans. Aspergillus spp dan Candida spp dan mayoritas sensitif terhadap Itraconazole.
Kata kunci: Kanker paru-paru, Mikosis Paru, Kolonisasi jamur, Candida spp, Aspergillus spp, sputum

Introduction: Lung cancer patients around the globe are increasing along with its opportunistic infection, pulmonary mycosis. Despite pulmonary mycosis being wellknown, a proper research about the prevalence and incidence are limited in Indonesia. An update about the susceptibility of itraconazole as the most common drug used to treat pulmonary mycosis is also needed. The aim of this study was to determine the fungal profile and its susceptibility to itraconazole in lung cancer patients.
Methods: This is a descriptive cross-sectional study using both secondary and primary data. Lung cancer patients who had been admitted to Persahabatan Hospital from January to May 2020 were tested for mycological examinations by Mycology Laboratory of the Department of Parasitology, University of Indonesia. Patients aged equal or more than 18 years old, had not undergone chemotherapy, and examined with bronchoscopy were included. The fungi susceptibility test were conducted using disk diffusion on Müeller Hinton agar. Itraconazole (8 μg) were used and Amphotericin B (20 μg) and Fluconazole (25 μg) were also measured as a positive control.
Results: Seventy-seven patients were involved. The most common cancer was adenocarcinoma in 58 subjects, the rest were squamos cell carcinoma. The fungal species found were Aspergillus niger (22.1%), Aspergillus flavus (15%), Aspergillus fumigatus (14.3%), Candida albicans (40%), Candida glabrata (5%), Candida parapsilosis (2.1%), Candida krusei (0.7%), and Candida tropicalis (0.7%). Most of the species were still sensitive to itraconazole and amphotericin B.
Conclusion: The most common fungal species was Candida albicans. Aspergillus spp and Candida spp were sensitive to Itraconazole.
Key words: Lung cancer, Lung Mycosis, Fungal Colonization, Candida spp, Aspergillus spp, sputum
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Hastoyo Martayanto
"Pada peneiltlan sebelumnya telah disintesis beberapa senyawa
organotlmah karboksilat yang blasa digunakan sebagal kataiis dan sebagal
penstabil PVC. Tetapi pada sintesis tersebut ternyata didapat senyawa yang
membentuk dimerlsasi dan pollmerlsasi milik perpustskaan
i^lVllPA-U I
Penelltian kail In! menggunakan llgan N, N-dietll ditiokarbamat sebagal
pengganti llgan karboksilat dan dlharapkan tidak terbentuk senyawa dimer
ataupun pollmer. Senyawa dibutll timah bis (N, N-dletll ditiokarbamat) dibuat
dengan cara mereakslkan dibutll tImah diklorlda dengan NaDDTC dalam
pelarut yang nonpolar. Peneiltlan Inl dllakukan dengan memvarlaslkan suhu
(30°, 40°, 50°, 60°C) serta varlasi waktu pengadukan (30, 60, dan 90 menit).
Hasll optimum terjadi pada suhu 50°C dengan waktu pengadukan
selama 60 menIt dan didapat kristal putlh kekunlngan. Berdasarkan anallsis UV-Vis dan FTIR diduga bahwa senyawa dibutil timah bis (N, N-dietll
ditiokarbamat) bergeometri oktahedral."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Sulistiyanto
"
ABSTRAK
Sejalan dengan perkembangan jaman, pembangunan selalu mengarah pada
perubahan pola tata guna lahan, seperti yang terjadi di DKI Jakarta dimana
pengembangan kotanya bergerak ke arah utara dengan cara melakukan reklamasi,
yang diharapkan akan mampu mengatasi kecenderungan perkembangan kota yang
selama ini bergerak ke arah selatan.
Salah satu masalah yang ditimbulkan akibat pembangunan tersebut adalah
masalah sedimentasi yang penanganannya cenderung memerlukan curahan tenaga
dan biaya yang tidak sedikit. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan suatu alat
bantu yang mudah, dan cepat. Pengembangkan model USLE yang dikalibrasi
terhadap model Schaifemak yang dapat diandalkan untuk memecahkan masalah ini.
Model yang dibuat dalam bentuk program komputer dan khusus untuk
memperkirakan laju sedimen tersuspensi ini dapat mensimulasikan pola laju Sedimen
tersuspensi yang terjadi pada suatu DAS yang diamati. Melalui model ini juga
diharapkan dapat mempersingkat waktu dalam pemprosesan data, sehingga diperoleh
suatu gambaran mengenai pola sedimen tersuspensi pada DAS yang amati. Selain itu,
parameter kalibrasi yang diperoleh dapat digunakau untuk memperkirakan laju
sedimentasi untuk waktu seterusnya selama karakteristik DAS (topografi dan
suuktur tanah) tidak mengalami perubahan besar, yaitu dengan mengalikan
parameter kalibrasi tersebut dengan hasil perhitungan USLE yang datanya lebih
mudah diperoleh.
"
1997
S34673
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Sadjid
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T39635
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriyati Srikandi Putri
"Jumlah kasus HIV positif dan AIDS pada tahun. 2013 mengalami peningkatan yang signifikan. Provinsi dengan jumlah tertinggi yaitu DKI Jakarta. Terjadinya pergeseran pola epidemi dari pengguna jarum suntik ke penyebaran melalui hubungan seksual. Estimasi jumlah ODHA di kalangan Waria meningkat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pisani, dkk (2004) kelompok yang tidak menggunakan kondom saat melakukan seks anal paling banyak adalah kelompok Waria (59,3%). Yayasan Srikandi Sejati (YSS) merupakan lembaga yang menaungi kelompok Waria di Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku penggunaan kondom sebagai upaya pencegahan HIV pada Waria Penjaja Seks di Jakarta Tahun 2015. Merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian menggunakan cross sectional dengan pendekatan teori Health Belief Model. Sampel sebanyak 217 Waria penjaja seks dibawah naungan YSS.
Hasil : perilaku penggunaan kondomnya yang tidak konsisten (46,5%), kelompok umur terbesar adalah ≤ 34 th (55,7%), 74% responden telah memiliki pengetahuan komprehensif yang baik, persepsi bahwa dirinya rentan terhadap HIV (84,6%), sebanyak 89% responden memiliki persepsi bahwa HIV/AIDS merupakan penyakit yang parah, 86,3% responden memiliki persepsi bahwa kondom bermanfaat untuk mencegah HIV, 62% responden memiliki persepsi hambatan yang rendah, 76% responden telah memiliki Self Efficacy yang Tinggi, 68,5% sudah terpapar informasi dengan frekuensi tinggi mengenai HIV/AIDS. hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan antara variabel umur, pengetahuan, persepsi kerentanan, persepsi keparahan, persepsi manfaat, persepsi hambatan, self efficacy, dan paparan informasi dengan perilaku penggunaan kondom. saran penelitian agar pihak-pihak terkait terus mengembangkan program intervensi yang efektif serta memperkaya materi edukasi demi menanamkan persepsi-persepsi yang mempengaruhi perilaku pencegahan.

The number of HIV positive and AIDS cases in 2013 indicate a significant increase. Provinces with the highest number is DKI Jakarta. A shift in the pattern of the epidemic of injecting drug users to key populations. Estimated number of people living with HIV among trangender increased. Based on research by Pisani, et al (2004) group who did not use condoms during anal sex is the most widely Transgender group (59.3%). Srikandi Sejati Foundation (YSS) is an institution that accompany Transgender group in Jakarta. The purpose of this study was to determine the behavior of the use of condoms for prevention of HIV on Transgender sex workers in Jakarta in 2015. It is a quantitative study using cross sectional study design with the Health Belief Model theory approach. Sample of 217 sex workers under the auspices of YSS.
Results: behavior inconsistent condom use (46.5%), the largest age group is ≤ 34 th (55.7%), 74% of respondents have had a good comprehensive knowledge, the perception of susceptibillity (84,6%), as many as 89% of respondents have the perception that the HIV is a serious illness, 86,3% of respondents have the perception that condoms are useful to prevent, 62% of respondents have a perception of low barriers, 76% of respondents have had the High Self Efficacy, and 68.5% were exposed information with high frequence about HIV / AIDS. Statistical test results indicate a relationship between the variables of age, knowledge, perception of vulnerability, perceived severity, perceived benefits, perceived barriers, self-efficacy, and exposure information with condom use behavior. Study suggestions that the parties continue to develop an effective intervention programs especially to holding partner / "husband" or customers Transgender sex workers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S61056
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>