Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74777 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Genta atau gantha termasuk salah satu jenis benda perunggu yang banyak dibuat pada masa perkembangan pengaruh agama Hindu dan Budha di Indonesia. Pada saat itu genta (dalam berbagai variasi bentuk dan ukuran). Antara lain digunakan sebagai perlengkapan sebuah wihara..."
BARK 6 (1-2) 1985
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Setyowati
"Genta pendeta merupakan jenis genta yang digunakan oleh seorang pendeta sebagai salah satu alat perlengkapan, upacara agama, khususnya agama Hindu dan Buddha. Ciri umum genta ini menurut Anom terdiri atas tiga bagian yaitu: bagian bawah berbentuk setengah bulatan, bagian tengah berupa susunan lingkaran-lingkaran, dan bagian atas (puncak) terdiri dari berbagai macam hiasan. Bentuk genta pendeta yang terdapat pada koleksi benda-benda perunggu Museum Nasional Jakarta tampak menunjukkan keanekaragaman bentuk, hiasan, dan ukuran. Keanekaragaman tersebut merupakan Masalah utama yang dibahas di dalam penelitian ini. Masalah lain yakni berkenaan dengan pemakaian genta di Jawa pada masa Hindu-Buddha, Genta pendeta rupanya telah dikenal oleh masyarakat di Jawa pada masa Hindu-Buddha (sekitar abad VIII-XV Masehi), terbukti dari banyaknya bukti sejarah di Jawa yang menunjukkan pemakaian genta pada masa itu, di antaranya relief dan naskah-naskah Jawa kuno. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai data utama adalah genta pendeta koleksi Museum Nasional Jakarta yang berjumlah 170 genta, sedangkan relief digunakan sebagai data Bantu. Analisa genta dilakukan dengan menggunakan klasifikasi taksonomi yaitu suatu klasifikasi yang memusatkan perhatiannya pada sejumlah atribut, dan atribut-atrihut tersebut digunakan sebagai indikator di dalam pembentukan tipe. Tipe yang dihasilkan berupa tipe deskriptif yaitu tipe yang menunjukkan keadaan alamiah artefak. Pengamatan adegan-adegan pada relief dimaksudkan untuk mengetahui peranan genta pada masa lalu. Hasil analisa genta menunjukkan adanya 25 tipe genta pendeta, dan dari ke-25 tipe tersebut, tipe yang memiliki bentuk bagian bawah membulat, bagian tengah berupa susunan lingkaran-lingkaran, dan puncak berhias vajra serta berukuran kecil, merupakan tipe yang popular dari koleksi Museum Nasional Jakarta, Bentuk genta serupa ditemukan pula di dalam beberapa adegan relief. Selain itu dari relief diketahui pula fungsi genta pendeta di Jawa pada masa lalu yakni di samping digunakan, sebagai alat pengiring puji-pujian, kemungkinan digunakan pula sebagai benda persembahan."
1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Ratnawati
"Pada tahun 1927, di sebuah perkebunan tabu, kira_kira 400 meter sebelah Barat Laut candi Kalasan ditemukan sebuah genta besar dari perunggu berlapis perak (O.V. 1927:105), (Boechari 1963:124). Genta yang besar ini biasanya digantung pada biara tempat kediaman pendata yang memelihara, menjaga, dan memujanya. Biara demikian ada juga pada candi Kalasan. Pada sebuah gambar kuno karya Cornelius yang berasal dari tahun 1806, ada tertera bekas-bekas sebuah bangunan di tempat itu (Bernet Kempers 1954:34). Selanjutnya pada tahun 1951, Dinas Purbakala Indonesia mengadakan penggalian di sekitar candi Borobudur yaitu di halaman sebelah Barat Laut. Tujuannya adalah mencari sisa-sisa sebuah biara yang oleh para ahli arkeologi diduga pernah ada di dekat candi ini. Dalam penggalian ini telah ditemukan fondasi sebuah bangunan, beribu-ribu paku perunggu, sisa-sisa alat rumah tangga, dan beberapa benda yang dipakai untuk upacara-upacara keagamaan seperti klintingan perunggu dan sebuah genta perunggu berukuran besar (Soekmono 1957:14-)"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S11959
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukarno
Djakarta: Departemen Penerangan, 1963
992.07 SUK g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
R. Cecep Eka Permana, 1965-
"ABSTRAK
Kajian seni pada masyarakat sederhana biasanya tidak terlepas dari aspek religi. Suatu seni atau hasil karya kesanian seringkali dihubungkan atau dilatarbelakangi dengan kepercayaan tertentu. Salah satu di antara sejumlah karya seni yang berhubungan dengan religi atau kepercayaan adalah penggambaran hiasan antropomorfik pada wadah kubur yang berasal dari masa prasejarah. Berbagai hiasan yang terdapat, tertera atau yang berhubungan dalam kegiatan religi merupakan simbolisasi dari suatu representasi. Hiasan simbolis yang dijumpai pada objek atau kegiatan religi mempnnyai makna dan tujuan yang bersifat religius pula.
Tulisan ini mengkaji tantang hiasan antropomorfik, yaitu hiasan-hiasan yang menggunakan motif atau bentuk-bentuk manusia baik secara utuh maupun hanya bagian-bagian tertentu saja dari anggota tubuh manusia. Hiasan-hiasan itu terutama yang dijumpai pada wadah kubur yang disebut sarkofagus. Sarkofagus-sarkofagus yang dikaji di sini adalah temuan dari daerah Bali.
Hiasan antropomorfik pada sarkofagus di Bali pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu hocker motif dan face motif, Hocker motif adalah hiasan manusia dalam posisi mengangkang, di mana kedua tangan dan kaki diangkat ke atas di samping badan. Sedangkan face motif berupa hiasan kepala/wajah atau disebut juga hiasan kedok/topeng. Hiasan-hiasan tersebut berfungsi sebagai pelindung arwah orang yang meninggal dari gangguan kekuatan-kekuatan atau roh-roh jahat.
"
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Supriyanto
"Penelitian ini membahas tentang nilai risiko yang didapat pada kegiatan servis berkala mobil di PT Surya Mobilindo tahun 2013. Penilaian risiko dilakukan dengan menganalisis nilai kemungkinan, frekuensi pemajanan dan konsekuensi dari setiap tahapan pekerjaan yang kemudian dibandingkan dengan standar level risiko semikuantitatif W.T. Fine J untuk mengetahui level risiko yang ada pada setiap kegiatan servis berkala. Desain penelitian yang dilakukan adalah observasional menggunakan metode semi kuantitatif AS/NZS 4360:2004. Pengumpulan data didapatkan dari hasil observasi dan wawancara.
Dari hasil penelitian diketahui risiko keselamatan kerja tertinggi pada kegiatan servis berkala mobil adalah kebakaran pada saat pembersihan karbutor. Sedangkan risiko yang lain antara lain terpeleset, tertimpa peralatan, terjepit alat kerja, tersayat, tersetrum,terkilir, luka bakar, iritasi kulit. Pengendalian yang telah dilakukan antara lain: penyediaan APD (safety shoes),safety sign ( ditempat hidrolik mobil ), APAR.

This study discusses about risk assessment for safety on Car periodic services process at PT Genta Surya Mobilindo in 2013. Risk Assesment is done by analyzing theprobability value, exposure and consequences of each phase of work then compared to a standard level of risk semi-quantitative WT Fine J to determine the level of risk that exist at each stage on motorcycle periodic services. This study using observationalsemi quantitative method AS/NZS 4360:2004. The data accumulation obtained from observation research and interviews.
From the result of research, we know that the high risks on Car periodic services process is hit by Fire and Explosion. Whereas the otherrisk was slip, struck down, fire, wedge, cut, electric shock, and explosion. The existing control that have done is giving personal protective equipment (safety shoes), dan safety sign (Hidrolik for car), APAR.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Dwi Prasdi
"ABSTRAK
Penelitian mengenai hiasan badan dilakukan berdasarkan pada arca batu masa Singasari dan Majapahit koleksi Museum Nasiona1 Jakarta (MNJ). Terdapat banyak variasi bentuk hiasan badan yang dikenakan oleh arca batu dari dua masa yang berbe_da tersebut, sehingga hal itulah yang kemudian dijadikan satuan pokok pengamatan.
Dari hasil pengamatan terhadap variasi bentuk hiasan badan mulai dari kepala hingga ke kaki pada arca kedua masa tersebut diketahui bahwa masing-masing hiasan badan mempunyai beberapa variasi bentuk dan jumlah pemakaian. Hal ini dapat diketahui berkat metode klasifikasi taksonomi yang digunakan dalam penelitian ini dan bertujuan membentuk tipe, serta dibantu dengan memakai data kepustakaan berisi
tentang hiasan badan. Selain itu pula metode penghitungan frekuensi pemuncu_lan terbanyak (prosentase) juga digunakan untuk melihat kecenderungan bentuk dari hiasan badan yang diamati.
Melalui hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat beberapa perbedaan dari bentuk hiasan badan yang dikenakan oleh arca sesuai dengan pembagian masanya, yaitu Singasari dan Majapahit. Pada masa Singasari terdapat ke_cenderungan bentuk hiasan badan yang sederhana dengan motif dasar untaian dan sulur daun. Sedangkan pada masa Majapahit bentuknya lebih variatif dengan ditambah adanya girlande untaian manik dan pada beberapa bentuk hiasan badan yang membentuk seperti motif hias sinar majapahit.
Lebih jauh lagi perbedaan tersebut terutama pada hiasan badan bagian mahkota, jamang, sumping, subang, upawita, ikat dada, kelat bahu, gelang tangan, ikat pinggang, kain dan cincin kaki. Sedangkan persamaan hanya terlihat pada bentuk: hiasan badan berupa kalung, cincin tangan, uncal, sampur dan gelang kaki. Hal ini juga dapat turut memperkuat adanya teori tentang pembagian gaya seni pada arca batu tersebut, yang secara garis besar terbagi menurut masa kerajaannya (masa kekuasaan pllitik), yaitu masa Singasari dan masa Majapahit.

"
1995
S12070
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Repelita Wahyu Oetomo
"ABSTRAK
Nisan di Barus selain terdiri dari berbagai tipe, pada nisan tersebut terdapat berbagai pahatan yang menghiasinya. Tipologi maupun pola hias dari nisan tersebut bersar kemungkinan memiliki makna-makna tertentu yang merupakan simbolisasi dari tokoh yang dimakamkan. salah satu pola hias yang cukup banyak didapati pada makam-makam di Barus adalah motif hias lampu gantung, hal ini dikaitkan dengan simbol dari tokoh yang dimakamkan, yaitu sebagai penerang dalam agama, seperti yang digambarkan dalam Surat An Nur ayat 35"
Medan: Balai Arkeologi Sumatera Utara, 2017
930 BAS 20:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Adriati
Bandung: Kiblat Press, 2004
623.82 IRA p (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
H. Mudjia Rahardjo
Malang: UIN-Maliki Press, 2011
297.261 MUD g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>