Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111257 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Hubungan Tiongkok dan Nusantara banyak tercatat pada naskah kuno Tiongkok. Warga Tionghoa beremigrasi ke Indonesia terutama karena alasan ekonomi disamping situasi domestik Tiongkok yang kacau. Mereka menumpang perahu niaga junk yang rutin berlayar antara pesisir Tiongkok Selatan dan Batavia. Ketika VOC membangun Batavia untuk pinjaman awal di Pulau Jawa, para pendatang Tionghoa diperlukan kemampuannya membangun dan menghidupkan Batavia untuk menggerakan roda perekonomian..."
JSIO 11:26 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Wina Saputra
"Setiap kota memilikki rekam jejak literasi dan kesusatraanya masing-masing, begitu juga dengan madiun. Sastra merupakan sarana untuk mendorong manusia berfikir kritis kreatif, oleh sebab itu masyarakat perlu didekatkan dengan sastra. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perkembangan dan eksistensi komunitas sastra di Madiun. Hal itu juga sebagai wujud sumbangsih peneliti terhadap perkembangan pembelajaran sastra di Madiun. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara studi pustaka, wawancara, dan observasi. Hasil dari penelitian ini adalah perkembangan komunitas sastra di Madiun dan eksisitensi komunitas sastra di Madiun."
Banten: Kantor Bahasa Provinsi Banten, 2019
400 BEBASAN 6:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Wang Xiang Jun
"On cultural assmilation and race discrimination of Chinese descent in Indonesia."
Yogyakarta: Pustaka Solomon, 2019
305.895 17 WAN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Safitri D.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T39418
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Made Arya Suta Wirawan
"ABSTRAK
Di saat banyak orang Tionghoa yang sudah kokoh dengan identitas keagamaannya
sebagai seorang Nasrani, Islam, dan Buddha, serta diakuinya Kong Hu Cu sebagai
agama yang paling erat dengan identitas etnik orang Tionghoa di Indonesia, namun
kenyataanya terdapat sebuah komunitas Tionghoa yang memilih untuk memeluk
agama Hindu yang dianggap sebagai agama minoritas. Bagi sebagian besar orang, hal
ini tentu menjadi pertanyaan. Selama ini publik terjerembab pada sebuah bentuk
stereotipe tentang orang Tionghoa yang dianggap oportunis yakni berlindung di bawah pengaruh penguasa atau struktur dominan. Di sisi yang lain, masyarakat menilai
bahwa Hindu bukan agama mayoritas sehingga sedikit banyak mempengaruhi
peluang-peluang positif yang akan di raih oleh orang Tionghoa itu sendiri.
Penelitian yang bersetting di Jakarta ini ingin menjelaskan tentang alasan orang
Tionghoa memilih Hindu sebagai identitas keagamaan mereka serta usaha mereka
dalam mempertahankan identitas mereka ini. Selain memaparkan tentang dinamika
sejarah komunitas mereka, penelitian ini juga mau menjelaskan tentang mengapa
integrasi antara Tionghoa dan Hindu menjadi sesuatu yang sulit untuk dilakukan
(paling tidak untuk saat ini).

Abstract
While many Chinese people who have strong religious identity as a Christian, Islam,
and Buddhism, as well as recognition of Confucianism as a religion that most closely
with the ethnic identity of the Chinese in Indonesia, but in reality there is a Chinese
community that chose to convert to Hinduism which is considered as a minority
religion. For most people, this is certainly a question. During the public this fall on a
form stereotypes about people who are considered opportunistic Tionghoa which was
under the influence of the ruling or dominant structure. On the other hand, the
community considered that the majority Hindu religion is not so much affect slightly
positive opportunities that will be achieved by the Tionghoa itself.
This Research that takes place in Jakarta is to explain about the reason the Chinese
chose their religious identity of Hindus as well as their efforts in maintaining their
identity is. In addition to describing the dynamics of the history of their community,
this study would also explain why the integration between the Tionghoa and the Hindu
to be something difficult to do (at least for now)."
2012
T30988
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jeanitha Kharisma Fitriani
"Tesis ini membahas mengenai model kemitraan yang dibentuk antara polisi dan komunitas Viking dalam rangka pencegahan kejahatan di stadion. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan menggunakan metode wawancara tidak berstuktur yang dilakukan pada komunitas Viking serta pihak Polrestabes Kota Bandung selaku pihak yang membina dan membimbing. Konflik yang terjadi antar supporter jelas menimbulkan dampak negatif salah satunya dapat menimbulkan korban luka-luka bahkan sampai kematian, sehingga untuk mencegah hal tersebut diperlukan tindakan tegas dari aparat kepolisian. Dalam menjalankan tugas tersebut pihak polisi membutuhkan bantuan dari masyarakat atau komunitas. Oleh karena itu, bagaimana polisi mampu menggerakan atau memberdayakan potensi dari komunitas Viking untuk mau berperan dan berpartisipasi aktif untuk membantu tugas polisi dalam pencegahan kejahatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk kepedulian masyarakat sekitar stadion Gelora Bandung Lautan Api yaitu dengan membantu memberikan himbauan kepada bobotoh untuk tetap menjaga situasi agar tetap aman dan kondusif serta melapor ke polsek terdekat jika terdapat bobotoh yang bergerombol dan menganggu warga sekitar. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa bentuk partisipasi dari komunitas Viking sudah Nampak secara signifikan dengan membentuk satgas untuk membantu polisi dalam pengemanan di stadion, melakukan pertemuan dengan pihak polrestabes, memberikan himbauan kepada seluruh bobotoh. Peran serta dari komunitas Viking dalam membantu tugas polisi muncul diluar rancangan FKPM. Bentuk kemitraannya tidak formal seperti FKPM, tidak terstuktur hanya untuk pertandingan sepak bola. Pencegahan kejahatan yang dilakukan berdasarkan kemitraan antara polisi dan komunitas Viking sebagai bentuk pelaksanaan pemolisian komunitas berdampak pada penurunan peristiwa kejahatan dan semakin teredukasinya para bobotoh. Penurunan peristiwa kejahatan ini dapat memberikan perubahan pada rasa aman dan terlindungi yang di rasakan oleh para bobotoh, penonton, maupun masyarakat sekitar.

This thesis discusses the partnership model between police and Viking (Football Fans club) on preventing crime in stadiums. This research was qualitative and used the unstructured interview method. The interview was carried out to Viking and police as the guider. The conflicts that occur between football supporters cause negative impacts. Sometimes it can cause injuries and even death. So as the prevention act, it is needed a firm action from the police department. Besides, in conducting their job, the police need coordination with the community. Then, how can the police empower the potential of the Viking fans club to participate assisting the police duties in preventing crime actively. The research results defined that the community around the Gelora Bandung Lautan Api stadium actively participates in noticing Bobotoh keep a safe and conducive situation. Then, if there were bobotoh (Viking) disturb the resident around the stadium, they can report to the nearest police station. This research results showed that the participation of the Viking community was formed. They made a special force to assist the police in securing the stadium, meeting with the police in the police office, giving notice to all bobotoh (Viking). The participation of the Viking community in assisting police emerged outside the FKPM design. The partnership model is informal as FKPM, not structured only for football matches. The crime prevention based on a partnership between the police and the Viking community is a form of community policing that has an impact on reducing crime and educating the number of bobotoh (Viking Community). The decreasing of the criminal act can provide security and protection that felt by Bobotoh, supporters, and the surrounding community."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahardjo
Jakarta: Bina Aksara, 1983
307.76 RAH p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andjarwati Noordjanah
Semarang: Masarakat Indonesia Sadar Sejarah (Mesiass), 2004
305.895 1 AND k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Kuswanto
"kemudian diikuti dengan alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman dan industri serta penempatan lahan yang tidak sesuai tata ruang. Hal ini telah memicu terjadinya masalah lingkungan Kota Bandung antara lain turunnya daya dukung lingkungan (DDL), turunnya muka air tanah, terjadinya amblesan, tanah longsor, banjir dan lainnya. Penelitian desertasi ini bertujuan untuk menghitung DDL Kota Bandung, menghitung indeks berlanjutnya lingkungan Kota Bandung dan membuat model Kota Bandung saat ini. Metode yang dipakai adalah menghitung rasio kecukupan lahan dengan kebutuhan penduduk Kota Bandung pada pangan, air dan lahan serta menghitung jejak ekologi dan biokapasitas menggunakan cara Global Network Footprint (GFN). Tingkat konsumsi masyarakat Kota Bandung terhadap lingkungan dihitung melalui angket yang diolah menggunakan cara Wackernagel (2000). Untuk analisis berlanjutnya lingkungan Kota Bandung digunakan metode Rapfsih. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa DDL Kota Bandung sudah defisit, dengan indeks berlanjutnya lingkungan sebesar 49, yang artinya lingkungannya tidak berkelanjutan. Berdasarkan teori lingkungan yang dikemukakan Malthus (1798), Bishop et al. (1974), Meadows et al. (2005) seharusnya turunnya daya dukung lingkungan akan diikuti dengan turunnya jumlah penduduk Kota Bandung. Namun data kependudukan memperlihatkan bahwa Kota Bandung masih tetap naik. Ternyata, meskipun sudah tidak didukung daya lingkungannya, masyarakat Kota Bandung dapat bertahan hidup bahkan jumlah penduduk naik terus karena didukung oleh DDL daerah lainnya. Adanya fenomena subsidi lingkungan ini, memperlihatkan bahwa kerusakan lingkungan yang terjadi sebagai akibat aktivitas masyarakat Kota Bandung akan dapat menurunkan daya dukung lingkungan daerah lainnya, bahkan lebih luas lagi daya dukung lingkungan dunia.

Bandung city development and population growth has led to increased land requirements, which is followed by the conversion of agricultural land into residential and industrial as well as the placement of land that not suitable to land classification. This has lead to environmental problems of Bandung, among others, decline in the carrying capacity of the environment (DDL), decline in groundwater level, occurrence of subsidence, landslides, floods and more. This dissertation study aimed to calculate DDL Bandung, calculate the index of Bandung sustainability and create model of Bandung environmental. The method used was calculating land availability (suplly) compare to land demand which consist of the needs of land for agricultural, water resources and residential land. Global Footprint Network (GFN) method also applied in order to calculate ecological footprint and biocapacity. To predict environmental consumption of Bandung population, this research used questionnaires which was processed by using Wackernagel method (2000). For the analysis of environmental sustainability index, it used Rapfsih method. The results showed that the DDL Bandung has a deficit, with environmental sustainability index is 49, which means that the environment is not sustainable. Based on the theory of Malthus (1798), Bishop et al. (1974), Meadows et al. (2005) supposed decline in the carrying capacity of the environment will be followed by a decline in the population of the city of Bandung. However, demographic data show that the city of Bandung is still rising. It turns out, though it is not supported power environment, people in Bandung can survive even the total population rose steadily as DDL supported by other regions. The phenomenon of environmental subsidies, suggesting that the environmental damage that occurs as a result of the activity of people in Bandung will be able to lower the carrying capacity of the environment other areas, even more broadly the carrying capacity of the world's environment."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2015
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>