Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21634 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Azura Salsabila
"Penelitian ini membahas bentuk respons tindak tutur direktif bahasa Jepang. Data diambil dari drama Burn the House Down. Penelitian dengan metode kualitatif ini menggunakan teori tindak tutur yang dikemukakan oleh J.L Austin yang kemudian disempurnakan oleh John R. Searle dan teori Namatame mengenai bentuk tuturan direktif bahasa Jepang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bentuk tindak tutur direktif drama Burn the House Down beserta respons yang muncul dari mitra tutur setelah mendengarkan tuturan direktif. Bentuk tindak tutur direktif yang ditemukan dalam penelitian ini adalah perintah, permohonan, larangan, izin, dan anjuran. Berdasarkan hasil analisis, peneliti menemukan sebanyak 83 bentuk tuturan direktif yang terdiri dari 40 perintah, 23 permohonan, 15 larangan, 1 izin, dan 4 anjuran. Bentuk yang sering ditemukan adalah bentuk perintah dibandingkan bentuk lainnya. Kemudian untuk respons mitra tutur ditemukan sebanyak 83 respons yang terdiri dari 49 respons verbal dan 34 respons nonverbal. Respons verbal maupun nonverbal diidentifikasi mengandung maksud tertentu, yaitu menolak tuturan direktif, mematuhi perintah, mengalihkan pembicaraan, tidak membantah maupun menyanggupi tuturan direktif, menolak, dan mengabaikan bermakna kekesalan.

This study discusses the form of Japanese directive speech acts in the drama Burn the House Down and the response form the interlocutors after listening to directive utterances. This qualitative research uses the theory of speech acts put forward by J.L. Austin, which was later perfected by John R. Searle and also using theory by Namatame.  This purpose study is to identify the form of directive speech acts in the drama Burn the House Down and the response form the interlocutors after listening to directive utterances. The forms of directive speech acts found in this study are command, request, prohibition, permission, and suggestion. Based on the analysis, the researcher found 83 forms of directive speech acts consisting of 40 commands, 23 request, 15 prohibitions, 1 permission, and 4 suggestions. The form that is often found is the command form compared to other forms. Regarding the response from the interlocutors, a total of 83 responses were found, consisting of 49 verbal responses and 34 nonverbal responses. Verbal and nonverbal responses were identified as containing certain intentions, namely rejecting directive speech, obeying orders, diverting the conversation, not denying or agreeing with directive speech, refusing, and ignoring meaning annoyed."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andreyna Tiarasari Mahandry
"Penelitian ini mengkaji tindak tutur mengkritik dalam film Willkommen bei den Hartmanns. Fokus penelitian ini adalah 1) bentuk kalimat yang meliputi tindak tutur mengkritik sertastrategi dalam merealisasikannya dan 2) penggunaan strategi kesantunan dalam tindak tutur mengkritik dalam film terkait. Strategi kesantunan dibahas karena memainkan peran penting dalam realisasi kritik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitiatif deskriptif yang didukung oleh metode kuantitatif. Data didapatkan melalui observasi dan pencatatan. Data kemudian dianalisis menggunakan strategi realisasi kritik yang dikembangkan oleh Nguyen (2005) dan teori strategi kesantunan oleh Brown dan Levinson (1987). Hasil temuan menunjukkan bahwa terdapat berbagai strategi realisasi tindak tutur mengkritik yang digunakan dalam film terkait meliputistrategi tindak tutur mengkritik langsung (37,7%) dan strategi tindak tutur mengkritik tidak langsung (62,3%). Dari total 6 klasifikasi dalam strategi tindak tutur mengkritik langsung, strategi yang paling sering digunakan adalah evaluasi negatif (44,8%). Dari total 9 klasifikasi strategi tindak tutur mengkritik tidak langsung, strategi yang paling sering digunakan adalah bertanya/mengandaikan (27,083%). Hasil temuan juga menunjukkan bahwa dalam konteks strategi kesantunan, jumlah penggunaan strategi samar-samar (42,22%) melebihi tiga strategi lainnya.

This research examines the speech acts of criticism in the film Willkommen bei den Hartmanns. The focus of this research is 1) the sentences form that include criticism speech acts and its realization strategy and 2)the use of politeness strategies during criticism speech acts in the aforementioned movie. The politeness strategy is discussed because it plays an important role in the realization of criticism. The research methods used analysis qualitative which is supported by quantitative methods. The data were obtained through observation and recording. The data were then analyzed using the criticism realization strategy developed by Nguyen (2005) and the politeness strategy theory by Brown and Levinson (1987). The findings showed that there are various strategies of criticism speech acts used in the movieincluding direct criticism (37,7%) and indirect criticism (62,3%). Out of 6 classifications in direct criticism strategy, the most used strategy was negative evaluation (44,8%). Out of 9 classificationsin indirect criticism strategy, the most used strategy was asking/supposing (27.083%). The findings also showed that in the context of politeness strategies, the use of off-record strategies (42.22%) outnumbered the other three strategies."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Sekhudin
"[ABSTRAK
Tesis ini membahas tindak tutur dan implikatur percakapan melalui analisis wacana kritis (AWK) dalam tayangan Sentilan Sentilun Episode "Selangkah Menuju RI 1" di Metro TV dengan metode kualitatif. Tujuan penelitian ini untuk menunjukkan bentuk tuturan dan implikatur percakapan yang dikomunikasikan sehingga ditemukan strategi tutur yang digunakan. Hasil analisis wacana kritis (AWK) menunjukkan bahwa tayangan Sentilan Sentilun Episode "Selangkah Menuju RI 1" di Metro TV lebih sering menggambarkan keadaan untuk menyampaikan pesan dan secara jelas menampilkan partisipannya. Strategi tutur yang sering digunakan adalah strategi tindak tutur tidak langsung (TTTL) dibandingkan strategi tindak tutur langsung (TTL). Hal ini terkait dengan penyampaian implikatur percakapan berupa pengungkapan citra Subjek, kritik, ajakan, meyakinkan, sindiran, ejekan, pengharapan, permintaan, saran, pengungkapan kesulitan, perintah, dan penegasan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk menyampaikan implikatur percakapan, partisipan dalam tayangan Sentilan Sentilun Episode "Selangkah Menuju RI 1" di Metro TV terlihat jelas menggunakan strategi persuasif. Baik dengan bentuk tuturan asertif, direktif, maupun komisif.

ABSTRACT
This research discusses the speech acts and conversational implicatures through the critical discourse analysis (CDA) in Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV by using the qualitative methods. The purpose of this research is to show that the form of speech acts and conversational implicatures has found its strategy to be communicated. The results of the Critical Discourse Analysis (CDA) indicate that the Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV was more often describing the state of delivering the message and clearly displayed its participants. Speech act strategy was more frequently using the Indirect Speech Acts (ISA) rather than Direct Speech Acts (DSA). Due to this is associated with the conversational implicatures such as subject image, criticism, persuasing, convincing, insinuation, teasing, wishing, asking, suggesting, expression of adversity, orders, and the affirmation. Moreover, it can be concluded that to deliver conversational implicatures, participants in the Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV apparently used the persuasive strategies neither the form of speech assertive, directive, or commissive, This research discusses the speech acts and conversational implicatures through the critical discourse analysis (CDA) in Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV by using the qualitative methods. The purpose of this research is to show that the form of speech acts and conversational implicatures has found its strategy to be communicated. The results of the Critical Discourse Analysis (CDA) indicate that the Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV was more often describing the state of delivering the message and clearly displayed its participants. Speech act strategy was more frequently using the Indirect Speech Acts (ISA) rather than Direct Speech Acts (DSA). Due to this is associated with the conversational implicatures such as subject image, criticism, persuasing, convincing, insinuation, teasing, wishing, asking, suggesting, expression of adversity, orders, and the affirmation. Moreover, it can be concluded that to deliver conversational implicatures, participants in the Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV apparently used the persuasive strategies neither the form of speech assertive, directive, or commissive]"
2015
T44701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Alif Rayhan
"Dialogue subtitling telah menjadi bagian penting dari video game modern dan terikat pada proses di mana subtitle dialog diterjemahkan dari bahasa sumber asli (SL) ke bahasa target lain (TL) (Pelwood, 2021). Gagasan ini sesuai dengan video game online populer Genshin Impact di mana game ini menggabungkan terjemahan subtitle ke dialog karakternya. Jumlah interaksi karakter game yang tinggi di Genshin Impact menghasilkan berbagai tindak tutur yang ditemukan dalam dialog karakter yang memiliki pengaruh pada strategi subtitling yang digunakan oleh penerjemah. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana tindak tutur dalam dialog karakter di Genshin Impact diterjemahkan menggunakan teori strategi subtitling Gottlieb. Proses analisis dimulai dengan mengevaluasi dan mengklasifikasikan jenis-jenis tindak tutur dan strategi subtitling yang digunakan oleh penerjemah. Kemudian, data dianalisis untuk melihat tren dalam proses penerjemahan. Hasil makalah menunjukkan strategi subtitling yang konsisten digunakan untuk menerjemahkan kategori tindak tutur tertentu. Proses penerjemahan dialog karakter di Genshin Impact mencakup strategi parafrase, transfer, imitasi, kondensasi, dislokasi, ekspansi, transkripsi, peniadaan, dan strategi pengunduran diri.

Dialogue subtitling has been an important part of modern video games and is bound to be a process where dialogue subtitle is translated from its original source language (SL) to another target language (TL) (Pelwood, 2021). This notion sticks true to the popular online role-playing video game Genshin Impact where the game incorporates subtitle translation to its characters' dialogue. The high number of game characters’ interactions in Genshin Impact results in a variety of speech acts found in the character dialogue which has an influence on the subtitling strategies employed by the translator. Thus, this paper aims to explore how speech acts in character dialogue in Genshin Impact are translated using Gottlieb's subtitling strategies theory. The analysis process starts with evaluating and categorizing the types of speech acts and subtitling strategies used by the translator. Then, the data are analysed to see the trends in the translation process. The results of the paper indicate consistent subtitling strategies employed for translating specific categories of speech acts. The translation of characters’ dialogues process in Genshin Impact includes paraphrase, transfer, imitation, condensation, dislocation, expansion, transcription, decimation, and resignation strategies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nurina Azyyati
"Penelitian ini mengkaji tuturan protes dalam poster partisipan yang dilihat sebagai tindak tutur dalam kegiatan protes Women`s March Jakarta 2018. Tindak tutur sebagai bagian dari situasi ujar tidak terlepas dari aspek-aspek situasi ujar lainnya yaitu konteks, tujuan, dan peserta tuturan. Strategi tindak tutur protes kemudian digunakan untuk menyelaraskan tindak tutur protes dengan aspek-aspek lainnya tersebut. Selain itu, definisi Women`s March Jakarta 2018 sebagai kegiatan interseksional atau kegiatan yang memiliki beragam situasi ujar, juga sebagai kegiatan yang berasal dari Amerika Serikat, membuat strategi tindak tutur protes diperlukan dalam kegiatan Women`s March Jakarta 2018. Metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Dalam pembahasannya, penelitian ini mengidentifikasi dan memaparkan strategi tindak tutur protes yang bertolak dari klasifikasi situasi ujar. Identifikasi strategi protes yang dibahas melingkupi identifikasi unsur-unsur yang membangun strategi tindak tutur yaitu kelangsungan dan ketaklangsungan tuturan, ilokusi, hingga pemarkah linguistik yang terdiri dari pilihan kata, pilihan pronomina, dan struktur sintaksis. Sementara itu, pemaparan strategi tindak tutur menjelaskan kekuatan daya ilokusi yang dihasilkan setiap strategi. Melalui identifikasi dan pemaparan strategi tindak tutur protes diketahui bahwa terdapat strategi yang memiliki daya ilokusi yang kuat sehingga strategi menjadi efektif dan membuat tindak tutur protes berhasil, dan sebaliknya. Strategi tindak tutur protes pada akhirnya juga menjelaskan eksistensi kegiatan protes Women`s March Jakarta 2018 sebagai kegiatan yang tidak terlepas dari kegiatan induk di Amerika Serikat meskipun memiliki tujuannya sendiri.

This research examines the speech of protest which is classified as speech act in Women`s March Jakarta 2018. The speech act is uttered in written form on the poster of participants. As speech act is embodied in speech situation, speech act is inseparable from other aspects of speech situation; context of utterance, goal of utterance, and participants of utterance. Therefore, strategy is needed for speech act to be aligned with the other aspects. Besides, the definition of Women`s March Jakarta 2018 as an intersectional protest or protest with varied speech situations, also as a protest originated from United States, makes the strategy essential for the speech act of protest in Women`s March Jakarta 2018. This research uses qualitative method. In the discussion, the strategy was identified and explained. Identification of the strategy of protest speech act encompassed elements that construct the strategy. It involved direct and indirect speech act, illocution, and sub-strategy which is comprised of the choice of words, the choice of pronouns, and syntactical structures. Then, the explanation included the degree of strength of illocutionary force since each strategy deliver varied strength of illocutionary force. Through the discussion, it is understood that there are strategies which produce strong illocutionary force and eventually contribute to the successful speech act of protest, and vice versa. Furthermore, the discussion of the strategy of speech act protest can also explain the existence of Women`s March Jakarta 2018 as a protest activity that cannot be divorced from its origin even though it also has their own goals."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T54026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erstika Irawati
"Penelitian ini merupakan penelitian kajian pragmatik, yaitu tindak tutur direktif pada percakapan zelfstandig thuisverpleegkundige (perawat mandiri) dan pasien di Veurne, Belgia. Tujuan dari penelitian ini adalah memaparkan jenis-jenis tindak tutur direktif yang terjadi antara perawat dan pasien dan mengidentifikasi jenis tindak tutur yang lebih dominan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan analisis dilakukan untuk mengklasifikasikan tindak tutur direktif yang ditemukan dengan menggunakan teori Bach dan Harnish (1993). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya lebih banyak tindak tutur direktif questions dengan jenis ungkapan bertanya, menginterogasi, menyelidiki yang digunakan dalam percakapan perawat mandiri dan pasien dibandingkan dengan tindak tutur direktif lainnya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai tindak tutur direktif dalam layanan kesehatan

This research is a pragmatic study that is focused on directive speech act of conversations between zelfstandig thuisverpleegkundige and patient in Veurne, Belgium. The aim of this study is to describe the directive speeches between the home nurse and the patient and to find out what kind of directive speech act is more dominant. This research uses descriptive qualitative method and the analysis is done to classify the directive speech acts found into several types of expression using the theory of Bach and Harnish (1993). The result of the research shows that there are more directive questions found which expresse asking, interrogating, and investigating compared to other directive speech acts. This research is expected to provide readers with more knowledge about directive speech acts in health care"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muh Fadlan Jagad Miftah Sale
"Penelitian ini membahas tindak tutur asertif dalam anime Kumichou Musume to Sewagakari. Selain itu, penulis juga membahas respons dari mitra tutur setelah mendengarkan tuturan asertif. Analisis dilakukan menggunakan teori J.R Searle (1979) bahwa tindak tutur asertif merupakan tuturan yang mengikat penuturnya atas kebenaran apa yang dikatakan (1979:12). Metode yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif dengan teknik simak dan catat. Berdasarkan hasil analisis, peneliti menemukan sebanyak 31 tuturan asertif yang terdiri dari 11 fungsi menyatakan, 7 fungsi memberitahu, 5 fungsi menyarankan, 2 fungsi membanggakan, 3 fungsi mengeluh, 1 fungsi melaporkan. Fungsi yang sering ditemukan adalah fungsi menyatakan dibandingkan fungsi lainnya. Kemudian untuk respons mitra tutur ditemukan sebanyak 31 respons yang terdiri dari 20 respons verbal, 5 respons nonverbal, 1 tanpa respons.

This research examines assertive speech acts in the anime "Kumichou Musume to Sewagakari". Additionally, the author also discusses the responses from the interlocutors after listening to assertive utterances. The analysis is conducted using J.R Searle's theory (1979) that assertive speech acts bind the speaker to the truth of what is being said (1979:12). The method used in this research is observation and note-taking. Based on the conducted analysis, the researcher found a total of 31 utterances consisting of 11 stating functions, 7 informing functions, 5 suggesting functions, 2 boasting functions, 3 complaining functions, and 1 reporting function. The most frequently found function is the stating function compared to other functions. Regarding the responses from the interlocutors, a total of 31 responses were found, consisting of 25 verbal responses, 5 nonverbal responses, and 1 unresponsive."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maryam Khansa Kamila
"Penelitian ini membahas mengenai bentuk dan konteks tindak tutur ekspresif bahasa Jepang pada anime Spy X Family. Penelitian dengan metode kualitatif ini menggunakan teori tindak tutur yang dikemukakan oleh J.L. Austin yang kemudian disempurnakan oleh John R. Searle. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bentuk tindak tutur ekspresif anime Spy X Family beserta penggunaannya. Tindak tutur ekspresif yang ditemukan dalam penelitian ini adalah tindak tutur ekspresif meminta maaf, berterima kasih, penyesalan, dan menyambut. Adapun tindak tutur meminta maaf dan berterima kasih merupakan tindak tutur yang lebih banyak ditemukan dan penggunaan kedua tindak tutur memiliki variasi yang beragam, Keberagaman pilihan tindak tutur ini dalam percakapan sehari-sehari bergantung pada konteks situasi dan kedudukan sosial mitra tutur.

This study discusses the form and context of Japanese expressive speech acts in the anime Spy X Family. This qualitative research uses the theory of speech acts put forward by J.L. Austin, which was later perfected by John R. Searle. The purpose of this research is to identify the forms of expressive speech acts in the anime Spy X Family and their uses. The expressive speech acts found in this study are those of apologizing, thanking, regretting, and welcoming. The speech acts of apologizing and thanking are more commonly found, and the use of the two speech acts has various variations. The diversity of these speech acts in everyday conversation depends on the context of the situation and the social position of the speech partners."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sulikhati Rofi`ah
"Penelitian ini membahas tindak tutur direktif dalam Film Yowis Ben karya Bayu Skak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan tuturan direktif bahasa Jawa dialek Malang dalam Film Yowis Ben. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan teori pragmatik. Tindak tutur tidak hanya ditemukan pada percakapan sehari-hari, tetapi juga dapat ditemukan dalam karya sastra berupa film. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tuturan direktif bahasa Jawa dialek Malang dituturkan oleh penutur secara langsung, tanpa basa-basi, dan sebagian besar menggunakan bahasa Jawa ragam Ngoko, tanpa melihat status sosial mitra tutur. Terdapat 22 data yang merupakan tuturan direktif, yang dapat dibagi menjadi 19 data tindak tutur langsung, dan 3 data tindak tutur tidak langsung. Fungsi yang ditemukan yaitu fungsi memerintah, fungsi meminta, fungsi melarang, dan fungsi memberikan nasihat. Dari beberapa penggunaan tuturan direktif bahasa Jawa dialek Malang dalam Film Yowis Ben, yang paling banyak ditemukan yaitu penggunaan tuturan direktif secara langsung, fungsi memerintah.

This study discusses directive speech acts in the film Yowis Ben by Bayu Skak. The purpose of this study is to determine the use of directive speech in Javanese dialect of Malang in the film Yowis Ben. This research uses descriptive qualitative method, with pragmatic theory. Speech acts are not only found in everyday conversations, but can also be found in literary works in the form of films. The results showed that the use of the Javanese dialect of Malang dialect directive was spoken by the speakers directly, without further ado, and most of them used the Javanese variety of ngoko, regardless of the social status of the speech partner. There are 22 data which are directive speech acts, which can be divided into 19 direct speech act data, and 3 indirect speech act data. The functions found are commanding function, requesting function, prohibiting function, and giving advice function. Of the several uses of Javanese directive speech in Malang dialect in Yowis Ben's film, the most commonly found is the use of direct directive speech, the function of commanding."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>