Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82416 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Wayan Nitayadnya
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2011
MUL 10 (1-2) 2011
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Dramatic personae Noordin Hassan who was born in Pulau Pinang is the 7 th national literacy laureate is a unique, creative and prolific writter. His presence in the area of modern Malay drama and local theatre has given a fresh new scene to the Malay literacy field. His boldness in presenting new antirealisme dramatizing concept which are absurd and experimental drama has opened up a new dimension in the Malay drama scene. To prove, he has been using poetry in all his drama. This research is done in order to identity and analyse types of poet Malays poet used in his written drama entitled Bukan Lalang Ditiup Angin (1970). Using the method of collecting and analysing the data of the drama script, this research is also using keywords from the conceptual theory founded by Mohammad Mokhtar Abu Hassan (2001). Hopefully, this finding shall contributed to the Malay literacy arena.
"
JBSD 3:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Selviawati
"Penelitian ini membahas penggunaan gaya bahasa dalam kumpulan cerpen Laluba bab Para Penatap dan Para Pencerita yang mengacu pada karya grafis M. C. Escher. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan stilistika. Gaya bahasa dalam hal ini dipandang sebagai medium utama dalam menarasikan karya grafis M. C. Escher ke dalam cerpen. Hasil penelitian ini memberikan penjelasan mengenai bagaimana Nukila Amal menarasikan karya grafis M. C. Escher ke dalam cerpen-cerpennya dengan menggunakan gaya bahasa yang digunakannya.

The focus of this study is the use of language style in Laluba short stories chapter Para Penatap dan Para Pencerita which refer to graphic art of M. C. Escher. This study use qualitative method with stylistic approach. In this case, language style as primary medium to narrate the graphic art of M. C. Escher into short stories. The result of this study give explanation about how Nukila Amal narrate Escher?s graphic art into her short stories with using language style."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42198
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lyria Anandari
"Skripsi ini mengkaji unsur-unsur pembangun puisi pada beberapa puisi Korea yang ditulis oleh penyair Kim Gwang-seop dalam kumpulan buku puisi Seongbukdong Bidulgi (The Dove of Seongbukdong). Dalam skripsi ini juga akan dibahas mengenai gagasan-gagasan yang mendukung unsur-unsur puisi, seperti tema, nilai rasa, nada, amanat, pemilihan kata, dan sebagainya). Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan metode close reading dengan seluruh analisis yang merujuk pada teks puisi. Temuan dari penelitian ini mengungkapkan bahwa ekspresi kesedihan yang muncul pada puisi-puisi Kim Gwang-seop dapat dilihat melalui pemilihan kata yang digunakan oleh penyair.

This study examined the elements of poetry on a few of Korean poem by Kim Gwang-seop in his poem collection book titled Seongbukdong Bidulgi (The Dove of Seongbukdong). This research also explain about the ideas that support elements of poetry (such as idea, feeling, tone, intention, word's selection, etc). The methods used in this study is close reading method that analysis the text that contained in the poems. The result from this study tells about the sadness expression that contained in Kim Gwang-seop's poem can be seen from word?s selection that used by the poet.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S63500
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha Aprilia
"Dalam sejarah kesusastraan Cina, Dinasti Tang (618-907) dicatat sebagai periode keemasan dalam hal kesusastraan di Cina, khususnya bidang puisi. Penyair-penyair besar seperti Du Fu, Wang Wei, Meng Haoran, dan Bai Juyi muncul pada masa itu dan menghasilkan banyak puisi. Penelitian ini akan secara khusus membahas empat puisi yang dihasilkan oleh李白Li Bai. Dari sekian banyak puisi yang diciptakan Li Bai, saya memilih empat buah puisi yang memiliki gambaran tentang arak. Munculnya arak dalam puisi-puisi Li Bai membuahkan sebuah pertanyaan mengenai situasi seperti apa yang sesungguhnya digambarkan oleh arak tersebut.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa arak yang diangkat dalam empat puisinya merepresentasikan dua hal, yaitu arak digunakan sebagai sarana menghibur atau menyenangkan diri, dan arak menjadi sajian khusus saat akan berpisah dengan teman dekat. Selain itu, didapat pula gambaran yang cukup kuat bahwa tokoh aku liris dalam puisi mengadakan interaksi atau dialog dengan alam.

In the history of Chinese literature, the Tang Dynasty (618 - 907) was recorded as the golden period in terms of literature in China, especially in the field of poetry. Great poets such as Du Fu, Wang Wei, Meng Haoran, and Bai Juyi appeared at that time and produced many poems. This study will specifically address the four poems composed by 李白 Lǐ Bai. Of the many poems composed by Li Bai, I chose four poems that contained images of wine. The appearance of the wine in Li Bais poems led to a question to what kind of situation the wine actually described.
The results of this study indicate that the wine raised in four of his poems represents two things, namely wine used as a means of entertaining or pleasing themselves, and wine becomes a special dish when parting with close friends. In addition, a strong picture of lyrical characters in the poems have an interaction or dialogue with nature."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Primi Rizkika
"Secara sepintas, skripsi ini merupakan sebuah tulisan yang berusaha membahas unsur metafora yang terdapat pada dua puluh lima puisi Izumi Shikibu, dari tiga buah antologi kekaisaran: Shuishu, Goshuishu,dan Shinkokinshu. Ketiga antologi tersebut dianggap telah mampu mewakili puisi-puisi Izumi yang lain. Jika dilihat dari judulnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian ini lebih menitikberatkan pada unsur metafora yang ada dalam ketiga buah antologi kekaisaran: Shuishu, Goshuishu,dan Shinkokinshu.
Puisi-puisi Izumi memang banyak menampilkan kemampuan gaya bahasa, permainan kata, dan ketajaman intuisinya terhadap alam. Izumi Shikibu adalah penyair wanita yang hidup pada zaman Heian, masa kejayaan kesusastraan yang didominasi kaum perempuan. Masa ini ditandai oleh adanya kebebasan kaum wanita dalam mengekspresikan diri dan mengungkapkan perasaannya. Dilihat dari metafora-metafora dalam puisinya, dapat diduga bahwa izumi merupakan sosok wanita yang memiliki kepribadian yang sangat kompleks.
Penulisan Metafora Dalam Puisi Izumi Shikibu ini bertujuan untuk mengungkap dan menganalisis metafora yang terdapat dalam tiga antologi puisi izumi dan berusaha memberikan penafsiran akan maknanya. Teori yang dipakai dalam pembahasan ini adalah teori yang dikemukakan oleh C. Bally yang menyatakan bahwa metafora terbagi dalam tiga kelompok, yakni: metafora puitis, metafora ritual, dan metafora linguistik. Dalam penuisan ini akan lebih menitikberatkan pada metafora puitis. Metafora puistis menjadi salah satu fokus pembahasan karena bahan yang menjadi kajian berupa puisi. Penulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis struktur karya secara objektif, dan akan menitik beratkan pada unsur intrinsik gaya bahasanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S13809
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manneke Budiman
"Skripsi ini merupakan penelitian tentang makna dan fungsi citraan binatang yang memiliki frekuensi kemunculan latif banyak dalam puisi-puisi Ted Hughes, penyair Ing_gris. Hal ini dilakukan mengingat adanya pendapat di sebagian pembaca bahwa Hughes adalah seorang penyair binatang, atau dengan kata lain, puisi-puisi gubahannya semata-mata berkisah tentang kehidupan binatang belaka.
Tujuan ditulisnya skripsi ini adalah untuk menunjukkan bahwa citraan binatang yang ada dalam karya-karya Ted Hughes ini mengemban misi lain daripada sekedar lukisan tentang binatang; bahwa binatang bagi sang penyair adalah pengejawantahan aspek-aspek kepribadian manusia yang ter_sisih, karena dianggap bersifat negatif dan tidak pantas menjadi bagian kepribadian manusia.
Upaya pengungkapan makna yang ada di balik keharafiahan citraan binatang ini, serta seberapa besar peranannya dalam membangun dan memberi nafas puisi, ditempuh dengan memadukan mitologi yang berkaitan dengan binatang dan teori psikologi-ketidaksadaran versi Carl Gustav Jung di dalam apa yang dikenal dengan kritik mitologis/arketipe. Binatang-binatang yang menjadi citra tidak diperlukan sebagai metafora individual biasa, tetapi sebagai citra laten yang universal dan akarnya tertancap dalam pada lapisan nenek moyang manusia yang primitif."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S14145
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanika Bunga
"Puisi pada dasarnya merupakan sebuah karya tulis yang memiliki makna. Puisi tersebut lekat dengan sosok kepribadian penulis, sehingga puisi-puisi yang dihasilkan pada umumnya berkutat dengan pengalaman si penulis, dan yang paling mencolok ialah kondisi sosial politik yang dihadapi oleh si penulis. Puisi-puisi Muhammad Iqbal selain sarat akan pesan kebangsaan, terdapat pula pesan moral yang mampu diungkapkan. Tentu saja dengan panduan agama, yakni puisi-puisi yang sarat pesan keagamaan.
Puisi-puisi Iqbal jika dianalisa lebih dalam, merupakan filsafat Iqbal yang mendalam, baik itu filsafat manusia dari segi epistemologis maupun estetika dari segi aksiologi. Keindahan berkaitan erat dengan estetika jika kita tinjau melalui kata sifat. Keindahan dalam puisi sebagai karya seni merupakan suatu analisa praktis, sehingga pada perkembangannya melalui puisi-puisi yang Iqbal ciptakan mampu memberikan pengalaman estetis dan tentu saja dapat di analisa aspek estetika yang tersirat melalui puisi-puisinya.
Pengalaman estetik yang timbul tersebut dalam puisi Iqbal merupakan hasil perjuangan Sang Pribadi yang terpelihara oleh hasrat dan cinta yang menyerap tenaga Tuhan sehingga mewarnai dirinya dengan warna Tuhan. Perjuangan Sang pribadi untuk menaikkan derajatnya lebih tinggi inilah yang merupakan ekspresi keindahan. Melalui analisa tersebut, ditemukan sebuah pengalaman religius yang timbul dari sebuah pengalaman estetik.

Basically, poem is represent a masterpiece write which have own meaning. That poem stick with buttonhole personality of writer, so in generally that poem usually present what empirical view of writer and almost sosio-historical condition of writer. Muhammad Iqbal?s poem besides loaded will order nationality, there are also order moral capable to be laid open. Of course with religion guidance, namely loaded poems of religious message.
Poems of Muhammad Iqbal, if we analyse in deeper, representing philosophy of Iqbal circumstantial, it is human being philosophy in epistemologic and aesthethic in axiology. Beauty is almost tight with aesthethics if we definied by charactheristic word. Beauty in poems of art work is practical analysis, so in expansion of poems which Iqbal create can give aesthetic experience and of course earn between the line esthetics aspect analysis from his poems.
That aesthetic experience is the result of struggle The Person look after by absorbent love and ambition of God energy so that colour they self with God colour. Struggle of The person to boost up higher degree is represent expression of beauty. From this analysed, we can found a religion experience arising out from aesthethic experience.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S16106
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>