Ditemukan 8249 dokumen yang sesuai dengan query
Jakarta: Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia, 2006
306.85 SEC t
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Rifka Khadijah
"
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan religiusitas dan spiritualitas antara emerging adults yang berasal dari keluarga utuh dan emerging adults yang berasal dari keluarga tidak utuh. Variabel religiusitas diukur menggunakan Religious Commitment Inventory-10 RCI-10 yang dikembangkan oleh Worthington dkk 2003 . Variabel spiritualitas diukur menggunakan Spiritual Attitude and Involvement List SAIL yang dikembangkan oleh Meezenbroek dkk 2012 . Penelitian ini melibatkan mahasiswa berusia 18-25 tahun yang berjumlah sebanyak 505 orang. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik perbandingan independent sample t-test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan religiusitas dan spiritualitas yang signifikan antara kelompok emerging adults yang berasal dari keluarga utuh dan tidak utuh.
ABSTRACTThe objective of this study is to know the difference of religiosity and spirituality among emerging adults from single parent and two parent families. Religiosity was measured using Religious Commitment Scale 10 RCI 10 developed by Worthington et al 2003 . Spirituality was measured using Spiritual Attitude and Involvement List SAIL developed by Meezenbroek et al 2012 . Participants of this study are 505 college students aged 18 to 25 years old. The data was analyzed using independent sample t test. The results showed that there is no significant difference in religiosity and spirituality among emerging adults from single and two parent families. "
2017
S67598
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nur Hanifah
"Unit Rawat Intensif merupakan area khusus rumah sakit, dimana pasien yang mengalami sakit kritis atau cidera memperoleh pelayanan medis dan keperawatan secara khusus. Anggota keluarga merasa khawatir biasanya diindikasikan dengan rasa takut dan sering merenungkan akan kematian keluarganya yang sedang menjalani perawatan kritis. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, pemilihan sampel menggunakan non probability sampling dengan metode consequtive sampling dengan total 100 responden keluarga pasien yang dirawat di ruang intensif dan menggunakan instrumen Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) serta The Daily Spiritual Experience Scale (DSES). Hasil penelitian ini didapatkan tingkat kecemasan rendah (56%) dan aspek spiritualitas kurang (64%). Hasil uji statistik dapat disimpulkan terdapat hubungan yang bermakna (p=0,012) antara tingkat kecemasan dengan aspek spiritualitas keluarga pasien. Selain itu terdapat hubungan yang bermakna antara usia dan ruang rawat terhadap aspek spiritual (p<0,05). Perawat perlu melibatkan keluarga dalam kegiatan keagamaan seperti berdoa bersama, mengingatkan waktu sholat, dan berdzikir dapat meningkatkan kenyamanan pasien serta kunjungan rohaniawan mungkin dibutuhkan bagi penunggu pasien.
The Intensive Care Unit is a special area of ââthe hospital, where patients who are critically ill or injured receive special medical and nursing services. Family members feel worried, usually indicated by fear and often reflecting on the death of their family members who are undergoing critical care. This study used a cross-sectional design, sample selection using non-probability sampling with the consecutive sampling method with a total of 100 respondents of families of patients treated in the intensive care unit and using the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) and The Daily Spiritual Experience Scale (DSES) instruments. The results of this study obtained a low level of anxiety (56%) and a low spirituality aspect (64%). The results of the statistical test can be concluded that there is a significant relationship (p = 0.012) between the level of anxiety and the spirituality aspect of the patient’s family. In addition, there is a significant relationship between age and treatment room and spiritual aspect (p <0.05). Nurses need to involve families in religious activities such as praying together, reminding prayer times, and dhikr can improve patient comfort and visits from clergy may be needed for patient caregivers. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Lang, Jeffrey
Jakarta : Serambi Ilmu Semesta, 2006
297.61 LAN a
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Lang, Jeffrey
Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2004
297.574 LAN a
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Yona Felinda Putri
"Dalam melewati masa transisi, dewasa muda di Indonesia mengalami berbagai masalah yang berkaitan dengan tahap perkembangannya. Untuk dapat menjalani kehidupannya dengan lebih baik, dewasa muda membutuhkan religiusitas. Religiusitas terbagi ke dalam dua orientasi, yaitu orientasi intrinsik dan ekstrinsik. Diketahui bahwa religiusitas salah satunya dipengaruhi oleh keterlibatan ayah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara keterlibatan ayah dengan orientasi religiusitas intrinsik dan orientasi religiusitas ekstrinsik pada dewasa muda. Terdapat 193 orang, laki-laki (N=79) dan perempuan (N= 114) yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Keterlibatan ayah diukur dengan menggunakan alat ukur Father Involvement Scale (FIS) dan religiusitas dengan menggunakan alat ukur Religious Orientation Scale-Revised(ROR-R). Uji korelasi dilakukan dengan teknik korelasi Spearman, dan menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara keterlibatan ayah dengan orientasi religiusitas intrinsik ( (193)= 0,160, p<0,05, one-tailed) dan orientasi religiusitas ekstrinsik ( (193)= 0,274, p<0,05, one-tailed). Artinya, peningkatan skor keterlibatan ayah disertai dengan peningkatan orientasi religiusitas intrinsik dan orientasi religiusitas ekstrinsik pada individu. Untuk itu, untuk meningkatkan orientasi religiusitas, ayah perlu meningkatkan keterlibatannya dalam pengasuhan.
In passing through the transition period, emerging adults in Indonesia experience various problems related to their stage of development. To be able to live their lives better, emerging adults need religiosity. Religiosity is divided into two orientations, namely intrinsic and extrinsic orientations. It is known that religiosity is influenced by father involvement. This study aims to see if there is a relationship between father involvement with intrinsic religiosity orientation and extrinsic religiosity orientation in emerging adults. There were 193 people, male (N=79) and female (N=114) who participated in this study. Father involvement was measured using the Father Involvement Scale (FIS) and religiosity using the Religious Orientation Scale-Revised (ROR-R). Correlation tests were conducted using the Spearman correlation technique, and showed that there was a positive and significant relationship between father involvement and intrinsic religiosity orientation (r_s(193)= 0.160, p<0.05, one-tailed) and extrinsic religiosity orientation (r_s(193)= 0.274, p<0.05, one-tailed). This means that an increase in father involvement score is accompanied by an increase in intrinsic religiosity orientation and extrinsic religiosity orientation in individuals. Therefore, to improve religiosity orientation, fathers need to increase their involvement in parenting."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Moorhouse, Frank
North Ryde, NSW: Angus & Robertson, 1980
828.99 MOO e
Koleksi Publik Universitas Indonesia Library
Moorhouse, Frank
North Ryde, NSW: Angus & Robertson, 1980
828.99 MOO e (1);828.99 MOO e (2)
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Erin Trivoni
"Kebahagiaan individu tidak hanya bergantung pada usia, tetapi pada yang menurut individu menjadi hal penting dalam kebahagiaannya, yaitu berkaitan dengan keluarga. Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana asosiasi family life-course pada kebahagiaan di Indonesia. Berdasarkan hasil pengolahan data SPTK tahun 2017, status perkawinan dan status orang tua memiliki peran penting dalam kebahagiaan di Indonesia. Hasil regresi linier OLS memperlihatkan bahwa indeks kebahagiaan tertinggi dirasakan setelah menikah dan memiliki anak berusia dewasa dan indeks kebahagiaan terendah terjadi ketika cerai hidup. Terdapat perbedaan pola lintasan kebahagiaan menurut jenis kelamin. Laki-laki lebih bahagia setelah menikah (baik sebelum maupun setelah memiliki anak) dan kebahagiaan menurun ketika melajang (baik sebelum menikah maupun ketika mengalami perceraian). Laki-laki merasakan kebahagian paling tinggi ketika menikah tanpa anak dan paling rendah ketika cerai hidup. Pada perempuan, kebahagiaan paling tinggi dirasakan sebelum menikah. Kebahagiaan perempuan menjadi lebih rendah ketika menikah dimana kebahagiaan terendah terjadi ketika anaknya masih berusia di bawah umur. Berdasarkan distribusi nilai indeks, kelompok Low merasakan kebahagiaan terendah ketika cerai hidup dan cerai mati. Sementara kebahagiaan paling tinggi dirasakan kelompok High ketika menikah dan belum memiliki anak.
How a person experiences happiness is not only dependent on age but also on what the individual deems important for their happiness, which is often related to family. This study aims to analyze the association of the family life-course and happiness in Indonesia. Based on the results of the 2017 SPTK analysis, marital status and parental status play significant roles in happiness in Indonesia. The results of the OLS linear regression show that individuals who are married with adult children experience the highest levels of happiness. Meanwhile, the lowest level of happiness is experienced by individuals who are divorced. There are differences in the happiness trajectories by gender. Men tend to feel happier after marriage, both before and after the arrival of children, and tend to be less happy when they are single, either before marriage or divorced/widowed. Men who are married without children experience the highest levels of happiness and the lowest is divorced. Meanwhile, for women, the highest levels of happiness are felt before married. Women tend to be less happy when they are married, with the lowest level of happiness experienced when they have young children. Based on the distribution of index values, the Low group experience the lowest levels of happiness when going through divorce or widowhood and the High group when they are married and do not yet have children."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Syaima Hasan.
Depok: Pustaka Iman, 2007
297.57 SYA it
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library