Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191092 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Sulistiyawati
"Kasus gizi buruk balita masih menjadi permasalahan serius di Indonesia. Tujuan penelitian ini menjelaskan pengaruh pemberian diet formula 75 dan 100 terhadap berat badan balita gizi buruk rawat jalan. Desain penelitian menggunakan quasi experimental pre-post test with control group dengan teknik total sampling, terdiri dari 15 responden sebagai kelompok intervensi dan 15 responden sebagai kelompok kontrol. Analisis yang digunakan adalah uji chi squere, paired t-test, independent t-test serta uji ancova.
Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna berat badan balita gizi buruk rawat jalan sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p-value < α). Peningkatan berat badan kelompok intervensi lebih besar daripada kelompok kontrol. Puskesmas diharapkan menindaklanjuti hasil penelitian ini sehingga dapat mencapai target berat badan balita gizi buruk rawat jalan sesuai dengan standar.

Malnutrition is still a serious problem in Indonesia which often occur in groups of children aged under five years old. The research objective is to describe the influence of diet formulas 75 and 100 to the body weight of under five years old malnutrition outpatient. Research design using quasi experimental pre-post test with control group with total sampling technique, consists of 15 respondents as intervention group and 15 respondents as control group. The analysis using chi square, paired t-test, independent t-test and ancova test.
Statistical test results shows that there were significant differences the body weight of under five years malnutrition outpatients before and after treatment in the intervention group and control group (p-value <α). The improvement of body weight on intervention group is greater than the control group. The public health center are expected to follow up the results of this study as to reach the target of body weight of children under five years malnutrition outpatients according to the standard.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Edwin Saputra Suyadi
"Kurang Energi Protein (KEP) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Keadaan ini banyak diderita oleh kelompok balita yang merupakan generasi penerus bangsa. KEP dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan dan gangguan perkembangan mental anak.Anak balita dengan KEP tingkat berat akan menunjukkan tanda klinis kwasiorkor atau marasmus. Berdasarkan catatan Dinkes Depok pada tahun 2002 kasus gizi buruk di Kota Depok berjumlah 455 balita (0,45%); tahun 2003 sebanyak 602 balita (0,57%); dan tahun 2004 naik menjadi 964 balita (1,0%). Pada tahun 2005 terjadi peningkatan menjadi 1.133 balita (0,99%); tahun 2006 berjumlah 935 balita (0,81%) dan tahun 2007 menjadi 937 balita (0,84%). Sementara itu pada tahun 2003 prevalensi gizi kurang di kota Depok sebesar 9,9%; tahun 2004 sebesar 8,5%; tahun 2005 yaitu sebesar 8,3%; tahun 2006 yaitu sebesar 8,7% dan tahun 2007 sebesar 10%. Sedangkan prevalensi KEP mengalami peningkatan dari 8,98% pada tahun 2006 menjadi 10,78% pada tahun 2007. (Dinkes Kota Depok, 2008).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian KEP di wilayah kelurahan Pancoran Mas Depok tahun 2009. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunkan desain cross sectional dengan jumlah sampel 154 balita. Penelitian ini dilakukan Mei - Maret 2009 berlokasi di kelurahan Pancoran Mas Depok. Pengumpulan data untuk variabel independen terdiri atas karakteristik anak (umur, jenis kelamin, penyakit infeksi, pola asuh, pola konsumsi energi dan protein), karakteristik ibu (pendidikan ibu, pengetahuan ibu, pekerjaan ibu), karakteristik ayah (pendidikan ayah, pekerjaan ayah), karakteristik keluarga (jumlah anggota keluarga, jumlah balita, tingkat pendapatan keluarga).
Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan indeks BB/U balita yang terkena KEP yaitu sebesar 21,4%, sedangkan lainnya tidak terkena KEP yaitu sebesar 78,6%.Hasil uji chi square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna (P<0,05) antara karakteristik anak (penyakit infeksi, pola asuh, pola konsumsi energi dan protein), karakteristik ibu (pendidikan ibu, pengetahuan ibu), karakteristik ayah (pekerjaan ayah), karakteristik keluarga (jumlah balita, tingkat pendapatan keluarga). Akan tetapi tidak ada hubungan yang bermakna (P>0,05) antara karakteristik anak (umur, jenis kelamin), karakteristik ibu (pekerjaan ibu), karakteristik ayah (pendidikan ayah), karakteristik keluarga (jumlah anggota keluarga)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatul Khasanah
"Balita sebagai populasi at risk yaitu sekelompok individu yang memiliki peluang untuk mengalami masalah kesehatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi balita sebagai kelompok berisiko gizi kurang karena faktor ketergantungan seorang anak terhadap orangtua dalam pemenuhan nutrisi. Program Makanan, Keluarga, dan Anak yang dimodifikasi dalam bentuk kartu Pro MaKAn merupakan strategi intervensi keperawatan komunitas untuk meningkatkan berat badan anak balita, yang dapat dilanjutkan keluarga dan masyarakat melalui pemberdayaan kelompok swa bantu dan kelompok pendukung Pro MAKAn.
Tujuan karya Ilmiah ini memberikan gambaran pelaksanaan Pro MaKAn melalui penerapan integrasi teori Community As Partner, Family Center Nursing, Health Belief Model, dan manajemen pelayanan kesehatan pada balita dengan gizi kurang di Kelurahan Cisalak Pasar. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi, penyebaran angket pada 56 responden dengan purposive sampling. Strategi intervensi yang dilakukan melalui kegiatan terapi komplementer, terapi modalitas, coaching, guidance, konseling dan pendidikan kesehatan pada kelompok swa bantu yang berjumlah 30 orang balita gizi kurang dan resiko gizi kurang maupun kelompok pendukung yang berjumlah 10 kader dan selama 8 bulan.
Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan nilai-rata-rata pengetahuan sebelum dilakukan intervensi 61, peningkatan rata-rata keterampilan perawatan gizi kurang sebelum dilakukan intervensi 64 menjadi 71 setelah dilakukan intervensi, dan peningkatan nilai rata-rata sikap sebelum diberikan intervensi sebesar 67, tetapi setelah dilakukan intervensi menjadi 84.; dari 10 keluarga 70% tingkat kemandirian IV dan 30% III; 80% peningkatan berat badan sebesar 100-200 gram per bulan.

Toddlers as the population at risk is a group of individuals who have the opportunity to experience health problems. Factors that affect infants as a group at risk of malnutrition because of the dependence of a child to the parent of nutrition. Program Makan, Keluarga, dan Anak (Pro MaKAn) as strategy of intervention community nursing care to to increase weight of toddler, who can continue the family and community empowerment through self- help groups and support groups Pro MaKAn.
This final scientific papers describing of the implementation of the Pro MaKAn through the application of the theory of integration of Community As Partner, Family Center Nursing, Health Belief Model, and management of health services in infants with malnutrition in Sub Cisalak Market. Data were collected by interview, observation, questionnaires to 56 respondents with purposive sampling. Intervention strategies through a complementary therapy, therapeutic modalities, coaching, guidance, counseling and health education on self- help group numbering 30 people toddler malnutrition and risk of malnutrition as well as support groups totaling 10 cadres and for 8 months.
The results showed increased activity - the average value of knowledge prior to the intervention 61, an average increase of less nutritional care skills prior to intervention 64 to 71 after the intervention, and an increase in the average value of the attitude before granted intervention by 67, but after the intervention to 84. ; than 10 families 70 % self-sufficiency rate of 30% IV and III ; 80 % increase in body weight of 100-200 grams per month.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arina Nur Fauziyah
"ABSTRAK
Meningkatnya prevalensi kekurangan gizi dan kelebihan berat badan di Indonesia timur menimbulkan dugaan bahwa keterbatasan akses pangan, baik dari sisi akses ke pasar maupun akses secara ekonomi berpengaruh terhadap beban ganda malnutrisi. Studi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh akses pangan terhadap kekurangan gizi pada balita dan kelebihan berat badan individu dewasa serta kemungkinan terjadinya beban ganda malnutrisi dalam satu rumah tangga di Indonesia timur. Dengan menggunakan data IFLS East tahun 2012 dan metode estimasi OLS serta probit with sample selection, hasil studi menunjukkan bahwa keterbatasan akses pangan secara geografis dapat menyebabkan ketidakterjangkauan pangan yang berakibat pada meningkatnya kekurangan gizi, baik pada anak balita maupun individu dewasa.
Sedangkan dari sisi akses pangan secara ekonomi, hasil studi menemukan bahwa keterbatasan akses pangan dari sisi pendapatan maupun harga pangan pokok tidak hanya meningkatkan kemungkinan kekurangan gizi pada anak balita, tetapi juga dapat beban ganda malnutrisi dalam satu rumah tangga. Hasil studi ini mengimplikasikan bahwa diperlukan kebijakan stabilisasi harga pangan, terutama pangan pokok untuk mengatasi malnutrisi, termasuk menurunkan kemungkinan beban ganda malnutrisi dalam satu rumah tangga di Indonesia timur. Namun, untuk daerah yang cenderung mengalami kekurangan gizi, diperlukan pula perbaikan akses pasar untuk dapat meningkatkan status gizi masyarakat di daerah tersebut.

ABSTRACT
The increasing of overweight and underweight prevalence in Indonesia represent that Indonesia face double burden of malnutrition. In the Eastern of Indonesia, as high as the prevalence of underweight, the prevalence of overweight are also higher than national prevalence. From these fact, we have an opinion that lack of food access, either geographically or economically, lead adult gain overweight, but in other side, child tend to being underweight. Using IFLS East data 2012, this study aim to analyze the impact of food access to child undernutrition, adult overweight, and household double burden of malnutrition in Eastern Indonesia.
Estimate with ordinary least square and probit with sample selection, this study find out that lack of food accessibility lead children and adult being underweight. In other side, food affordability, higher food price lead to double burden malnutrition. These result imply that stabilizing food price would be one of key to attacking double burden of malnutrition in the Eastern of Indonesia. These study also imply that the policies are needed to tackling malnutrition in the Eastern of Indonesia should be different between province, for province with high prevalence of underweight also need to provide better access to market.
"
Depok: Fakulats Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T44771
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihotang, Leonita Katarina
"Masalah Kurang Energi Protein masih merupaknn masalah gizi utama di Indonesia dan dapat ditemui pada sebagian besar wilayah Indonesia termasuk DKI Jakarta. Wilayah Jakarta Timur akan menjadi salah satu wilayah kczja World Vision Intemational dalam proram yang discbut FAST UP .(Food Aid Supporting Transformation in Urban Populations). Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan ibu dan balita di wilayah tersebut dengan berbagai intervcnsi seperti memperbaiki status gizi balita KHP (Kurang Encrgi Protein), meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi dan kesehatan, memperkuat pelayanan kcschatan setempat dan memperbaiki fasilitas air dan sanitasi.
Penelitian ini adalah bagian dari survey yang dilaksanakan pada bulan September 2005 di Jakarta Timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian KEP pada balita umur 6-59 bulan. Penelitian ini dilakukan di 5 kecamatan di Jakarta Timur yaim kecamaan Jatinegara, Kramat Jati, Duren Sawit, Pulo Gadung dan Matraman. Desain penelitian ini menggunakan metode cross sectional dimana varlabel dependen adalah status gizi (KEP) balita, sedangkan umur, jenis keiamin, penyakit infeksi, status vitamin A, status imunisasi, jumlah jenis makanan, tingkat pendidikan ibu, tingkat pengeluaran keluarga menjadi variabel independen Subyek dalam penelitian ini adalah balita usia 6-59 bulan yang tinggal di 5 kecamatan di Jakarta Timur. Pengambiian sampel dilakukan dengan metode klastcr 2 tahap.
Hasil penelitian menunjukkan proporsi balita KEP bcrdasarkan berat badan menurut umur adalah 26,69%. Dari basil analisis bivariat faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi (KEP) balita adalah umur balita, tingkat pendidikan ibu dan tingkat pengeluafan rumahtangga. Dari hasil analisis multivariat dengan regrcsi llogistik, faktor yang berhubungan dengan kejadian KEP adalah umur balita dan tingkat pengeluaran keluarga. Untuk pengeluaran rumah tangga, keluarga dengan tingkat pengeluaran dibawah Rp 700.000 /bulan memiliki peluang terbesar untuk memiliki anak KEP dengan nilai OR=2,50 (95% CI: 1,30-4,80). Sedangkan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian KEP adalah umur balita, khususnya balita umur 12-23 bulan dimana balita umur 12-23 bulan berpeluang untuk mengalami KEP sebesar 3,33 kali dibanding balita umur 6-ll bulan. Nilai OR -= 3,33 (95% Cl: 1,68-6,62).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah proporsi KE? balita di Jakarta Timur terrnasuk tinggi dan faktor-falctor yang berpengaruh terhadap kejadian KEP adalah umur balita dan tingkat pengeluaran rumahtangga. Faktor umur balita, klfnususnya umur 12-23 bulan adalah yang paling dominan berpengaruh terhadap kejadian KEP. Untuk itu disarankan agar pelaksanaan program intervensi gizi dan kesehatan difokuskan pada kelompok yang paling rentan dengan peningkatan kerjasama dan koordinasi dengan instansi kesehatan setempat, pengembangan program pcrbailcan gizi yang dapat menjangkau sebanyak mungkin balita, pengembangan program prornosi kesehatan sebagai upaya pencegahan, penyalumn bantuan untuk keluarga yang memiliki_ anak KEP, peningkatan keterampilan dan program padat karya.

Malnutrition is still a major problem in Indonesia and can be found in most area in Indonesia including DKI Jakarta. World Vision lntemational (WVI) conduct a program called FAST UP (Food Aid Supporting Transformation in Urban Populations) and East Jakarta will be included in its scope of work. The objective of the program is to increase the nutritional status and the health of mother and under five children in the region, by doing some intervention such as improving nutrition status of under Eve children, improving community knowledge about nutrition and health, strengthening local health services and improving water and sanitation facility.
This research is part of the survey that has been conducted on September 2005. The objective of the research is to identify factors related to protein energy malnutrition of under five children. This research is conducted in 5 sub districts in East Jakarta: Jatinegara, Duren Sawit, Kramat Jati, Pulo Gadung and Matraman. The method used in this research is-a cross sectional, with nutrition status as dependent variable; while age, sex, infection disease, vitamin A status, immunization status, number of food consumption, mother educational level, family expenses rate as independent variable. The subject of this research is children age 6-59 months living in 5 sub districts in East Jakarta. This research use 2 stage cluster sampling method.
The result shows that the proportion of malnourished children is 26,69%. Bivariate analysis shows that factors related to nutritional status of under tive children are childrens age, mother educational level and family expsnses rate. Multivariate analysis with logistic regression shows that factors related to malnutrition are children?s age and family expenses rate. The most significant factor is children`s age, especially between 12-23 months old, which has the probability of 3.33 times to have malnutrition compared to infants age 6-11 months, OR value = 3.33 (95% CI: 1,68 - 6,62). As for the family expenses rate, children from family with the expenses below Rp.700.000/month has the biggest chance to have malnutrition, OR value = 2,50 (95% Cl: l,30-4,80).
In conclusion, the proportion of malnutrition in underiive children in East Jakarta is high, with ehildren`s age and family expenses rate as the significant factors. Children aged 12-23 month is the most dominant factor related to malnutrition. lt is recommended that the intervention program on nutrition and health is focused on the most vulnerable groups by intensifying coordination and cooperation wjith local health providers, enhancing nutrition improvement program that involve almost malnutrition children, enhancing health promotion program as prevention from malnutrition, supporting family with malnutrition children, skill improvement and mass-vocation program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34444
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lestari
"Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas PERGIZI dilihat dari komponen input, proses, output dan outcome. Penelitian kualitatif dengan rancangan RAP (Rapid Assesment Procedure), dilakukan minggu keempat bulan Mei 2013 dengan informan kepala seksi gizi, petugas gizi, kader, bidan di desa, ibu balita dan tokoh masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan PERGIZI efektif untuk menanggulangi gizi buruk di Puskesmas Sepatan. dengan indikator meningkatnya status gizi sebesar 69,1%, hanya komponen input yakni dana yang disebagian besar pos gizi masih kurang, sedangkan dari komponen proses dan output telah dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Agar mengoptimalkan penanggulangan gizi buruk di wilayah Puskesmas Kabupaten Tangerang dengan PERGIZI.

The aims of this study was to determine the effectiveness of the PERGIZI program viewed by its component such as inputs, process, outputs and outcomes. A qualitative research with RAP (Rapid Assessment Procedure) design was conducted at fourth week of May 2013. The data collection methods used an indepth interview and focused group discussion. With the informants 42 persons consisting of section head of nutrition, nutrition workers, cadres, village midwives, mothers of under five children and community leaders. This could be seen from change of nutritional status from the under five children as much as 69,1%. From the input component the mean barrier was funding both component process and output was considered successfull and achieving the predetermined goal. It is recomended to solve existing under five nutritional problem in the district of Tangerang using the PERGIZI approach."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T38253
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistiyawati
"Gizi buruk balita masih menjadi permasalahan serius di Indonesia. Tujuan penelitian menjelaskan pengaruh pemberian diet
formula 75 dan 100 terhadap berat badan balita gizi buruk rawat jalan. Desain penelitian quasi experimental pre-post test with
control group dengan teknik total sampling, terdiri dari 15 responden kelompok intervensi dan 15 responden kelompok
kontrol. Analisis yang digunakan adalah uji chi squere, paired t-test, independent t-test, uji ancova. Uji statistik menunjukkan
perbedaan bermakna berat badan balita gizi buruk rawat jalan sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok intervensi dan
kontrol (p= 0,00; α= 0,05). Peningkatan berat badan kelompok intervensi lebih besar daripada kelompok kontrol. Puskesmas
diharapkan menindaklanjuti hasil penelitian sehingga mencapai target berat badan balita gizi buruk rawat jalan sesuai standar.
Malnutrition in children is still a serious problem in Indonesia. This study aimed to describe the influence of diet formulas 75
and 100 to the body weight of under five years old malnutrition outpatient. Research design was quasi experimental pre-post
test with control group. Total sampling technique was used to involve 15 respondents as intervention group and 15 respondents
as control group. Data was analyzed using chi square, paired t-test, independent t-test, and ancova test. Thet results show that
there were significant differences in the body weight before and after treatment in the intervention group and control group
(p= 0.00; α= 0.05). The improvement of body weight on intervention group is greater than the control group. Public health
centers are expected to follow up the results of this study as to reach the target of body weight of children under five years
malnutrition outpatients according to the standard.
"
STIKES Bethesda Yakkuum Yogyakarta ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia ; Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
610 JKI 15:3 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Tri Susilowati
"Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 dan dampak kekeringan yang berkepanjangan telah membawa masalah baru berupa penurunan daya beli dan penurunan konsumsi pangan terutama pada keluarga miskin sehingga mempengaruhi kesehatan dan status gizi masyarakat.
Anak usia dibawah lima tahun (balita) adalah golongan usia yang rentan terhadap masalah kesehatan dan gizi, terutama masalah Kurang Energi Protein (KEP) dan hal ini merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia yang perlu ditanggulangi karena dapat mempengaruhi kecerdasan melalui kerusakan otak yang akan bersifat permanen.
Ibu kota propinsi Riau adalah kota Pekanbaru, memiliki 8 kecamatan dan merupakan pusat aktivitas perekonomian, pemerintahan maupun sosial kemasyarakatan. dimana berdasarkan hasil pemantauan status gizi (PSG) balita tahun 2001 didapatkan 5 (lima) kecamatan masih memiliki prevalensi gizi buruk lebih dari atau lama dengan 1% (>1%), sehingga untuk menghindari agar status gizi balita tidak jatuh kepada keadaan yang lebih buruk, dilakukan penelitian terhadap sistem tata laksana kurang energi protein (KEP) balita.
Penelitian dilakukan di kota Pekanbaru terhadap kecamatan yang memiliki balita dengan status gizi sedang dimana berdasarkan batasan kritis kesehatan masyarakat dengan berat badan menurut umur (BB/U)adalah lebih dari 15% (<-2SD). Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, yang dilaksanakan pada bulan februari 2003. Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam (in depth Interview), observasi dan telaah dokumen terhadap variabel pengetahuan petugas, dana, sarana dan prasarana, metode, perencanaan, pengorganisasian. penggerakan, pengawasan, cakupan program dan tindak lanjut penanganan masalah. Informan dalam penelitian ini adalah pejabat pengambil keputusan, penanggung jawab operasional program gizi dan masyarakat pengguna dalam hal ini kader dan ibu balita dengan status gizi sedang.
Berdasarkan hasil penelilian terhadap penemuan Kurang Energi Protein menunjukkan bahwa kurang lengkapnya pengetahuan petugas lapangan, masih rendahnva kemampuan advokasi Dinas Kesehatan Kota kepada pihak pemerintah Kota dalam hal penyediaan dana bagi penemuan Kurang Energi Protein balita, lemahnya sistim pencatatan dan pelaporan dalam ketersediaan sarana, belum dilaksanakannya penggunaan metode penanggulangan Kurang Energi Protein balita secara optimal, masih lemahnya data dan informasi dalam penyusunan perencanaan dan evaluasi, tidak aktifnya koordinasi lintas sektoral, belum berjalannya fungsi penggerakan secara maksimal di tingkat puskesmas, belum dilaksanakannya fungsi pengawasan secara menyeluruh meliputi komponen input, proses, dan out put, dan belum terkoordinasinya sistim rujukan antara Rumah sakit dan puskesmas maka manajemen penemuan Kurang Energi Protein (KEP) di Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru perlu diperkuat.
Dalam upaya penemuan Kurang Energi Protein (KEP) di Dinas kesehatan kota Pekanbaru disarankan agar pihak Dinas kesehatan bekerja sama dengan Puskesmas lebih meningkatkan perhatiannva pada kegiatan peningkatan pengetahuan petugas lapangan, advokasi yang efektif kepada pemerintah kota dan DPRD, peningkatan hubungan kerja sama lintas sektoral, peningkatan sistem manajemen data dan informasi terutama pencatatan, pelaporan dan pengolahan data, serta meningkatkan fungsi pengawasan meliputi komponen input, proses dan out put.

An Analysis of Protein Energy Malnutrition (PEM) Management System for Children Under-Five in District Health Office of Pekanbaru in 2002Economic crisis, which has started since 1997, and the effect of long dry season in Indonesia have brought about some new problems, such as the decrease of public purchasing power and food consumption especially for the poverty family. This decrease may influence public health and nutritional status.
The group of children under five is susceptible to health and nutritional problems, especially to the problem of Protein Energy Malnutrition (PEM), and this is a main nutrient problem in Indonesia that is necessary to prevent due to its bad effect to one's intelligence through permanent brain decay.
The capital city of Riau Province is Pekanbaru. It is a center of economic activities, government administration and social activities and has 8 sub districts. Data of Nutritional Assessment (NA) of children under five in 2001 show that 5 (five) sub districts remained to have bad nutrient prevalence, which is more or equivalent to 1% (> 1%). To prevent the bad nutritional status of children under five is not becoming worse, it is necessary to carry out a research about Protein Energy Malnutrition (PEM) management system for children under five.
This research was conducted in Pekanbaru City in five sub districts that have medium nutritional status, vbere its public health critical limit to the body mass based on age is more than 15% (< -2SD). The research was conducted by using qualitative method, which is conducted in February 2003. The data were collected by using in-depth interview, observation and documents review for the variables of personnel's knowledge, fund, structure and super-structure, methods, planning, organization, movement, supervision, program coverage, and follow up of problem treatment. The informants of the research were policy makers, operational coordinator of nutritional program, and communities: mother candidates or mothers of children under five with medium nutritional status.
According to the result the study of finding management system of protein energy malnutrition, there are less completeness of field personnel?s' knowledge, lack ness of City of Health Office's advocacy ability to the City Government to provide sufficient fund for protein energy malnutrition for children under five, weaknesses in recording and reporting system due to facilities availability: not optimum of using protein malnutrition energy finding method, weaknesses of data and information in plan arrangement and evaluation, inactiveness of cross sectoral coordination, not maximum of moving function in the level of Public health center, not carrying out of overall supervision function, which consists input, process, and output component, and no coordination of reference system between Hospital and Public Health Center. Therefore, Protein Energy Malnutrition (PEM) management system for children under five in the Health Office of Pekanbaru is necessary to be strengthened.
In the effort of Protein Energy Malnutrition (PEM) management system in City Health Office of Pekanbaru, it is suggested to Health Office to work together with Public Health Centers to increase their attention to the programs of field personnel's' knowledge development, to make effective advocacy to the City Government and Local House Representative, to increase cross-sectoral coordination, to improve data and information systems especially in recording, reporting, and data processing, also to increase supervision function, which consists input, process, and output component.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T11191
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
John Taruna
"Gizi buruk merupakan kekurangan gizi tingkat berat terutama pada anak-anak dibawah umur lima tahun (balita) dan merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia yang perlu ditanggulangi karena berdampak terhadap kesehatan dan Human Devolopment Index manusia Indonesia 15-20 tahun yang akan datang.
Masalah gizi memiliki dimensi yang luas, tidak hanya merupakan masalah kesehatan tetapi juga meliputi masalah sosia}, ekonomi, budaya, pola asuh, pendidikan dan lingkungan. Faktor pencetus munculnya masalah gizi dapat berbeda antara wilayah ataupun antara kelompok masyarakat, bahkan akar masalah ini dapat berbeda antara kelompok usia balita.
Kondisi krisis ekonomi sejak tahun 1997 dan terus berkelanjutan sampai saat ini, menyebabkan daya beli pada masyarakat secara umum menjadi menurun, karena disatu pihak relatif banyak yang kehilangan sumber mata pencaharian sementara dipihak lain adanya peningkatan harga barang dan jasa. Hal ini dapat mengakibatkan dampak buruk terhadap kesehatan dan gizi masyarakat, terutama balita. Masalah gizi pada anak balita di provinsi Riau dari tahun ke tahun cenderung meningkat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor status ekonomi keluarga dengan terjadinya kasus gizi buruk pada anak balita umur 6 bulan sampai < 5 tahun di Kabupaten Kampar Riau tahun 2002, dengan variabel kovariatnya yaitu riwayat diare, pendidikan ayah, pendidikan ibu, umur balita, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, pengetahuan ibu, dan pemberian ASI ekslusif.
Penelitian ini merupakan penelitian bservasional dengan metoda kasus kontrol. Responden dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai anak balita umur 6-59 bulan dengan status gizi buruk saat penelitian, dan sebagai kontrolnya adalah ibu dengan balita gizi baik (148 kasus dan 148 kontrolnya). Penelitian dilakukan di Kabupaten Kampar Riau. Analisis data dilakukan dengan uji kai kuadrat dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik.
Hasil uji analisis logistik diketahui ada hubungan yang signifikan antara status ekonomi keluarga dengan terjadinya kasus gizi buruk pada anak balita di Kabupaten Kampar Riau (p=0,0001) dengan OR 2,8599 (95% CI: 1,7176 - 4,7619 ). Dari hasil perhitungan dampak potensial diketahui bahwa status eknomi keluarga (keluarga miskin) mempunyai kontribusi sebesar 47% sebagai faktor risiko terjadinya gizi buruk balita, artinya jika faktor ini dihilangkan maka akan dapat dicegah terjadinya gizi buruk pada balita sebesar 47%.
Disimpulkan bahwa status ekonomi keluarga mempunyai hubungan yang signifikan dengan terjadinya gizi buruk pada anak balita, untuk itu dalam upaya penanggulangan dan pencegahan masalah gizi agar memberikan perhatian dan penekanan kepada variabel status ekonomi keluarga (kemiskinan), dengan melakukan upaya terpadu. Dalam pemilihan dan perencanaan upaya yang berkaitan dengan masalah gizi buruk ini agar mempertimbangkan ukuran dampak potensial yang berkontribusi terhadap terjadinya kasus gizi buruk pada anak balita.

The Relationship Between Family Economical Status and The Incidence of Severe Malnutrition Cases Among Children of Under five Years in Kabupaten Kampar Riau Province 2002Severe Malnutrition is the chronic nutrient deficiency, which usually occurs at under five years old children. It also the main nutrient problems in Indonesia that should have to decline and reducing its effects to health and Indonesians Human Development Index for the next 15 - 20 years.
The nutrition problem has a very wide dimension, not just public health problems but also social, economic, culture, care, education, and environment. The ignitions of nutrition problems in one region or society to another could be different, in fact the occurrence among under five years old children could be different.
Indonesia's economic crisis conditions in 1997 and still continuing today caused public's purchasing power decreasing generally, as effect of un-employments and the raise of goods and services prices. Those conditions could make worst for public's health and nutrients, especially toddlers. Nutrient problems in Riau Province inclination increase years after years.
The goals of this research is to determines the connection between economical status factors and severe malnutrition incidences, age between 6 months - 5 years old, at Kabupaten Kampar Riau in 2002; with diarrheic, parents educational, toddlers age, gender, numbers of family members, parents works, mother's maternity knowledge, and breast feeding, as the covariate variables.
This research is an observational research with case control method. The respondents of this research are the mothers that have children of under five years, which have severe malnutrition, and as the controls are the mothers that have good nutrition (148 cases and 148 controls). The research took place at Kabupaten Kampar Riau (p = 0,0001) with OR 2, 8599 (95% CI: 1,7176 - 4,7619).
According to potential effect formula, had known that the family's economical status (poor family) have 47% contributions as risk factor of severe malnutrition cases , that mean if we can eliminate this factor, we can reduce the toddlers bad nutrient cases to 47%.
The conclusion of the research, that family's economical status has a significant connection to incidence severe malnutrition cases, therefore any dealing and prevention acts with public's nutrients and health problems should pay attention to family's economical status variable by doing full planning works. In determining and planning acts to prevent the nutrient problems, we have to considering the potential effect values that make contributions to severe malnutrition cases.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10809
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>