Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203495 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
cover
Siregar, Muhammad Lufti
"Peran kader kesehatan sebagai ujung tombak di bidang kesehatan sudah mulai menurun ditandai dengan pemanfaatan posyandu hanya sebesar 13% dan 14% kategori posyandu Purnama dan Mandiri . Sehingga dilakukan penelitian untuk analisis hubungan peran kader pada UKBM di posyandu berdasarkan 2 (dua) kriteria yakni kriteria kontekstual kelurahan dan kriteria Malcolm Baldrige, untuk mendapatkan dari sisi mana dari keduanya yang dapat mempercepat peningkatan peran kader kesehatan. Penelitian dengan 159 kader dari 32 posyandu. Uji yang digunakan dengan Chi Square untuk melihat hubungan yang ada pada 7 (tujuh) kriteria kontekstual kelurahan dan 7 (tujuh) kriteria Malcolm Baldrige. Kemudian Analisis Regresi Linier Ganda digunakan untuk melihat hubungan antara satu variabel dengan beberapa variabel terkait sesuai dengan tujuan dan kerangka konsep. Hasilnya, dari beberapa uji hubungan antara tingkat partisipasi masyarakat dengan tingkat kematangan masyarakat, tingkat kematangan dengan tingkat kendali masyarakat, tingkat kendali masyarakat dengan kader sebagai agent of changes, kader sebagai agent of changes dengan motif keberdayaan, motif keberdayaan dengan kepemilikan masyarakat dalam upaya pembangunan, kesemuanya memiliki hubungan yang signifikan antara kedua variabel. Sedangkan variabel keterlibatan berbagai stakeholders memiliki hubungan yang signifikan atas tingkat partisipasi, peran kader sebagai agent of changes, kepemilikan masyarakat dalam upaya pembangunan, dan tingkat kematangan keberdayaan. Pada kriteria Malcolm Baldrige ada hubungan yang signifikan antara kepemimpinan dengan rencana strategis dan desain program sesuai kebutuhan. Ada hubungan yang signifikan antara Kepemimpinan, desain program sesuai kebutuhan, manajemen pelayanan dan kapasitas SDM dengan fokus pada hasil. Peningkatan peran kader pada UKBM dalam program gizi dan KIA diperlukan pembenahan Pokja (kelompok Kerja) yang telah dibentuk untuk lebih mempertegas kembali tugas pokok dan fungsi lintas sektor terkait, sehingga dapat terlaksana dengan baik peran kader kesehatan dalam program gizi dan KIA.

The role of health as a vanguard cadre of health has begun to decline marked by posyandu utilization of only 13% and 14% posyandu Purnama and Mandiri categories. So the research on the analysis of the role of volunteers in UKBM in posyandu by 2 (two) criteria and the criteria of contextual urban Malcolm Baldrige criteria, to get from which side of the two that can accelerate the increase in the role of health cadres. Study with 159 volunteers from 32 posyandu. Test used by Chi Square to see the relationships that exist in the 7 (seven) villages contextual criteria and 7 (seven) Malcolm Baldrige criteria. Multiple Linear Regression Analysis then used to examine the relationship between the variables associated with some variables in accordance with the objectives and conceptual framework. The result, of some of the test the relationship between the level of community participation with the maturity level, the level of maturity to the level of community control, level control society as an agent of changes cadres, cadres as the motive agent of changes to the empowerment, empowerment motif with local ownership in development, all of which have a significant relationship between the two variables. While the involvement of various stakeholders variables have a significant relationship on the level of participation, the role of volunteers as agents of changes, the ownership of development efforts, and the maturity level of empowerment. In the Malcolm Baldrige criteria no significant relationship between leadership and strategic planning and program design as needed. There is a significant relationship between leadership, program design as needed, service management and capacity building with a focus on results. Enhancing the role of volunteers in UKBM nutrition and MCH programs needed revamping Working Group (working group) which has been formed to further reaffirm the basic tasks and functions across relevant sectors, so that they can perform well in the role of health cadres nutrition and MCH programs.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T32730
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bekti Subagja
"ABSTRAK
Organisasi privat maupun organisasi publik pada saat ini dihadapkan pada perubahan Iingkungan organisasi yang sangat cepat. Perkembangan globalisasi dalam segala bidang memaksa organisasi untuk melakukan transformasi dan perubahan terhadap seluruh aspek yang terkait dengan tujuan dan sasaran yang diharapkan oleh organiaasi. Kebutuhan organisasi akan sumberdaya manusia yang memiliki performance yang tinggi menyebabkan organisasi bekerja keras untuk mencari dan menciptakan sumberdaya manusia yang berkemampuan dalam bidangnya. Upaya tersebut akan Iebih terarah bila organisasi terus memperbaiki sistim pengelolaan SDM dan mencoba menempatkan pegawai yang mempunyai bidang kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaannya sehingga akan menciptakan proses kerja yang lebih efektif dan produktif. Penempatan pegawai haruslah didasari dengan informasi progresif yang tepat dan sesuai dengan spesifikasi kemampuan yang dimilikinya. Karakteristik, pengetahuan dan perilaku pegawai akan menjadi dasar pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Sekretariat Badan Litbang Pertanian memiliki pegawai dengan berbagai tingkat pendidikan dan keahlian. Namun, sampai saat ini Sekretariat Badan Litbang Pertanian belum memiliki informasi yang cukup jelas mengenai spesifikasi dan kemampuan yang dimiliki saat ini.
Pemetaan kompetensi, adalah istilah yang diartikan sebagai penggalian informasi terhadap kompetensi sumberdaya yang dimiliki oleh suatu organisasi. Pemetaan kompetensi dapat mengidentifikasi kesenjangan (GAP) kemampuan pegawai yang terjadi dalam suatu organisasi. GAP kompetensi adalah kesenjangan kompetensi yang dimiliki oleh pegawai pada saat ini dan kompetensi yang diharapkan di masa yang akan datang. Pelatihan dan Pengembangan yang sesuai dengan bidang pekerjaan yang diperlukan organisasi akan membantu meningkatkan kompetensi pegawai dan mengatasi GAP kompetensi yang terjadi dalam organisasi. Organisasi akan lebih efektif jika melaksanakan pelatihan dan pengembangan sumberdaya dengan melalui tahapan-tahapan pelatihan dan pengembangan yang terencana dan terprogram. Perencanaan pelatihan yang disusun secara teliti dan terprogram yang kemudian diimplementasikan dengan penuh konsistensi dan kemudian hasil dan pelatihan tersebut dievaluasi serta dinilai tingkat efektifitasnya akan menciptakan organisasi yang jauh Iebih efektif.
Salah satu tugas Sekretariat Badan Litbang adalah mengelola manajemen SDM. Sehubungan dengan fungsi tersebut maka peneliti mencoba untuk rnemberikan masukkan dari hasil penelitian ini dalam bidang manajemen SDM yang meliputi dua hal: Pemetaan Kompetensi dan Pelatihan dan Pengembangan Pegawai berdasarkan Training Need Assessment. Metode penelitian yang dipakai adalah Deskriptif analisis, yang akan memuat gambaran tentang peta kompetensi berdasarkan kompetensi pengetahuan, kompetensi keahlian dan kompetensi perilaku yang dimiliki Sekretariat Badan Litbang Pertanian. Dalam Bidang Pelatihan dan Pengembangan peneliti akan memberikan informasi tentang tahapan Pelatihan yang dilaksanakan Sekretariat Badan Litbang Pertanian.
Hasil Penelitian ini adalah teridentifikasinya kesenjangan kompetensi yang dimiliki oleh Sekretariat Badan Litbang Pertanian pada saat ini. Kompetensi pengetahuan, kompetensi keahlian dan kompetensi perilaku yang dimiliki pegawai sampai saat ini ada pada tingkat yang secara signifikan masih memerlukan pengembangan. Kesenjangan yang terjadi pada variabel kompetensi termasuk dalam kategori GAP keci|, sehingga organisasi perlu melakukan reinfocement (penguatan ) dan Sinergetic fir ( kebutuhan sinergi ) untuk mengantisipasi kesenjangan ini. Organisasi perlu melakukan peningkatan koordinasi dan optimalisasi sumberdaya untuk menciptakan pegawai yang lebih berkompetensi. Pelatihan dan pengembangan SDM di Sekretariat Badan Litbang Pertanian belum sepenuhnya melalui tahapan-tahapan pelatihan yang sesuai dengan Training Need Assessment. Pelatihan dan pengembangan yang selama ini dilakukan adalah pelatihan jangka panjang (tugas belajar) dan pelatihan jangka pendek, yang dilaksanakan berdasarkan prioritas kebutuhan kompetensi. Sekretariat Badan Litbang Pertanian perlu meninjau kembali strategi dan sistim pelatihannya sehingga pelatihan di Sekretariat Badan Litbang Pertanian dapat berjalan Iebin efektif dan efisien."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22633
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The social economic change that together with Suramadu bridge development could happen as "social economic change" or planned change", but also could happen as the social economics change that was not planned (unplanned change), like the emergence of the community's conflicts, criminality, the anarchist, plundering as resulting from social jealousy, etc...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
H. R. Nuriman Machjudin
"Angka kesakitan di Kotamadya DT II Tangerang sesuai profil tahun 1996, yang tertinggi ternyata masih didominasi oleh penyakit yang diakibatkaon karena faktor lingkungan. Seperti penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Acute 52 %, diare & gastroenteritis 15%, infeksi kulit 9,55%. Bahkan jika dilihat dari pola penyakit yang diderita oleh anak bayi yang berumur kurang dari 1 tahun, penyakit diare merupakan penyakit terbanyak diderita, diikuti oleh ISPA dan penyakit demam yang diketahui sebabnya. Atas dasar pertimbangan itu , kemudian diupayakan suatu kegiatan dalam bentuk penyehatan lingkungan permukiman yang melibatkan antar sektor dan pelaku pembangunan. Salah satu bentuk kerjasama itu adalah kegiatan SANTRI RAKSA DESA ( SARASA ).
Desain penelitian ini adalah cross - sectional , karena pengunaan variabel - variabelnya hanya dilakukan satu kali , pada satu saat saja dan penelitian ini semata. mata bersifat deskriptif.
Hasil penelitan menunjukan adanya peran serta masyarakat di daerah studi atau daerah yang diintervensi kegiatan Sarasa, selama Sarasa berlangsum. Ada perbedaan yang bermakna antara kondisi sanitasi di daerah yang telah diintervensi dengan daerah yang tidak diintervensi kegiatan Sarasa. Juga ada perubaban perilaku masyarakat di daerah studi yang diakibatkan karena program Sarasa.
Dari hasil penelitian ini penulis menyarankan agar program Sarasa dapat dilanjutkan secara kontinue sebagai salah satu alternatif lain dari penurunan angka kesakitan karena faktor lingkungan. Dalam pelaksanaan Sarasa selanjutnya agar direncanakan dengan lebih matang lagi agar masyarakat dapat lebih siap lagi. Diupayakan pula agar unsur penyuluhan dan pergerakan masyarakat dilaksanakan secara lintas sektoral dan melibatkan berbagai unsur - unsur pembina masyarakat.
Program Sarasa yang telah dilaksanakan di wilayah Kotamadya DT II Tangerang telah terbukti dapat berhasil guna dalam meningkatnya sarana sanitasi dasar, khususnya Jamban Keluarga dan Rumah Sehat. Diharapkan dalam tahun - tahun mendatang pola seperti ini dapat digunakan oleh daerah - daerah lain di Indonesia sebagai salah satu upayauntuk meningkatkan cakupan , baik cakupan JAGA, air bersih maupun cakupan rumah sehat dan menurunkanangka kesakitan karena faktor lingkungan. Perlu diupayakan adanya program lain sebagai penunjang seperti dilaksanakannyaprogram P2HBS ( PeningkatanPerilaku Hidup Bersih dan Sehat ).

Statistics of high record disease in Kotamadya DT II Tangerang based on 1996 profit is dominated as the result of environmental factor. Disease like acute infectious respiratory fact account for 52%, Diarrhea & Gastroenteritis 15%, infectious skin 9,55%. On a closer look, disease suffered by babies of age less than 1 year, diarrhea proved to be the most in numbers followed by ISPA & knownethiology high fever.
Based on this consideration & understanding an activity is organized in the form of Residental Environment Improvement which involved, between sectorial & course one form of cooperation is named " SANTRI RAKSA DESA ( SARASA ) Activity.
This research design is a-on sectional because variables are only measured one and at one time. This research is merely descriptive.
Results of research showed an active community participation in the studied district or district intervered by SARASA activity during the Sarasa event. There is significant difference between district which was intervened and not to intervered, by the Sarasa activity there was a change in the attitude of public in the studied district as a result of the Sarasa program.
Based on research result, writer recommends Sarasa program should be carried out as one of the alternatives to reduce the disease number because of environmental factor. In carrying out the next Sarasa, plans have to be deephythought, so that the public can be more prepared. Also, element of information, public movement should be carried out in form of sectoral course & involved sourus of public builder.
Sarasa program conducted in district Kotamadya DT II Tangeraag proved to be nuccesfull in improving sanitation facility especially Jamban Keluarga ( family WC) & healthy house. Hopefully in the following years, this method can be used in other areas in Indonesia ad one of the alternatives ti reach broader aspects : JACIA, clean water or healthy house & to reduce disease numbers as a result of environmental factor. If possible other program like P2HBS (Peningkatan Perilaku Hiccup Bersih & Sehat ) Improving public altitude forwards healthy & Hygiene life should also be carried out to support the program ).
"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Baginda P.
"Secara garis besar penelitian ini menjelaskan tentang pelaksanaan "Program Pemberdayaan Kelurahan", yang merupakan suatu program yang dilaksanakan di Kota Medan dan peranannya dalam peningkatan partisipasi masyarakat. Penelitian ini menjadi sangat penting mengingat bentuk pemerintahan terendah di Kota Medan mengalami perubahan yang selama ini menganut azas Sentralisasi berubah menjadi azas yang menganut Desentralisasi, yang di mulai seiring dengan pemberlakuan Otonomi Daerah pada tahun 2001.
Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif yang menghasilkan data deskriptif yang diperoleh melalui studi pustaka dan wawancara dengan para informan yang ada di Kecamatan Medan Belawan yang dipilih secara purposive, sementara itu untuk mendukung data diatas, penelitian ini juga dilakukan dengan pengamatan (observasi), dan untuk lebih menjelaskan data yang ditemukan dari para informan.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pembinaan masyarakat yang merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan "Program Pemberdayaan Kelurahan", sangat berperan dalam peningkatan partisipasi masyarakat, tetapi dengan masih membutuhkan bantuan dari pemerintah kelurahan, sehingga pelaksanaan "Program Pemberdayaan Kelurahan" di Kecamatan Medan Belawan masih banyak tergantung kepada pemerintahan kelurahan. Tetapi, pada umumnya pelaksanaan kegiatan pembinaan masyarakat tersebut di Kecamatan Medan Belawan dinilai sangat berperan dalam peningkatan partisipasi masyarakat.
Pemberian wewenang yang lebih besar kepada pemerintahan kelurahan dalam penyelenggaraan pemerintahan yang lebih demokratis ini, dalam pelaksanaan "Program Pemberdayaan Kelurahan", belum sepenuhnya mampu terwujud. Hal ini disebabkan masih banyaknya dukungan Pemerintah Kota dalam setiap pelaksanaan kegiatan masyarakat dalam "Program Pemberdayaan Kelurahan", sehingga akhirnya keterlibatan masyarakat masih sangat tergantung kepada besarnya dukungan pemerintah. Kemudian, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Kegiatan Pembinaan Masyarakat yang sangat berperan dalam peningkatan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan "Program Pemberdayaan Kelurahan" tersebut, dapat menunjukkan bahwa upaya yang sangat mempengaruhi partisipasi masyarakat adalah dengan upaya tatap muka, upaya tatap muka ini sangat mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan "Program Pemberdayaan Kelurahan" di Kecamatan Medan Belawan.
Oleh sebab itu, kegiatan yang dilakukan oleh pemerintahan kecamatan dan pemerintahan kelurahan secara umum dalam meningkatkan partisipasi adalah melakukan Pembinaan Masyarakat dengan upaya tatap muka, peningkatan taraf kesehatan masyarakat dan peningkatan pendapatan ekonomi keluarga, yang kesemuanya sangat berguna dalam usaha peningkatan partisipasi masyarakat di Kecamatan Medan Belawan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T7730
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Decision making process among farmers is a community - based action which is wieved as an entry point of technology dessemination. Instutional empowerment has strong ties with farmer's techno-social condition...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Shadily
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>