Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70582 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
cover
cover
Nainggolan, Poltak Partogi, 1963-
Jakarta: Pusat Pengkajian dan Pelayanan Informasi, Dewan Perwakilan Rakyat, Republik Indonesia, 1997
341.2473 NAI a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lita Tiami Adela
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor pasar (market), ukuran (size), dan nilai (value) pada Fama and French Three Factor Model terhadap excess return portofolio menggunakan metode value weughted dan equally weighted terhadap saham perbankan di Negara ASEAN ? 4. Faktor ini juga menguji faktor pasar (market) dan faktor term structured pada Intertemporal Capital Asset Pricing Model (ICAPM) pada saham perbankan ASEAN - 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya faktor pasar (market) yang secara signifikan mempengaruhi excess return portofolio saham perbankan pada Fama and French Three Factor Model secara value weighted dan equally weighted. Faktor term structured pada Intertemporal Capital Asset Pricing Model menunjukkan hasil yang signifikan hanya jika diujikan pada excess return portofolio saham perbankan menggunakan metode equally weighted.
This research aims to determine the effect of market, size, and value on Fama and French Three Factor Model toward portofolio excess return using value weighted and equally weighted method on ASEAN ? 4 banking stock. This research also determine the effect of market factor and term structured factor on Intertemporal Capital Asset Pricing Model on ASEAN ? 4 banking stock. The result shows only market factor which has significant effect towards banking stock portofolio excess return on Fama and French Three FactorModel, using both value weighted dan equally weighted. The term structured factor on Intertemporal Capital Asset Pricing Model has significant effect towards banking stock portofolio excess return using equally weighted method."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S66316
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najihah Manggabarani
"BIMP-EAGA yang merupakan singkatan dari Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, and Philippines—East ASEAN Growth Area merupakan salah satu kerja sama subregional yang diakui ASEAN berperan penting dalam membangun konektivitas ASEAN. Melihat capaian program BIMP-EAGA yang masih rendah khususnya terkait pembangunan konektivitas pada periode Implementation Blueprint (IB 2012-2016), maka fokus penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor yang menyebabkan cenderung lambatnya pembangunan konektivitas BIMP-EAGA periode IB 2012-2016. Dengan mengaplikasikan dimensi keberhasilan kerja sama pada konsep kerja sama subregional, temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor jarak geografis, komplementaritas ekonomi dan infrastruktur, komitmen politik dan partisipasi sektor swasta, serta keberadaan katalis berkontribusi dalam perkembangan pembangunan konektivitas BIMP-EAGA yang cenderung lambat.

BIMP-EAGA as the abbreviations for Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, and Philippines—East ASEAN Growth Area is one of subregion cooperation recognized by ASEAN plays an important role in building ASEAN connectivity. Seeing that the achievements of the BIMP-EAGA program are still low, especially related to connectivity development in the Implementation Blueprint period (IB 2012-2016), the focus of this study is to analyze the factors that cause the slow development of BIMP-EAGA connectivity development for the IB period 2012-2016. By applying the dimensions of successful cooperation to the concept of subregional cooperation, the findings of this study show that factors of geographical proximity, economic complementarity and infrastructure, political commitment and private sector participation, as well as presence of a catalyst contribute to the development of BIMP-EAGA connectivity which tends to be slow."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Fachry Permana
"Regionalisme merupakan konsep yang berevolusi seiring dengan perkembangan studi dan dinamika Hubungan Internasional. Regionalisme acapkali diasosiasikan dengan integrasi dan kerja sama regional sehingga dalam perkembangannya, muncul istilah “konektivitas” sebagai turunan dari regionalisme. Melihat perkembangan ini, ASEAN memutuskan untuk mengadopsi konektivitas sebagai kerangka integrasi dan kerja sama regional. Uniknya, Konektivitas ASEAN didasari oleh mekanisme kerja sama sukarela yang difasilitasi oleh prinsip “ASEAN Way” dengan menghindari keterikatan politik yang kuat. Tulisan ini kemudian merupakan sebuah tinjauan pustaka yang memiliki tujuan untuk mengeksplorasi pembahasan Rancangan Konektivitas ASEAN sebagai instrumen integrasi dan kerja sama regional Asia Tenggara. Dengan menelaah 30 literatur akademik melalui metode taksonomi, penulis kemudian mengklasifikasikan literatur-literatur terpilih ke dalam dua tema utama, antara lain: (1) Konseptualisasi Konektivitas ASEAN; dan (2) Perkembangan Rancangan dan Implementasi Konektivitas ASEAN. Alhasil, tulisan ini menemukan bahwa Konektivitas ASEAN merupakan upaya kolektif yang perlu dijalankan melalui koordinasi tiga arah antara badan regional ASEAN, negara-negara anggota ASEAN, dan pihak eksternal yang terlibat. Upaya perwujudan Rancangan Konektivitas ASEAN pun dijumpai berbagai hambatan, yaitu keterbatasan kapasitas finansial dan teknologi, kesenjangan pembangunan antara negara-negara ASEAN, komitmen politik yang rendah, perbedaan persepsi dan potensi persaingan antarnegara, dan inefisiensi koordinasi badan regional pemantau Konektivitas ASEAN.

Regionalism is a concept that has evolved along with the development of the study and dynamics of International Relations. Regionalism is commonly associated with regional integration and cooperation. Therefore, the term “connectivity” appears as a derivative of regionalism. Against this background, ASEAN has adopted connectivity as a framework for regional integration and cooperation. Uniquely, the ASEAN Connectivity has implemented a voluntary cooperation mechanism facilitated by the “ASEAN Way” principle to avoid strong political ties among the institution. Accordingly, this paper constitutes a literature review which aims to explore the discussion of the Master Plan on ASEAN Connectivity as the instrument of Southeast Asia regional integration and cooperation. By examining 30 pieces of academic literature through the taxonomic method, the selected writings will be classified into two main themes: (1) The Conceptualization of the ASEAN Connectivity; and (2) The Development of the Master Plan of ASEAN Connectivity and its Implementation. As a result, this paper finds that ASEAN Connectivity is a collective effort that needs to be carried out through the three-way coordination between the ASEAN regional bodies, the ASEAN Member States, and external parties involved. However, the efforts to realize the Master Plan of ASEAN Connectivity have encountered various obstacles, specifically limited financial and technological capacity, development gaps between ASEAN Member States, low political commitment, differences in perceptions and the potential of competition between member states, and inefficiency in regional bodies monitoring the ASEAN Connectivity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Tobing, Fredy Buhama
"Kajian kerjasama ekonomi di ASEAN dalam beberapa beberapa dekade terakhir, didominasi oleh studi tentang prospek dan tantangan kerjasama dalam konteks Masyarakat Ekonomi ASEAN. Kajian terhadap peluang kerjasama dengan kawasan lainnya (cross regionalism) khususnya hubungan ASEAN dengan kawasan Amerika Latin, masih sangat minim. Secara umum, studi tentang hubungan Indonesia dan Amerika Latin tidak begitu banyak mendapatkan perhatian khusus bagi para studi hubungan internasional. Satu hal yang menjadi penyebab adalah pandangan terhadap kawasan Amerika Latin sebagai mitra yang tidak signifikan karena jarak yang jauh (conditions of separateness). Artikel ini berargumentasi bahwa dinamika internasional telah membuka kesempatan untuk meningkatkan kerjasama ekonomi yang lebih luas antar ASEAN dan Amerika Latin sebagai sebagai mitra baru, khususnya bagi Indonesia. Hal ini didasari fakta bahwa negara-negara Amerika Latin khususnya Chile, Peru dan Meksiko kini mengalami perkembangan yang signifikan baik secara politik dan ekonomi, serta tumbuh menjadi middle income countries. Selain itu, identitas sebagai negara dunia ketiga (third world countries), seharusnnya menjadi faktor poltik yang mendorong terbangunnya hubungan ekonomi yang lebih erat. Namun demikian, dalam kasus Indonesia, ditemukan beberapa hambatan dalam meningkatkan kerjasama ekonomi khususnya di bidang perdagangan dengan ketiga negara tersebut yaitu political will, hambatan mental (mental blocks),dan kurangnya pemahaman karakter bisnis masing-masing negara. Memahami hambatan tersebut, artikel ini menempatkan pentingnya maksimalisasi skema kemitraan antara aktor negara dan non negara dalam kegiatan diplomasi ekonomi (multitrack diplomacy) dan pemanfaatan forum kerjasama di berbagai level (multilevel diplomacy) sebagai solusi untuk meningkatkan hubungan Indonesia dengan ketiga negara tersebut, sehingga dapat menjadi hub untuk memperkuat hubungan ekonomi di kedua kawasan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Publikasi  Universitas Indonesia Library
cover
Asra Virgianita
"Konsumsi energi ASEAN diprediksi akan meningk at karena pertumbuh an ekonomi dan jumlah penduduk yang signi fikan di kawasan ini. Penggun aan batubara secara terus-menerus meningk at sebagai pengganti minyak dan gas. ASEAN memegang peran yang penting dalam konsumsi dan produk si batubara di Asia Pasifik. Berdasarkan pendekatan rantai nilai, negara produ sen batubara di ASEAN berpeluang untuk memaksimalkan pasar baik melalui perdagangan bilateral maupun kerangka Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/ AEC). AEC dapat membantu mengin tegrasikan pasar di ASEAN, membangun kesadaran negara-negara ASEAN untuk mengembangkan prasarana kecukupan energi maupun teknologi batubara bersih. Produk si batubara di ASEAN masih akan bersandar pada Indonesia sebagai ekspor tir utama di ASEAN. Kebijakan energi di tiap negara ASEAN memiliki banyak kesamaan, sehingg a menyediakan ruang untuk mengembangkan lebih lanju t kerjasama regional di dalam mengelola aspek-aspek energi. Masa depan sektor batubara di ASEAN akan sangat bergantung pada kemajuan teknologi , perbaikan tata kelola, efisiensi transpor tasi, dan konektivitas antar negara. Penguatan kerjasama dan koordin asi haruslah menjadi strategi kunci bagi negara-negara ASEAN untuk memastikan kesiapan di dalam menyambu t AEC."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Publikasi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>