Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90463 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Eni Susilawati
"ABSTRAK
Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis dampak keikutsertaan diklat online TIK guru Belajar terhadap peningkatan jumlah aksebilitas konten pembelajaran pada fitur-fitur rumah belajar. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan metode analisis kuantitatif secara deskriptif untuk bisa menggambarkan bagaimana peningkatan aksesbilitas fitur-fitur rumah belajar dan pemanfaatannya dalam pembelajaran di sekolah. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah semua peserta diklat online pada 15 lokasi diklat online yang telah dilaksanakan oleh Pustekkom pada tahun 2015 dan 2016. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan daftar pertanyaan terbuka sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) peserta diklat online TIK Guru, setelah mengikuti diklat online Pustekkom, menjadi lebih termotivasi untuk mengakses fitur-fitur lainnya dalam Rumah Belajar; 2) Urutan prosentase tingkat intensitas aksesbilitas terhadap fitur-fitur Rumbel selain Pengembangan Keprofesian berkelanjutan (PKB) adalah: Sumber Belajar 23%, Buku Sekolah Elektronik (BSE) 23%, Bank Soal 21%, Kelas Maya 13%, Lab Maya 6%, Karya Guru 4%, Wahana Jelajah Angkasa 4%, Peta Budaya 4% dan Karya Komunitas 2%; dan 3) diklat online TIK menggunakan aplikasi PKB. Rumah belajar bisa dijadikan referensi bagi upaya pengembangan aplikasi pembelajaran berbasis web, khususnya bagi pengembangan portal Rumah Belajar milik Pustekkom Kemendikbud."
Tangerang: LPPM Universitas Terbuka, 2018
370 JPE 19:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, B. Biskes
"Dalam pendidikan modern, pemanfaatan program media televisi pendidikan merupakan bagian dari penerapan konsep teknologi instruksional yang disebut konsepsi pengajaran visual, yang perlu disebarluaskan karena memiliki keuntungan relatif, manfaat, kesamaan dan kemudahan untuk proses belajar mengajar.
Selain daripada itu penggunaan alat bantu visual dalam program pengajaran dimaksudkan untuk memperkenalkan, membentuk dan memperkaya serta memperjelas pengertian yang abstrak kepada anak didik serta mengembangkan sikap yang diinginkan dan mendorong kegiatan anak didik lebih lanjut. Istilah konsepsi pengajaran visual inilah yang disebut audio visual instruction.
Pemanfaatan audio visual seperti media televisi pendidikan sangat dimungkinkan apabila mampu menyajikan pesan dengan jelas kepada anak didik tentang hal-hal yang berguna dan pantas ditiru.
Tesis ini membahas pemanfaatan program kaset media televisi pendidikan produksi Pustekkom di Kotamadya Bandung, karena selama ini frekuensi pemanfaatannya disekolah Lanjutan Tingkat Pertama sangat rendah, padahal telah diproduksi 547 (lima ratus empat puluh tujuh) buah judul program media televisi pendidikan untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Terdapat dua masalah yang diidentifikasikan dalam penelitian ini, pertama kurangnya pemahaman guru-guru tentang inovasi pendidikan, kedua rendahnya kualitas program kaset media televisi pendidikan Pustekkom Sehingga kedua hal ini di duga mempengaruhi tingkat pemanfaatannya di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Untuk membuktikan dugaan permasalahan tersebut diatas, maka dibutuhkan sebuah penelitian. Karena dalam penelitian ini ingin melihat hubungan antara pemahaman inovasi pendidikan dan kualitas program dengan pemanfaatan program di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, baik itu secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama, maka untuk membuktikan hipotesis digunakan analisis regresi dan korelasi sederhana, regresi dan korelasi ganda, dengan syarat terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data, uji homogenitas data dan uji linieritas data. Hasil pengujian membuktikan bahwa ketiga hasil uji data tersebut memenuhi syarat. Setelah itu dilakukan pengujian hipotesis, ternyata hipotesis pertama, kedua dan ketiga terbukti yaitu :
1. terdapat hubungan yang positip antara pemahaman inovasi pendidikan dengan pemanfaatan program kaset media televisi pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
2. Terdapat hubungan yang positip antara persepsi mengenai kualitas program kaset media televisi pendidikan dengan pemanfaatannya di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
3. Terdapat hubungan yang positip antara pemahaman inovasi pendidikan dan persepsi mengenai kualitas program media pendidikan produksi Pustekkom secara bersama-sama dengan pemanfaatannya di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Untuk hal tersebut di atas, maka perlu diterapkan teori difusi inovasi, dan peranan Sanggar Tekkom sebagai agen pembaharuan di daerah memegang peranan penting untuk penyebarluasan pemahaman inovasi.
Pustekkom sebagai lembaga pembaharuan dan yang sekaligus bertindak sebagai unit produksi harus dapat menyediakan program-program yang berkualitas, yang sesuai dengan kebutuhan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, dan yang tidak kalah pentingnya ialah bahwa sebelum program kaset media televisi pendidikan ini diproduksi terlebih dahulu dilakukan penelitian. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
T5680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wieke Ridhawaty
"[ABSTRAK
Penyajian program pendidikan tidak semudah menyajikan program televisi lainnya, seperti program televisi komersial. Diperlukan keakuratan terutama untuk menentukan format yang sesuai dengan mata pelajaran, agar bisa memberikan edukasi, informasi, tetapi menghibur. Ada tiga tahap yang harus dilalui untuk menghasilkan program pendidikan, yaitu pra produksi, produksi dan pasca produksi. Untuk mengetahui hal itu, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metodologi penelitian studi kasus tunggal dengan pendekatan kualitatif. Penulis menggunakan teknik in-depth interview atau wawancara mendalam dengan informan Program Director, Technical Director, key informan Eksekutive Producer. Penulis juga melakukan pengumpulan data. Kemudian dari keseluruhan data yang diperoleh dilakukan kategorisasi, diinterpretasikan dan ditarik kesimpulan.

ABSTRACT
Presentation of educational programs is not as easy as presenting other television programs, such as commercial television programs. Accuracy is required primarily to determine the appropriate format to the subjects, in order to provide education, information, but still entertaining. There are three stages to go through to produce educational programs, there are pre-production, production and post- production. To know it, the authors conducted a study using single case study methodology with a qualitative approach. The authors use the technique of in- depth interviews with informants such as Program Director, Technical Director, and the Executive Producer as the key informants as well as data collection., Presentation of educational programs is not as easy as presenting other television programs, such as commercial television programs. Accuracy is required primarily to determine the appropriate format to the subjects, in order to provide education, information, but still entertaining. There are three stages to go through to produce educational programs, there are pre-production, production and post- production. To know it, the authors conducted a study using single case study methodology with a qualitative approach. The authors use the technique of in- depth interviews with informants such as Program Director, Technical Director, and the Executive Producer as the key informants as well as data collection.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Talitha Ardelia Syifa Rabbani
"Program pendidikan dan pelatihan (diklat) memiliki peranan penting dalam meningkatkan kompetensi profesional dan pedagogis pembelajar bahasa. Oleh karena itu, kontribusi program diklat di dalam praktik pembelajaran sepatutnya mendapat perhatian lebih. Penelitian kualitatif berbentuk studi kasus ini mendeskripsikan praktik seorang pembelajar yang mengikuti Diklat Metodologi Pengajaran Bahasa berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) dan mengidentifikasi tantangan yang dihadapinya ketika mengajar bahasa Jerman yang berorientasi HOTS. Lebih lanjut, ditelaah pula kontribusi diklat di atas serta persepsi pemelajar terhadap praktik pembelajaran tersebut. Data penelitian diperoleh dari observasi kelas dan wawancara, serta didukung dengan kuesioner pradiklat, kuesioner praobservasi, dan kuesioner persepsi pemelajar. Hasil observasi kelas dan wawancara menunjukkan bahwa walaupun keikutsertaan pembelajar dalam diklat berpengaruh terhadap perubahan persepsinya mengenai HOTS, pengaplikasiannya dalam praktik pembelajaran di dalam kelas belum maksimal. Persepsi pemelajar turut menguatkan simpulan tersebut. Empat tantangan yang melatarbelakanginya, yakni minimnya waktu persiapan yang dimiliki pembelajar, kemampuan bahasa pemelajar yang belum mumpuni, materi ajar yang tidak dapat memfasilitasi pembelajaran berorientasi HOTS, dan hambatan teknis dalam menyelenggarakan pembelajaran. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, diberikan saran pedagogis untuk pembelajaran bahasa Jerman berorientasi HOTS, saran bagi pengembangan program diklat, dan bagi penelitian berikutnya.

A professional development programme plays an important role in enhancing the professional and pedagogic competence of language teachers. Thus, the contribution of professional development programme on the teaching practice should be paid more attention. This qualitative case study describes HOTS-oriented German language teaching practice of a teacher who had participated in the Training on HOTS-based Language Teaching Methodology and identifies the challenges faced in the practice. Further, the study elucidates the contribution of the aforementioned professional development programme and the students’ perception of the HOTS-oriented German language teaching practice. The research data was gathered from class observation and interview, supported by pre-training questionnaire, pre-observation questionnaire and students’ perception questionnaire. The result from the observation and interview showed that the professional development programme materials influenced teachers’ perception on HOTS, but yet, the application of the HOTS-oriented teaching practice was not maximal. The students’ perception strengthened the result as well. The four challenges behind it were the lack of preparation time for the teacher, students’ limited language skills, teaching material that could not facilitate HOTS and technical difficulties. Based on the discussion of the research results, pedagogical suggestions as well as suggestions for programme development and further research are provided."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Welliani Ridwan
"Penelitian ini membahas implementasi, tahapan kemitraan dan manfaat kemitraan rantai pasokan Program Pengembangan Petani Kedelai Hitam (P3KH) terhadap program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Unilever Indonesia, Tbk. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan, pertama dalam melakukan implementasi kemitraan rantai pasokan sebagai program CSR tahapan need assesment pemetaan sosial penerima manfaat dan potensi wilayah menentukan keberhasilan dan keberlanjutan program. Kedua, terjadinya pergeseran paradigma CSR ke Creating Share Value. Ketiga, kehadiran P3KH di Pringkuku dirasakan manfaatnya bagi sebagian besar petani kedelai hitam, meskipun belum signifikan pada peningkatan pendapatan para petani tetapi tetap dapat menjadi penghasilan tambahan selain pendapatan utamanya. Manfaat bagi Unilever adalah terjaminannya ketersediaan rantai pasokan.

This study discusses the implementation stages of partnership and the benefits of supply chain partnerships Black Soybean Farmers Development Program (P3KH) on Corporate Social Responsibility (CSR) PT Unilever Indonesia, Tbk. This study used descriptive qualitative approach. The results showed, first in implementing supply chain partnerships as CSR program needs assessment stage of social mapping areas of potential beneficiaries and determine the success and sustainability of the program. Second, a paradigm shift CSR to Creating Share Value. Third, the presence P3KH in Pringkuku perceived benefits for the majority of black soybean farmers, although not significant in increasing farmers' income, but still can be an extra income in addition to its main income. Benefits for Unilever is availability guaranteed of the supply chain.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eris Praghina
"Tesis ini membahas penjabaran kontribusi pinjaman ADB terhadap programprogram pemerintah yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2004-2009. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif melalui metode studi literatur. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan prioritas program pembangunan Pemerintah periode 2004-2009 dan kontribusi ADB terhadap program pembangunan tersebut.
Hasil penelitian menyarankan bahwa Pemerintah perlu mempertimbangkan skala prioritas dalam perencanaan pembangunan dengan menyandarkan pada database yang kuat mengenai kebutuhan masyarakat, reformasi kelembagaan melalui perampingan lembaga diperlukan untuk mengatasi alur birokrasi yang terlalu panjang dan Pemerintah memiliki program pembangunan yang realistis, berbasis data yang kuat, implementatif, terukur dan menyentuh langsung pada kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan perekonomian domestik yang terbukti lebih mampu bertahan terhadap ancaman krisis dari luar.

The focus of this study is the contribution of ADB lending to the government programs listed in the National Medium Term Development Plan (RPJMN) period 2004-2009. This research is a qualitative descriptive design through literature study method. The purposes of this study are describing the priority of the Government's development program in 2004-2009 and ADB's contribution to the development program.
The researcher suggests that the Government should consider the scale of priorities in development planning relied on a strong database of community needs, institutional reforms through the intstitutions? streamlining is required to overcome the involuted bureaucratic path and the Government should have a realistic development program, based on accountable data, implementetive, measurable and complying the needs of the community directly to improve the domestic economy that has been proved to withstand the crisis from outside threats.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T 28634
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Pahala
"kajian evaluasi program ini bertujuan untuk mengetahui dampak program BERMUTU terhadap peningkatan kinerja guru dan prestasi belajar siswa melalui kerangka model Context, Input, Process, Output (CIPP), Populasi merupakan anggota Kelompok Kerja Guru/Musyawaran Guru Mata Pelajaran (KKG/MGMP) penerima Dana Bantuan Langsung (DBL) sebanyak 1701 guru. sampel berjumlah 37 yang terdiri dari 14 anggota KKG/MGMP dan 23 Ketua KKG/MGMP. hasil kajian menunjukkan bahwa program BERMUTU berdampak cukup positif pada tingkat KKG/MGMP. hal ini didukung dengan tiga indikator, yaitu (a). peningkatan kinerja guru dengan indikator angka kredit kumulatif (AKK) sesudah program dibanding dengan sebelumnya. dari uji t sample berpasangan diketahui bahwa peningkatan AKK tersebut secara statistik sangat signifikan pada derajat keyakinan 0,05 dengan nilai t hitung sebesar = 10,274 > t tabel = 2,032, (b) peningkatan prestasi belajar siswa dengan indikastor rerata nilai Ujian Nasional (NUN) sesudah program yang secara statistik signifikan berdasar uji t sampel berpasangan (c) peningkatan persentase guru (sampel) yang bersertifikat dari 27% sebelum program menjadi 54% sesudah program"
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014
507 JDSP 2:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"tulisan ini mencoba menjawab pertanyaan "faktor-faktor apa yang menyebabkan penurunan TFR yang sangat signifikan?" Dan "apakah yang menyebabkan angka kelahiran stagnan tidak mengalami perubahan setelah tahun 2000?". Penurunan TFR dari 5,6 anak pada awal tahun 1970an menjadi 2,3 anak pada akhir tahun 1990an, besar kemungkinan merupakan sumbangan dari peningkatan persentase perempuan memakai alat kontrasepsi. Angka prevalensi ber-KB berhasil ditingkatkan dari 26% pada tahun 1980 menjadi 57% pada SDKI 1997 dan 60,3% pada SDKI 2002-2003, meskipun setelah itu peningkatannya sangat minim sekali. Data-data menunjukkan bahwa tingkat fertilitas Indonesia telah makin menjauhi pola fertilitas natural karena peningkatan usia kawin dan terutama karena faktor pengaturan kelahiran. Hal itu oleh penulis dikatakan sebagai sumbangan dari adanya program keluarga berencana sejak tahun 1970an. Melemahnya pelayanan KB sejak tahun 2000, menyebabkan TFR menjadi stagnan. Untuk itu diperlukan kebijakan yang meneruskan upaya pengaturan kelahiran agar tingkat fertilitas Indonesia mencapai 2,1 anak per perempuan tahun 2015 dan penduduk tumbuh seimbang dengan NRR=1. Peningkatan pemakaian kontrasepsi dan revitalisasi program KB hendaknya terus diupayakan."
WADWMPD
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>