Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9129 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rudd, Betty
"Synopsis
Beautifully written, and richly illustrated with vignettes, this book describes psychopathology in simple and accessible language. It contains helpful insights, useful resources and interesting questions. It is an indispensable survival guide for trainees and experienced therapists. I plan to recommend it to all my trainee therapists. -- Maria Luca, PhD I enjoyed reading this informative, empathic and engaging book and am certain that it will become the 'must have' introduction to this topic and also ensure that all those involved in mental health promotion and support ( at all levels) will have access to a relevant, user friendly and informative survival guide. -- Dr Tina Rae, Academic and Professional Tutor, University of East London"
Los Angeles: California : SAGE, 2014
616.89 RUD i (1);616.89 RUD i (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nugraheni
"Latar Belakang: Laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki LSL merupakan populasi yang sedang berkembang dan memiliki masalah-masalah spesifik, salah satunya gangguan jiwa yang merupakan manifestasi dari psikopatologi. Faktor-faktor yang memengaruhi psikopatologi pada LSL penting untuk diketahui.
Objektif: Tujuan penelitian ini adalah mencari jenis psikopatologi yang ada pada populasi LSL dan faktor-faktor yang berhubungan di dua lembaga swadaya masyarakat LSM khusus LSL di Jakarata.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode studi potong lintang. Sampel diambil dengan metode cluster random sampling. Pengukuran data dilakukan menggunakan kuesioner Brief COPE untuk mengukur mekanisme koping, WHOQOL-Bref untuk mengukur kualitas hidup, dan SCL-90 untuk mengukur psikopatologi. Data lain yang diukur adalah data demografik, status seksual, keterbukaan orientasi seksual, HIV/AIDS dan penggunaan NAPZA, dan perilaku seksual berisiko. Analisis data menggunakan uji bivariat menggunakan Pearson chi-square atau Fisher rsquo;s exact test dan dilanjutkan dengan uji multivariat menggunakan regresi logistik.
Hasil: Terdapat 100 sampel yang dimasukkan ke dalam analisis data. Sebagian besar responden mengalami psikopatologi 77. Psikopatologi yang paling banyak ditemukan adalah depresi 29. Analisis multivariat menunjukkan bahwa pernah tidak menggunakan kondom 3 bulan terakhir, membuka orientasi seksual kepada keluarga, dan menggunakan mekanisme koping negatif meningkatkan risiko psikopatologi sebesar 2.9 kali, 2 kali dan 1.4 kali IK 95 =1.0-8.9; IK 95 =0.5-8.2; IK 95 =0.3-5.7.

Background: Men who have sex with men MSM is a growing population with specific problems such as mental disorder, a manifestation of psychopathology. The factors associated with psychology is an important matter to discuss.
Objective: The purpose of this study is to portrait the pychopathology in MSM population and the related factors in two organizations which care about MSM's well being in Jakarta.
Methods: This is a cross sectional study using cluster random sampling. Coping mechanism, psychopathology and quality of life were measured using Brief COPE, SCL 90 and WHOQOL Bref. Demography of the respondents, sexual status, disclosure of sexual orientation, HIV AIDS status, drug use, and risky sexual behavior were also measured. Bivariate analysis using Pearson chi square or Fisher's exact test was continued with multivariate analysis using logistic regression model.
Results: Data from one hundred respondents were analyzed. Most of them have psychopathology 77, especially depression 29. Never use condoms in the last 3 months, disclosing sexual orientation to family member, and negative coping mechanisms increase the risk of psychopathology 2.9 times, 2 times, and 1.4 times 95 CI 1.0 8.9 95 CI 0.5 8.2 95 CI 0.3 5.7 .
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58974
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonya Nabila Mazayanti
"Masalah kesehatan adalah tantangan bagi seluruh negara, khususnya Indonesia. Ada juga penyakit yang butuh perhatian yaitu penyakit yang mengganggu kesehatan mental. Gangguan mental merupakan gangguan yang memengaruhi mental, perilaku, atau emosi dan efeknya beragam dari efek ringan, sedang, atau bahkan kerusakan parah. Salah satu rentang usia yang rentan terkena gangguan mental adalah usia 18 hingga 25 tahun, padahal rentang usia ini merupakan rentang usia produktif yang sebagian besar merupakan mahasiswa. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang diduga memengaruhi kesehatan mental pada mahasiswa ini adalah jenis kelamin, tempat tinggal mahasiswa saat studi, status nikah orang tua, komunikasi dengan orang tua baik Ayah atau Ibu, ada masalah keluarga atau tidak, dan faktor lainnya seperti adanya teman bicara untuk membicarakan masalah-masalah pribadi, masalah pada studi, dan durasi penggunaan gadget. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan ini adalah two-step cluster, uji independensi Chi-square, dan regresi logistik. Berdasarkan gejala-gejala yang dialami oleh mahasiswa, tingkat kesehatan mental mahasiswa FMIPA UI ini dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yang disebut tingkat kesehatan mental rendah dan tingkat kesehatan mental tinggi. Kemudian, faktor yang memengaruhi kesehatan mental mahasiswa FMIPA UI adalah tempat tinggal saat studi, komunikasi dengan ayah, masalah keluarga, teman bicara, masalah studi, dan durasi penggunaan gadget.

Health problem is a challenge for all over the world especially Indonesia. There is another issue that need a lot attention which is mental health problem. Mental health problem or mental disorder is a problem that effect mental, behavior, or emotion and the effect is diverse from light, moderate, even severe damages. One of the most susceptible age range to acquire mental health problem is 18 until 25 years old, even though, 18 until 25 years old is productive age range with mostly being university students. This research done to find out which factors can affect mental health problem on college student such as gender, residency while studying, parents marital status, comunication with mother and father, family problem and other factors such as company to discuss about personal problem, study problem and the duration of using gadgets. The methods two-step cluster, Chi-square independence test, logistic regression are used to achieve the purpose of the research. According to the mental illness symptomps that experienced by the student, the level of University of Indonesia Faculty of Math and Natural Science students mental health is classified in two categories which are high mental health level and high mental problem level. The factors that affect University of Indonesia Faculty of Mathematics and Natural Sciences college students mental health are residency while studying, comunication with father, family problem, company to discuss about personal problem, study problem, and the duration of using gadgets."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Aldila Pratama
"Latar belakang: Kehamilan remaja merupakan suatu masalah kesehatan dan sosial. Beberapa penelitian telah mempelajari psikopatologi pada kehamilan remaja khususnya depresi, psikotik, bipolar, gangguan cemas dan gangguan nafsu makan. Hingga saat ini belum ada penelitian yang menelaah hubungan psikopatologi pada kehamilan remaja dengan luaran persalinan. Tujuan: Mengetahui hubungan psikopatologi pada kehamilan remaja dengan luaran persalinan.
Metode: Penelitian potong lintang ini dilakukan di RSCM dan RSUT pada bulan Mei 2017-Januari 2018. Pengambilan subjek dilakukan secara berurutan (consecutive) yang memenuhi kriteria penerimaan dan tidak termasuk dalam kriteria penolakan sampai dengan target subjek terpenuhi. Subjek akan diminta untuk mengisi kuesioner SCL-90. Setelah mengisi kuesioner, subjek terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok dengan gejala psikopatologi dan kelompok tanpa gejala psikopatologi, dimana masing-masing kelompok akan dilihat luaran persalinannya.
Hasil: Didapatkan hubungan yang bermakna antara kelompok dengan gejala psikopatologi dengan luaran persalinan; usia gestasi (p < 0,001), skor Apgar (p < 0,001) dan berat lahir bayi (p < 0,001).
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara luaran persalinan dengan kehamilan remaja disertai gejala psikopatologi dibandingkan tanpa gejala psikopatologi.

Background: Teenange pregnancy is a health and social problems. Several studies have studied psychopathology in teenage pregnancy especially depression, pcychotic, bipolar, anxiety disorder and appetite disoreder. Until now there has been no research that examines the correlation of psychopathology in teenage pregnancy with delivery outcomes.
Aim: To determine the correlation of psychopathology in teenage pregnancy with delivery outcomes.
Methods: This cross sectional study was conducted at RSCM and RSUT in May 2017-January 2018. Subjects ware taken consecutively that met the inclusion criterias and were not included in the exclusion criterias until the subject target was met. Subjects will be required to complete the SCL-90 questionnaire. After filling out the questionnaires, the subjects were divided into two groups, group with psychopathological symptoms and without psychopathological symptoms, in which each group would be seen the delivery outcomes.
Results: There was a significant correlation between group with psychopathological symptoms with delivery outcome; time of delivery (p < 0,001), Apgar score (p < 0,001) and birth weight (p < 0,001).
Conclusion: There was a significant correlation between delivery outcomes and teenage pregnancy with psychopathological symptoms compared with no psychopathological symptoms."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cameron, Norman
Boston: Houghton Mifflin, 1963
616.89 CAM p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Yunita
"Latar Belakang. Perempuan dengan HIV/AIDS memiliki risiko mengalami psikopatologi yang lebih tinggi dibanding laki-laki, meskipun data pendukung mengenai hal ini sangat minim. Untuk mengatasi stresor yang dialami, penderita HIV/AIDS membangun berbagai bentuk mekanisme koping, dan seringkali menggunakan mekanisme koping yang maladaptif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara psikopatologi dengan mekanisme koping pada perempuan dengan HIV/AIDS.
Metode. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan menilai psikopatologi kuesioner SCL-90 , dan mekanisme koping kuesioner Brief COPE pada perempuan dengan HIV/AIDS di Pokdisus RS Cipto Mangunkusumo.
Hasil. Responden berjumlah 116 orang dengan 37,1 di antaranya memiliki psikopatologi dengan depresi sebagai psikopatologi terbanyak 44,2 . Mekanisme koping yang tersering digunakan oleh seluruh responden adalah religion 46,6 . Korelasi psikopatologi dengan mekanisme koping adalah r= 0,292 dan p=0,001.
Kesimpulan. Didapatkan hubungan bermakna dengan korelasi positif dan kekuatan lemah antara psikopatologi dan mekanisme koping. Mekanisme koping religion lebih banyak digunakan oleh responden tanpa psikopatologi. Responden dengan psikopatologi yang menggunakan koping religion sering disertai dengan penggunaan koping self blame. Manajemen tatalaksana perempuan dengan HIV/AIDS yang komprehensif dapat dilakukan dengan deteksi dini psikopatologi dan mekanisme koping.

Background. Women with HIV AIDS have greater risk than men in having psychopathology while the data was not very considerable. To resolve stress, patients with HIV AIDS build lots of coping mechanism, and often the maladaptive ones. This study aims to assess the relationship between psychopathology and coping mechanism in women with HIV AIDS.
Method. A cross sectional study was conducted to determine the psychopathology using SCL 90 questionnaire, and coping mechanism using Brief COPE questionnaire in women with HIV AIDS at Pokdisus of Cipto Mangunkusumo Hospital.
Result. Among 116 subjects, 37,1 had no psychopathology with depression was the most common psychopatology 44.2. The most used mechanism of coping was religion 46,6. The coefficient correlation between psychopathology and mechanism of coping was r 0,292 and p 0,001.
Conclusion. There was significant differences with positive and correlation between psychopathology and mechanism of coping. Religion coping more used by respondent with no psychopathology. Respondent with psychopathology often use religion and self blame coping. A comprehensive management in female with HIV AIDS can be done by early detection of their psychopathology and coping mechanism.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Plenum Press, c1991
155.2 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Savitri Wulandari
"ABSTRAK
Latar Belakang: Pada pasien dengan HIV/AIDS seringkali ditemukan adanya psikopatologi dan mekanisme koping maladaptif yang berpengaruh terhadap perkembangan penyakitnya. Terapi Kelompok Suportif Ekspresif (TKSE) merupakan salah satu bentuk terapi kelompok yang dapat dilakukan pada pasien dengan HIV/AIDS. Terapi kelompok menunjukkan hasil dalam perbaikan gangguan mood, respon koping yang maladaptif, fobia dan rasa sakit. Selain itu terapi kelompok juga telah terbukti efektif untuk mengatasi stres, memerbaiki persepsi yang salah, mengatasi krisis pribadi, memberikan harapan yang realistis, dan menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam jumlah CD4 serta penurunan viral load HIV. Saat ini perlu dilakukan penelitian yang membuktikan bahwa TKSE yang dilakukan pada pasien dengan HIV/AIDS dapat mengubah psikopatologi dan mekanisme koping agar memerbaiki perkembangan penyakitnya.
Metode: Penelitian eksperimental secara consecutive sampling pada pasien dengan HIV/AIDS di Pokdisus HIV-AIDS RSCM Jakarta menggunakan kuesioner SCL-90 dan penilaian mekanisme koping COPE.
Hasil: Tidak terdapat perubahan nilai skor SCl-90 yang bermakna (p=1.000) dan tidak terdapat perbedaan perubahan mekanisme jenis koping (p=0.168) pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah dilakukan TKSE) namun TKSE berpeluang sebagai faktor protektif terhadap kecenderungan subjek penelitian mengalami psikopatologi jika hanya mengikuti therapy as usual (TAU). Mekanisme koping utama yang dipakai adalah Active, Acceptance dan Religious. Pemberian TKSE pada kelompok intervensi dapat mempertahankan koping positif yang sudah dipakai dibandingkan bila hanya mendapatkan TAU seperti pada kelompok kontrol. Bila penggunan koping yang bersifat Emotion lebih menonjol, psikopatologi yang dialami oleh individu akan tampak lebih jelas.
Simpulan: Pada penelitian ini tidak terdapat perubahan nilai skor psikopatologi dan mekanisme koping yang bermakna pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah dilakukan TKSE tapi terlihat TKSE dapat berpeluang sebagai faktor protekktif. Pemberian TKSE pada kelompok intervensi tampaknya dapat mempertahankan koping positif yang sudah dipakai. dibandingkan bila hanya mendapatkan TAU seperti pada kelompok kontrol. Selain itu bila penggunan koping yang bersifat Emotion lebih menonjol, psikopatologi yang dialami oleh individu akan tampak lebih jelas.

ABSTRACT
Background: Psychopathology and maladaptive coping mechanism were frequently found in HIV/AIDS patients which could influence the progression of the disease. Supportive Expressive Group Therapy (SEGT) is a form of group therapy which could be conducted on HIV/AIDS patients. Group therapy has been shown to improve mood disorders, maladaptive coping responses, phobias and pain. It was also effective in managing stress, false perception, overcome personal crisis, providing realistic expectation and significantly increasing CD4 cell count and reducing HIV viral load. A research is conducted on HIV/AIDS patients to prove that SEGT can alter psychopathology and coping mechanism in order to improve the development of the disease.
Methods: Experimental study with consecutive sampling on HIV/AIDS patients in Pokdisus HIV-AIDS RSCM Jakarta using SCL-90 questionnaire and coping mechanism assessment COPE.
Results: There were no significant change in SCL-90 score (p=1.000) and coping mechanism types (p=0.168) in the intervention group before and after SEGT but SEGT could act as a protective factor toward the tendency of research subject to have psychopathology when they only receive TAU. Three main coping mechanisms were Active, Acceptance and Religious. SEGT could maintain positive coping being used in the intervention group compare to only TAU which given to the control group. Psychopathologies were more prominent in individuals using Emotion coping mechanism.
Conclusion: In this study there was no significant difference in the change of SCL-90 scores and the types of coping mechanism in the intervention group before and after SEGT, but SEGT could act as a protective factor towards the tendency of psychopathology occurrence. SEGT could maintain positive coping being used in the intervention group. Psychopathologies were more prominent in individuals using Emotion coping mechanism.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yaniar Mulyantini
"Penyalahgunaan opioid banyak terkait dengan masalah lain diantaranya morbiditas psikopatologi. Saat ini belum didapatkan data mengenai proporsi psikopatologi pada pasien dalam terapi rumatan metadon di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi psikopatologi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan psikopatologi tersebut, yang dialami pasien dalam terapi rumatan metadon di Puskesmas Tebet dan Jatinegara.
Penelitian ini menggunakan rancangan potong lintang, yang dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai bulan Oktober 2015. Setiap responden mengisi data umum, kuesioner SCL-90 dan kuesioner Brief COPE; semua kuesioner diisi sendiri oleh subjek penelitian. Dari total 109 responden, 52,1% mengalami psikopatologi. Didapatkan hubungan yang bermakna antara penyalahgunaan multi zat dengan terjadinya psikopatologi (p=0,000; RP 14,38; IK95% 5,492-37,675). Faktor yang juga memiliki hubungan bermakna dengan terjadinya psikopatologi adalah emotion-focused coping (p=0,002; RP 3,019; IK95% 1,175-7,753).
Disimpulkan bahwa responden dengan riwayat penyalahgunaan multi zat berisiko lebih besar mengalami psikopatologi dibanding mereka yang tidak memiliki riwayat penyalahgunaan multi zat. Responden yang menggunakan emotion-focused coping berisiko lebih besar mengalami psikopatologi dibandingkan mereka yang menggunakan problemfocused coping.

Opioid dependents often related to other problems, including psychopathology morbidity. However, such information among methadone maintenance treatment participants in Indonesia is still insufficient and limited. Therefore, this study aimed to determined the proportion of psychopathology comorbidity and the related factors among methadone maintenance treatment participants in Puskemas Tebet and Jatinegara.
A cross sectional study of opioid dependence patients was conducted between January 2015 and October 2015 at two institutional drug substitution clinic in Jakarta. Subjects were recruited with convenient sampling method. All subjects filled in questionnaire on sociodemographic information, SCL-90 questionnaire, and Brief COPE questionnaire by them selves). Of 109 subjects, 52.1% had psychopathology morbidity. There was an association between history of polysubstance abuse (p=0.000, PR 14.38, 95%CI 5.492-37.675) and psychopathology morbidity among subjects. Other factor that showed significant association with psychopatghology morbidity is emotion-focused coping (p=0.022, PR 3.019, 95%CI 1.175-7.753).
It was concluded that subjects with history of polysubstance abuse had higher risk to get psychopathology morbidity compared with those without history of polysubstance abuse. Subjects who used emotion-focused coping had higher risk to get psychopathology morbidity compared with those who used problem-focused coping.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carroll, Robert G.
Philadelphia: Saunders/Elsevier, 2010
612 CAR p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>