Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 72840 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Anadya Demy Putri
"Pada masa pendudukan Jepang (1910-1945), masyarakat Korea mengalami penderitaan yang berat akibat pengekangan yang dilakukan pemerintah kolonial Jepang dengan berbagai cara. Selama masa pendudukan Jepang tersebut, banyak karya sastra yang lahir, salah satunya adalah puisi Dak karya Yun Dong-ju. Puisi ini ditulis pada tahun 1936 dan menggunakan diksi-diksi simbolik yang ironis sehingga menyiratkan keresahan yang dirasakan penyair mengenai kehidupan masyarakat Korea yang terkekang saat pendudukan Jepang. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan interpretasi puisi Dak karya Yun Dong-ju. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan semiotika dengan mengacu pada teori Michael Riffaterre. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik studi pustaka. Kemudian data-data yang terkumpul diolah dengan menggunakan teknik analisis data secara kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam puisi Dak penyair banyak menggunakan diksi-diksi simbolik seperti ‘ayam’, ‘langit’, dan ‘kandang’. Diksi-diksi tersebut merepresentasikan masyarakat Korea dan kondisi kehidupan mereka yang pada masa itu tidak memiliki kebebasan di tanah air sendiri.

During the Japanese occupation (1910-1945), the Korean people experienced severe suffering due to the restraints carried out by the Japanese colonial government in various ways. During the Japanese occupation, many literary works were born, one of which is the poem Dak by Yun Dong-ju. This poem was written in 1936 and used ironic symbolic dictions to convey the anxiety the poet feels about the life of the Korean people who were confined during the Japanese occupation. This study aims to describe the interpretation of Yun Dong-ju's poem Dak. In this study, the author uses a semiotic approach with reference to Michael Riffaterre's theory. This research uses descriptive analysis method with a qualitative approach. Data collection is done by using literature study techniques. Then the collected data is processed using qualitative data analysis techniques. The results of the research show that in Dak's poetry the poet used a lot of symbolic dictions such as 'chicken', 'sky', and 'cage'. These dictions represent Korean people and their living conditions who at that time did not have freedom in their own homeland.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jamilah Haji Ahmad
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1989
899.211 JAM s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zahir Ahmad
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1991
899.21 ZAH s I (1);899.21 ZAH s I (2);899.21 ZAH s I (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Edwina Satmoko Tanojo
Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1993
808.81 EDW d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nikmah A. Sunardjo
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1999
899.28 NIK s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Grozali
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1978
899.221 AHM s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
S11461
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aurelia Anissha Emily Damayanti
"Era 1980an merupakan era kejayaan bagi kesusastraan di Korea Selatan, khususnya puisi. Park Nohae, sebagai salah satu penyair di masa itu, merupakan penyair yang secara langsung merasakan kerasnya kehidupan yang dijalani para buruh di negara tersebut pada masa pemerintahan Park Chunghee hingga Chun Doohwan. Dalam buku kumpulan puisi pertamanya yang berjudul Nodong ui Saebyeok, Dawn of Labor), ia menuliskan banyak puisi mengenai perjuangan buruh serta perasaan buruh dengan berbagai simbol demi memberikan kritik terhadap pemerintahan Chun Doohwan selama era 1980an. Berdasarkan metode kualitatif-analisis, penulis menemukan bahwa 2 judul puisi yang ada dalam buku tersebut, di antaranya Haneul dan Heokkaebi memiliki simbol khusus untuk menggambarkan kritik terhadap pemerintahan yang dilakukan oleh para buruh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa puisi Haneul dan Heokkaebi memiliki kesamaan dalam menjabarkan orang-orang yang memiliki kekuasaan dalam pemerintah atau orang-orang terpelajar sebagai seseorang yang menakutkan atau orang yang hanya berbicara omong kosong di depan rakyat. Untuk memperkuat kritik dalam puisi, penyair menggunakan simbol utama yang digunakan pada kedua puisi tersebut sudah terlihat dari judulnya, yakni langit dan ilusi.

The 1980s era was best known as the era of literature in South Korea, poem in particular. Park Nohae as one of the poet from that era has faced the struggle of laborers during Park Chunghee and Chun Doohwans regime. In his first book collection of poems entitled Nodong ui Saebyeok, Dawn of Labor, Park Nohae has written many poems that told about the laborers struggles and their feelings about the regime in many symbolic meanings to criticize the Chun Doo Hwans government. By using the qualitative method of analysis, the researcher found that two poems titled Haneul dan Heokkaebi from Park Nohaes first book have specific symbol to deliver laborers criticism toward the government. As the result of this research is that Haneul and Heokkaebi contained the same way to describe people whom have powers in government and those who have good education as someone whose scary and speaks nonsense in front of the mass. To give more meanings to those poems, Park Nohae used a symbol which is the same as the title, sky and illution."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Intan Deliza
"Jurnal ini membahas tentang analisis makna puisi karya Munir Mezyed, seorang penyair asal palestina yang berjudul shuwarun fii Adz-dzakirah bait 1, 2, 3, 4, 5, dan 10 menggunakan teori ilmu balaghah. Selain aspek retorika, penulis juga menggunakan teori strukturalisme puisi untuk meneliti puisi tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis puisi tersebut dan juga aspek retorika yang terdapat dalam puisi tersebut. Puisi shuwarun fii Adz-dzakirah bait 1, 2, 3, 4, 5, dan 10 ini memiliki tema ghazal, atau tema yang sering digunakan oleh penyair arab klasik untuk menggambarkan sosok wanita, namun seiring dengan kemajuan kesusastraan Arab, tema tersebut mengalami perluasan dalam fungsinya, kini tema tersebut sudah banyak digunakan tidak hanya untuk menggambarkan sosok wanita, tapi juga perasaan, gejolak, dan pengaruh yang ditimbulkan oleh seorang wanita. Puisi ini termasuk ke dalam tema tersebut karena menggambarkan gejolak dan pengaruh ketika jatuh cinta kepada seorang wanita. Dari aspek retorika, puisi shuwarun fii Adz-dzakirah bait 1, 2, 3, 4, 5, dan 10 ini menggunakan ilmu bayan, ilmu ma rsquo;ani, dan ilmu badi rsquo;, namun ilmu badi rsquo; yang digunakan lebih sedikit di dalam puisi ini, yang lebih mendominasi yaitu ilmu bayan dan ilmu ma rsquo;ani. Puisi ini termasuk ke dalam jenis puisi prismatis karena mengandung banyak bahasa kias dan juga kosakata konotatif, sehingga sukar untuk diterka maksud dan tujuannyaKata kunci: Puisi, balaghah, Makna, Munir Mezyed.

This journal discusses the analysis of the meaning of a poem by Munir Mezyed, a Palestinian poet, entitled shuwarun fii Adh dzakirah. verses 1, 2, 3, 4, 5, and 10 using the theory of balaghah. In addition to aspects of the rhetoric, the author also uses structuralist theory of poetry to analyze the poem. The purpose of this study was to determine the types of poetry and rhetoric aspects contained in the poem. Poetry shuwarun fii Adh dzakirah verses 1, 2, 3, 4, 5, and 10 have ghazal theme, or a theme often used by classical Arabic poets to describe the female figure, but along with the advancement of Arabic literature, the theme was expanded in its function, the theme has now been widely used not only to describe the woman, but also feelings, turmoil, and the effect caused by a woman. The poem is included in this theme because it depicts the turmoil and influence when falls in love with a woman. When this poem viewed from the aspect of rhetoric,it uses ilmu bayan, ilmu Ma 39 ani, and also ilmu badi 39 , ilmu badi 39 used less in this poem, which dominates ilmu bayan and ilmu Ma 39 ani. This poem is included into the prismatic types of poetry because it contains a lot of figurative language and connotative vocabulary, so it is difficult to be able to guess the intent and purpose of this poemKeywords Poem, Balaghah, Meaning, Munir Mezyed
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>